Instalasi Gedung Bertingkat
Instalasi Gedung Bertingkat
PENDAHULUAN
Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system
ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi
manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.
Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar
tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara:
a. Aman bagi manusia dan peralatan
b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi
konsumen.
Sebagai kelengkapan dari sebuah gedung, listrik adalah elemen penting dari
bangunan itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus
diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung,
sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah. Masalah yang bisa
ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung yang salah, seperti
kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil
bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi
listrik pada bangunan gedung seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik
lainnya,komponen / peralatan listrikyang dipakai, pembagian daya yang harus
diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing, dan sebagainya. Bila
semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan dirasakan
langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik. Baik
dalam instalasi listrik di bangunan gedung, ataupun instalasi listrik di gedung
bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko yang besar dari
penggunaan listrik yang salah bisa menimpa kita semua.
Bengkel Otomasi 1
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya
berkembang , maka sangat dibutuhkan tenaga kerja yang professional dan handal
dibidangnya masing-masing. Untuk menghasilkan pekerjaan yang baik tidak hanya
dibutuhkan teori-teori tetapi juga dibutuhkan praktek berdasarkan teori yang ada.
Umumnya diindustri-industri banyak sekali digunakan mesin-mesin penggerak untuk
mesin produksi, yaitu motor listrik. Pengontrolan motor dapat dilakukan dari yang
sangat sederhana sampai pada system pengontrolan yang sangat baik. Begitu juga
untuk instalasi penerangan sangat banyak digunakan bahkan memang itu yang paling
utama. Pemasangannya harus sesuai dengan standar yang ada karena hal ini
menyangkut keselamatan pekerja.
Dalam praktek bengkel semester V ini, pekerjaan yang dilakukan tidak
terlepas dari pemasangan instalasi penerangan.
A. Latar Belakang
Bengkel Otomasi 2
ketahui, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sekarang telah tergantikan oleh
tenaga mesin yang jauh lebih cepat dan efisien dalam pengerjaannya.
Beranjak dari fenomena tadi maka penulis akan mencoba untuk mengulas
bagaiman saya dapat mengerjakan teknik perbengkelan yang baik sehingga dapat
menghasilkan kerja yang lebih baik, memuaskan dan lebih optimal yang akan penulis
uraikan dalam laporan bengkel kali ini.
B. Tujuan
Setiap pekerjaan yang dilakukan tentunya ada tujuan yang ingin dicapai dan
juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dan juga manfaat yang akan kita peroleh dari pekerjaan tersebut. Serta
dicapai pada praktek bengkel ini adalah sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan fungsi serta dapat membaca
dan memahami job yang akan dikerjakan.
b. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang
digunakan sewaktu praktek berlangsu nng supaya nantinya apabila telah tamat
dan bekerja tidak bingung lagi tentang peralatan yang dipakai didunia
industry.
c. Agar mahasiswa terampil dalam menggunakan alat-alat yang terdapat
dibengkel dengan baik dan efisien.
d. Agar mahasiswa terampil dalam mengerjakan sebuah instalasi llistrik deangan
baik sesuai dengan standarisasi.
e. Agar mahasiswa teramoil dalam merangkai, rangkaian control dari sebuah
motor listrik.
f. Agar mahasiswa selalu disiplin dalam kerjanya dan bisa memperhatikan
keselamatan alat dan keselamatan pribadi.
g. Agar mahasiswa dapat bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan yang
dilakukannya dalam laporan bengkel kali ini.
Bengkel Otomasi 3
h. Agar mahasiswa mengetahui baik dari segi bentuk, sifat-sifat, maupun prinsip
kerja dari komponen tersebut.
i. Agar mahasiswa mampu merancang suatu instalasi penerangan dan instalasi
tenaga.
j. Agar mahasiswa bisa membuat laporan kerja yang baik.
Agar mahasiswa mampu dengan adanya tujuan dan manfaat yang ingin dicapi
tersebut tentunya setiap kita harus dapat melakukan pekerjaan tersebut ssecara baik
dan benar, sehingga kita bisa dapat menciptakan hasil kerja yang jauh lebih baik dan
memuaskan. Dan tentunya semua itu dapat tercapai apabila ada keseriusan,
ketekunan, dan kesabaran dari setiap mahasiswa tersebut.
C. Permasalahan
Dalam teori pada umumnya mahasiswa hanya mengetahui sifat suatu komponen
listrik secara teori atau sebaliknya. Pada umumnya banyak yang bisa memasang
instalasi tetapi tidak mengerti akan peraturan-peraturan listrik atau asal pasang yang
penting lampu hidup atau ada arus.
Bengkel Otomasi 4
BAB II
URAIAN UMUM
A. Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dipatuhi
dalam pelaksanaan praktek di bengkel listrik. Hal yang merupakan factor yang paling
penting dalam melakukan praktek dibengkel karena menyangkut keselamatan diri
serta keselamatan peralatan praktek dibengkel. Disiplin merupakan salah satu cara
untuk mencapai hasil yang sempurna dalam praktek brngkel. Disiplin yang paling
utama dalam melaksanakan praktek bengkel adalah ketepatan waktu. Mengingat
pekerjaan bengkel yang akan dilakukan cukup untuk melaksanakan praktek saja maka
waktu yang ada tersebut harus dipergunakan sebaik dan seefisien mungkin.
