Anda di halaman 1dari 58

TATA TERTIB

KONGRES MAHASISWA KE VIII


UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
TAHUN 2019

BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1

Musyawarah ini bernama Kongres Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian ke


VIII.

Pasal 2

Dilaksanakan pada Senin, 28 Oktober 2019 di Aula Universitas Pasir Pengaraian.

BAB II

STATUS

Pasal 3

Kongres KM UPP ke VIII ini merupakan Pengambilan Keputusan Tertinggi Seluruh


Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Pasir Pengaraian .

BAB III

FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 4

1. Membahas dan mengesahkan Draf Undang-Undang KM UPP.

2. Membahas dan mengesahkan Undang-Undang No. 1 dan No. 2.

3. Pemilihan ketua pemira.

BAB IV

PESERTA

Pasal 5

Peserta Penuh Kongres KM UPP ke VIII Universitas Pasir Pengaraian adalah Semua Ketua
dan 3 orang Deligasi UKM, BEM Fakultas, DPM Fakultas Se-Universitas Pasir Pengaraian.

1
Pasal 6

Peserta Peninjau Kongres KM UPP adalah :

a) Satu Orang Rekomendasi Ketua BEM UPP, UKM, BEM Fakultas, DPM Fakultas,
dan Hima Prodi

b) Demisioner BEM

c) Demisioner DPM

d) Perwakilan Ikatan Alumni Universitas Pasir Pengaraian

BAB V

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Bagian 1

HAK

Pasal 7

Peserta penuh mempunyai hak bicara dan suara, hak memilih dan hak dipilih

Pasal 8

Peserta Peninjau mempunyai hak bicara

Bagian 2

KEWAJIBAN

Pasal 9

Peserta penuh dan peserta peninjau wajib :

1. Mengisi absensi Kongres KM UPP yang telah di sediakan.

2. Memakai pakain yang sopan atau Almamater Universitas Pasir Pengaraian.

3. Menempati tempat duduk yang telah disediakan.

4. Meminta izin pimpinan sidang apabila akan meninggalkan ruangan

Bagian 3

LARANGAN

Pasal 10

2
Peserta penuh dan peserta peninjau dilarang:

1. Mengeluarkan kata-kata hinaan, tidak sopan dan atau mengandung SARA

2. Melakukan perbuatan yang mengganggu jalannya persidangan

3. Melakukan perbuatan melanggar hukum

BAB VI

SANKSI

Pasal 11

Sanksi terhadap pelanggaran sebagaimana pasal 9 dan 10 di atas adalah melalui tahapan
sanksi sebagai berikut :

1. Klasifikasi sanksi :

a) Sanksi Ringan : Melanggar salah satu atau keseluruhan dari pasal 9

b) Sanksi Sedang : Melanggar salah satu atau keseluruhan pasal 10 ayat 1 dan 2

c) Sanksi Berat : Melanggar pasal 10 ayat 3

2. Mekanisme Penjatuhan Sanksi :

a) Sanksi Ringan : Diberikan teguran 3 kali dan apabila tidak diindahkan maka
tidak diperkenankan mengikuti sidang pada sesi tersebut ssampai sidang
ditunda.

b) Sanksi Sedang : Diberikan teguran sekaligus meminta maaf kepada pimpinan


sidang dan apabila tidak diindahkan maka tidak diperkenankan mengikuti
persidangan sebanyak 3 sesi sampai sidang ditunda.

c) Sanksi Berat : Tidak diperkenankan mengikuti Sidang Istomewa Biasa dan


langsung di proses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

BAB VII

PIMPINAN SIDANG

Pasal 12

Pimpinan sidang adalah 3 orang dari Steering Committe .

Pasal 13

3
Pimpinan sidang sebagaimana pasal 12 diatas hanya bersifat sementara dan selanjutnya akan
digantikan oleh pimpinan sidang tetap yang pemilihannya dilakukan dalam Sidang Pleno
Kongres Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian ke VIII Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.

Pasal 14

Dalam memimpin sidang, pimpinan sidang bertugas :

1. Memimpin sidang sesuai dengan tata tertib.

2. Sebagai fasilitator dalam setiap pembahasan materi persidangan.

3. Memberikan nasehat, atau mengarahkan peserta sidang.

4. Memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran sselama persidangan.

5. Melaksanakan persidangan yang berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.

6. Apabila pada poin (5) tidak tercapai, maka pengambilan keputusan diambil dengan
suara terbanyak.

7. Menentukan hasil keputusan sidang yang telah disepakati.

BAB VIII

PALU SIDANG

Pasal 15

Palu sidang adalah alat yang hanya dapat digunakan oleh salah satu pimpinan sidang untuk
mengatur jalannya persidangan.

Pasal 16

Arti ketukan palu sidang :

1. Satu kali : Mengesahkan setiap hasil kesepakatan.

2. Dua kali : Skorsing sidang, dan mencabut skorsing sidang.

3. Tiga kali : Membuka sidang, mengesahkan seluruh hasil sidang dan menutup sidang.

4. Lebih dari 3 kali : Mengondisikan forum.

BAB IX

KUORUM

Pasal 17
4
1. Musyawarah dinyatakan sah apabila di hadiri lebih dari 2/3 jumlah peserta Musyawarah.

2. Apabila pada poin (1) tidak terpenuhi, maka Musyawarah diundur selama 1 x 10 menit
dan setelah itu sidang dapat dilanjutkan kembali dan dianggap sah.

3. Kuorum sebagaimana ayat 1 pasal ini juga berlaku dalam setiap pengambilan keputusan.

BAB X

INTERUPSI

Pasal 18

Setiap peserta berhak mengajukan interupsi setelah mendapatkan persetujuan pimpinan


sidang dan terlebih dahulu menyebutkan jenis interupsinya.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 19

Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian, berdasarkan
kesepakatan peserta sidang.

5
UNDANG-UNDANG DASAR
KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada
kebenaran dan telah tercerahkan pemikirannya serta diteguhkan hatinya saat mereka berdiri
di hadapan kezaliman. Oleh sebab itu, sepatutnya mahasiswa bergerak untuk mengubah
kondisi bangsa menuju masyarakat madani yang adil dan beradab.

Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada selamanya sebagai agen perubah,
kekuatan moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan negara. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah wadah bersama yang menampung segala kegiatan
kemahasiswaan, yang memiliki sifat independen, kekeluargaan, keilmuan, kemasyarakatan,
dan keterbukaan. Wadah ini bernama Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.

Dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjaga dan meningkatkan aktivitas
dunia kemahasiswaan secara bertanggung jawab, melakukan perbaikan pendidikan,
penelitian, kesejahteraan, hukum, politik, dan sosial kemasyarakatan, mewujudkan kehidupan
kemahasiswaan yang dinamis, produktif, dan berkesinambungan, menumbuhkan persatuan di
antara seluruh mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, maka disusunlah aturan
kemahasiswaan ke dalam suatu Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian yang berdaulat dan berasaskan kepada keadilan berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.

6
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
(1) Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah kesatuan formal dan legal
bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universitas Pasir Pengaraian.
(2) Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian mengadopsi nilai-nilai
ketatanegaraan Indonesia yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kemahasiswaan.
(3) Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian terdiri atas lembaga kemahasiswaan
di tingkat universitas dan tingkat fakultas, yang tiap-tiap lembaga tesebut mempunyai
aturan sendiri yang diakui di dalam tata urutan perundang-undangan Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
(4) Kedaulatan berada di tangan mahasiswa dan dilaksanakan sepenuhnya menurut
Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.

BAB II
KONGRES MAHASISWA
Pasal 2
(1) Kongres Mahasiswa merupakan forum tertinggi dalam Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian yang mempunyai kedudukan diatas Dewan Perwakilan
Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian.
(2) Peserta Kongres Mahasiswa terdiri atas:
a. Peserta Penuh:
1. Ketua-ketua Organisasi tertinggi ditingkat Universitas Pasir Pengaraian.
2. Ketua-ketua UKM ditingkat Universitas Pasir Pengaraian ditambah 3 orang
utusan masing-masing UKM tersebut.
3. Pimpinan lembaga di tingkat fakultas ditambah 2 orang rekomendasi.

b. Peserta Peninjau
1. 3 orang yang telah direkomendasikan oleh lembaga-lembaga tertinggi tiap
fakultas.
2. 3 orang yang telah direkomendasikan oleh ketua UKM UPP.
3. Pengurus BEM dan DPM demisioner.
7
4. Panitia kongres
5. Steering Commite
6. Seluruh Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
7. Pimpinan dan Anggota Ikatan Alumni Universitas Pasir Pengaraian.
(3) Segala putusan Kongres Mahasiswa ditetapkan dengan musyawarah untuk mufakat dan
bersifat mengikat seluruh mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.
Pasal 3
Wewenang Kongres Mahasiswa:
(1) Melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian;
(2) Menyikapi isu internal dan eksternal Universitas Pasir Pengaraian;
(3) Melakukan koordinasi antar lembaga di Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian;
(4) Mengesahkan Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian;
(5) Memutuskan pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian setelah adanya mosi tidak percaya yang
diajukan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir yang menyatakan bahwa
Presiden dan/ atau Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia
Pasir Pengaraian bersalah;
(6) Menerima dan menindaklanjuti rancangan anggaran keuangan lembaga kemahasiswaan
tingkat Universitas Indonesia setiap periode kepengurusan;
(7) Mengesahkan pendirian dan pembubaran Unit Kegiatan Mahasiswa yang syarat-syarat
dan tata caranya diatur dalam undang-undang;
(8) Menerima dan atau laporan pertanggungjawaban Presiden dan Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa.

Pasal 4
(1) Pimpinan tetap Kongres Mahasiswa terdiri atas tiga orang yang berbentuk presidium.
(2) Pimpinan tetap Kongres Mahasiswa dipilih dalam sidang pleno Kongres Mahasiswa.
(3) Masa jabatan anggota dan pimpinan tetap Kongres Mahasiswa berlaku selama satu
tahun periode kepengurusan kelembagaan mahasiswa.

8
BAB III
KEKUASAAN LEGISLATIF
Pasal 5
Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah lembaga tinggi dalam Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian yang memiliki kekuasaan legislatif.

Pasal 6
(1) Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa terdiri atas anggota independen dari fakultas
dan perwakilan lembaga legislatif fakultas.
(2) Anggota independen dipilih melalui Pemilihan Raya yang pelaksanaannya diatur dalam
undang-undang.
(3) Jumlah anggota independen dari fakultas ditentukan berdasarkan jumlah anggota
Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian di tiap fakultas dengan ketentuan
yang diatur di dalam undang-undang.
(4) Perwakilan dari setiap lembaga legislatif fakultas berjumlah satu orang.
(5) Keanggotaan Dewan Perwakilan Mahasiswa diresmikan dalam kongres mahasiswa.
(6) Masa jabatan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah satu tahun dan berakhir
bersamaan dengan diresmikannya anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa yang baru.
(7) Syarat-syarat untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa diatur dalam
undang-undang.

Pasal 7
Wewenang Dewan Perwakilan Mahasiswa:
(1) Membentuk undang-undang dan ketetapan Dewan Perwakilan Mahasiswa;
(2) Menerima usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Ketua Umum Badan Eksekutif
Mahasiswa yang diajukan oleh Pimpinan UKM, BEM, dan DPM Fakultas, kemudian
memeriksa, dan memutuskan pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa telah bersalah dan/atau tidak memenuhi syarat-syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa.
(3) Mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, peraturan-peraturan dalam lingkup Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, dan kinerja lembaga-lembaga di Universitas Pasir Pengaraian;
(4) Mengadakan suksesi lembaga di dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas
Pengaraian dengan berkoordinasi kepada lembaga terkait;
9
(5) Mengeluarkan Memorandum I, II dan Mengusulkan dilaksanakannya Sidang Istimewa
Kongres Mahasiswa untuk melakukan pemberhentian terhadap Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa untuk melakukan pemberhentian terhadap Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa dan pembubaran Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.
(6) Melakukan advokasi dalam hal dana, fasilitas dan hak-hak lain yang dibutuhkan oleh
lembaga kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pasir Pengaraian
(7) Melakukan Audit terhadap penggunaan dana kemahasiswaan
Pasal 8
Hak Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa:
a. hak interpelasi;
b. hak angket; dan
c. hak menyampaikan usul dan menyatakan pendapat.
Pasal 9
Mekanisme pemberhentian anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Pasir Pengaraian dan
perwakilan legislatif fakultas diatur dengan undang-undang.
BAB IV
KEKUASAAN EKSEKUTIF
Pasal 10
Badan Eksekutif Mahasiswa adalah lembaga tinggi dalam Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian yang memiliki kekuasaan Eksekutif.
Pasal 11
Badan Eksekutif Mahasiswa dipimpin oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian yang dibantu oleh Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa;
Pasal 12
Fungsi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:
a. Advokasi mahasiswa dalam hal dana, fasilitas, dan pelayanan kemahasiswaan di
tingkat Universitas;
b. Mewakili Keluaraga Mahasiswa dalam hal penyikapan dan/atau aksi terkait isu
nasional;
c. Koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan tingkat Universitas dan fakultas;
d. Menjalankan fungsi-fungsi lain yang terkait dengan kehidupan kegiatan Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.

