Pd
15726251032
TERMODINAMIKA STATISTIK
h2
p 2j n 2j
4L2
Energi kinetik dari sebuah partikel bermassa m, kecepatan v, dan momentum p =
mv adalah
1 p2
mv 2
2 2m
Energi j berhubungan dengan momentum p 2j , oleh karena itu
p 2jh2
j n 2
j (11-3)
2m 8mL2
Nilai dari nx, ny, dan nz disebutkan untuk mendefinisikan keadaan dari sebuah
partikel, dan energi yang berhubungan dengan nilai kemungkinan dari n 2j merupakan
tingkat energi. Tingkat energi bergantung hanya kepada nilai dari n 2j dan bukan
tergantung pada nilai individu nx, ny, dan nz. Dengan kata lain, energi hanya bergantung
kepada besar momentum pj dan tidak bergantung kepada arahnya.
Volume V dari kotak kubus dengan sisi L adalah L3, sehingga L2 = V2/3; dan
persamaan (11-3) dapat ditulis, untuk partikel bebas dalam kotak kubus adalah,
h 2 2 / 3
j n 2j V (11-4)
8m
Tingkat energi terendah (j = 1) adalah untuk nx = ny = nz = 1. Kemudian n12 3 dan
3h 2 2 / 3
j V
8m
Hanya ada satu keadaan (satu set bilangan kuantum nx, ny, nz ) yang memiliki energi ini.
Oleh karena itu, tingkat energi terendah tak terdegenerasi dan g1 = 1. Komponen x, y, dan
z berhubungan dengan momentum p1 adalah sama, dan masing-masing sama dengan
h/2L.
Pada tingkat energi selanjutnya (j = 2) kita mungkin memiliki salah satu dari keadaan
berikut ini:
nx ny nz
2 1 1
1 2 1
1 1 2
6h 2 2 / 3
j V
8m
Karena tiga keadaan memiliki energi yang sama, tingkat degenerasinya g2 = 3.
Gambar 11-2 merepresentasikan sebuah skema konsep keadaan energi, tingkat
energi, dan tingkat degenerasi. Tingkat degenerasi gj dari j merupakan jumlah kotak pada
tingkat energi tertentu. Jumlah kelereng dalam kotak pada tingkat energi j disebut
bilangan okupasi Nj dari tingkat energi tersebut.
Gambar 11-2. Representasi skematik dari serangkaian tingkat energi j , tingkat degenerasinya gj dan
N
j
j N (11-5)
Selain itu, karena partikel dalam keadaan ini terlibat dalam beberapa keadaan j
semuanya memiliki energi yang sama j , energi total dari partikel pada tingkat energi j
j
j Nj E (11-5)
Jika sistem berada dalam medan gaya konservatif seperti medan gravitasi, listrik,
atau magnet, energi total E akan terdiri dari sebagian dari potensial energi Ep dari sistem.
Jika energi potensial adalah nol, energi total E kemudian merupakan energi dalam U dan
j
j N j U (11-5)
Jum.Anak 60 70 62 61 62 53
Kelas berhubungan dengan tingkat energi dan spesifikasi jumlah anak pada masing-
masing kelas mendefinisikan keadaan makro. Keadaan makro yang berbeda dengan
jumlah total anak yang sama ditampilkan sebagai berikut.
Kelas K 1 2 3 4 5
Jum.Anak 52 57 60 73 62 64
Jum.Anak 60 22 25 23 30 32
Keadaan mikro yang berbeda dari keadaan makro yang sama misalkan seperti ini
Kelas K 1(a) 1(b) 1(c) 2(a) 2(b)
Jum.Anak 60 20 25 25 30 32
Meskipun jumlah anak pada masing-masing kelas berubah, jumlah anak-anak pada
msing-masing kelas adalah tetap.
