DAFTAR ISI
Halaman
DaftarIsi .......................................................................................................... 2
BAB I DEFINISI.................................................................................... 3
Tujuan Umum ............................................................................ 3
Tujuan Khusus ...........................................................................
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................... 4
A. INDIKASI MELAKUKAN IDENTIFIKASI ....................................... 5
B. PEMASANGAN LABEL GELANG IDENTITAS PASIEN 5
C. LOKASI PEMASANGAN GELANG PASIEN ................................ 6
D. KONTRAINDIKASI PEMASANGAN GELANG ..............................
6
E. PELEPASAN GELANG PASIEN ....................................................
6
BAB III TATA LAKSANA........................................................................ 7
BAB IV DOKUMENTASI ........................................................................ 11
BAB V REFERENSI............................................................................... 13
.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
BAB I
DEFINISI
Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari
seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan
individu seseorang, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas
seseorang dan kita dapat mengenal dan membedakan seseorang dari orang lain.
Identifikasi Pasien merupakan upaya pendataan identitas pasien yang datang berobat baik
rawat jalan khususnya IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun rawat inap di RSPPbm.
Melihat betapa kompleksnya persoalan diatas, maka akhirnya WHO Collaborating Centre for
Patient Safety memasukkan identifikasi pasien sebagai salah satu dari ”Sembilan Solusi Life
Saving Keselamatan Pasien” (Nine Life Saving Patient Safety Solutions).
TujuanUmum:
Memberikan pelayanan yang aman dan nyaman kepada pasien dengan cara mengidentifikasi
pasien secara benar.
TujuanKhusus:
1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam
identifikasipasien selama perawatan di rumah sakit;
2. Mengurangi kejadian/ kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi berupa:
kesalahan pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi, dan
kesalahan pemeriksaan diagnostik;
3. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan;
4. Menyesuaikan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
BAB II
RUANG LINGKUP
Secara umum, seluruh ruangan/ bagian klinis (keperawatan, penunjang medik, gizi, unit
khusus)maupun non-klinis (registrasi, tempat pendaftaran pasien, administrasi & pembukuan) di
RSPPbm, melakukan identifikasi pasien menggunakan 2 (dua) macam cara, yaitu:
a. Aktif: Dengan menggunakan komunikasi verbal berupa pertanyaan terbuka:
a. Nama lengkap,dua suku kata, tidak boleh disingkat (sesuai KTP/ paspor/ SIM).
b. Tanggal lahir.
Jika terdapat kesamaan/ ketidakjelasan identitas nama lengkap dan tanggal lahir, dapat
dipergunakan identitas tambahan berupa:
a. Alamat tempat tinggal pasien
b. Nomor telepon rumah/ HP
c. Nama orangtua/ isteri/ suami/ keluarga terdekat, penangung jawab
Catatan: Nomor kamar pasien atau lokasi tidak lagi digunakan untuk identifikasi
c. Nomor Rekam Medis.
Dan untuk konfirmasi,minimal menggunakan 2 (dua) elemen yaitu nama dan tanggal lahir.
b. Pasif: Dengan menggunakan komunikasi visual dan alat bantu (tools) sebagai berikut:
a. Pada pasien Rawat Inap, menggunakan gelang identitas pasien.
b. Pada pasien Rawat Jalan, menanyakan kepada keluarga atau pendamping pasien (
Metode Alloanamnesa)
Metode aktif digunakan di rawat inap dan rawat jalan pada pasien yang kompeten (atau
didampingi oleh keluarga/ petugas yang mengantar).
Metode pasif digunakan di rawat inap dan rawat jalan pada pasien yang tidak kompeten (tanpa
adanya pendampingan keluarga/ petugas yang mengantar).
Dalam pelaksanaan Identifikasi Pasien kedua metode dapat dilaksanakan secara bersamaan.
Misalnya pada saat pasien menyebutkan identitasnya, petugas mencocokkan gelang identitas
pasien tersebut.
