Disetujui oleh :
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan karunia-nya sehingga kelompok kami dapat melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di Rumah sakit Samarinda Medika Citra periode 13 Desember 2021 –
13 Januari 2022 dan menyelesaikan penyusunan laporan ini. Praktek Kerja
Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di SMK
Farmasi Tenggarong.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vi
ii
3. Pengadaan .................................................................................. 22
4. Penerimaan ................................................................................. 25
5. Penyimpanan .............................................................................. 26
6. Pendistribusian ........................................................................... 27
7. Penarikan dan Pemusnahan ....................................................... 29
8. Pengendalian ............................................................................. 31
9. Pencatatan dan Pelaporan (Administrasi) .................................. 31
B. Pelayanan Farmasi Klinik ...................................................................... 34
1. Definisi Pelayanan Farmasi Klinik ............................................ 34
2. Tahapan Kegiatan Farmasi Klinik ............................................. 34
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep ......................................... 34
b. Penulusuran Riwayat Penggunaan Obat .............................. 36
c. Rekonsiliasi Obat ................................................................. 37
d. Pelayanan Informasi Obat .................................................... 38
e. Konseling ............................................................................. 38
f. Visite/Ronde Bangsal ........................................................... 39
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO) ........................................... 40
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) ............................ 41
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) ....................................... 42
j. Dispensing Sediaan Steril .................................................... 42
k. Pemeriksaan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD).................. 43
l. Pharmacy Home Care ......................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 45
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 47
A. Kesimpulan ............................................................................................ 47
B. Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 49
iii
8. Lembar SOP/Alur Penerimaan............................................................... 54
9. Lembar SOP/Alur Penyimpanan............................................................ 54
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
pelayanan di Rumah Sakit, Apotek, maupun Puskesmas. Oleh karena itu perlu
untuk memenuhi persyaratan efektif, aman, rasional dan murah. Pemilihan jenis
obat yang tepat dan efektif sangat mempengaruhi proses penyembuhan pasien
penyakit. Maka dari itu dilaksanakannya Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
produk drug oriented menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
atau bagian dari suatu Rumah Sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan
undangan yang berlaku dan kompeten secara professional, tempat, atau fasilitas
2
dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya akan digunakan untuk
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi yang
dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan
diperlukan, dipahami dan diketahui secara baik. Dalam hal ini Gudang Farmasi
kegiatan seperti :
a. Penerimaan
jumlah, kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang yang diterima
harus sama dengan yang tercantum dalam kontrak. Proses penerimaan sangat
penting karena pada proses inilah kita dapat menyaring barang-barang yang tidak
b. Penyimpanan
3
dan terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang
4. Pengamanan.
5. Pengeluaran.
sesuai dengan prinsip FIFO First In First Out yang artinya datang lebih dulu
dikeluarakan lebih dulu, selain itu dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun
datangnya lebih dulu atau terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluar lebih
4
2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
5
2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157).
Kedokteran.
Rekam Medis.
Belajar Mahasiswa.
6
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14344.2/2010 tentang
tinggi.
Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
7
28. Standar Lahan Praktik D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan,
PUSDIKLATNAKES, 2012.
Medika Citra
8
2. Mendukung program pendidikan pemerintah.
4. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi Rumah Sakit yang dijadikan
tempat PKL
9
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Medika Citra, yang beralamat Jalan Kadrie Oening No.86 Rt.35 Air Putih,
dijadwalkan mulai hari senin sampai dengan hari sabtu, untuk jadwal pagi dimulai
pukul 07.00-14.30, untuk jadwal siang dimulai pukul 13.30-21.00, dan jadwal
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau
11
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian
dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari
persyaratan kesehatan.
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
12
a. Pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
kesehatan paripurna.
A. Visi
B. Misi
pelanggan.