Akan tetapi, pada distribusi,
Kelas K 1(a) 1(b) 1(c) 2(a) 2(b)
Jum.Anak 60 20 27 23 30 30
akan berhubungan dengan keadaan makro karena jumlah anak pada masing-masing kelas
berubah, meskipun jumlah anak ssatu sekolah tetap konstan.
Ketika anak-anak ditinjau sebagai partikel terbedakan, keadaan mikro berbeda, jika
Evelyn berada pada kelas 1(a) dan Mildred pada kelas 1(b), atau lainnya, atau atau jika
keduanya berada pada kelas 1(b). Akan tetapi, pada kasus terakhir keadaan mikro sama
jika nama Mildred muncul sebelum Evelyn atau setelah Evelyn dianggap sama saja
Jumlah keadaan mikro yang memiliki kemungkinan sama yang berhubungan dengan
keadaan mikro k disebut probabilitas termodinamikaW k dari keadaan makro. (Simbol W
berasal dari huruf Jerman yang berarti probabilitas dari asal kata, Wahrscheinlichkeit.
Jumlah total dari keadaan mikro dari sebuah assembly, atau probabilitas
termodinamika dari assembly, sama dengan jumlah semua keadaan makro dari
probabilitas termodinamika dari masing-masing keadaan mikro:
W k
k
Maka tujuan utama daru teori statistik adalan untuk menurunkan ungkapan rata-rata
dari jumlah partikel N j pada masing-masing tingkat energi j dari assembly. Ungkapan
ini dapat diturunkan yang disebut bilangan okupasi dari tingkat energi j.
Misalkan Njk merupakan bilangan okupasi dari tingkat energi j pada keadaan makro
g
k. Nilai rata-rata kelompok dari bilangan okupasi dari tingkat energi j, N j , ditentukan
dengan mengalikan Njk dengan jumlah replika pada keadaan makro k, dengan menjumlah
semua keadaan makro dan membaginya dengan jumlah replika, N . Jumlah total dari
replika dari sebuah assembly yang berada pada keadaan makro k sama dengan hasil kali
jumlah replika N yang berada dalam beberapa keadaan mikro dan jumlah keadaan
mikro W k yang terkandung dalam keadaan makro. Oleh karena itu
1
N
g
Nj W k N
jk
N k
Akan tetapi,
N W k N
k
Dan karena N sama untuk semua keadaan makro, kita dapat mengembalikannya dari
penyebut dan pembilangnya. Rata-rata kelompoknya adalah,
N W jk k
1
N jkW k
g
N k
(11-8)
W
j
k k
k
Sama halnya, kita dapat menghitung rata-rata waktu dari bilangan okupasi dari
g
tingkat energi j, N j . Seperti yang telah dijelaskan di atas, postulat bahwa semua keadaan
mikro memiliki kemungkinan yang sama berarti bahwa selama periode tertentu, masing-
masing keadaan mikro muncul dengan interval t yang sama. Total waktu assembly
yang ditemukan pada keadaan makro k merupakan hasil waktu interval waktu t dan
jumlah keadaan mikro dari keadaan makro k, W k . Jumlah dari hasil perkalian ini untuk
semua keadaan mikro merupakan total waktu t:
t W k t
k
g
Rata-rata waktu dari bilangan okupasi dari tingkat energi j, N j , ditentukan dengan
mengalikan bilangan okupasi Njk dari tingkat energi j dalam keadaan makro k, W k t ,
dengan yang assembly habiskan dalam keadaan makro k, dengan menjumlahkan hasil
perkalian ini dalam semua keadaan makro, dan membaginya dengan total waktu t. Oleh
karena itu, waktu rata-ratanya adalah
1
N W t jk k
N N jkW k t
t k
W t
j
t k k
k
karena t sama untuk semua keadaan makro, kita dapat mengembalikannya dari
penyebut dan pembilangnya. Rata-rata kelompoknya adalah,
N W jk k
1
N jkW k
t
N k
(11-9)
W
j
k k
k
Perbandingan persamaan (11-8) dan (11-9) menunjukkan bahwa jika semua keadaan
mikro memiliki kemungkinan yang sama, rata-rata waktu dari bilangan okupasi sama
( g j N 1) ( g j N 1)
Jumlah deret yang mungkin dari nomor dan huruf karena itu
Nj
dan jumlah total dari semua deret dari g j nomor dan huruf adalah
g j [( g j N 1)!].....................................................(11 11)
1
James Stirling, Matematikawan Skotlandia (1696-1770)
N j! N j!
