Anda di halaman 1dari 1

Dongeng

mantu poci

Pada suatu hari di pedesaan daerah jawatengah ada sebuah kerajaan kecil yang
makmur dan bahagia semua warga nya rukun, desa tersebut melimpah akan kekayaan alam
nya, perkebunan teh dan melati menjadi sumber daya yang sangat berpengaruh untuk
ekonomi kerajaan, warga di sana memiliki kebiasaan meminum teh dalam poci, biasa nya
pagi hari dan menjelang sore para warga menikmati teh dalam poci. di pimpin oleh seorang
raja yang sangat dermawan dan rendah hati berusia 53 tahun dan ratu cantik yang sangat
anggun berusia 47 tahun. Masyarakat pun begitu iri dengan keharmonisan keluarga raja.
Hingga suatu ketika, sang raja di vonis memiliki penyakit yang sangat serius aneh nya
setelah di periksa oleh tabib setempat kondisi raja tidak terdeteksi penyakit apapun namun
raut wajah yang begitu pucat pasi mengeluh kesakitan di bagian dalam, akhirnya tabib
kerajaan ber kerja sama dengan tokoh dukun desa untuk memeriksa apa yang terjadi
dengan sang raja, ternyata ada musuh dari kerajaan lain yang ingin merusak dan merebut
kerajaan dengan menggunakan ilmu hitam dan meracuni tubuh raja.
Sang raja sangat khawatir dengan kerajaan nya, semakin hari kondisi raja semakin
menurun ditambah hingga saat ini raja belum memiliki keturunan untuk meneruskan tahta,
sang aratu sudah seringkali berusaha melakukan hal yang terbaik untuk memiliki keturunan
namun hasil nya tetap saja sama, karna memang sejak awal pernikahan sang raja belum di
karuniai sang anak satu pun, keadaan ini membuat kondidi sang raja semakin menurun.
Raja pun meminta bantuan dengan dukun dan tabib setempat untuk memberikan
solusi, akhir nya setelah 3 hari bertapa sang dukun kerajaan mendapat petuah, menyaran
kan untuk melakukan upacara mantu poci.
Para pengurus kerajaan pun memberikan informasi kepada warga bahwa esok hari
untuk pertama kali nya aka nada upacara mantu poci, warga kebingungan dan sama sekali
tidak tahu apa yg harus di lakukan.
Ke esokan hari nya semua petua kerajaan dan para pengurus kerajaan
memprtsiapkan upacaara , dibantu oleh warga dan berbondong bondong membawakan
hasil tanam mereka yaitu aneka buah buahan ,padi, biji bijian, rempah rempah dan hasil
ternak warga pun serta di jadikan buah tangan untuk raja, sore hari pun tiba di acara di
mulai poci berukuran besar yang sebelum nya di hias dengan melati digunakan sebagai
kotak sumbangan dan di bawa keliling kampong, baru kemudian diletakan diatas kursi yang
telah di hias dan di apit oleh raja dan ratu.
Sebulan kemudian ratu di karuniai kehamilan raja pun sangat bahagia dengan berita
tersebut, meski kondisi raja semakin memburuk namun rasa bahagia itu bercampur aduk
dengan rasa gelisah karena terror dari kerajaan lain semakin memans, kondisi tersebut
membuat raja semakin tertekan dan akhir nya raja meninggal dunia. Kematian itu menjadi
kesempatan emas untuk menyerang istana oleh musuh hingga akhir nya peperangan
dimulai, seluruh pasukan kerajaan bertempur di pimpin oleh panglima perang kerajaan.
Ratu yang sedang mengandung terpaksa kabur dari istana demi menyelamatkan diri
dan kandungan, di bantu oleh prajurit dan pelayan kerajaan mengawal ratu bersembunyi
kedalam hutan yang sangat jauh dari pedesaan, bertahan hidup hingga melahirkan seorang
anak dan di beri nama Sebayu ,ratu berharap kelak anak ini dapat merebut kembali kerajaan
dan mengembalikan kejayaan desa.

Anda mungkin juga menyukai