Anda di halaman 1dari 7

McDonald 

merupakan perusahaan yang bergerak pada industri food and beverage yang didirikan pada
tahun 1940 oleh kakak beradik Richard dan Maurice McDonald di San Bernardino, Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1955, seorang salesman, Ray Kroc mulai bergabung dengan McDonald yang pada
akhirnya membeli lisensi waralaba McDonald’s. Cerita sejarah atas perjalanan suksesnya McDonald
diceritakan pada Film The Founder yang disutradarai oleh John Lee Hancock dan ditulis oleh Robert
Siegel. Film ini ditayangkan perdana di Arclight Hollywood pada 7 Desember 2016 dan dirilis secara
teatrikal di Amerika Serikat pada 20 Januari 2017 oleh The Weinstein Company. Film ini berhasil meraup
$ 24 juta di seluruh dunia dan mendapat respon positif dari para kritikus. 

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/The_Founder

Sinopsis The Founder

The Founder diawali oleh seorang salesman bernama Ray Kroc yang memasarkan produknya berupa
mesin pembuat milkshake. Ray Kroc merupakan seseorang yang tekun, gigih, dan ambisius walaupun
pada awalnya selalu mendapatkan penolakan atas produk yang ia pasarkan. Namun, suatu hari ia
mendapatkan pesanan yang berasal dari California sejumlah 6 mesin mixer milkshake. Pemesan dari
mesin tersebut adalah kakak beradik Mac dan Dick yang merupakan pemilik dari restoran cepat saji
McDonald. Pada masa itu, seluruh restoran memiliki sistem pelayanan yang buruk karena makanan baru
dapat diantarkan kepada pelanggan dalam jangka waktu 30 menit. Tetapi lain hal dengan McDonald
dimana perusahaan tersebut dapat menyajikan makanannya berupa burger, minuman soda, dan
kentang hanya dalam 30 detik. Mengetahui hal tersebut, Ray Kroc sangat terpukau setelah melihat
potensi dan sistem McDonald. Ray Kroc yang kemudian diceritakan kisah perjalanan pendirian oleh Dick
dan Mac, mengajak kakak beradik tersebut untuk membuka sistem waralaba. Namun pada awalnya
mereka menolak dengan alasan bahwa Mac dan Dick telah mencoba sistem tersebut namun gagal.
Setelah diyakinkan oleh Ray, mereka pun percaya dan mulai melakukan penandatanganan kontrak. 

Dengan kegigihan seorang Ray Kroc yang selalu berusaha untuk memasarkan dan mengajak para
investor untuk berinvestasi dan membuka franchise McDonald, akhirnya McDonald’s mulai berkembang
dan laku di pasaran. Namun Kroc menyadari bahwa dengan banyaknya franchise yang telah diusahakan,
ternyata ia tidak mendapatkan balik modal akibat adanya perjanjian kontrak dengan dua bersaudara
McDonald dan Kroc pun terus berselisih dengan mereka. Ray Kroc pun juga memutuskan untuk
menggadaikan rumahnya akibat defisit modal. Akhirnya ia pun menerapkan penjualan real estate
sebagai sistem baru dalam franchise dan ternyata sangat menguntungkan. Kroc pun juga memakai nama
McDonald Corporation atas franchisenya namun ia sebelumnya tidak membicarakan dahulu dengan Dick
dan Mac yang pada akhirnya mereka pun terus berselisih. Dengan adanya kekuatan uang, Kroc pun
mengambil alih usaha secara legal dari kakak beradik McDonald. Sebagai kompensasi dan kesepakatan
akhirnya Kroc memberikan cek sebesar USD 2,7 juta dan mendapatkan hak mereka kembali
atas restoran asli milik mereka yang berada di California dengan harus mengganti nama restoran
tersebut. Pada akhirnya McDonald pun dikuasai oleh Ray Kroc dan McDonald pun terus berekspansi
secara global. 

Sumber
: https://www.bustle.com/p/how-accurate-is-the-founder-the-true-facts-about-mcdonalds-will-surprise-
you-30010

Konflik Marketing Channel The Founder

Permasalahan awal yang dapat kita temui pada film The Founder yaitu restoran yang pada umumnya
masih memiliki sistem pelayanan yang buruk dan tidak efisien, dimana mereka baru dapat menyajikan
makanannya kepada konsumen dalam jangka waktu yang lama yaitu 30 menit. Selain dengan waktu
yang panjang, restoran tersebut juga mengeluarkan biaya yang cukup besar dimana mereka harus
mengeluarkan biaya untuk para pelayan yang menyajikan makanan kepada konsumen, biaya bahan
baku yang sangat banyak dimana restoran yang menyajikan menu tidak terspesifikasi, serta biaya
peralatan dari makanan tersebut. 