Kedisiplinan juga menyangkut waktu dan peratura-peraturan yang berlaku dibengkel
listrik. Jadi kedisiplinan merupakan alat yang ampuh untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam melaksanakan praktikum maupun kegiatan lainnya.
B. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja harus diperhatikan dalam segala pekerjaan yang akan
dilakukan baik pekerjaan kecil ataupun pekerjaan besar. Keselamatan kerja harus
dilakukan dalam melaksanakan praktikum biasanya terbagi dua yaitu keselamatan diri
sendiri(operator) dan keselamatan alat dan benda kerja. Setiap akan melaksanakan
praktek bengkel terlebih dahulu perhatikan kondisi tubuh dalam keadaan fit. Karena
hal ini erat kaitannya dengan pekerjaaan yang akan kita laksanakan nantinya, agra
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada dibengkel maka dari itu
harus diperhatikan keselamatan kerja.
Dalam melaksanakan praktikum, keselamatan kerja harus terkuasai agar
terlindung dari apa yang tidak diinginkan sehingga proses pekerjaan bisa berjalan
Bengkel Otomasi 5
dengan lancer. Adapun cara-cara yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja
nantinya adalah sebagai berikut.
1. Keselamatn diri sendiri (Operator)
a. Menggunakan perlengkapan kerja yang tidak mengganggu jalannya pekerjaan,
seperti:
b. Menggunakan baju yang tidak sempit (nyaman)
c. Menggunakan sepatu yang sesuai untuk praktek.
d. Menggunakan kacamata jika diperlukan.
e. Dianjurkan menggunakan alat-alat yang diperlukan.
f. Jangan mempermainkan benda-benda tajam dalam praktek.
g. Selalu melakukan konsultasi dengan instruktur atau dosen jika mengalami
hambatan dalm praktikum.
h. Selalu menanamkan sifat hati-hati dan kecermatan dalam praktek yang sedang
berlangsung.
2. Keselamatan alat dan benda kerja
Sebelum mengambil dan mengembalikan dengan melaporkan kepada teknisi.
a. Menjaga setiap peralatan yang digunakan dari setiap kerusakan dalam
b. Praktek yang sedang berlangsung
c. Membersihkan tempat kerja setelah melakukan praktek
d. Periksa terlebih dahulu kelengkapan peralatan yang dipinjam sebelum
mengembalikannya ke teknisi.
Setelah peralatan dippinjam tadi lengkap, letakkan kembali ketempat semula setelah
dilaporkan keteknisi.
C. Standarisasi
Salah satu upaya untuk mendapatkan suatu sistem yang tepat yaitu dengan
ditentukannya suatu standarisasi yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dengan
maksud mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan tercapainya
Bengkel Otomasi 6
standarisasi, maka peralatan-peralatan listrik dapat dipergunakan dengan baik dan
lebih efisien.
Dua organisasi internasional yang bergerak dibidang standarisasi ini adalah :
1. International Electrotechnical Commission (IEC) untuk bidang teknik
listrik.
2. International Organization For Standarisation (ISO) untuk bidang-bidang
lainnya.
Organisasi tersebut menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar atau
norma. Untuk teknik listrik dikenal norma-norma IEC. Kegiatan standarisasi di
Indonesia dilakukan oleh beberapa departemen untuk bidangnya masing-masing.
Untuk bidang teknik listrik arus kuat usaha standarisasi diprakarsai oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa
instansi lainnya.
Peraturan instalasi yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa
instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorcshriften
Voor Electrische Sterkstrom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh
Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE 2004 ini
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai
Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi
Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan kemudian
dilanjutkan untuk PUIL 1977, 1987, dan 2000 sebagai penerbitan PUIL kedua hingga
keempat. Yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya.
Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977, dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan
Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan tahun 2000, namanya menjadi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang
sama yaitu PUIL.
Disamping itu, PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam pasal,
subpasal, ayat dan subayat seperti pada PUIL edisi sebelumnya. Pembedaan
tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomorannya dengan digit. Di samping PUIL
Bengkel Otomasi 7
2000, harus diperhatikan peraturan-peraturan lain yang ada hubungannya dengan
instalasi listrik (bagian 1.3 PUIL 2000) antara lain :
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta
peraturan pelaksanaannya
b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfatan Tenaga Listrik
e. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1993 tentang Usaha Penunjang
Listrik
f. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/ 40/M.PE/1990
tentang Instalasi Ketenagalistrikan
g. Peraturan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/0322/M.PE/1995
tentang Standarisasi, Sertifikat Akreditasi Dalam Lingkungan
Pertambangan dan Energi.
h. Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi ini adalah agar pengusahaan
instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari
bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan
gedung dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan (bagian 1.1 PUIL
2000).
Persyararan Umum Instalasi Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan
instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000V, arus searah
1500 V dan tegangan menengah sampai dengan 35 KV dalam bangunan dan
sekitarnya baik perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait.