cara yang berbeda, jadi (11-11) juga harus dibagi dengan karenanya angka pada
distribusi yang berbeda untuk tingkat j adalah :
g j [ g j N j 1)!]
j
g j !N j !
dimana,
g j ! g j ( g j 1)!
Jika tingkat tidak terdegenerasi, jika hanya ada satu keadaan pada tingkat dan g j 1
, maka hanya ada satu cara yang mungkin di mana partikel-partikel di tingkat itu bisa
disusun, dan karenanya j 1 Tetapi jika g j 1 , Persamaan.(11-12) menjadi
N j!
j 1.
0! N j !
Oleh karena itu kita harus mengatur 0! 1 , yang dapat dianggap sebagai konvensi yang
diperlukan untuk mendapatkan jawaban yang benar. Sebuah diskusi lebih lanjut dapat
ditemukan dalam Lampiran C.
Jika tingkat j adalah kosong dan N j 0
( g j 1)1
j 1
( g j 1)!(0)!
j 1
dan untuk tingkat itu.
Untuk masing-masing kemungkinan distribusi dalam berbagai tingkat, kita boleh
menggunakan apa saja dari kemungkinan distribusi dalam masing-masing tingkat yang
lain, jadi jumlah total dari kemungkinan distribusi, atau peluang termodinamika W B E
adalah perkalian pada semua tingkat dari nilai-nilai j untuk masing-masing tingkat atau
:
( g j N j 1)!
W B E W K j ,........................(11 13)
j j ( g j 1)! N j !
Dimana simbol j , berarti bahwa total perkalian dari semua factor yang mengikuti,
untuk sebuah nilai dari subskrip j. Hal ini sesuai dengan simbol j yang merupakan
Dalam sembarang keadaan makro k yang mana tingkat 2 tidak ditempati, hubungan
N 2 k Wk
nilai dari Nk adalah nol dan hasil perkalian untuk tingkat itu adalah nol. Catatan,
meskipun jumlah kerja sebenarnya dari berbagai tingkat dalam keadaan makro harus
merupakan sebuah bilangan bulat atau nol, jumlah kerja rata-rata tidak perlu sebuah
bilangan bulat.
[ g j ( N j 1)] lokasi untuk karakter terakhir. Karena salah satu lokasi dari salah satu
karakter boleh memiliki salah satu lokasi yang mungkin dari masing-masing lain, jumlah
total cara yang member N j karakter dapat ditunjukkan ke dalam g j , yaitu :
g j!
g j ( g j 1)( g j 2)...(g j N j 1) ..............(11 15)
( g j N j )!'
saat,
g j ! g j ( g j 1)( g j 2)...(g j N j 1)( g j N j )!
untuk tingkat j:
g j!
j .........................................(11 16)
( g j N j )! N j !
g j!
W F D W K j ......................(11 17)
j j ( g j N j )! N j !
Distribusi total yang dapat ditempatkan pada semua tingkatan, dengan spesifikasi
dari satu set partikel pada tingkatan lainnya adalah sebagai berikut:
𝑁
∏𝑗 𝑤𝑗 = ∏𝑗 𝑔𝑗 𝐽 ............................................ (11-9)
Tetapi untuk ∏𝑗 𝜔𝑗 tidak sama dengan W 𝑘 seperti dalam statistik lainnya sejak
penyimpangan dari partikel pada setiap level (serta pertukaran antar bagian atau daerah
pada tingkatan yang sama) hal tersebut menyebabkan microstate yang berbeda. (Jika
partikel berupa partikel yang tidak dibedakan, maka pertukaran partikel pada tiap tingkat
tidak menghasilkan microstate yang berbeda). Misalnya, jika partikel 𝑏 pada Gambar.