10
Pasal 13

Tugas dan Kewajiban Badan Eksekutif Mahasiswa:


a. Melaksanakan segala peraturan yang ada dalam Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian;
b. Melakukan tindakan advokasi mahasiswa terkait dana, fasilitas, dan pelayanan
kemahasiswaan lain di tingkat universitas
c. Memberikan tanggapan atas penggunaan hak interpelasi dan hak angket yang
disampaikan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa;
d. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;
e. Meminta pengesahan program kerja pada Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian di awal periode kepengurusan; dan
f. Memberikan laporan pertanggungjawaban pada Kongres Mahasiswa.
g. Melakukan fungsi pelayanan dan advokasi mahasiswa di bidang akademik dan
nonakademik;
h. Melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga kemahasiswaan di Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;
i. Menjaring aspirasi dari mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang kemudian
diolah dan diperjuangkan;
j. Memberikan informasi kebijakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian yang bersifat terbuka kepada mahasiswa;
k. Membuat dan melaksanakan program kerja berdasarkan Undang-Undang Dasar KM
UPP maupun aturan-aturan yang mengaturnya di Universitas Pasir Pengaraian sesuai
dengan kebutuhan.

Pasal 14
Wewenang Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa:
a. Mengangkat dan memberhentikan Kabinet Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian;
b. Menerima laporan kerja dari Unit Kegatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
c. Melakukan koordinasi antarlembaga eksekutif fakultas.

Pasal 15
11
Kewajiban Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa:
a. Memimpin dan mengarahkan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian untuk menjalankan fungsi dan wewenang serta tugas dan kewajiban Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian sesuai dengan koridor yang telah
ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa;
b. Mempertanggungjawabkan kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian secara keseluruhan pada Kongres Mahasiswa

Pasal 16
Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh Kongres Mahasiswa atas usul Dewan Perwakilan Mahasiswa.
(1) Syarat-syarat pemberhentian meliputi:
a. terbukti melakukan pelanggaran pidana hukum nasional yang diancam pidana penjara
tiga tahun atau lebih;
b. melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian; dan
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa.
(2) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Ketua Umum Badan Eksekutif
Mahasiswa dapat diajukan oleh Pimpinan UKM, BEM, dan DPM Fakultas kepada
Kongres Mahasiswa dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan diadakannya
Sidang Istimewa Kongres Mahasiswa kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa untuk
memeriksa, dan memutuskan pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa telah bersalah dan/atau tidak memenuhi syarat-syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa.
(3) Pengajuan permintaan Pimpinan UKM, BEM, dan DPM Fakultas kepada Dewan
Perwakilan Mahasiswa hanya dapat dilakukan dengan dukungan minimal 2/3 dari
seluruh Pimpinan UKM, BEM, dan DPM Fakultas.
(4) Kongres Mahasiswa wajib menyelenggarakan sidang untuk menindaklanjuti usul
Dewan Perwakilan Mahasiswa paling lambat dua puluh hari, termasuk hari libur, sejak
Kongres Mahasiswa menerima permintaan formal tersebut.
(5) Kongres Mahasiswa memutuskan usul Dewan Perwakilan Mahasiwa paling lambat tiga
puluh hari, termasuk hari libur, sejak sidang pertama Sidang Kongres Mahasiswa
diselenggarakan.
12
(6) Keputusan Kongres Mahasiwa atas usulan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
harus diambil melalui Sidang Pleno Kongres Mahasiswa yang dihadiri minimal 2/3 dari
jumlah anggota, dan disetujui oleh minimal 2/3 jumlah anggota yang hadir.
Pasal 17
(1) Jika Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, maka posisinya digantikan
oleh Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa sampai habis masa jabatannya.
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu tiga
puluh hari, termasuk hari libur, Kongres Mahasiswa menyelenggarakan sidang untuk
memilih Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dari dua calon yang diajukan oleh
Presiden.
(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara
bersamaan, pelaksana tugas sementara dijalankan oleh Penanggung Jawab Sementara
yang dipilih oleh Badan Pengurus Harian Badan Eksekutif Mahasiswa.
(4) Selambat-lambatnya tiga puluh hari, termasuk hari libur, setelah terpilihnya
Penanggung Jawab Sementara, Kongres Mahasiswa menyelenggarakan sidang untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa sampai habis masa
jabatannya.
BAB V
SUKSESI LEMBAGA KEMAHASISWAAN
Pasal 19
Suksesi Lembaga Kemahasiswaan adalah proses pergantian untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Mahasiswa, Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dan
lembaga kemahasiswaan fakultas.
Pasal 20
(1) Periodisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, adalah satu tahun kepengurusan,
sejak Januari sampai dengan Desember.
(2) Periodisasi Unit Kegiatan Mahasiswa diatur berdasarkan kebijakan internal masing-
masing lembaga tersebut.
(3) Periodisasi lembaga kemahasiswaan fakultas diatur berdasarkan kebijakan internal
masing-masing fakultas.
Pasal 21
13
Jenis-jenis Suksesi Lembaga Kemahasiswaan:
a. Pemilihan Umum;
b. Uji Kelayakan dan Kepatutan; dan
c. Mekanisme Internal
Pasal 22
(1) Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, bersih, rahasia, jujur,
dan adil, setiap satu tahun sekali.
(2) Peserta Pemilihan Umum adalah perseorangan.
(3) Pemilihan Umum diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat
sementara dan mandiri
Pasal 23
(1) Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa secara berpasangan dan Anggota Independen Dewan Perwakilan
Mahasiswa.
(2) Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh anggota Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian dalam
Pemilihan Umum Universitas Pasir Pengaraian.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemilihan Umum diatur dalam Undang-Undang
Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.

Pasal 24
Mekanisme pemilihan Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa ditentukan oleh kebijakan internal
masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa.

Pasal 25
Mekanisme suksesi lembaga kemahasiswaan fakultas ditentukan oleh mekanisme internal
fakultas tersebut.
BAB VI
HAL KEUANGAN
Pasal 26
Sumber dana lembaga kemahasiswaan diperoleh dari:
a. iuran anggota;
b. sumbangan yang halal;

14
c. usaha-usaha yang legal, halal, dan tidak bertentangan dengan landasan dan tujuan
lembaga kemahasiswaan; dan
d. birokrat kampus.

Pasal 27
Seluruh kegiatan lembaga kemahasiswaan tidak diperkenankan menerima dana dari partai
politik, perusahaan rokok, dan minuman keras.