(Bait 1.2.1 PUIL 2000). Di samping itu, dengan adanya standarisasi tersebut diatas,
maka dapat menjamin tersedianya peralatan-peralatan listrik yang memenuhi standar
Bengkel Otomasi 8
dipasaran dan dapat mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan –
peralatan listrik.
Bengkel Otomasi 9
BAB III
LANDASAN TEORI
Bengkel Otomasi 10
Setiap pelaksana atau pemasangannya harus tersusun dengan rapi.
Supplay yang digunakan dalam instalasi listrik harus memmpunyai
kehandalan yang lebih baik.
Perhatikan penggunaan kabel untuk memperhatikan stabilitas tegangan yang
konstan.
Macam-Macam Instalasi
Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi antara lain :
1. Instalasi Dalam yaitu instalasi dalam adalah instalasi yang digunakan untuk
pelayanan tenaga listrik yang terpasang di dalam gedung–gedung seperti
perumahan yang mendapatkan supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan
luar.
2. Instalasi Luar yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti
penyalur tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen. Instalasi luar ada
dua macam yaitu jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan
rendah (JTR).
Jaringan tegangan menengah adalah instalasi listrik penyalur tenaga
listrik yang berawal dari gardu induk sampai ke trafo distribusi.
Tingkat tegangan saluran primer (saluran tegangan menengah) yang
umumnya dipakai di Indonesia adalah tegangan 20 KV.
Jaringan tegangan rendah adalah instalasi listrik jaringan distribusi
sekunder, dimana jaringan distribusi tersebut langsung terhubung ke
Kwh meter konsumen. Tingkat tegangan rendah saluran sekunder
(saluran tegangan rendah) yang umum dipakai di Indonesia adalah
tegangan 380/220 Volt.
Adapun jenis instalasi terbagi atas
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi Daya
Bengkel Otomasi 11
Instalasi Daya
Instalasi daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik
untuk melayani mesin-mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin
ruangan, lift dan lain-lain. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada instalasi
daya antara lain :
a. Pengaman
b. Penghantar
c. Kontak-kontak
d. Tombol tekan
e. Kontaktor
f. Panel
Instalasi Penerangan
Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk
melayani beban penerangan. Untuk pencahayaan suatu ruangan didasarkan pada
fungsi daripada ruangan tersebut. Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara
lain sebagai berikut :
a. Lampu penerangan
b. Saklar
c. Kontak-kontak
d. Pipa
e. Penghantar
f. Pengaman
g. Kotak sambung
h. Panel hubung bagi (PHB)
i. Fitting
Bengkel Otomasi 12
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan instalasi gedung
bertingkat sebagai berikut :
A. Penghantar
Bengkel Otomasi 13
Pemilihan Jenis dan Ukuran Penghantar
Ukuran luas penampang penghantar dan jenis penghantar yang dipasang
dalam suatu instalasi penerangan maupun instalasi daya ditentukan berdasarkan :
1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar.
2. Jatuh tegangan yang diperbolehkan.
3. Temperatur Sekitar dan Sifat Lingkungan.
4. Kekuatan Mekanis Penghantar.
5. Kemungkinan perluasan.
Dalam suatu instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan
digunakan berbagai jenis kabel, antara lain :
1. Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos berisolasi
PVC, yang uratnya satu hingga lima. Kalau lebih dari satu, urat-uratnya dibelit
menjadi satu dan kemudian diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik
lunak supaya bentuknya menjadi bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, supaya
mudah dikupas pada waktu pemasangan. Sesudah itu baru diberi selubung PVC
berwarna putih. Untuk pemasangan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau
ditanam langsung pada plesteran, juga diruang lembab atau basah,
ditempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran.
2. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari ruangan
konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak
merusak selubung luar kabelnya.
3. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.
Bengkel Otomasi 14
2. Kabel NYY
Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM.
Hanya saja tebal isolasi dan tebal luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan
berbeda. Warna selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah satu sampai
lima. Kabel NYY banyak digunakan untuk instalasi industri didalam gedung maupun
dialam terbuka, disaluran kabel dan didalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan
tidak ada gangguan mekanis. NYY juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan diberi
pelindung secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.
3. Kabel NYFGbY
Penghantar ini adalah jenis penghantar/kabel tanah thermoplastic berperisai
yang paling banyak digunakan di Indonesia. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga
tanpa lapisan timah putih,dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya kebanyakan tiga atau
empat dan kadang-kadang dua. Urat-uratnya ini dibelit menjadi satu, Kemudian
diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak, dan perisai kawat baja
Bengkel Otomasi 15
pipih berlapis seng. Perisai kawat baja ini didikat dengan spiral pita baja berlapis
seng.
Untuk melindungi perisai dari korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC
berwarna hitam. Perisai dan kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung
elektrostatis yang baik, kerena kabel ini kurang fleksibel, kawat baja pipih ini tidak
dapat digunakan perisai kabel ukuran kecil.