Permasalahan kedua yaitu dimana Ray Kroc, seorang salesman, yang awalnya selalu ditolak oleh para
pemilik restoran saat memasarkan produknya. Hal tersebut didasari karena para pemilik restoran yang
masih berpikiran secara konvensional dan menganggap sesuatu yang instan adalah aneh. Sehingga tidak
ada satu pun restoran yang ingin membeli produk Kroc selain dari McDonald bersaudara yang awalnya
membeli sejumlah 6 mesin mixer milkshake. 
Permasalahan ketiga yaitu usaha waralaba yang dilakukan pertama kali oleh Dick dan Mac yang
berujung gagal. Ketidaksuksesan atas ekspansi dari McDonald dilatarbelakangi oleh tidak adanya quality
control atas masing-masing outlet McDonald yang di waralabakan, sehingga Mac dan Dick bersaudara
memutuskan untuk tidak melanjutkan ekspansi dan memilih untuk fokus kepada hanya satu restoran
saja namun memiliki penyajian dengan cita rasa serta control yang terjamin. 

Permasalahan keempat yaitu adanya perselisihan antara Ray Kroc dengan kakak beradik McDonald,
salah satunya ialah dimana Mac dan Dick tidak setuju dengan adanya inovasi produk milkshake instan
karena mereka merasa bahwa value dari milkshake tersebut dihilangkan. Kemudian Ray pun tetap
mempertahankan inovasi tersebut dan pada akhirnya dengan banyaknya perselisihan yang ada berujung
pada kepemilikan dari McDonald yang berpindah tangan kepada Ray Kroc. Mac dan Dick pun tidak
mendapatkan keuntungan atas penjualan milkshake instan sebagai akibat dari tetap tidak adanya
persetujuan atas peluncuran milkshake instan dari Mac dan Dick. 

Permasalahan kelima yaitu Mac dan Dick yang tidak menginginkan adanya sponsor dan iklan yang ikut
berinvestasi dengan McDonald karena mereka merasa value dari McDonald pun hilang jika adanya pihak
tersebut. Hal tersebut ditandai ketika Ray yang mengajak kerjasama Coca Cola menjadi sponsor dari
McDonald pun ditolak secara mentah-mentah dengan kakak beradik Mac dan Dick. 

Permasalahan keenam yaitu kehilangan kepemilikan McDonald dari Mac dan Dick kepada Ray Kroc. Hal
tersebut disebabkan karena kakak beradik tersebut yang tidak berhati-hati atas partner yang mereka
pilih dan langsung mempercayai begitu saja serta tidak adanya kontrol yang dilakukan secara ketat oleh
Mac dan Dick terhadap bisnis yang dilakukan oleh Ray Kroc. selain itu, Mac dan Dick pun melakukan
kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk menyetujui penjualan terkait kerja sama dengan Ray
hanya dengan “jabat tangan” tanpa ada hitam di atas putih. Hal tersebut mengakibatkan Mac dan Dick
tidak memiliki bukti apapun atas kesepakatan sehingga kakak beradik ini tidak dapat menuntut royalti
yang seharusnya menjadi hak mereka.
Sumber : https:
//www.thecultureconcept.com/the-founder-mcdonalds-art-of-realising-an-american-dream

Channel Behavior and Organization

1. McDonald yang didirikan atau digagas oleh Mac dan Dick menjalankan bisnis dengan kesatuan
organisasi bisnisnya. Produksi hingga distribusi produk makanan dilakukan oleh satu-satunya
outlet yang ada. Mac dan Dick memilih hal tersebut dengan tujuan supaya kualitas dari aspek
makanan hingga pelayanan yang diberikan McDonald dapat sepenuhnya dipantau dan diawasi
langsung oleh Mac dan Dick sebagai pemilik dari McDonald.

2. Kedatangan Ray menyebabkan adanya perubahan sistem bisnis yang dijalankan McDonald.
McDonald merubah sistemnya menjadi vertical marketing system dalam bentuk contractual
vertical marketing system. Sistem bisnis tersebut merupakan suatu hubungan yang legal dan
berdasarkan pada hukum dan perjanjian yang jelas dan dapat dibuktikan. Contractual vertical
marketing system merupakan sistem bisnis dimana terdapat perusahaan individu dengan level
produksi dan distribusinya masing-masing bergabung bersama (bekerja sama) melalui suatu
kontrak resmi.