Pasal 28
Sistem keuangan lembaga kemahasiswaan berdasarkan pada prinsip:
a. transparansi;
b. keadilan;
c. komunikasi; dan
d. tanggung Jawab.
Pasal 29
Kewajiban-kewajiban Lembaga Kemahasiswaan:
a. Membuat laporan keuangan yang terstandardisasi secara periodik setiap enam bulan
sekali;
b. Memberikan laporan keuangan kepada pihak yang terkait;
c. Membentuk Sistem Kontrol Internal yang terstandardisasi;
d. Bersedia dipanggil sewaktu-waktu oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa untuk dimintai
keterangan;
e. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan hasil audit; dan
Badan Eksekutif Mahasiswa, harus mempublikasikan laporan keuangan yang telah
diaudit.

Pasal 30
Hak-hak Lembaga Kemahasiswaan terkait keuangan:
a. Menerima dan mengelola dana yang diperoleh dari Sumber Dana Lembaga
Kemahasiswaan;
b. Mendapat penilaian dari Dewan Perwakilan Mahasiswa mengenai laporan keuangan
yang telah diberikan;
c. Memberikan penjelasan mengenai laporan keuangan yang telah diaudit;

15
d. Mendapatkan penjelasan mengenai penilaian atas laporan keuangan yang telah diaudit
oleh Badan Dewan Perwakilan Mahasiswa; dan
e. Memeriksa dan menindaklanjuti penyelewengan pengelolaan keuangan yang
dilakukan oleh pengurus lembaga kemahasiswaan dan kepanitiaan yang dibentuk.

Pasal 31
Sanksi Terhadap Pelanggaran Kewajiban Lembaga Kemahasiswaan:
lembaga kemahasiswaan yang melanggar kewajiban terhadap Dewan Perwakilan mahasiswa
akan dikenakan sanksi; dan
penjelasan mengenai pelanggaran dan sanksi, diatur lebih lanjut dalam undang-undang
BAB VII
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
Pasal 32
Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah wadah kegiatan dan kreasi
mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang diakui secara formal dalam bidang peminatan,
bakat, pelayanan keagamaan maupun wadah penjagaan nilai-nilai luhur kedaerahan di tingkat
Universitas.
Pasal 33
Hak Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:
a. menentukan AD/ART secara otonom sepanjang tidak menyimpang dari peraturan di
tingkat Universitas Pasir Pengaraian;
b. merancang program kerja di bawah koordinasi Kongres Mahasiswa;
c. mendapatkan fasilitas dengan berkoordinasi dengan Kongres Mahasiswa; dan
d. mewakili Universitas Pasir Pengaraian sesuai kompetensinya, dengan sepengetahuan
Dewan Perwakilan Mahasiswa Dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.
Pasal 34
Kewajiban Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:
a. melaksanakan segala peraturan yang berlaku dalam Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian;
b. memberikan laporan kinerja kepada Kongres Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
secara berkala dan/atau jika diminta; dan
c. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain di Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.
16
Pasal 35
Pembubaran Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:

a. Unit Kegiatan Mahasiswa dapat dibubarkan apabila telah terbukti melanggar


ketentuan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;
b. penuntutan pembubaran hanya dapat dilakukan oleh Kongres Mahasiswa;
c. pembuktian pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam butir a di atas, dilakukan oleh
Dewan Perwakilan Mahasiswa;
d. hasil pembuktian sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas dituangkan dalam
sebuah putusan untuk diputuskan dalam Kongres Mahasiswa;
e. dapat dilakukan banding selambatnya-lambatnya tiga puluh hari, termasuk hari libur,
sejak putusan diberikan kepada Kongres Mahasiswa terhadap putusan Dewan
Perwakilan Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas; dan
f. keputusan Kongres Mahasiswa adalah keputusan pada tingkat akhir dan bersifat final.
Pasal 36
Syarat pendirian Organisasi Kemahasiswaan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian:
a. memiliki AD/ART yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Indonesia;
b. memiliki susunan kepengurusan;
c. memiliki anggota sedikitnya dua puluh lima anggota aktif Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian; dan
d. anggota yang dimaksud dalam butir c harus berasal dari paling sedikit empat fakultas
yang berbeda, dan dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa.
Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
diatur lebih lanjut di dalam undang-undang.
BAB X
WARGA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS
PASIR PENGARAIAN
Pasal 38
Warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah mahasiswa yang terdaftar
secara akademik di Universitas Pasir Pengaraian, baik secara aktif maupun pasif, meliputi
jenjang D3 dan S1.
17
Pasal 39
(1) Warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian terdiri dari warga aktif dan
warga biasa.
(2) Warga aktif adalah anggota Keluarga Mahasiswa Univeritas Pasir Pengaraian yang
telah mengikuti prosedur penerimaan anggota aktif, dan dinyatakan lulus
(3) Warga biasa adalah anggota Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang
tidak termasuk ke dalam anggota aktif Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.
Pasal 40
(1) Prosedur penerimaan Warga Aktif Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
memiliki muatan berupa pengenalan mengenai Keluarga Mahasiswa yang terintegrasi,
kerohanian, akademis profesi, nilai kemahasiswaan dan pendidikan politik yang diatur
dengan undang-undang
(2) Penanggung jawab prosedur penerimaan Warga Aktif Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian untuk pendidikan program D3 Reguler, D3 Non-Reguler, S1 Reguler,
dan S1 Non-Reguler adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian

Pasal 41
Hak Warga Aktif Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
a. Mendapatkan pelayanan dan fasilitas Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, sesuai dengan prosedur yang berlaku;
b. Mengeluarkan pendapat secara lisan dan/atau tulisan;
c. Memilih dan/atau dipilih, sesuai dengan prosedur yang berlaku;
d. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, sesuai dengan prosedur yang berlaku;
e. Berpartisipasi sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan di Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian, sesuai dengan prosedur yang berlaku;
f. Membela diri dan/atau mendapatkan pembelaan apabila akan dan/atau telah
dikenakan sanksi di dalam dan/atau di luar lingkungan Universitas Pasir Pengaraian,
sesuai dengan prosedur yang berlaku; dan
g. Mengajukan tuntutan kepada anggota Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia
dan/atau lembaga di dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang

18
melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 42
Hak Warga Biasa Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:
a. Mendapatkan pelayanan dan fasilitas Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, sesuai dengan prosedur yang berlaku;
b. Mengeluarkan pendapat secara lisan dan/atau tulisan;
c. Memilih sesuai dengan prosedur yang berlaku;
d. Membela diri dan/atau mendapatkan pembelaan apabila akan dan/atau telah
dikenakan sanksi di dalam dan/atau di luar lingkungan Universitas Pasir Pengaraian,
sesuai dengan prosedur yang berlaku; dan
e. Mengajukan tuntutan kepada anggota Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian dan/atau lembaga di dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian yang melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pasal 43
Kewajiban Warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian:
a. Menaati dan melaksanakan Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian dan/atau aturan-aturan lain yang berlaku di Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian;
b. Menjaga nama baik Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian; dan
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan di Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.

