Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO


TAHUN 2017

RSUD dr. ABDOER RAHEM


SITUBONDO

Jl. Anggrek No. 68 Situbondo


Telp. (0338) 673293 Fax 671028
PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDOER RAHEM
Jl. Anggrek No. 68 Telp.(0338) 673293 Fax(0338)671028
SITUBONDO 68312

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
NOMOR : 445 / 001.65 / 431.518.2 / 2017

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO


Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan
kesehatan rumah sakit , serta dalam rangka menerapkan standar
keselamatan pasien rumah sakit untuk mengantisipasi timbulnya resiko,
serta mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan, diperlukan kebijakan identifikasi pasien di
Rumah Sakit Dokter Abdoer Rahem Situbondo.
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka perlu ditetapkan
dengan Panduan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer
Rahem Situbondo.
Mengingat : 1. Undang –Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran
Negara nomor 4431)
2. Undang – Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32
3. Undang – Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29
4. Undang –Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 54
5. Keputusan menteri kesehatan nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 34 Tahun 2017 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien Rumah sakit
8. Surat keputusan direktur RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo Nomor
445/001.65/431.518.2/2017 tentang panduan identifikasi pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
TENTANG PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN.
Pertama : Memberlakukan Panduan Identifikasi Pasien RSUD dr Abdoer Rahem
Situbondo Sebagaimana Dimaksud Dalam Ketetapan ini untuk Dijadikan
Acuan Dalam Menyelenggarakan Pelayanan Keselamatan pasien di RSUD
dr Abdoer Rahem Situbondo.
Kedua : Panduan Pelayanan Keselamatan Pasien seperti yang tertera pada lampiran
Surat Keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :SITUBONDO
Pada Tanggal : 02 Januari 2017
Direktur
RSUD dr Abdoer Rahem

dr. TONY WAHYUDI, M.Kes


NIP. 19630210 199011 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
Anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Identifikasi Pasien
RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo ini dapat selesai disusun.
Buku Panduan ini merupakan panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menetapkan dan memastikan identifikasi pasien secara benar, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Identifikasi Pasien RSUD dr Abdoer Rahem
Situbondo.

Situbondo, 02 Januari 2017

TIM PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I DEFINISI 1

A. Identifikasi 1

B. Gelang Identitas 1

C. Stiker / Label Identitas 1

D. tanda Resiko 1

E. Tindakan Invasif 2

BAB II RUANG LINGKUP 3

BAB III STANDAR FASILITAS 4

A. Tujuan Identifikasi 4

B. dasar Hukum 4

C. Prinsip Identitas 5

D. Sasaran 5

E. Pelaksanaan 5

BAB IV DOKUMENTASI 11

ii
BAB I
DEFINISI

A. Identifikasi
Identifikasi pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit untuk
menetapkan dan memastikan indentitas pasien secara benar, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalammemberikan pelayanan kepada pasien, antara satu pasien dengan yang lainnya.
Untuk memastikan identitas pasien yang benar, maka dibutuhkan data-data yang akurat,
selain nama pasien diperlukan identitas lainnya, seperti tanggal lahir, alamat, nomor rekam
medik, tanggal dan jam masuk rumah sakit disesuaikan menurut kebutuhan rumah sakit.
Pelaksanaan identitas dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit dan dinyatakan sebagai
pasien hingga pasien keluar / pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah Situbondo.

B. Gelang Identitas
Gelang identitas pasien adalah gelang yang dipasangkan pada ekstrimitas (tangan atau kaki),
berupa gelang berbacode yang mencantumkan identitas pasien, terdiri dari :
1. Nama lengkap pasien
2. Alamat pasien
3. Nomor rekam medik
 Khusus untuk pasien yang tidak mempunyai ekstrimitas, gelang identitas pasien dan
tanda risiko dimasukkan pada tali kur dan dikalungkan pada leher pasien.
 Untuk pasien bedah syaraf gelang identitas dan tanda risiko dipasanag pada
ekstrimitas sebelah kiri.
 Pasien yang tidak diketahui identitasnya, gelang identitas memuat tanggal masuk
rumah sakit dan nomor rekam medik.
 Untuk bayi baru lahir kembar pada gelang identitasnya ditambah nomor urut
kelahiran (Gemelli 1, Gemelli 2, dan seterusnya
 Gelang identitas pasien terdiri dari :
1. Gelang warna merah muda untuk pasien perempuan
2. Gelang warna biru untuk pasien laki-laki.