Bengkel Otomasi 16
FKt = Faktor koreksi temperatur
FKp = Faktor koreksi penempatan
2. Perhitungan untuk 1Ø
P
I n= ......................................................................... (3)
V ln × cos ∅
atau
S
I n= .................................................................................... (4)
V ln
Dimana :
In = Arus nominal
P = Daya aktif (Watt)
S = Daya Semu (VA)
VLL = Tegangan fasa fasa
VLN = Tegangan fasa-netral
Cos = Faktor daya
Jatuh Tegangan
Yang dimaksud dengan jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan
yang hilang pada penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan
ujung pengirim dan tegangan ujung penerima.
Bengkel Otomasi 17
Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan
yang terjadi. Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi
utama pada setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada panel
hubung bagi utama. Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan :
V =I × R ......................................................................................... (5)
L
R=ρ ........................................................................................... (6)
A
Dimana :
V = Jatuh Tegangan (Volt)
I = Arus Beban (Ampere)
R = Resistansi Penghantar ()
= Resistansi Jenis Penghantar (/mm2)
L = Panjang Penghantar (m)
A = Luas Penampang Penghantar (mm2)
Bengkel Otomasi 18
dan jika dipasang dalam beton harus menggunakan pipa instalasi yang memenuhi
syarat.
Pemasangan penghantar pada pipa instalasi tidak boleh ada sambungan
penghantar. Penyambungan suatu penghantar harus dilakukan pada kotak sambung
atau kotak cabang yang diperuntukkan bagi maksud tersebut. Untuk kabel yang
berbentuk pipih (NYIFY) tidak boleh dipasang pada bahan yang mudah terbakar,
menumpukkan kabel, dipasang pada ruangan yang terbuat dari kayu dan hanya boleh
terpasang pada ruangan kering dan di bawah plesteran kecuali di dalam rongga pada
loteng dan dinding terbuat dari beton, batu atau bahan lain yang tidak dapat terbakar.
Untuk kabel telanjang hanya boleh dipasang dengan menggunakan isolator
yang berkonstruksi baik dan tepat, baik dipandang dari segi beban mekanis maupun
elektris, kecuali untuk pembumian pada ruang domestik perumahan. Jarak antara
penghantar telanjang dan dinding, serta bagian bangunan konstruksi rangka harus
sekurang-kurangnya 5 cm.
B. Sakelar
Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik.
Macam dan jenis saklar ini bermacam-macam dimana masing-masing disesuaikan
dengan penggunaanya artinya saklar yang biasa dipakai sehari-hari seperti yang
terdapat pada perumahan , sekolah, gedung, dan sebagainya. Setiap saklar yang
melayani setiap sirkit utama atau sirkit cabang mempunyai arus nominal tidak kurang
dari kerbutuhan maksimum dari bagian instalasi yang dilayani sirkit yang
bersangkutan, disamping itu arus nominal saklar, masuk arus mempunyai syarat tidak
kurang dari 10 A dan tidak kurang dari kebutuhan maksimum dari sirkit.
Adapun cara pengoperasiannya adalah dengan menghubungkan dan
memutuskan rangkaian listrimk tersebut ada kalanya saklar tersebut sebagai saklar
beban karena memiliki pemutus sesaat. Pada saat saklr membuka untuk memutuskan
rangkaian sebuah penggas akan direnggangkan. Pegas ini akan menggerakkan
kontak-kontak sakelar sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang
Bengkel Otomasi 19
sangat pendek, jadi kecepatan pemutusnya tidak tergantung pada pegasnya. Pada
umumya, sakelar dibuat dari bahan-bahan semacam ebonite atau PVC keras dengan
warna hitam, coklat tua, atau putih.
Dalam pemasangannya, sakelar ada yang diletakkan pada posisi didalam
tembok dan ada juga diluar tembok. Menurut penggunaanya, sakelar terbagi dalam
beberapa jenis yaitu: saklar deret, system tunggal, system dua kutub, system tukar,
system silang, dan sebagainya, akan tetapi dalam praktek bengkel sakelar yang
digunakan adalah :
1. Sakelar Tunggal
Bengkel Otomasi 20
an untuk bel listrik atau saklar baik sebagai saklar ON-OFF.
Saklar mempunyai beberapa persyaratan yaitu harus dapat dilayani secara
aman tanpa menggunakan alat bantu, jumlahnya harus sedemikian rupa sehingga
jumlah pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat
dilakukan dengan aman. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya sesuai dengan daya
yang dihubungkannya tetapi tidak boleh kurang dari 5 A. Pada praktek bengkel ini
saklar yang digunakan pada pemasangan instalasi penerangan adalah. saklar tunggal,
dan saklar tukar, saklar tunggal digunakan untuk rangkaian penerangan dengan daya
satu arah walaupun dalam rangkaian twrsebut dipasang berbagailampu penerangan
yang berbeda tetapi hanya diatur dalam satu saklar.
Pengaturan satu arah merupakan suatu hubungan seri dari saklar tunggal
dengan arah lampu penerangan dengan satu jaringan sumber tegangan sumber 220 V.