Pasal 44
(1) Setiap anggota Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang melanggar
kewajiban akan dikenai sanksi.
(2) Ketentuan tentang mekanisme pemberian sanksi akan diatur di dalam undang-undang.

Pasal 45
Warga Biasa Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian dinyatakan kehilangan
kewarganegaraannya dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian apabila:
a. Tidak terdaftar lagi secara akademis sebagai mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;

19
b. Dicabut kewarganegaraannya, sesuai dengan prosedur yang berlaku; dan
Meninggal dunia.
Pasal 46
Warga Aktif Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian dinyatakan kehilangan
kewarganegaraannya dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian apabila:
a. Tidak terdaftar lagi sebagai warga biasa Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian;
b. Pindah jenjang tingkat pendidikan;
c. Pindah program studi atau pindah angkatan dalam satu program studi; dan
d. Meninggal dunia.
Pasal 47
Pembinaan adalah proses pengembangan kewarganegaraan Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian dari Warga Biasa menjadi Warga Aktif Keluarga Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraian berdasarkan Kode Etik Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian,
dilakukan di tingkat universitas dan fakultas secara bertahap untuk mencapai tujuan
pembinaan warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.
Pasal 48
Pembinaan Warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian bertujuan untuk:
a. Memperkenalkan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian sebagai wadah
bersama mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, beserta perangkat-perangkat yang
ada di dalamnya; dan
b. Memberikan pemahaman pada warga Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian untuk mengaplikasikan Kode Etik Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian, dan aturan-aturan lain yang terdapat dalam Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian.
Pasal 49
(1) Penanggung jawab perumusan konsep dan alur pembinaan Anggota Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian.
(2) Penanggung jawab pelaksanaan teknis alur pembinaan anggota Keluarga Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.

20
BAB XI
BENDERA DAN LAMBANG KEMAHASISWAAN IKATAN KELUARGA
MAHASISWA UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
Pasal 50
(1) Bendera Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian ialah bendera dengan warna
dasar putih dengan tulisan Keluarga Mahasiwa Universitas Pasir Pengaraian dan logo
Universitas Pasir Pengaraian.
(2) Tulisan KELUARGA MAHASISWA melingkar diatas logo dan tulisan
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN melingkar dibawah logo Universitas Pasir
Pengaraian.
Pasal 51
Lambang Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian ialah logo Universitas Pasir
Pengaraian dan tulisan KELUARGA MAHASISWA UNVERSITAS PASIR PENGARAIAN
berwarna hitam.
BAB XII
TATA URUTAN PERATURAN
Pasal 52
Tata Urutan Peraturan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah:
a. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;
b. Ketetapan Kongres Mahasiswa;
c. Undang-Undang;
d. Ketetapan Dewan Perwakilan Mahasiswa,
e. Peraturan Dasar/ Peraturan Rumah Tangga Fakultas;
f. Peraturan lembaga fakultas dan jurusan.
Pasal 53
Tata Urutan Peraturan Keluarga Mahasiswa merupakan sistem hukum yang berjenjang.

Pasal 54
(1) Kewenangan untuk membentuk dan mengubah Undang-Undang Dasar, kecuali
Pembukaan Undang-Undang Dasar dan Eksistensi Wadah Bersama Mahasiswa
Universitas Pasir Pengaraian, ada di Kongres Mahasiswa
(2) Kewenangan untuk membentuk dan mengubah setiap peraturan dibawah Undang-
Undang Dasar terdapat pada lembaga yang mebentuk peraturan tersebut.
Pasal 55
21
Musyawarah Mahasiswa dapat membentuk dan mengubah Undang-Undang Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian termasuk Pembukaan Undang-Undang Dasar dan
Eksistensi Wadah Bersama Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian.
BAB XIII
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
Pasal 56
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang
Kongres Mahasiswa apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
Kongres Mahasiswa.
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah, beserta alasannya.
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Kongres Mahasiswa harus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Kongres Mahasiswa
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh
anggota Kongres Mahasiswa yang hadir.

ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Sejak Undang-Undang Dasar ini disahkan, maka Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Pasir Pengaraian tahun 2015 dinyatakan tidak berlaku

Pasal II
Segala peraturan perundang-undangan yang ada, masih tetap berlaku selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Pasal III
Semua lembaga yang ada di dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, masih
tetap berfungsi sepanjang belum dibentuk lembaga-lembaga yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini.

Pasal IV

22
Penerapan aturan ini bagi seluruh fakultas dan organisasi kemahasiswaan sebagai berikut:
1. Untuk penerapannya terhadap seluruh instrumen perundang-undangan di fakultas
diselesaikan maksimal 2 (dua) masa sidang DPM fakultas;
2. Untuk penerapannya terhadap seluruh organisasi kemahasiswaan diselesaikan
maksimal 1 (satu) tahun setelah disahkannya Undang-Undang tentang Unit Kegiatan
Mahasiswa.

23
UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN NOMOR 1 TAHUN 2019

TENTANG
PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Menimbang:
a. Bahwa untuk menjalankan kedaulatan mahasiswa sebagai mana diamanatkan dalam
Undang-undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian maka
Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian perlu untuk
dilaksanakan pada tiap periode kepengurusan sebagai sarana suksesi lembaga
kemahasiswaan;
b. Bahwa telah diselenggarakan Kongres Luar Biasa Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian pada tahun 2019 yang menghasilkan Undang-undang Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian;
c. Bahwa Pemilihan Raya sebagaimana diatur dalam Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Pasir Pengaraian tentang Pemilihan Raya Universitas
Pasir Pengaraian sudah tidak relevan lagi dan perlu penyesuaian dengan
perkembangan, kebutuhan dunia kemahasiswaan Universitas Pasir Pengaraian;
d. Bahwa Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Universitas Pasir Pengaraian
tentang Pemilihan Raya Universitas Pasir Pengaraian perlu diganti demi
mewujudkan mekanisme pemilihan rayayang jelasdan tegas berdasarkan keadilan
dan kesetaraan;

24
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan
dperlu menyempurnakan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian tentang Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian;

Mengingat:
Bab V Pasal 19 Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.

BADAN LEGISLATIFMAHASISWA

Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian Memutuskan:


Menetapkan:
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian Tentang
Penyelenggara Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan:


1. Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pegaraianyang selanjutnya disebut KM UPP
adalah wadah formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universitas
Pasir Pengaraian.
2. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang
selanjutnya disebut UUD KM UPP adalah peraturan dasar bagi seluruh kegiatan
kemahasiswaan di KM UPP.
3. Anggota KM UPP adalah mahasiswa yang terdaftar secara akademik di Universitas
Pasir Pengaraian.