Gelangidentitas digunakan pada pasien rawat inap, perawatan ODC, IGD yang dilakukan
tindakan dan Hemodialisis terdiri dari:
a. Merah muda (Pink) : pasien perempuan (P).
b. Birumuda : pasien laki-laki (L).
Informasi yang tertera pada label gelang identitas/ lembar pendaftaran pasien meliputi:
a. Nama lengkap pasien (sesuai identitas resmi: KTP/SIM/paspor) dan minimal terdiri dari dua
suku kata
b. Tanggal lahir
c. Nomor rekam medis
Identitas tambahan pada lembar pendaftaran pasien: Poliklinik yang ditujudan Nama dokter
konsulen)
WHO menyarankan materi edukasi standar untuk pasien dan keluarga meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang risiko kesalahan identitas yang mungkin terjadi.
2. Meminta pasien dan keluarga untuk turut mem-verifikas iidentitasnya.
3. Meminta pasien untuk aktif bertanya dan mencocokkan pemeriksaan, tindakan medis,
atau obat-obatan sebelum diberikan.
4. Mendorong pasien dan keluarga untuk berperan aktif dalam keseluruhan proses
identifikasi dan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan ketepatan jenis layanan
yang mereka terima.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
BAB III
TATA LAKSANA
1. Semua pasien rawat inap danrawat jalan yang akan menjalani suatu prosedur harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
2. Tujuan utama gelang identitas ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
3. Identifikasi pasien di RSPPbm menggunakan gelang identitasdengan minimal 2 data (nama
lengkap pasien, tanggal lahir).Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien
dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
4. Gelang identitaspasien sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat mengidentifikasi
pasien, yaitu:
a. Nama lengkap pasien sesuai dengan kartu identitas
b. Tanggal lahir pasien (tanggal/bulan/tahun)
c. Nomor rekam medis pasien4
5. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di rekam medis.
6. Semua pasien rawat inap selama dirawat harus menggunakan gelang identitas.
7. Gelang identitasini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian
obat, darah, atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
8. Proses identifikasi pasien dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a. Aktif: setiap petugas menanyakan secara aktif nama lengkap dan tanggal lahir pasien.
Selalu gunakan pertanyaan terbuka, jangan menggunakan pertanyaan tertutup. Jika
pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak sadar, bayi,
afasia, gangguan jiwa), verifikasi identitas pasien kepada keluarga / pengantarnya. Jika
mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi sebelum
dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama dan tanggal lahir pasien, kemudian
cocokkan jawaban pasien dengan data yang tertulis di gelang pengenalnya.
b. Pasif: setiap petugas melihat dan mencocokkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien
yang tertera dalam gelang identitaspasien dengan catatan medis pasien tersebut.
9. Pada pasien dengan fistulaarterio-vena (pasien hemodialisis), gelang identitastidak boleh
dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
10. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di pergelangan kaki. Pada
situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki, gelang identitasdapat dipakaikan
di baju pasien di area yang jelas terlihat. Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien. Gelang
identitasharus dipasang ulang jika baju pasien diganti dan harus selalu menyertai pasien
sepanjang waktu.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
11. Pada kondisi tidak memakai baju, gelang identitas dipasang di tempat tidur pasien dengan
catatan jika tempat tidur dipindahkan, gelang identitas juga ikut dipindahkan ditempat tidur
pasien tersebut. Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien.
12. Gelang identitashanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah sakit.
13. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang identitas. Ganti gelang
identitasjikaterdapat kesalahan penulisan data.
14. Jika gelang identitasterlepas, segera berikan gelang identitasyang baru.
15. Gelang identitasharus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di rumah sakit.
16. Pengecekan gelang identitasdilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
17. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan pastikan
gelang identitas terpasang dengan baik.
18. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien
danmencocokkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang identitas.
4. Supervisor/ Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik olehKepala
Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum pajananradiasi
(exposure) dilakukan.