11-7 yang dipertukarkan dengan partikel c dari beberapa tingkat lain sehingga dua
partikel di tingkat 𝑗 dimana 𝑎 dan 𝑐 adalah 𝑎 dan 𝑏, kita memiliki sembilan susunan
yang berbeda dari partikel pada tingkatan ini. Pertanyaan selanjutnya adalah ada berapa
cara jika total pada 𝑎 dari 𝑁 partikel sehingga partikel dapat didistribusikan pada
berbagai tingkatan energi, dengan memberikan nomor pada tiap tingkatan dari partikel
seperti 𝑁1 , 𝑁2 , 𝑁3 ?
11-7 INTERPRETASI ENTROPI SECARA STATISTIK
Pada bagian ini kita mendapatkan hubungan dan mulai bertanya apa saja bagian-bagian
dari model statistik dari sebuah sistem yang dapat dikaitkan dengan entropi. Prinsip pada
termodinamika menyebabkan hasil yang diperoleh terhadap entropi berbeda antara satu
bagian yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑇∆𝑆 = ∆𝑈 + 𝑃∆𝑉 − 𝜇∆ ..................................... (11-12)
Dari sudut pandang statistik, perubahan dari energi dari sebuah assembly, pada volume,
dan jumlah partikel mengakibatkan perubahan jumlah total kemungkinan microstate
yang terdapat pada sistem.
Jika Ω1 dan Ω2 dari probabilitas termodinamika dari sistem, dan setiap microstate dari
salah satu sistem, kemungkinan akan memiliki satu microstate. Jumlah kemungkinan Ω
dari microstate oleh dua sistem merupakan hasil dari Ω1 dan Ω2
Ω = Ω1 Ω2 ............................................ (11-23)
Untuk sistem yang bebas dapat dinyatakan:
𝑑𝐽Ω
Ω = 𝑘𝐵
𝑑Ω
𝑑Ω
𝑑𝐽Ω = 𝑘𝐵
Ω
𝐽Ω = 𝑘𝐵 ln Ω
𝑆 = 𝑘𝐵 ln Ω ......................................... (11-24)
Fungsi tersebut hanyalah fungsi dari Ω yang memenuhi syarat bahwa entropi merupakan
bagian dari logaritma sebaliknya probabilitas dari termodinamika merupakan perkalian
dari logaritma.
̅𝑟 Ω = (𝑔𝑟 + 𝑁
𝑁 ̅ ′ 𝑟 )𝑄 ′
𝑟
Dan
̅𝑟
𝑁 Ω′ 𝑟
̅′𝑟
= (11 − 35)
𝑔𝑟 +𝑁 Ω
Pada sistem mikroskopik dimana terdapat banyak partikel, maka penghapusan dari salah satu
partikel dari salah satu level merupakan cara yang tidak mungkin pada saat rata-rata jumlah
rata-rata partikel pada tingkat tersebut terpenuhi. Dan cara terbaik adalah dengan cara
̅ ′𝑟 = 𝑁
memperkirakan dengan 𝑁 ̅𝑟 :
̅𝑟
𝑁 Ω′ 𝑟
̅𝑟
= (11 − 36)
𝑔𝑟 +𝑁 Ω𝑟
̅𝑟
𝑁 Ω′ 𝑟
ln = ln
𝑔𝑟 + 𝑁̅𝑟 Ω
Tetapi
Ω′ 𝑟
ln = ln Ω′ 𝑟 − ln Ω
Ω
̅ ′𝑟
𝑁 𝑆 ′ − 𝑆 ∆𝑆
ln = = (11 − 37)
𝑔𝑟 + 𝑁 ̅𝑟 𝑘𝐵 𝑘𝐵
Dengan menggunakan prinsip termodinamika, entropi akan berbeda ∆𝑆 antara dua keadaan
yang tidak tertutup atau sistem terbuka yang mana volumenya (sesuai dengan variabel
ekstensif) adalah konstan akan memberikan energi yang berbeda ∆𝑈, dan perbedaan ∆𝑁 pada