Sedangkan saklar tunggal disebutjuga saklar dua arah kareana mempunyai
pengoperasian sebanyak dua arah, maksudnya saklar ini bisa menghidupkan dan
mematikan dari saklar itu juga. Dalam praktek bengkel kali ini menggunakan dua
buah saklar tunggal dimana saklar tersebut bisa menghidupkan dan mematikan lampu
dari dua tempat, biasanya pemasangan saklar ini dipasang dijenjang atau dijalan gang
dan lain-lain.
2. Sakelar Tukar
Selain disebut sakelar tukar umumnya disebut juga saklar dua arah atau saklar
hotel atau system pengaturan saklar dua arah yang memastikan untuk menghidupkan
dan mematikan rangkaian dari satu pemakai atau dapat dilakukan didua tempat
terpisah, dalam system ini pengaturan saklar tukar lampu penerangan dihubungkan
seri dengan kedua saklar tukar dimana kawat penghubungnya bisa disebut dengan
kawat penghantar penghubung. Terminal ”P” dari salah satu saklar dua arah
dihubungkan padaterminal aktif. “P” pada dari saklar lainnya dihubungkan kelampu
penerangan oleh penghantar saklar.
Bengkel Otomasi 21
Gambar sakelar tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah
penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu
dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar
tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-
lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel
maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan
tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis.
Prinsip kerja rangkaian di atas adalah, lampu akan menyala jika kedua saklar
berada pada posisi yang sama, misal posisi saklar berada dibagian kontak atas semua
atau kontak bawah semua. Dapat dilihat dari rangkaian diatas. Sedangkan lampu akan
Bengkel Otomasi 22
padam jika posisi saklar berbeda tempat, misal satu saklar berada di kontak atas dan
satu lainnya di kontak bawah atau sebaliknya. Konsep inilah yang menyebabkan
saklar bisa dihidupkan maupun dimatikan dari arah bergantian.
3. Sakelar Tuas
TPDT atau saklar engkol merupakan komponen saklar yang banyak
digunakan pada instalasi tenaga. Biasanya digunakan untuk pengoperasian dua
saluran listrik yaitu dari supplay PLN dan dari supplay Generator atau pembangkit
sendiri. Saklar ini digunakan pada system 3 fase karena memiliki tiga terminal pada
setiap partisinya, saklar ini memiliki dua arah yaitu pada posisi 1,0,II. Supplay untuk
penerangan dipasang pada posisi tengah (0) dan yang lainnya (Idan II) dari sumber
tegangan.
C. Stop Kontak
Bengkel Otomasi 23
Terminal pada stop kotak ada tiga jaluar yaitu untuk jalur positif, untuk jaur
negative dan untuk jalur pentanahan. ((grounding). dengan perkembangan zaman stop
kontak ada yang dilengkapi dengan lampu tanda sekering.
D. Fiting
Gambar Fitting
Bengkel Otomasi 24
E. Lampu
Lampu merupakan komponen yang mengeluarkan dan memberikan sumber
cahaya untuk penerangan. Jenis lampu yang digunakan untuk praktek bengkel adalah
lampu pijar, lampu TL dan lampu tanda.
1. Lampu Pijar
Lampu pijar merupakan lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara
memanaskan serabut pijar (filamen). Serabut pijar adalah kawat logam halus yang
mempunyai hambatan terhadap arus yang mengalir. Didalam serabut pijar inilah
tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya.
Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil dari bola
sedemikian rupa hingga tinggal menghabiskan bola lampu hampa udara tanpa
terdapat zat asam lagi. Keadaan seperti ini akan mencegah filamen terbakar habis.
Jika bola lampu diisi dengan gas argon, maka gas argon itu akan mencegah
filamen menguap. Filamen yang menyala didalam tempat yang diisi gas argon
suhunya menjadi lebih tinggi, sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya.
Bengkel Otomasi 25
Untuk membaurkan cahaya yang kuat dan berpusat pada serabut pijar, banyak lampu-
lampu yang dibuat dari kaca buram seperti kaca putih susu atau kaca berwarna. Jenis
lampu ini biasanya dipilih dengan alasan untuk hiasan, misalnya untuk lampu lantai,
lampu meja, lampu taman, atau lampu dinding.
2. Lampu TL
Bengkel Otomasi 26
F. Pipa Instalasi
Bengkel Otomasi 27
harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahanan panas dan lembab serta tidak
menjelas kan panas api, selain itu permukaan luar dan dalm pip harus licin dan rapi.
Keuntungan pipa adalah boleh dihubungkan dengan tanah yang sangat penting
untuk keamanan seperti halnya dalam bengkel konstruksi. Tetapi ada juga, oleh
karena sambungan tidak tepat untuk menganggap suatu pipa sekrup yang
dihubungkan dengan tanah sebagai pengaman yang sempurna untuk mencegah
bahaya penyinggungan.
Klem, digunakan sebagai penahan pipa agar melekat kedinding atau langit-
langit dan juga sebagai penahan kontak sambungan , saklar, stop kontak , dan lain-
lain. yang ditetapkan antara klem dengan komponen yang lain adalah 10 cm, jarak
klem dengan klem adalah 80-100 cm sedangkan untuk meninggikan pipa maka
digunakan pelana yang dipasang serangkai dengan klem pipa. Ukuran klem yang
digunakan disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai.