C. Stiker / Label Identitas


Stiker / label identitas adalah : stiker / label yang berisi identitas pasien yang dicetak oleh
petugas administrasi dengan menggunakan komputer. Label identitas ditempelkan pada
gelang identitas.

D. Tanda Risiko
Tanda risiko adalah tanda – tanda khusus berupa stiker yang ditempelkan pada gelang

1
identitas pasien untuk menunjukkan adanya suatu risiko terkait dengan kondisi pasien.
Tanda Risiko pasien terdiri dari :
 Stiker warna kuning untuk resiko jatuh
 Skiker warna merah untuk Alergi
 Skiker warna Ungu untuk pasien yang tidak dilakukan resusitasi
(Do Not Resucitation / DNR)

E. Tindakan Invasif
Tindakan invasif adalah suatu tindakan medis dengan cara memasukkan alat/ benda asing ke
dalam tubuh yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari panduan identifikasi meliputi proses identifikasi pasien yang dimulai dari
pendaftaran pasien, pemberian gelang identitas dan penggunanya, pemasangan gelang identitas
dan tanda risiko, pelaksanaanidentifikasi, pelepasan gelang identitas dan tanda risiko, monitoring
dan evaluasi, serta pelaporan bila terjadi insiden.

3
BAB III
TATA LAKSANA

Pelayanan kesehatan di rumah sakit pada dasarnya adalah pelayanan yang berisiko tinggi karena
memiliki banyak pasien, berbagai macam tindakan / prosedur dengan menggunakan alat dengan
teknologi canggih, ratusan bahkan ribuan macam obat. Bila tidak dapat melakukan identifikasi
dengan benar akan dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.
Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek / tahapan diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius /
tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur / kamar / lokasi di rumah
sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran identifikasi adalah untuk
melakukan dua kali pengecekan : pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan
menerima pelayanan atau pengobatan, dan kedua untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut.
A. Tujuan Identifikasi
1. Terhindarnya kesalahan tindakan medik ( medical error ) akibat kesalahan identifikasi
pasien.
2. Terhindarnya kesalahan pemberian obat akibat kesalahan identifikasi pasien.
3. Terhindarnya kesalahan pemberian tranfusi darah dan bahan darah akibat kesalahan
identifikasi pasien.
4. Terhindarnya kesalahan pengambilan sampel pemeriksaan penunjang akibat kesalahan
identifikasi pasien.
5. Terlaksananya identifikasi pasien secara baik dan benar sesuai dengan panduan.
6. Untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama
perawatan di rumah sakit.

B. Dasar Hukum
1. Undang –Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 116, tambahan Lembaran Negara nomor 4431)
2. Undang – Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32
3. Undang – Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29
4. Undang –Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 54
5. Keputusan menteri kesehatan nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Rumah sakit
8. Surat keputusan direktur RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo Nomor

4
445/001.65/431.518.2/2017 tentang panduan identifikasi pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo.

C. Prinsip Identifikasi
1. Seluruh pasien rawat inap termasuk bayi baru lahir, pasien gawat darurat yang
memerlukan observasi , dan pasien rawat jalan yang akan menjalani suatu prosedur atau
tindakan invasif harus diidentifikasi dengan benar pada saat masuk rumah sakit dan
selama masa perawatan.
2. Jangan melakukan prosedur / tindakan apapun jika belum jelas identitasnya.
3. Identifikasi wajib dilakukan terhadap pasien ketika memberikan obat, melakukan
tranfusi darah dan bahan darah , pengambilan darah , dan spesimen lain untuk
pemeriksaan , tindakan operasi / tindakan invasif atau setiap tindakan lainnya.
4. Identitas pasien harus ada pada setiap formulir rekam medik.