25
4. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang selanjutnya disebut
DPM UPP adalah lembaga tinggi dalam KM UPP yang memiliki kekuasaan legislative
dan yudikatif.
5. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang selanjutnya disebut
BEM UPP adalah lembaga tinggi dalam KM UPP yang memiliki kekuasaan eksekutif.
6. Pemilihan Raya KM UPP yang selanjutnya disebut Pemira KM UPP adalah sarana
suksesi lembaga kemahasiswaan yang dilaksanakan dalam lingkungan Universitas Pasir
Pengaraianuntuk memilih Presiden dan Wakil Presiden BEMUPP secara
berpasangandan Anggota DPM UPP yang bersifat perseorangan.
7. Peserta Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut Peserta Pemira adalah Calon
Presiden/Wakil Presiden BEM UPP atau Calon Anggota DPM UPP yang telah lolos
melalui proses verifikasi dan/atau verifikasi kedua oleh Panitia Pemira.
8. Panitia Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut Panitia Pemira, adalah penyelenggara
pemira KM UPP yang bersifat sementara dan mandiri.
9. Komite Pengawas Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut KP Pemira adalah komite
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemira KM UPP.
10. Peraturan Panitia Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut sebagai Peraturan Panitia
Pemira adalah peraturan yang ditetapkan oleh panitia pemira untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya.
11. Verifikasi adalah tahap pemeriksaan, penelitian dan penetapan untuk menyeleksi Calon
Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, dan Anggota DPM UPP yang
dilakukan Panitia Pemira berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan
Panitia Pemira.
12. Verifikasi Kedua adalah proses verifikasi yang dilakukan setelah dilakukan
perpanjangan pendaftaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Panitia Pemira.
13. Pemilih adalah anggota KM UPP yang tidak dicabut hak pilihnya.
14. Kampanye Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut Kampanye adalah setiap kegiatan
dalam rangka meyakinkan para pemilih.
15. Tim Kampanye adalah tim pendukung Peserta Pemira yang telah disahkan oleh Panitia
Pemira dan diberi kewenangan untuk melakukan kampanye berdasarkan peraturan
Pemira KM UPP.
16. Hari adalah hari kalender.

26
BAB II
ASAS DAN PENYELENGGARA PEMIRAI KM UPP
Pasal 2

Penyelenggara Pemira KM UPP berpedoman pada asas:

a. Mandiri;
b. Jujur;
c. Adil;
d. Kepastian hukum;
e. Tertib;
f. Kepentingan umum;
g. Keterbukaan;
h. Proporsionalitas;
i. Profesionalitas:
j. Akuntabilitas:
k. Efisiensi:
l. Efektivitas.
Pasal 3
1. DPM UPP membentuk Panitia Pemira sebagai penyelenggara Pemira KM UPP dan KP
Pemira sebagai pengawas penyelenggaraan Pemira KM UPP.
2. Panitia Pemira dan KP Pemira dibentuk sebelum tahapan penyelenggaraan Pemira KM
UPP yang meliputi:
a. Pemilihan Ketua Panitia Pemira dan Anggota KP Pemira;
b. Pembentukan Panitia Pemira danPemilihan Ketua KP Pemira;dan
c. Pelantikan Ketua Panitia Pemira dan Anggota KP Pemira;
3. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Panitia Pemira dan KP Pemira memiliki
kedudukan sejajar.

BAB III PANITIA PEMIRA


Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
27
1. Panitia Pemira bersifat sementara dan mandiri.
2. Dalam menyelenggarakan Pemira KM UPP Panitia Pemira bebas dari pengaruh pihak
mana pun.
3. Struktur, kedudukan, dan pembagian tugas Panitia Pemira ditetapkan oleh Panitia
Pemira.
4. Panitia Pemira berkedudukan di tingkat Universitas.
5. Masa kerja Panitia Pemira terhitung sejak disahkan oleh DPM UPP sampai dengan
penyerahan laporan pertanggung jawaban.
6. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Panitia Pemira bertanggung jawab kepada DPM
UPP.
Bagian Kedua
Susunan dan Keanggotaan
Pasal 5
1. Panitia Pemira terdiri atas seorang Ketua, Pengurus Harian, dan Anggota.
2. Susunan dan kedudukan Pengurus Harian dan Anggota Panitia Pemira ditetapkan oleh
Panitia Pemira.
Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang Panitia Pemira
Pasal 6
Tugas panitia pemira adalah :
a. Merencanakan penyelenggaraan Pemira KM UPP secara teknis administratif;
b. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemira KM UPP kepada seluruh Anggota
KM UPP;
c. Menetapkan syarat administratif bagi Peserta Pemira;
d. Menetapkan Peserta Pemira berdasarkan hasil verifikasi;
e. Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan kampanye, pemungutan suara dan
perhitungan suara;
f. Melakukan pendataan daftar pemilih berdasarkan data mahasiswa dan menetapkannya
sebagai daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;
g. Menetapkan standar serta kebutuhan logistik Pemira KM UPP;
h. Memberikan tindak lanjut sesegera mungkin atas temuan dan/atau laporan atas
pelanggaran Undang-undang dan/atau peraturan pelaksananya yang ditemukan
ataupun disampaikan oleh KP Pemira;
i. Berkoordinasi dengan KP Pemira dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
28
j. Menetapkan teknistata cara pelaksanaan kampanye, pemungutan suara dan penghitungan
suara;
k. Menetapkan dan menaati kode etik Panitia Pemira;
l. Menetapkan dan mengumumkan hasil penghitungan suara;
m. Membuat beritaacara penghitungan suara dan menyerahkannya kepada saksi dan KP
Pemira;
n. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP secara tepat waktu;
o. Bersikap tidak diskriminatif dan berlaku adil;
p. Memelihara arsip dan dokumen serta mengelola barang inventaris Panitia Pemira;
q. Menyampaikan informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemira KM UPP
kepada Peserta Pemira dan Anggota KM UPP;
r. Melakukan evaluasi, menyerahkan laporan pertanggung jawaban, dan menyampaikan
pertanggung jawaban atas penyelenggaraan Pemira KM UPP maksimal 15 hari setelah
penetapan hasil Pemira KM UPP kepada DPM UPP;
s. Menyerahkan laporan keuangan panitia dan berkas lainnya yang dibutuhkan kepada KP
Pemira;
Pasal 7
Wewenang panitia pemira :
a. Menetapkan peraturan Panitia Pemira untuk mengatur hal-hal teknis yang belum diatur
Undang-undang ini;
b. Memberikan sanksi kepada Peserta Pemira atas pelanggaran peraturan Panitia Pemira;
c. Mengesahkan materi kampanye yang akan dipakai oleh PesertaPemira
d. Memberikan izin kepada Peserta Pemira untuk tidak mengikuti tahapan pelaksanaan
pemira dikarenakan alasan tertentu;
e. Menetapkan ketentuan suara yang sah;
f. Melarang pihak-pihak yang tidak berkepentingan supaya tidak terlibat dalam Pemira
KM UPP;
g. Menerima dan memeriksa laporan keuangan Peserta Pemira; dan
h. Berhubungan dengan pihak-pihak lain yang dianggap perlu serta tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku dalam KM UPP.
Bagian Keempat
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 8

