Anda di halaman 1dari 10

FENOMENA GUMUK PASIR (Sand Dunes)

Pengertian

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin,
disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa
pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Gumuk
pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,
kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran
pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk
di daerah arid (kering).

Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada
stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina
berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang
gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan


ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk
pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit
(barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).

Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun


menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat
ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.

Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin
(aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik
apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang
banyak.
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir
tersebut.
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.

Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah Selatan Kebumen


satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki
topografi eolean ini.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah, “mengapa ada pasir sebanyak itu,
padahal kebanyakan daerah di Indonesia ini dipenuhi dengan hutan dan
pepohonan ?”

1
Darimana pasir-pasir itu ?

Kalau melihat peta lokasi


disebelah ini, dapat dilihat bahwa
ada satu sungai utama yang besar
yang menoreh bukit-bukit dan
gunung-gunung dan akhirnya
membawa material dari gunung-
gunung api yang masih aktif,
yaitu Sungai Progo. Sungai
Progo merupakan sungai utama
yang membawa hasil gerusan
batu-batuan vulkanik yang
berasal dari Gunung Merapi-
Merbabu. Juga hasil penorehan di gunung-gunung Sidoro disebelah barat laut.

Bongkahan-bongkahan serta pasir-pasir itu dibawa oleh sungai-sungai ini dari


ujung puncak gunung dan bergulir menjadi bongkah-bongkah, kemudian terbawa
menjadi pecah sebagai kerikil kemudian bergulir lagi dan pecah menjadi butiran-
butiran pasir-pasir. Sebagian masih ada yang terendapkan namun tentu saja ada
yang jauh yang terbawa arus sungai.

Coba tengok gambar sungai


disebelah ini. Sumbernya berasal
dari gunung disebelah utaranya.
Bukit ini akhirnya tertoreh oleh
air hujan dan akhirnya dibawa ke
laut dan diendapkan sebagai
endapan delta di muaranya.

Secara mudah delta terbentuk


karena proses-proses sungai ini.

Delta merupakan tempat


penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai
arusnya sudah sangat lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh saja
di mulut sungai.

Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?

Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana lautnya berhadapan


dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta
yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun
atau ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang baru saja
diendapkan akan terkena ombak. Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar,
maka diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal
ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan.

Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai
tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai

2
Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di sebelah
baratnya.

Nah gunung api yang ada


disebelah selatan Pulau Jawa ini
sangat aktif. Terutama saat ini
Gunung Merapi yang selalu
mengeluarkan material berupa
batu, kerikil dan pasir.

Material-material pasir inilah


yang menjadikan pantai selatan
ini Jogja sangat kaya dengan
pasir.

Bagaimana terbentuknya gumuk-


gumuk pasir yang indah ini ?

Setelah disendapkan di pinggir pantai, tentusaja air lau hanya menahannya dengan
ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari Samodera Hindia juga sangat
kuat. Angin inilah yang akhirnya mendistribusikan kembali ke utara. Angin dari
laut selatan ini yang menatah dan mengukir akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur
alam di Pantai Selatan Jogja.

3
Terbentuknya bukit pasir

Kalau gunung-gunung itu terbentuk akibat muntahan lahar dan lava. Sedangkan
bukit-bukit gamping itu akibat terangkatnya batuan-batuan ini oleh gaya tektonik,
gumuk-gumuk pasir ini sedikit demi sedikit dikumpulkan dan dibangun oleh
angin.

Angin yang berhembus


cukup kuat ini akhirnya
mengumpulkan pasir-pasir
ini membentuk dune
(gumuk pasir) seperti
disebelah ini.

Keindahan bukit ini tidak hanya bentuknya tetapi juga tekstur-tekstur permukaan
yang unik akibat hembusan angin. Banyak ragam bentukan indah ini bisa dinimati
di Pantai Selatan Jogja hingga pantai selatan Kebumen sepanjang 50-60 Km !