D. Sasaran
Semua pasien diberi gelang identifikasi

E. Pelaksanaan
1. Identifikasi
a. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, transfusi
darah dan bahan darah, pengambilan darah, dan spesimen lain untuk pemeriksaan,
tindakan operasi / tindakan invasif serta tindakan lainnya.
b. Identifikasi dilakukan minimal 2 identitas yaitu nama lengkap, alamat dan atau
nomor rekam medik.
c. Pastikan identitas yang ada pada gelang identitas sama dengan identitas pasien.
d. Cara melakukan identifikasi dengan meminta kepada pasien untuk menyebutkan
nama dan alamat, kemudian membandingkan jawaban pasien dengan data yang
tertulis di gelang identitas.
e. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya :
“siapa nama bapak / ibu ?” sehingga pasien menyebutkan namanya (jangan
menggunakan pertanyaan tertutup)
f. Jika pasien tidak mampu menyebutkan namanya ( misal pada pasien tidak sadar,
bayi, disfasia, gangguan jiwa ), verifikasi identitas kepada keluarga / pengantarnya.
g. Pada kondisi khusus dimana pasien tidak dapat berkomunikasi dikarenakan : tidak
sadar, dalam keadaan kritis, terpasang ventilator dan dalam keadaan darurat cara
identifikasi cukup dengan melakukan cross check atau mencocokkan data rekam
medik pasien dengan identitas yang tertera pada gelang identitas.
h. Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada perawat
yang bertugas setaip kali pergantiaan jaga ( saat operan )

5
i. Bila pasien pindah ruangan, maka lakukan identifikasi sebelum pasien dipindahkan
dan setelah pasien dipindahkan oleh perawat / bidan yang menerima pasien dengan
cara menanyakan ulang identitas pasien dan membandingkan data yang diperoleh
dengan yang tercantum di gelang identitas.

2. Label Identitas
a. Label identitas dicetak dengan komputer, memuat :
 Nomor rekam medik pasien
 Nama lengkap pasien
 Alamat lengkap pasien
b. Bayi baru lahir yang belum didaftarkan ke administrasi belum mendapatkan nomor
rekam medik, identitas sementara menggunakan label identitas ibunya ( namadan
nomor rekam medik ibunya )
c. Bayi yang sudah memiliki nomor rekam medik ,pada label identitas memuat :
 Nomor rekam medik bayi, nama lengkap ibu
 Tanggal lahir bayi
d. Bayi yang lahir kembar, label identitas memuat :
 Nama lengkap ibu, ditambahkan tulisan G1 ( Gemelli /kembar lahir pertama),
G2 untuk bayi kembar lahir urutan ke 2 dan seterusnya.
 Tanggal lahir bayi
e. Pasien yang tidak memiliki identitas, misalnya pasien terlantar , pada label identitas
di tulis : Mr.X/ Mrs.X, nomor rekam medik.
f. Bila identitas pasien telah didapatkan , ganti gelang dan label identitas sesuai
dengan identitas yang sebenarnya.
g. Identitas yang ada pada label identitas harus jelas dan terbaca.
h. Tulisan pada gelang identitas pasien dipasang menghadap ke arah jari tangan
pasien.

6
2. Pemasangan Gelang Identitas dan Klip Skotlet Risiko
a. Pasien yang akan diberikan gelang identitas adalah pasien resusitasi dan observasi di
ruang gawat darurat , pasien rawat inap ( termasuk intermediate ward ), One Day
Care, dan pasien rawat jalan yang akan dilakukan tindakan invasif.
b. Gelang identitas terdiri dari :
 Gelang warna biru untuk pasien laki-laki
 Gelang warna merah untuk pasien wanita