5. Identifikasi pasien yang menjalani tindakan operasi:
a. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
b. Gelang identitas yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis pasien
BAB IV
DOKUMENTASI
PelaporanInsidens/ KejadianKesalahanIdentifikasiPasien
1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien harus segera
melaporke pada petugas yang berwenang di ruang rawat/ instalasi (Pengawas), kemudian
melengkapi laporan insidens.
2. Petugas harus berdiskusi dengan Pengawas / Ka. Unit/Ka. Instalasi mengenai pemilihan
cara terbaik dan siapa yang memberitahukan kepada pasien/ keluarga mengenai kesalahan
yang terjadi akibat kesalahan identifikasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Kesalahan penulisan alamat di rekam medis
b. Kesalahan informasi/ data di gelang identitas
c. Tidak adanya gelang identitas di pasien
d. Kesalahan identifikasi data/ pencatatan di rekam medis
e. Kesalahan identifikasi pemeriksaan radiologi (rontgen)
f. Kesalahan identifikasi laporan investigasi
g. Kesalahan identifikasi perjanjian (appointment)
h. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit
i. Salah memberikan obat ke pasien
j. Pasien menjalani prosedur yang salah
k. Salah pelabelan identitas pada sampel darah
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya Kesalahan identifikasi, dengan
atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi di
manaKesalahanidentifikasiterdeteksisebelumdilakukansuatuprosedur.
5. BeberapapenyebabumumterjadinyaKesalahanidentifikasiadalah:
a. Kesalahanpadaadministrasi/ tatausaha
− Salah memberikan barcode
− Kesalahanmengisiformulir
− Kesalahanmemasukkannomor/ angkapadarekammedis
− Penulisanalamat yang salah
− Pencatatan yang tidakbenar/ tidaklengkap/ tidakterbaca
b. Kegagalanverifikasi
− Tidakadekuatnya/ tidakadanyaSPOverifikasi
− TidakmematuhiSPOverifikasi
c. Kesulitankomunikasi
− Hambatanakibatpenyakitpasien, kondisikejiwaanpasien, atau
− Keterbatasanbahasa
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
− Kegagalanuntukpembacaankembali
− Kurangnyakultur/ budayaorganisasi
6. Jikaterjadiinsidenakibatkesalahanidentifikasipasien, lakukanhalberikutini:
a. Pastikankeamanandankeselamatanpasien
b. Pastikanbahwatindakanpencegahancederatelahdilakukan
c. Jikasuatuprosedurtelahdilakukanpadapasien yang salahataudilakukan di tempatyang
salah, para klinisi harusmemastikanbahwalangkah-langkah yang
pentingtelahdiambiluntukmelakukanprosedur yang tepatpadapasien yang tepat.6
7. Edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga pasien harus didokumentasikan pada
form Pemberian Informasi dan Edukasi.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR : NO. KPTS.
PERTAMINA 320/G00000/2020/SO
PRABUMULIH REVISI KE : 01
JUDUL : PANDUAN BERLAKU TMT : 1 April 2020
IDENTIFIKASI
PASIEN
REFERENSI
1. Department of Health, Government of Western Australia. Western Australian
patientidentification policy 2010; 2010.
2. World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions.
PatientIdentification. Dalam: Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2. 2007.
3. Critical Management Solutions. Patient identification policy. (diaksestanggal 25 Februari
2012) Diunduhdari www.kraskerhc.com. 2009.
4. Mid Western Regional Hospital, Mid Western Regional Orthopedic Hospital, Mid
WesternRegional Maternity Hospital. Patient identification policy and procedure; 2010.
5. Tameside Hospital NHS Foundation Trust. Patient identification policy; 2010.
6. Royal United Hospital Bath. Policy for the positive identification of patients; 2010.
7. Primary Care Provision. Patient identification policy. (diaksestanggal 25 Februari
2012).Diunduhdari www.bolton.nhs.uk. 2009.
8. Bath and North Somerset. Patient identification policy and procedure; 2009.
9. California Association for Medical Laboratory Technology Distance Learning Program.
Patient Identification; 2010.
10. Royal Free Hampstead NHS Trust. Patient identification policy; 2008