setiap partikel, dan suhu dinayatakan dengan 𝑇, oleh persamaan (8-11):
𝑇∆𝑆 = ∆𝑈 − 𝜇∆𝑁
Dimana 𝜇 merupakan potensial kimia pada setiap partikel. Untuk dua keadaan dapat dinayakan
dengan:
∆𝑈 = −𝜖𝑟 ∆𝑁 = −1
Dari persamaan (11-37), sejak tingkat 𝑟 dipilih secara bebas dan begitu pula pada tingkat 𝑗
̅𝑗
𝑁 𝜇 − 𝜖𝑗
ln =
̅
𝑔𝑗 + 𝑁𝑗 𝑘𝐵 𝑇
dan
𝑔𝑗 + 𝑁̅𝑗 𝑔𝑗 𝜖𝑗 − 𝜇
= + 1 = exp
̅𝑗
𝑁 ̅𝑗
𝑁 𝑘𝑏 𝑇
̅𝑗
𝑁 1
= 𝜖𝑗 −𝜇 ............................................ (11-38)
𝑔𝑗 exp( )−1
𝑘𝐵 𝑇
Persamaan tersebut merupakan fungsi distribusi fungsi Bose-Einstein, yang menyatakan rata-
̅𝑗 ⁄𝑔𝑗 , jumlah energi 𝜖𝑗 pada
rata jumlah partikel pada setiap kulit pada setiap tingkat 𝑗 , 𝑁
keadaan, dan potensial kimia 𝜇, konstantan universal 𝑘𝐵 dan suhu 𝑇.
g j!
W '
rk
j ( g j N ' jk )! N ' jk !
Kemudian
W ' rk ( g j N jk )! N jk !
j ( g j N jk )! N jk !
' '
W rk
Yang setelah mengalami pengurangan menjadi:
W ' rk N rk
Wk g r N ' rk
atau
N W
k
rk k g r W 'rk N 'rkW 'rk
k k
dan
Nr ' r
.........................................(11-39)
g r N 'r
Di sini didapatkan N 'r N r , jika keadaan cukup degerasi, N r dan N' r dapat lebih besar
dari yang lain. Dengan alasan yang sama seperti pada statistik B-E
Nj 1
.................................... (11-40)
gj j
exp 1
k BT
yang mana adalah fungsi distribusi Fermi-Dirac. Ini berbeda dari distribusi B-E yang
mempunyai nilai + 1 pada angka -1.
Dalam sistem partikel tak terbedakan, rata-rata jumlah partikel N j di setiap level sangat
jauh lebih sedikit daripada jumlah pada bagian level g j , sehingga rata-rata jumlah
partikel per keadaan N j g j , sangat kecil. Angka pada pers (11-38) dan (11-40) sangat
besar; jadi kita dapat mengabaikan angka 1; dan kedua fungsi distribusi B-E dan F-D
diturunkan menjadi
Nj j
exp ........................................(11-41)
gj k BT
Yang mana adalah fungsi distribusi klasik.
Nj 1
.....................................(11-42)
gj j
exp a
k BT
di mana a 1 dalam statistik B-E, a 1 dalam statistik F-D, dan a 0 dalam
statistik klasik.
Kurva pada Gambar. 11-11 adalah grafik dari jumlah rata-rata partikel per keadaan ,
N j g j , bergantung pada suhu untuk statistik B-E dan F-D berkomplot sebagai fungsi
dari banyaknya ukuran ( j ) k BT (Oleh karena itu energi meningkat ke arah kanan).
Ordinat kurva mempunyai arti, tentu saja, hanya pada absis di mana energi j
mempunyai salah satu nilai yang diijinkan. Ketika N j g j sangat kecil, distribusi B-E
dan F-D sangat mirip, dan keduanya menurunkan distribusi klasik.