3. Perubahan menuju contractual vertical marketing system McDonald berupa pendirian franchise
oleh Ray sebagai penanggung jawabnya. Setelah Ray mendapat persetujuan Mac dan Dick untuk
melakukan waralaba, Ray terus berusaha untuk membuka lebih banyak franchise McDonald
dibarengi dengan usaha pencarian SDM yang nantinya ditugaskan untuk memastikan quality
control McDonald berjalan seperti standar seharusnya yaitu setara dengan outlet pertama
McDonald.  Sumber : h
ttps://www.quora.com/What-did-Dick-and-Mac-Mcdonald-do-wrong

Channel Decision

1. Pada  film tersebut pada awalnya 2 saudara pemilik McDonald tidak menganalisis dan bahkan
merasa lumrah jika makanan disajikan pada konsumen dengan jangka waktu penyajian 30
menit, namun setelah bertemu Ray, McDonald akhirnya berhasil berkembang dikarenakan
dapat menganalisis keinginan konsumen dengan baik, yaitu keinginan konsumen akan
pelayanan yang cepat dari sebuah restoran, perombakan sistem dan inovasi restoran menjadi
restoran cepat saji ternyata membuahkan hasil, konsumen menyukai perubahan pelayanan yang
awalnya bisa memakan waktu 30 menit, kini konsumen sudah dapat menikmati makanan yang
dihidangkan jauh lebih cepat bahkan hanya dalam kurang dari 5 menit.

2. McDonald tak bosan untuk terus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah
konsumen, baik itu dengan inovasi produk, promosi, bahkan menambah pasar baru dengan cara
membuka cabang di tempat lain, keputusan ini memang membutuhkan analisis dan perhitungan
yang matang, namun dengan melalui semua itu dan berani mengambil resiko, McDonald
akhirnya memiliki cabang hingga berbagai belahan dunia.

3. Mengambil keputusan dengan dengan menambah variasi menu untuk variasi konsumen.
McDonald pun melakukan hal tersebut, seperti menu kids untuk anak anak, bucket untuk
kebutuhan keluarga dan menu lainnya yang membuat konsumen bisa menyesuaikan dengan
kebutuhan yang ia inginkan, hal itu pun akhirnya menjadi daya tarik McDonald dan
meningkatkan jumlah pelanggan.

4. Pilihan yang dilakukan oleh McDonald untuk merubah supplier membuahkan hasil, yaitu cost
produk yang lebih rendah sehingga McDonald pun dapat menyajikan makanan yang juga lebih
murah tanpa melupakan kualitas produk.
5. Menyesuaikan selera penduduk negara yang dimasuki, McDonald berhasil ‘menjajah dunia’ dan
bertahan hingga saat ini karena berhasil menyesuaikan selera konsumen, dan bahkan
menciptakan menu yang hanya ada disediakan khusus untuk negara tersebut. Dengan mengikuti
selera konsumen, McDonald berhasil mempertahankan market-nya.

Control Management

Manajemen kontrol pada film ini dilakukan oleh Ray, diantaranya :

1. Menentukan Anggota Channel

Pada saat awal, Mac dan Dick gagal membangun waralaba McDonald dan menolak usulan Ray untuk
membangun waralaba. Akhirnya, Ray bertekad untuk membangun sendiri dengan mencari investor.
Dalam menentukan anggota channel, Ray pemeran utama dalam film pertama mendekati teman-
temannya. Tetapi, Ray menemukan bahwa franchise yang dikelola oleh teman-temannya tidak sesuai
dengan apa yang Ray inginkan, dimana teman-teman Ray menjual produk lain hingga mengganti bahan
dari menu franchise. Selanjutnya, Ray mencari orang-orang yang benar-benar berminat dan ingin untuk
sukses melalui terobosan baru berupa waralaba. 

2. Mengelola dan Memotivasi Anggota Channel

Pada awalnya, ide waralaba ditolak oleh kedua pendiri McDonald karena mereka melihat beberapa
restoran yang menerapkan sistem tersebut banyak yang tidak dapat menjaga kualitas menunya. Akan
tetapi, Ray terus berusaha mewujudkannya dengan mencari investor serta pengusaha yang
menginginkan franchise dari McDonald dengan tetap mengawasi setiap franchise nya. Selain itu, setiap
pemegang franchise juga melakukan pengelolaan melalui pengawasan Ray.