c. Pada gelang identitas memuat identitas pasien yang ada pada label identitas.
d. Pemasangan gelang identitas dilakukan oleh perawat atau bidan yang bertanggung
jawab memberikan pelayanan kepada pasien dengan menjelaskan tujuan pemasangan
gelang identitas.
e. Pemakaian gelang identitas di pergelangan tangan pasien yang tidak terpasang infus
atau yang tidak aktif dengan arah dengan arah tulisan yang ada pada label identitas
menghadap ke jari tangan pasien untuk memudahkan petugas saat membacanya.
f. Pasien yang tidak memungkinkan dipasang gelang identitas , misalnya tidak memiliki
ekstrimitas , luka bakar pada tangan ,maka gelang identitas dipasangkan pada kaki ,
bila tidak memungkinkan di kaki maka dapat dipakaikan dengan cara
mengalungkannya dengan menggunakan tali knur di leher pasien.
g. Pasien dengan fistula arterio – vena ( Pasien Hemodialisa ), gelang identitas tidak
boleh dipasang disisi lengan yang terdapat fistula.
h. Pasien yang memiliki risiko saat dilakukan pengkajian awal maupun setelah di
ruangan maka ditambahkan tanda risik pada gelang identitas.
 Stiker warna kuning untuk pasien risiko jatuh
 Stiker warna merah untuk pasien alergi atau risiko alergi
 Stiker warna ungu untuk pasien yang tidak dilakukan resusitasi ( do not
resucitation / DNR)
7
i. Gelang identitas dan tanda risiko harus dipakai oleh semua pasien selama masa
perawatan di rumah sakit.
j. Jika gelang identitas atau tanda risiko terlepas atau harus dilepas / hilang dikarenakan
kondisi pasien , misalnya pemasangan infus dan tindakan lain atau hilang selama
perawatan , maka dikomfirmasikan ke bagian administrasi untuk mendapatkan gelang
identitas dan tanda risiko yang baru dan segera untuk dipasang kembali.
k. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang identitas dikarenakan berbagai hal
seperti : menolak pengguanaan gelang identitas , gelang identitas menyebabkan iritasi
kulit, gelang terlalu besar / kecil ,pasien melepaskan gelang identitas, maka pasien
harus di informasikan akan resiko yang dapat terjadi jika gelang identitas tdk
terpakai, alasan pasien dicatat pada rekam medik.
3. Pelepasan Gelang identitas dan Tanda Risiko :
a. Gelang Identitas dan tanda risiko harus dilepas ketika pasien sudah diijinkan
pulang, baik sembuh, pulang paksa, atau meninggal dunia.
b. Pelepasan gelang identitas dan tanda risiko dilakukan oleh perawat atau bidan
yang bertanggung jawab terhadap pasien pada tempat terakhir pasien tersebut
dirawat.
c. Gelang identitas dilepas oleh kepala ruangan/ DPJP setelah semua proses
administrasi selesai dilakukan dan pasien mendapatkan surat ijin pulang,
kemudian dilakukan pengecekan ulang oleh kepala ruangan.
d. Pelepasan gelang identitas dengan cara menggunting dan dipotong menjadi
potongan-potongan kecil.
e. Potongan gelang identitas dibuang ke tempat sampah medis.

4. Prosedur yang membutuhkan identifikasi Pasien dengan Benar


a. Pemberian obat-obatan
b. Tranfusi darah dan produk darah lainnya
c. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
d. Pengambilan sample ( misalnya Darah, Tinja, Urin, dan sebagainnya )
e. Transfer pasien
1. Pemberian Obat – Obatan
a. Identifikasi pasien dalam memberikan obat merupakan tanggung jawab
Perawat atau Bidan.
b. Perawat / Bidan yang kompeten harus memastikan 7 Benar dalam pemberian
obat ( Benar Obat, Benar Dosis, Benar Rute,Benar waktu, Benar pasien,
Benar informasi, dan Benar dokumentasi )
c. Sebelum memberikan obat , Perawat atau Bidan wajib melakukan
identifikasi dengan cara meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap
dan alamat pasien.