29
1. Ketua Panitia Pemira berhenti antar waktu karena:

a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri; atau
c. Diberhentikan.
2. Ketua Panitia Pemira dinyatakan berhenti karena diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:
a. Tidak lagi memenuhi syarat dan/atau tugas dan kewajibannya sebagai Ketua
Panitia Pemira;
b. Tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya secara berkelanjutan selama
5 hari berturut-turut atau berhalangan tetap;
c. Melakukanper buatan yang terbukti menghambat Panitia Pemira dalam mengambil
keputusan dan/atau menjalankan tugas dan wewenangnya;
d. Melakukan pelanggaran beratatas kode etik Panitia Pemira;
e. Diusulkan oleh lebih dari setengah jumlah pengurus harian Panitia Pemira yang
disepakati oleh DPM UPP.
3. Pemberhentian Ketua Panitia Pemira yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh DPM UPP.
4. Ketua Panitia Pemir ayang diberhentikan digantikano leh Wakil Ketua Panitia atau
panitia lain yang ditunjuk melalui mekanisme internal DPM UPP selambat-lambatnya 5
hari setelah pengumuman pemberhentian Ketua Panitia Pemira.

Pasal 9
1. Ketua Panitia Pemira bertugas:
a. Memimpin rapat pleno dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Panitia Pemira;
b. Bertindak untuk dan atas nama Panitia Pemira keluar dan ke dalam; dan
c. Memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan Panitia Pemira.
2. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Ketua Panitia Pemira bertanggung jawab
kepada DPM UPP.
Bagian Kelima
Produk Hukum Panitia Pemira
Pasal 10
1. Dalam penyelenggaraan Pemira KM UPP, Panitia Pemira wajib membuat peraturan
Panitia Pemira dan keputusan Panitia Pemira.
30
2. Materimuatan Peraturan Panitia Pemira sebagai mana dalam ayat(1) berisi peraturan
pelaksana dan/atau penjabaran teknis Undang-undang ini.
3. Materimuatan Keputusan Panitia Pemira sebagai mana dalam ayat(1) berisi penetapan
atas Keputusan Panitia Pemira.
BAB IV
KP PEMIRA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 11
1. KP Pemira bersifat sementara dan mandiri.
2. KP Pemira melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan Pemira KM UPP.
3. Dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan Pemira KM UPP KP Pemira
bebas dari pengaruh pihak mana pun.
4. Struktur dan pembagian tugas anggota KP Pemira diatur didalam Peraturan KP Pemira.
5. KP Pemira berkedudukan di tingkatuniversitas.
6. KP Pemira bertanggung jawab terhadap DPM UPP.
Bagian Kedua
Susunan dan Keanggotaan
Pasal 12
1. Keanggotan KP Pemira terdiri atas sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
2. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya anggota KP Pemira dapat dibantu oleh
staf yang ketentuannya diatur dalam peraturan KP Pemira.
3. Ketua KP Pemira ditetapkan oleh anggota KP Pemira secara kolektif kolegial.
4. Susunan KP Pemira terdiri dari1(satu)orang ketua dan strukturdi bawahnya ditentukan
secara internal.
Pasal 13
Jika keanggotaan KP Pemira tidak memenuhi 5 (lima) orang, maka keanggotaan KP Pemira
wajib dipilih dengan mekanisme internal DPM UPP.
Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang
Pasal 14
d. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP;
e. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi Pemira KM UPP;

31
f. Mengawasi tugas Panitia Pemira;
g. Membuat rekomendasi berdasarkan bukti permulaan kepada DPM UPP terhadap
pelanggaran Panitia Pemira;
h. Membuat rekomendasi berdasarkan bukti permulaan yang cukup kepada Panitia Pemira
terkait pelanggaran yang dilakukan Peserta Pemiradan/atau Tim Kampanye terhadap
peraturan tentang Pemira KM UPP;
i. Bersikap proaktif dalam mencegah dan menindaklanjuti dugaan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan;
j. Menindak lanjuti dan menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Panitia
Pemira;
k. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada DPM UPP dalam setiap tahapan
Pemira KM UPP untuk segera ditindak lanjuti;
l. MenetapkanstandarpengawasantahapanpenyelenggaraanPemiraKM UPP sebagai
pedomankerja bagi KP Pemira;
m. Berkoordinasi dengan Panitia Pemira dalam setiap tahapan penyelenggaraan
Pemira KM UPP; dan
n. Membuat dan menyerahkan laporan pertanggung jawaban pengawasan Pemira KM UPP
kepada DPM UPP.
Pasal 15
Wewenang KP Pemira :
a. Membuat mekanisme pelaporan kasus pelanggaran Peserta Pemira dan/atau
PanitiaPemira;
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan;
c. Melakukan penyelidikan yang bersifat proaktif;
d. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran yang dilakukan Peserta Pemira
dan/atau Tim Kampanye Peserta Pemira kepada Panitia Pemira;
e. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran yang dilakukan Panitia Pemira
kepada DPM UPP;
f. Memperoleh informasi berkaitan tentang pelaksanaan Pemira KM UPP dari Panitia
Pemira;
g. Menerima dan memeriksa laporan keuangan Panitia Pemira;
h. Membuat peraturan-peraturan terkait tugasnya sebagai pengawas Pemira KM UPP; dan
i. Membuat surat keputusan KP Pemira berupa rekomendasi kepada Ketua Panitia Pemira
atau DPM UPP.
32
Bagian Keempat
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 16
1. Anggota KP Pemira berhenti antarwaktu karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri; atau
c. Diberhentikan.
2. Diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:

a. Tidak lagi memenuhi syarat dan/atau tugas dan kewajibannya sebagai Anggota
KP Pemira;
b. Tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya berkelanjutan secara berturut-
turut selama 5 (lima) hari atau berhalangan tetap;
c. Melakukan tindakan yang terbukti menghambat KP Pemira dalam melaksanakan
pengawasan atas Pemira KM UPPdan/atau menjalankan
tugas dan wewenangnya;
d. Melakukan pelanggaran berat atas kode etik KP Pemira.
3. Pemberhentian AnggotaKP Pemira yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh DPM UPP.
4. Dalam hal Ketua KP Pemira yang dinyatakan berhenti, maka digantikan oleh Anggota
KP Pemira yang lain melalui mekanisme internal KP Pemira selambat-lambatnya 5
hari setelah diumumkan.