4
Morfologi

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa
adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya
suatu penghalang.Beberapa tipe gumuk pasir:

 Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)

Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah
yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap
angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang
membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri.
Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini
merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya
beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang
menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah
yang membelakangi angin.

 Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)

5
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak
cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak
lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa
saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian
yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi
bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.

 Gumuk Pasir Parabolik

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang
membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan
dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah
bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir
ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang
menghadap ke arah angin curam.

 Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)

6
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar
satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin.
Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah
diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus
mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.

 Gumuk Pasir Bintang (star dune)

Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin
dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah
bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali
akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai
sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti
ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

 Tipe Impedeed Dunes

a) Blowout

Bentuk : Terdapat penutup lahan


(misal: vegetasi) disekitar
cekungan. Terbentuk karena
deflasi local.

7
b) Echo dunes

Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.


Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputaran aliran angin karena
zone penghalang.

Aspek spatial (keruangan) Gumuk Pasir Parangtritis


Seperti telah kita ketahui sebelumnya, bahwa gumuk pasir atau sand dune adalah
bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (eolin). Angin yang membawa pasir
dan kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk
gumuk pasir. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun
uniknya di Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi
memiliki bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang
terdapat di pantai selatan Jawa tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia.
Terbentuknya gumuk pasir di pantai selatan tersebut merupakan hasil proses yang
dipengaruhi oleh angin, Gunung Merapi, Graben Bantul, Serta Sungai Opak dan
Progo.

Pengaruh dari Gunung Merapi

Material yang ada pada


gumuk pasir di pantai
selatan Jawa berasal dari
Gunung Api Merapi dan
gunung gunung api aktif
lain yang ada di

8
sekitarnya. Material berupa pasir dan material piroklastik lain yang dikeluarkan
oleh Gunung Merapi.
Akibat proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh
aliran sungai, misalnya pada  Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci. Aliran
sungai kemudian mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan

Pengaruh angin
Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena
kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang
berupa pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun
terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin
yang besar, maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free
dunes maupun impended dunes. .Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah
tenggara, hal ini menyebabkan sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke
arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia. Selain itu, karena arah tiupan angin
tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke arah datangnya angin.

Citra daerah gumuk pasir parangtritis yang menunjukkan adanya pengaruh angin muson
tenggara. ( Sumber : wikimapia.org, 2008)

Pengaruh Sungai.
Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya beberapa
aliran sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan sungai Progo pada
bagian barat. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi
terbawa oleh aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian
menyatu membentuk orde sungai yang lebih besar hingga menyatu membentuk
sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material pasir sampai ke laut, terdapat
interverensi dari ombak laut sehingga material mengendap pada pantai selatan dan

9
selanjutnya diterbangkan oleh angin. Pada pantai selatan Jawa, material tersebut
tidak diendapkan pada bagian depan dari sungai yang pada akhirnya membentuk
delta, hal ini disebabkan karena kuatnya arus dan gelombang laut pantai selatan
serta arahnya yang berasal dari tenggara menyebabkan material terendapkan pada
bagian barat sungai.

Pengaruh Graben Bantul


Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju
Samudra Hindia dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini
telah banyak terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa
Tengah dan DIY, sebagian daerah tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial,
Salah satunya adalah yang terjadi pada daerah bantul yang berupa graben. Graben
adalah blok patahan yang mengalami penurunan diantara dua blok patahan yang
naik yang disebut dengan horst. Pada bagian timur graben, terdapat Perbukitan
Batur Agung, sedangkan pada bagian barat terdapat Perbukitan Manoreh.  Akibat
adanya patahan tersebut, maka batuan pada zona pertemuan kedua blok tersebut
menjadi lemah sehingga mudah tererosi dan pada akhirnya membentuk sungai
yang disebut dengan sungai patahan yang ditemui misalnya pada Sungai Opak-
Oyo.Salah satu ciri sungai patahan yang diamati adalah adanya kelurusan sungai
pada sepanjang garis patahan.

10

Anda mungkin juga menyukai