3. Mengevaluasi Anggota Channel

Dapat dikatakan bahwa anggota channel dalam film ini adalah para pembeli franchise restoran
McDonald yang tersebar di Amerika. Awalnya, Ray menemukan bahwa salah satu franchise melanggar
kontrak dengan membuat menu baru dan juga mengganti bahan yang terdapat dalam menu. Ray
memutus kontrak, karena yang dipegang olehnya adalah kualitas McDonald yang sama di seluruh
franchise nya. Evaluasi yang dilakukan Ray adalah dengan mengunjungi franchise dan melihat apakah
setiap pekerja serta pemegang franchise melakukan tugasnya dengan baik, dan tetap menerapkan
kontrol kualitas.

4. Kebijakan Publik dan Keputusan Distribusi

Keputusan distribusi yang dilakukan Ray adalah membangun waralaba dan juga mengakuisisi nama
McDonald yang sebelumnya didirikan oleh Mac dan Dick. Hal ini dilakukan, karena waralaba mampu
membuat bisnis Ray semakin berkembang, serta akuisisi dilakukan agar Ray tidak terlibat dalam proses
hukum dengan menggunakan nama McDonald tanpa izin pendiri awalnya.

Solusi

Jalan keluar atas permasalahan dari kehilangan kepemilikan McDonald dari Mac dan Dick kepada Kroc
yaitu kedua pihak dapat bernegosiasi dan menyatakan bahwa posisi dari kedua pihak tersebut adalah
sejajar dengan horizontal marketing system. Dengan adanya sistem tersebut dimana pengelolaan kerja
sama dari McDonald dalam tingkat saluran pemasaran yang sama dan mereka membentuk asosiasi guna
mencapai skala ekonomi dalam hal pembelian dan promosi. Sehingga dengan asosiasi tersebut pada
umumnya akan meraup lebih banyak keuntungan karena ketika perusahaan menggabungkan modal,
fasilitas produksi, dan sumber daya pemasaran, mereka akan kuat untuk bersaing di pasar global.
Sehingga dengan adanya pemikiran yang lebih terbuka dari Mac dan Dick, maka kehilangan kepemilikan
dari atas McDonald pun tidak akan terjadi. 

Berkaitan dengan persetujuan kesepakatan franchise, meskipun pada dasarnya sudah ada hitam di atas
putih, akan tetapi pengawasan langsung dari pemilik adalah hal yang mutlak. Pemilik berusaha
memastikan bahwa apa yang disepakati di dalam kontrak dijalankan dengan semestinya oleh kedua
belah pihak. Di dalam film, Mac dan Dick terkesan terlalu membiarkan Ray melakukan berbagai inovasi
pada franchise. Meskipun Mac dan Dick tidak setuju dengan apa yang diusulkan Ray, kakak beradik ini
hanya memberikan penolakan tanpa ada tindakan yang tegas yang dapat benar-benar menghentikan
apa yang dilakukan Ray. hal tersebut menjadi celah yang mengakibatkan Ray merasa memiliki kontrol
lebih atas McDonald. Oleh karena itu, penentuan sistem bisnis dan anggota channel sangatlah penting
terutama terkait dengan kontrak kerja sama. Di awal kerja sama, kontrak harus dibuat dengan sejelas-
jelasnya apa yang menjadi hak, kewajiban, serta batasan dari pihak yang berkontrak. 

Di awal Mac dan Dick gagal dalam membuat waralaba, dimana setiap waralaba memiliki kualitas yang
berbeda. Hal yang salah pada proses penentuan channel ini adalah kurangnya quality control. Hal yang
dapat dilakukan oleh Mac dan Dick adalah dengan menetapkan standar produk, serta spesifikasi setiap
produk. Hal ini akan meminimalisasi adanya perbedaan produk, khususnya dalam hal kualitas dari
restoran utama dengan franchise. Selain itu, Mac dan Dick harus menjelaskan secara spesifik setiap
proses dari mulai pembuatan hingga pendistribusian kepada pelanggan. Dapat secara tertulis, maupun
melakukan pelatihan di awal pada setiap pekerja yang akan bekerja di franchise. Adanya pelatihan dinilai
dapat meminimalisasi adanya kesalahan serta perbedaan yang terjadi dilakukan oleh pekerja. 

Anda mungkin juga menyukai