Elbow, digunakan untuk pemasangan pipa pada belokan-belokan dinding,
ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa yang dipakai bahan elbow terbuat dari
besi atau union dan ada juga yang terbuat dari plastic PVC.
G. Kotak Sambungan
Bengkel Otomasi 28
Gambar 3.9 Kotak Sambung
H. Pengaman
Pengaman adalah suatu peralatan yang digunakan pada instalasi listrik yang
berfungsi untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi
itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal.
Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik
terjadi suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan
itu saja yang bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan
hantar arus dari penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak terdapat
pengaman yang mempunyai arus nominal sama dengan kemampuan hantar arus
penghantar, maka dapat digunakan pengaman yang lebih besar atau setingkat.
Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain :
1. Pengaman Lebur ( Fuse)
2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB )
3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
4. No Fuse Breaker (NFB)
5. Thermal Overlay Relay ( TOR )
Bengkel Otomasi 29
Gambar Bentuk MCB 1 Phasa thermal overload dan 3 phasa
I. Panel
Bengkel Otomasi 30
memahami suatu rangkaian listrik, panel tersebut macam-macam pengunaanya
adanya yang digunakan sebagai distribusi, penerangan daya dan lain-lain.
Ada beberapa jenis model konstruksi panel yang dipakai dalam pemasangan instalsi
listrik yaitu :
1. Konstruksi panel rangkaian terbuka
Papan hubungan bagi panel jenis ini tidak memakai tutup pada semua
sisi, jadi bagian yang bertegangan tidak terlindungi terhadap bahaya sentuh
sehingga cocok digunakan pada ruangan yang tertutup (gardu induk
perangkat) dan hany aboleh didekati oleh operator panel tersebut.
2. Panel yang bagian dalamnya tertutup rapi
Pada panel ini operator terhindar dari bahaya srntuh. Pada sisi depan
tertutup rapat, tetapi pada sisi lainnya terbuka. Banyak digunakan dalam
ruangan tertentu.
3. Panel jenis cobical
Pada panel jenis ini semua sisi tertutup rapat pada bagian depan dan
terdapat alat-alat listrik diman aoperator dapat mengoperasikan atau
mengamati peralatan tersebut, panel jenis ini banyak digunakan di tempat
terbuka atau pemasangannya lebih tinggi 1 meter keatas.
4. Panel box-box
Panel ini terentuk dari box-box yang terpisah, kemudian diikat menjadi satu
nama bagian yang tegangannya terlindungi. Dalam merencanakan sebuah
panel sebuah rangkaian panel order tertentu harus diamati hantaran
listrik(matering selalu pada permualaan dari suatu diagram) dan hantaran
keluar(dimulai dari ukuran yng diakhiri dengan ukuran kecil), sedangkan
diagram rangkaian panel berguna untuk memberikan informasi yang
diperlukan untuk mengoperasikan atau dipahami oleh teknisi lain.
Sistem diagram panel sangat cocok untuk instalasi kecil misalnya untuk gedung-
gedung perkantoran dengan kata lain panel-panel distribusi sederhana dengan 15
Bengkel Otomasi 31
hantaran keluaran. Indentifikasi dari rangkaian-rangkaian dan peralatan tidak hany
apenting bentuk diagram, tetai sama pentingnya untuk untuk diagram rankaian
instalasi yang benar dengan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel
dan lengkap hanya sebuah elemen rangkaian sudah dilabel dan menunjukkan
maksudnya. Setiap peralatan perlindungan untuk menunjukan bagaimanakah
rangkaian utama dan bagian konsumen yang harus dilindungi.
Panel hubung bagi adalah kotak yang terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar, tahan lembab dan kokoh dimana tempat meletakkan dan pemasangan dari
peralatan-peralatan seperti penghantar, MCB, MCCB, NFB, TOR., busbar, panel
indikator dan lain sebagainya. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu
perlengkapan hubung bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN atau KWh.
Panel hubung bagi terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan
lembab dan kokoh. Instalasi-instalasi kecil hanya memiliki satu perlengkapan hubung
bagi, yaitu dipasang di dekat alat ukur PLN. Instalasi konsumen dimulai sesudah alat
ukur ini.
Pada saluran masuk suatu perlengkapan hubung bagi yang berdiri sendiri,
harus ada sekurang-kurangnya satu saklar. Kemampuan hantar arus saklar masuk ini
harus sekurang-kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya.
J. Kontaktor
Bengkel Otomasi 32
Kontaktor adalah komponen pengendali yang digunakan sebagai saklar
kontak yang bekerja memanfaatkan daya magnet . Kontaktor mempunyai 3
kontak utama dan 2 kontak bantu yaitu kontak NO (Normaly Open) dan NC
(Normaly Close) kondisi normal tettutup serta konektor-konektor kumparan
magnet.