Catatan pada saat j dari nilai N j g j dalam statistik B-E menjadi infinitif dan
untuk level di mana j kurang dari adalah negatif dan karena itu tak berarti.
Artinya, dalam statistik ini, potensial kimia harus kurang dari energi yang diijinkan
ditingkat paling rendah. Partikel-partikel seperti berkonsentrasi di level j hanya
Nr '
r ....................................... (11-43)
Ng r
dan dengan prosedur yang sama seperti sebelumnya,
Nj N j
exp ...........................( 11-44)
gj k BT
yang merupakan fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann. Ini berbeda dari fungsi distribusi
klasik, yang kadang-kadang disebut sebagai "pengkoreksi" dari fungsi Bollzmann, pada
, sehingga sisi kiri adalah jumlah pecahan dari partikel per keadaan di tingkat manapun.
11-13FUNGSI PARTISI
Fungsi distribusi dalam statistik Maxwell-Boltzmann dapat ditulis:
j
N j N exp g j exp
k BT k BT
j
j N j N N
exp g j exp
k BT k BT
Jumlah di bagian akhir disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan lebih dan diwakili
oleh Z. (German Zustandssumm). Bentuk lain yang sering digunakan
j
Z j g j exp ..................................... (11-45)
k BT
Fungsi partisi hanya tergantung pada suhu T dan pada parameter-parameter yang
menentukan tingkat-tingkat energi. Hal itu lanjutan dua persamaan sebelumnya dalam
statistik M-B:
1
exp ................................................ (11-46)
k BT Z
Jadi sistem yang diberikan, rata-rata jumlah partikel per keadaan di setiap level berkurang
secara eksponensial dengan energi j dan pada suhu T yang lebih rendah, kelebihan
j
N j exp g j exp
k BT k BT
Dan penjumlahan semua nilai j , kita dapatkan
j
j N j N
exp g j exp
k BT k BT
Lalu jika fungsi partisi Z ditentukan dengan cara yang sama seperti di statistik M-B,
kita dapatkan:
N
exp ..................................... (11-48)
k BT Z
Dan fungsi distrubusi klasik dapat ditulis:
Nj N j
exp ................................. (11-49)
gj Z k BT
G F
N T ,Y N T , X ........................... (11-50)
Untuk sebuah sistem yang mematuhi statistik MB, potensi kimia dari sistem berkaitan
dengan fungsi partisi oleh Persamaan. (11-46):
k BT ln Z ...................................... (11-51)
F
k BT ln Z ln N ............................ (11-53)
N T , X
Sisi kanan dari persamaan ini adalah konstan ketika X dan T konstan. Penggabungan
konstanta X dan T menghasilkan:
untuk F dalam bentuk N , T , X ; Oleh karena itu semua sifat termodinamika dalam
sebuah sistem dapat ditentukan oleh metode Bagian 7-2.
Entropi S yaitu dedapatkan dengan S F T N , X sehingga
ln Z
S NkBT NkB ln Z ln N 1 .......(11-55)
T X
Ketika U F TS , energi internal yaitu
ln Z
U NkBT 2 ............................(11-56)
T X
Lambang untuk suatu entropi sekarang dapat ditulis kembali sebagai berikut:
ln Z
Y NkBT
X T
.......................... (11-58)
dimana persamaan keadaan dari suatu sistem, menyatakan Y sebagai fungsi dari N ,T ,
dan X . Dengan demikian semua sifat-sifat termodinamika dari sistem ini dapat
ditentukan jika Z diketahui sebagai fungsi dari X dan T .