8
d. Jika Perawat / Bidan tidak nyakin atau ragu akan kebenaran identitas pasien ,
tunda pemberian obat sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan
benar .
2. Pemberian Produk / Komponen Darah
a. Langkah Pertama
Dua orang Perawat / Bidan yang kompeten melakukan verifikasi
menggunakan formulir chek list pemberian transfusi darah. Perawat / Bidan
harus memastikan adanya informed concent yang masih berlaku dan
kebenaran data pada kantong darah, yang meliputi : Jenis darah, golongan
darah yang terterah pada kantong darah , waktu kadaluarsa, dan
mencocokkannya dengan data yang ada pada berkas rekam medik pasien dan
permintaan transfusi dari dokter.
b. Langkah ke dua
Sebelum memberikan transfusi, Perawat / Bidan wajib melakukan
identifikasi dengan cara meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap
dan alamat , sambil mencocokkan dengan identitas yang ada pada kantong
darah.
c. Jika Perawat / Bidan tidak nyakin / ragu akan kebenaran identitas pasien ,
tunda pelaksanaan tranfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien
dengan benar.
3. Pasien yang Menjalani Tindakan Operasi
a. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien.
b. Jika diperlukan untuk melepas gelang identitas selama dilakukan operasi,
tugaskan seorang Perawat di kamar operasi untuk bertanggung jawab
melepas dan memasang kembali.
c. Buatkan gelang identitas yang baru, dan pasangkan kembali.
d. Gelang identitas selama dilepas harus ditempelkan di depan rekam medik
pasien.
4. Pasien yang Menjalani Tindakan / Prosedur Invasif
a. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum
melakukan prosedur , dengan cara :
- Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan alamatnya.
- Periksa dan bandingkan data pada gelang identitas dengan rekam
medik.Jika terdapat 2 pasien dengan nama yang sama , periksa ulang
identitas dengan melihat identitas lainnya seperti nomor rekam medik.
b. Jika data pasien tidak lengkap , informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum dilakukan tindakan / prosedur invasif.

9
5. Pengambilan sampel ( darah, tinja, dan lain-lain )
a. Petugas Analisis / Perawat / Bidan harus mengkonfirmasi identitas pasien
dengan cara meminta pasien untuk menyebutkan nama dan alamatnya.
b. Pemasangan stiker / label identitas pasien pada tabung pemeriksaan
specimen harus segera dilakukan setelah pengambilan specimen dan
dilakukan saat itu juga di depan pasien.
c. Tidak diperkenankan memasang stiker identitas pasien sebelum specimen
dimasukkan ke dalam tabung .
d. Jangan memberi label pada beberapa pasien dalam waktu bersamaan.
6. Bayi Baru Lahir atau Neonatus
a. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di gelang identitas
berisikan tulisan bayi dilanjutkan dengan nama ibu, tanggal lahir , dannomor
RM bayi
b. Saat melakukan identifikasi pada bayi dilakukan kepada ibu bayi atau
keluarganya.
c. Gunakan gelang identitas berwarna merah muda ( Pink ) untuk bayi
perempuan dan warna biru untuk bayi laki-laki.
7. Pasien yang identitasnya Tidak Diketahui
a. Pasien yang tidak diketahui identitasnya , maka data yang ada pada gelang
identitas berisi : Mr.X / Mrs.X, dan nomor rekam medik pasien.
b. Bila identitasnya pasien sudah diketahui , data pada gelang identitas harus
segera diganti sesuai dengan nama pasien, alamat dan rekam medik yang
sudah ada.
c. Pasien yang wajahnya rusak dan sulit dikenali, maka selain identitas
dilengkapi dengan foto pasien dan diletakkan pada berkas rekam medik
pasien.
8. Pasien dengan nama yang sama di Rawat Inap
1. Informasikan kepada Perawat / Bidan yang bertugas setiap pergantian jaga
apabila ada pasien yang memiliki nama sama
2. Beri label Penanda berupa scotlet berwarna Hijau di status rekam medis,
lembar obat-obatan, dan lembar tindakan .
3. Beri Tanda segi empat berwarna Hijau yan bertuliskan “Nama Sama” di
tempat tidur pasien
4. Tanyakan nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis dan
cocokkan dengan gelang identitas serta catatan rekam medis sebelum
memberikan pelayanan atau pengobatan kepada pasien.
9. Pasien Rawat Jalan
Pasien rawat jalan tidak menggunakan gelang identitas , kecuali bila pasien
dilakukan tindakan / prosedur invasif.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Gelang identitas
2. Formulir instrumen evaluasi Pemasangan dan pelepasan gelang Identifikasi dan Tanda
Risiko
3. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Identifikasi pasien

11

Anda mungkin juga menyukai