Tegangan yang terlalu tinggi pada kumpuran kontaktor menyebabkan
berkurangnya atau sering rusaknya kumparan, sedangkan tegangan yang terlalu
rendah menyebabkan tekanan antara kontak-kontak dri kontaktor menjadi
berkurang dan dapat menimbulkan bunga api pada permulaanya yang dapat
merasakan kontak-kontak. Pengoperasian kontaktor biasanya dilengkapi dengan
tombol tekan (Push Boton) sebagai pemasok tegangan awal.
Tombol tekan dihubungkan seri dengan kontaktor, cara kerjanya adalah,
apabila tombol tekan ditekan maka arus yang mengalir dalam coil yang
menimbulkan magnet, sehingga anak kontaknya akan tertarik yaitu anak kontak
NO menjadi NC dan anak kontak NC menjadi NO.
Pada tombol tekan ini bekerja hanya sesaat (selama ditekan) maka
dibutuhkan anak kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai penngunci
apabila tombol tekan dilepaskan maka kontaktor akan tetap beroperasi. Maka dari
itu dibutuhkan anak kontak NO yang dirangkai parallel dengan kontaktor itu
sendiri, selain dari anak kontak kontaktor juga memiliki kontak utama yang mana
difungsikan untuk supplay beban yang diinginkan.
Bengkel Otomasi 33
Macam-Macam Peralatan Listrik
1. Tang Pengupas
2. Tang Buaya
Bengkel Otomasi 34
3. Tang Pemotong
4. Tang Kombinasi
Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan
seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.
5. Tang Pembulat
Bengkel Otomasi 35
Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan
mata itik.
7. Ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan
kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan
kabel.
Bengkel Otomasi 36
8. Mistar Baja.
Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan
menunjukkan perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang
diukur. Alat ini terbuat dari bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat.
Guna kelenturan mistar adalah untuk memudahkan mengukur panjang benda yang
lengkung.
Bengkel Otomasi 37
BAB IV
INSTALASI PENERANGAN
Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup system
ketenaga listrikan.Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi
manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.
Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia dan dapat
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar
tenaga listrik yang didistribusikan dapat dilaksanakan secara:
a. Aman bagi manusia dan peralatan
b. Handal dalam arti mampu menyalurkan energy listrik dengan baik bagi
konsumen.
Bengkel Otomasi 38
kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu,
melindungi serta menghubungkan lampu pada sumber tegangan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian perancang penerangan di dalam
ruangan anatara lain.
a. Ekonomi. Jika yang menjadi pertimbangan ekonomi adalah daya (W)
maka efikesi (lm/W) lampu yang akan digunakan harus menjadi
pertimbangan.
b. Umur lampu (Life time). Umur lampu dapat dijadikan pertimbangan
penggantian lampu hanya bila ada lampu yang mati dan seberapa
ekonomis penggantian secara berkelompok
c. Memperhitungkan arus cahaya minimum yang akan terjadi selama
pemakaian.
d. Warna cahaya lampu
e. Alat bantu yang diperlukan, misalnya : armature, pengontrol.
f. Efek yang mungkin ditimbulkan, antara lain : bayangan, stroboskopis,
silau.
Sistem Penerangan
Tidak selalu cahaya dari suatu sumber cahaya dipancarkan langsung ke suatu
objek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi system
pancaran cahaya dari sumber cahaya yaitu:
Bengkel Otomasi 39
2. Penerangan Setengah Tak Langsung
Pada penerangan tak langsung 60 hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-
langit.Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi
penerangan tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih
tinggi. Perbandingan kebeningan antara sumber cahaya dan sekelilingnya
tetap memenuhi syarat tetapi pada penerangan ini timbul bayangan
walaupun tidak jelas.
3. Penerangan Menyebar (Difus)
Pada penerangan difus distribusi cahaya keatas dan bawah relative merata
yaitu berkisar 40 hingga 60%. Perbandingan ini tidak tepat masing-masing
50% karena armature yang berbentuk bola yang digunakan ada kalanya
terbuka pada bagian bawah atau atas. Armatur terbuat dari bahan yang
tembus cahaya, antara lain: kaca embun, fiberglas, plastic. Penerangan
difus menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih jelas disbanding
yang dihasilkan 2 penerangan yang dihasilkan sebelumnya. Penggunaan
penerangan difus antara lain pada: tempat ibadah.
4. Penerangan Setengah Langsung
Penerangan secara langsung 60 hingga 90% cahayanya diarahkan
kebidang kerja selebihnya diarahkan kelangit-langit.Penerangan jenis ini
adalah efisien. Pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada:
kantor, kelas, took, dan tempat kerja lainnya.
5. Penerangan Langsung
Pada penerangan langsung 90 hingga 100% cahaya dipancarkan ke bidang
kerja. Pada penerangan langsung terjadi efek terowongan (tunneling
effect) pada langit-langit yaitu:tepat diatas lampu terdapat bagian yang
gelap. Penerangan langsung dapat dirancang menyebar atau terpusat,
tergantung reflector yang digunakan.