Untuk sistem sebuah komponen, fungsi Gibbs G N , sehingga dari Persamaan. (11-
52) menjadi
G F NkBT
Jadi untuk setiap sistem mematuhi statistik klasik dan di mana tingkat energi adalah
fungsi dari sebuah parameter X ekstensif tunggal,
PV NkBT
Ini adalah persamaan keadaan gas ideal sebagai perolehan dari teori kinetik, ditambahkan
k R N A . Karena k B adalah konstanta umum, dimana dalam kasus khusus ini sama
dengan R N A , itu harus sama R N A tanpa memperhatikan assembly amami. Pada
pembahasan selanjutnya, untuk kemudahan, dengan menghilangkan indeks B dan
menulis dengan mudah S k ln .
Pernyataan untuk sifat termodinamika dari suatu sistem yang mengikuti statistik klasik
dan sebuah sistem di mana tingkat energi ditentukan oleh parameter ekstensif X
diperoleh:
Nk ln Z ln N 1 ..................(11-63)
U
S
T
dan
ln Z
Y NkT .........................(11-64)
X T
Sistem partikel tak terbedakan menuruti statistik M-B dan di mana tingkat energi
ditentukan oleh parameter X, hubungan untuk U dan Y tidak berubah, tetapi hubungan
untuk F dan S adalah
F NkT ln Z ..............................(11-65)
dan
U
S Nk ln Z ............................. .(11-66)
T
Hubungan ini berbeda dari partikel tak terbedakan oleh sebuah istilah proporsional
N ln Z N (Lihat soal 11-31).
G
kT ln Z
N T ,Y
............................ (11-67)
Sisi kanan persamaan ini adalah konstan ketika T dan Y konstan. Penggabungan saat
kontanta T dan Y menghasilkan
ln Z
S NkT Nk ln Z .................. (11-69)
T Y
Entalpi H sama G + TS, jadi
ln Z
H NkT 2 ..........................(11-70)
T Y
Dan persamaan (11-69) dapat ditulis
H
S Nk ln Z ............................... (11-71)
T
Persamaan keadaan diperoleh
G ln Z
X NkT 2
T N ,T Y T
.............(11-72)
Jika parameter Y adalah intensitas sebuah medan konservatif dari gaya, energi partikelnya
hanya energi potensialnya (gravitasi, magnet, atau elektrik). Energi internal dari suatu
sistem adalah kemudian nol, dan total energi E adalah hanya energi potensialnya E p .
U 0 berarti
E Ep H
dan pers. (11-70) dan (11-71) dapat ditulis
ln Z
F NkT 2
T Y
.............................(11-73)
dan
E
S Nk ln Z ..................................(11-74)
T
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa j sekarang berfungsi pada kedua X 1 dan Y2 ,
dan fungsi partisi adalah fungsi dari T , X 1 dan Y2 . Sejak suatu sistem memiliki kedua
E U E p U Y2 X 2
dan karena itu kita menggunakan fungsi umum Helmholtz F , didefinisikan oleh
Persamaan. (7-34) sebagai
F E TS U TS Y2 X 2
Potensial Kimia sekarang
F
N T ', X1 ,T2
Jika suatu sistem mematuhi statistik klasik,
kT ln Z ln N
Dan penggabungan pada konstanta T , X 1 , T2 ,
F ln Z
Y1 NkT .......... (11-76)
1 N ,T ',Y2
X X 1 T ',Y2
F ln Z
X 2 NkT
1 N ,T ', X1
Y Y2 T ', X1
.............. (11-77)
Sistem ini memiliki dua persamaan keadaan, menyatakan Y1 dan X2 dalam suku N , T , X 1
dan Y2 .
Entropi S adalah
F ln Z
S NkT Nk ln Z ln N 1 (11-78)
T N , X1 ,Y2 T X 1 ,Y2
ln Z
E NkT 2 ................................ (11-79)
T X1 ,Y2
dan karenanya,
kT ln Z
Dan dengan alasan yang sama,
ln Z
S NkT Nk ln Z .................... (11-82)
T X1 ,Y2
Total energi adalah
ln Z
E NkT 2
T X1 ,Y2
.......................... (11-83)
adalah
U E E p E Y2 X 2 ....................... (11-85)