13
3. Melakukkan pengelolaan rumah sakit secara profesional agar tercapai
Awal ide pendirian rumah sakit dicetuskan oleh 3 orang dokter spesialis di
samarinda yaitu:
(rumah kediaman Dr. Ramelan) tapi niat ini tidak terwujud karena salah satu
mengalami hambatan dari pihak kantor perizinan menyarankan agar bisa mencari
Dalam perjalanannya Dr. Ramelan bertemu dengan Ibu Juliati dan Bapak
Dharmawan yang memiliki tanah di beberapa tempat di Samarinda dan setelah itu
daerah Sempaja di Jl. M.Yamin serta terakhir di Jl. Kadrie Oening. Dari tiga
orang yang berkomitmen membangun rumah sakit, akhirnya terus bertambah dari
14
1. Dr. Djaja Santosa, Sp.OG
Sebagai satu tim pembangunan, semuanya ikut survey ke lokasi tersebut dan
akhirnya diambil kesimpulan bahwa lokasi yang dipilih adalah di Jl. Kadrie
Oening No. 85 dengan luas tanah tahap awal adalah 6000 m2 dan dengan tanah
Kelompok kami dari para dokter memiliki animo yang kuat tapi belum
memiliki modal yang cukup sehingga kami menggandeng investor Bpk. Rudi
para dokter pendiri dengan investor pendiri sebagai modal awal Pembangunan
HARUM MEDIKA yang kemudian dilegalkan oleh Notaris Ibu Silvy dan
komisaris, dan beberapa dokter sebagai komisaris. Dalam tahap selanjutnya kita
15
mengundang konsultan perencana Ismail Jacub untuk membuat site plan berupa
Melihat angka tersebut akhirnya kita mendapat satu investor yang ikut
pelaksana yang diikuti oleh 2 kontraktor, yaitu PT. Total Bangun Persada dan PT.
Semarang dengan Dr. Fernando Taruly, Sp.OG serta Bpk. Satriono ditunjuk
selanjutnya, agar dapat mengelola RSU SMC. Dr. Djaja Santosa Sp.OG dan Dr.
Rudy Peleh, Sp. An menjajaki lewat beberapa teman sejawat yang bekerja di
Aji dari Ismail Grup yang menawarkan pengelolaan RSU SMC dengan nilai
kontrak yang terlalu besar. Pada akhirnya dengan komunikasi yang intens antara
Dr. Christofel, Sp. PD dan Dr. Carta Gunawan Sp. PD serta semua komisaris
disepakati bahwa RSU SMC dikelola oleh Hermina Hospital Group selama 1
tahun.
16
E. Struktur Organisasi Rumah Sakit
adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
18
sumpah jabatan Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker;
Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh tenaga teknis kefarmasian dan apoteker
perbekalan kesehatan;
19
6. melakukan pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
BAB III
20
KEGIATAN DI SARANA PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Pemilihan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan:
c. pola penyakit;
f. mutu;
g. harga; dan
h. ketersediaan di pasaran.
2. Perencanaan
21
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah
dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
b. Penetapan prioritas;
c. Sisa persediaan;
f. Rencana pengembangan.
Perencanaan dibuat setiap hari Senin sebelum jam 9 pagi oleh kepala
instalasi farmasi dan tim pengada membuat RO dan ditandatangani, setelah itu
dibuat purchase order dan ditandatangani oleh kepala instalasi farmasi, kepala
22
3. Pengadaan
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
dilaksanakan oleh bagian lain di luar Instalasi Farmasi harus melibatkan tenaga
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu
(vaksin, reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan.
23
e. Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah kekosongan stok
Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat
a. Pembelian
Obat.
2) Persyaratan pemasok.
waktu.
24
5) Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai
memberikan rekomendasi
25
Pengadan sediaan farmasi, alkes maupun BHP dilakukan oleh tim pengadaan
4. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
untuk sediaan yang tempat penyimpanannya 8 derajat celcius pada saat diantar
sesuai, faktur bisa ditanda tangani. Untuk TTK hanya boleh menerima obat
apoteker. Setelah sesuai dilakukan penginputan, input sistem Gudang harus sesuai
5. Penyimpaan
26
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
27
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired
First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike
6. Pendistribusian
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
28
1) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit
d. Sistem Kombinasi
29
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
atau b + c atau a + c.
dengan sistem floor stock atau Resep individu yang mencapai 18%. Sistem
dengan mempertimbangkan:
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
30
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan
untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
b. telah kadaluwarsa;
pihak terkait;
mereka bekerja sama dengan suatu perusahaan atau DINKES. Jika ada obat yang
31
akan di musnahkan obat tersebut akan diambil oleh pihak yang bersangkutan.
Serta pada saat pemusnahan ada perwakilan dari pihak Rumah Sakit SMC.
8. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Tujuan pengendalian agar tidak
terjadi kelebihan dan kekosongan obat, alkes dan BMHP di pelayanan Rumah
Sakit SMC.
a. Pengendalian ketersediaan
b. Pengendalian Penggunaan
32
9. Administrasi
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi
berlaku.
4) dokumentasi farmasi.
b. Administrasi Keuangan
33
Apabila Instalasi Farmasi harus mengelola keuangan maka perlu
b. Administrasi Keuangan
c. Administrasi Penghapusan
terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai
34
B. Pelayanan Farmasi Klinik
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin.
masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan
35
kepada dokter penulis Resep. Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai
b. pasien;
c. stabilitas; dan
b. duplikasi pengobatan;
d. kontraindikasi; dan
36
e. interaksi Obat.
penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya
dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau
37
c. mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki (ROTD);
Obat;
digunakan;
Kegiatan:
38
a. nama Obat (termasuk Obat non Resep), dosis, bentuk sediaan, frekuensi
dan
c. Rekonsilasi Obat
pengobatan dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk
(medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu Rumah Sakit
ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari
tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter,
Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar
Rumah Sakit.
39
e. Konseling
atau saran terkait terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau
keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua
a. Kriteria Pasien:
(digoksin, phenytoin);
40
f. Visite
Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat,
terapi Obat yang rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada dokter, pasien
serta profesional Kesehatan lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang
sudah keluar Rumah Sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan
pasien dan memeriksa terapi Obat dari rekam medik atau sumber lain. Petunjuk
teknis mengenai visite akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. Visite
secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis
pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat, memantau terapi Obat
dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang
Kesehatan lainnya.
Visite juga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar Rumah Sakit
baik atas permintaan pasien maupun sesuai dengan program Rumah Sakit yang
41
biasa disebut dengan Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care).
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan
dan
Tahapan PTO:
d. pemantauan; dan
e. tindak lanjut.
42
Faktor yang harus diperhatikan:
Medicine);
setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah
reaksi Obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
kuantitatif.
Obat;
tertentu;
43
c. memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan Obat; dan
d. indikator fasilitas.
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi
Obat.
dibutuhkan;
44
a. Pencampuran Obat Suntik
Kegiatan:
a. ruangan khusus;
c. HEPA Filter.
hasil pemeriksaan kadar Obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat
karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari Apoteker kepada dokter.
PKOD bertujuan:
45
b. mendiskusikan kepada dokter untuk persetujuan melakukan
kelompok pasien lanjut usia, pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Keterlaksanaan
1. Faktor Pendukung
yang membuat praktek ini berjalan dengan lancar salah satunya adalah dari
46
sekolah yang menjalin Kerjasama dengan Rumah Sakit Smc yang
membuat kami bisa melakukan PKL disini, fasilitas yang memadai seperti
etiket yang telah otomatis membuat praktek kami menjadi mudah dan
cepat. Serta peran pembimbing dan para apoteker yang membantu kami
2. Faktor Penghambat
kendala.
B. Pengembangan/Tindak lanjut
pekerjaan yang kami lakukan. Serta untuk pekerjaan yang memang tidak
bisa kami lakukan biasanya kami diawasi oleh apoteker sehingga kami
47
BAB V
PENTUP
A. KESIMPULAN
48
Dengan dilaksanakan nya praktek kerja lapangan (PKL) terhitung dari
pelayanan kesehatan baik BPJS, Asuransi dan Pribadi. Serta dalam Pengelolaan
pelaporan Rumah Sakit Samarinda Medika Citra telah cukup memadai dalam
B. SARAN
Kami berharap agar Rumah Sakit SMC lebih sigap dan cepat dalam
melayani pasien agar pasien tidak terlalu lama menunggu, serta Gudang obat,
ruang pusat pelayanan dan farmaisi IGD sebaiknya lebih diperbesar lagi untuk
Tenggarong agar PKL dilaksanakan dalam waktu yang lebih lama sehingga
seorang Asisten Tenaga Kefarmasian. Serta Rumah Sakit SMC agar terus dapat
DAFTAR PUSTAKA
49
Permendikbud,(2020) praktik kerja lapangan
https://www.jogloabang.com/pendidikan/permendikbud-50-2020-praktik-kerja-
https://iwanpharm.blogspot.com/2015/04/pengelolaan-perbekalan-farmasi-di-
https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/12/pedoman-pelayanan-kefarmasian-di-
50