Bengkel Otomasi 40
Kebutuhan Lampu Untuk Ruangan
Aspek pencahayaan menentukan kebutuhan lampu, demikian pula teknik
instalasi penerangan dan perawatannya. Rekayasa penerangan dan factor pemakai
perlu diperhitungkan agar didapat kualitas penerangan yang memadai. Factor yng
menentukan kualitas penerangan adalah: kuat penerangan (Lux), distribusi cahaya,
silau seminimal mungkin, arah pencahayaan dan tata letak lampu, warna cahaya dan
efek pencahayaan. Untuk kebutuhan daya dan jumlah lampu di dalam ruangan, yang
perlu ditentukan kuat penerangan yang diperlukan. Standar untuk kuat penerangan
pada berbagai ruangan merujuk pada ESI (Equal Sphere Illumination).
Jumlah sumber penerangan yang diperlukan (n) pada suatu ruangan dapat
dihitung menggunakan persamaan 1.
1,25 . E . A
n= ................................................................................ (7)
Φ .kp
Persamaan 7 dapat dinyatakan dengan bentuk lain sebagaimana persamaan 8.
E. A
n= ............................................................................. (8)
n1 . η . k p . f kc
Dimana: = arus cahaya tiap lampu (lm)
= efekisi (lm/W)
1,25 = Faktor pengali, karena E Lampu baru lebih besar sekitar 1,25
kali E nominal akibat pengaruh pengotoran dan umur
pemakaian
A = Luas bidang yang diterangi (m2)
E = Kuat penerangan (lx)
fkc = Faktor kerugian cahaya
kp = Koefisien pemakaian
n1 = Banyak lampu tiap sumber cahaya
Metode pertihungan penerangan untuk keperluan penerangan di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:
1. Metode perhitungan dengan indeks ruang
Bengkel Otomasi 41
2. Metode perhitungan dengan daerah ruang (zonal cavity)
Metode yang pertama lazim digunakan di Negara: Nederland, Jerman dan
beberapa Negara Eropa. Sedangkan metode yang kedua lazim digunakan di Amerika
Serikat.
Bengkel Otomasi 42
Gambar Pembagian Daerah Ruang
2. Jika panjang, lebar dan tinggi suau ruangan diketahui, maka perbandingan
ruang (PR) secara umum menggunaan persamaan sebagai berikut:
Luas dinding
PR=2,5 .................................................... (10)
Luas bidang kerja
Sehingga untuk ruang berbentuk persegi panjang:
2,5 ×2 ×t ( p+l )
PR= .............................................................. (11)
p ×l
Sehingga untuk ruang berbentuk lingkaran:
2,5 ×2 ×t × r 5 t
PR= = ......................................................... (12)
r
2
r
Perbandingan ruang langit-langit:
p+l
PRLL=5t ¿ ..................................................................... (13)
p×l
Perbandingan ruang kamar:
p +l
PRK =5 t rk ...................................................................... (14)
p ×l
Perbandingan ruang lantai:
p+ l
PRL=5 t rl ....................................................................... (15)
p ×l
3. Untuk mendapatkan nilai pantulan efektif langit-langit menggunakan tabel
koefisien pemakaian berbagai jenis sumber penerangan.
4. Untuk mendapatkan nilai pantulan lantai menggunakan tabel factor
pengali selain reflektasi lantai.
Bengkel Otomasi 43
5. Menentukan factor pemakaian (fp) berdasarkan data dari pabrik lampu.
Bengkel Otomasi 44
tidak benar akan mengakibatkan kesusahan dalam memperbaiki maupun jika akan
dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi
kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan
mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya
pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat.
Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton.
Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap
lantai.
Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.)
dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri.
Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi
dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang
tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar
ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar
dibawah ini.
Bengkel Otomasi 45
Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik
sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran
menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton
jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita
ambil contoh denah sederhana dibawah ini :
maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan
terlihat seperti gambar dibawah ini:
Bengkel Otomasi 46
dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2
yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini :
Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus
benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah
sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari
kebocoran.
Bengkel Otomasi 47
BAB V
ALAT DAN BAHAN
Instalasi Penerangan
Adapun bahan yang digunakan pada praktek instalasi Gedung 3 Tingkat ini adalah :
Bengkel Otomasi 48
a. Box panel 1 Buah
b. Kotak hubung 2 Buah
c. MCB 1 Phasa 3 Buah
d. MCB 3 phasa 1 Buah
e. Line-up Conector 1 Buah
f. Lampu Pijar 9 Buah
g. Fitting 9 Buah
h. Sakelar Tunggal 5 Buah
i. Sakelar Seri 2 Buah
j. Sakelar Bel 1 Buah
k. Stop Kontak 1 Phasa 5 Buah
l. Tekong 5 Buah
m. Kabel NYA 5 Meter
Bengkel Otomasi 49
BAB VI
LANGKAH KERJA
Bengkel Otomasi 50
6. Setelah rangkaian selesai beri sumber tegangan 3 fase untuk mengoperasikan
pemasangan instalasi yang telah dirangkai.
7. Setelah memberikan sumber tegangan maka lakukan pengetesan rangkaian
tersebut.
Bengkel Otomasi 51