Bagian Kelima
Produk Hukum KP Pemira
Pasal 17
1. Untuk Peraturan pelaksanaan pengawasan Pemira KM UPP, KP Pemira wajib membuat
peraturan KP Pemira dan Keputusan KP Pemira.
2. Peraturan KP Pemira sebagai mana dimaksud pada ayat (1) merupakan peraturan
pelaksana dan/atau penjabaran teknis Undang-undang ini.
3. Keputusan KP Pemira sebagai mana dimaksud pada ayat (1) merupakan penetapan atas
Keputusan KP Pemira.

33
BAB V KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 17
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan yang mengatur tentang
Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
Pasal 18
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Pasal 19
Agar setiap Anggota KM UPP mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian.
Pasal 20
Dengan berlakunya Undang-undang ini maka Peraturan Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Pasir Pengaraian tentang Pemilihan Raya Universitas Pasir
Pengaraian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

34
UNDANG-UNDANG KELUARGAMAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN NOMOR 2 TAHUN 2019

TENTANG
PEMILIHAN RAYA PASANGAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA, DAN ANGGOTA
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Menimbang:
a. Bahwa untuk menjalankan kedaulatan mahasiswa sebagai mana diamanatkan
dalam Undang-undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
maka Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian perlu
untuk dilaksanakan pada tiap periode kepengurusan sebagai sarana suksesi
lembaga kemahasiswaan;
b. Bahwa telah diselenggarakan Kongres Luar Biasa Mahasiswa Universitas
Pasir Pengaraianpada tahun 2019 yang menghasilkan Undang-undang Dasar
Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c
perlu menyempurnakan Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian tentang Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian;

Mengingat:

35
Pasal 7 ayat (2), Pasal 8 ayat (5), Pasal 16 ayat (3), Pasal 17 ayat (5), Pasal 26 ayat (1),
dan Pasal 30 ayat (5) Undang- Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraian 2019

Dewan Perwakilan Mahasiswa


Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian Tentang Pemilihan
Raya Pasangan Presiden Dan Wakil Presidenba Dan Eksekutif Mahasiswa, Dan
Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan:


1. Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraianyang selanjutnya disebut KM UPP
adalahwadah formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universitas Pasir
Pengaraian.
2. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang
selanjutnya disebut UUD KM UPP adalah peraturan dasar bagi seluruh kegiatan
kemahasiswaan di KM UPP.
3. Anggota KM UPP adalah mahasiswa yang terdaftar secara akademik di Universitas Pasir
Pengaraian.
4. Anggota Aktif KM UPP adalah anggota KM UPP yang telah mengikuti prosedur
penerimaan anggota aktif dan dinyatakan lulus.
5. Lembaga Kemahasiswaan adalah lembaga yang mewadahi mahasiswa dalam
mengaktualisasikan diridan diatur dalam UUD KM UPP dan/atau peraturan dasar
fakultas.

36
6. Kongres Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian adalah tempat pengambilan keputusan
tertinggi di Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
7. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang selanjutnya disebut
DPM UPP adalah lembaga tinggi dalam KM UPP yang memiliki kekuasaan legislative
dan yudikatif.
8. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian yang selanjutnya disebut BEM
UPP adalah lembaga tinggi dalam KM UPP yang memiliki kekuasaan eksekutif.
9. Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraianyang selanjutnya disebut UKM
UPP adalah wadah kegiatan dan kreasi mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian sebagai
mana yang dimaksud dalam UUD KM UPP.
10. Pemilihan Raya KM UPP yang selanjutnya disebut Pemira KM UPP adalah sarana
suksesi lembaga kemahasiswaan yang dilaksanakan dalam lingkungan Universitas Pasir
Pengaraian untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP secara
berpasangandan Anggota DPM UPP yang bersifat perseorangan.
11. Peserta Pemira KM UPPyang selanjutnya disebut Peserta Pemira adalah calon Presiden
dan Wakil Presiden BEM UPP atau Calon Anggota DPM UPP yang telah lolos melalui
proses verifikasi dan/atau verifikasi kedua oleh Panitia Pemira.
12. Panitia Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut Panitia Pemira, adalah penyelenggara
pemira KM UPP yang bersifat sementara dan mandiri.
13. Komite Pengawas Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut KP Pemira adalah komite
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemira KM UPP.
14. Ketetapan DPM UPP adalah peraturan yang ditetapkan oleh DPM UPP untuk
menjalankan UU sebagaimana mestinya.
15. Peraturan Panitia Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut sebagai Peraturan Panitia
Pemira adalah peraturan yang ditetapkan oleh panitia pemira untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya.
16. Peraturan KP Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut sebagai Peraturan KP Pemira
adalah peraturan yang ditetapkan oleh KP Pemira untuk menjalankan UU sebagaimana
mestinya
17. Verifikasi adalah tahap pemeriksaan, penelitian dan penetapan untuk menyeleksi Calon
Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, dan Anggota DPM UPP yang
dilakukan Panitia Pemira berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan
Panitia Pemira.

37
18. Verifikasi Keduaadalah proses verifikasi yang dilakukan setelah dilakukan
perpanjangan pendaftaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Panitia Pemira.
19. Pemilih adalah anggota KM UPP yang tidak dicabut hak pilihnya.
20. Kampanye Pemira KM UPP yang selanjutnya disebut Kampanye adalah setiap kegiatan
dalam rangka meyakinkan para pemilih.
21. Tim Kampanye adalah tim pendukung Peserta Pemira yang telah disahkan oleh
Panitia Pemira dan diberi kewenangan untuk melakukan kampanye berdasarkan
peraturan Pemira KM UPP.
22. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut sebagai TPS adalah tempat
dilakukannya pemungutan suara oleh pemilih.
23. Wilayah Kampanye adalah seluruh wilayah yang dapat dipakai untuk kegiatan kampanye
dan telah ditentukan oleh Panitia Pemira.
24. Wilayah Netral adalah wilayah yang tidak dapat dipakai kegiatan kampanye yang
telah ditentukan olehPanitia Pemira.
25. Masa Kampanye adalah masa berlakunya kampanye yang ditetapkan oleh Panitia Pemira.
26. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan
kampanye.
27. Sengketa Pemira KM UPP yang selanjtunya disebut Sengketa Pemira adalah perselisihan
yang terjadi terkait Pemira KM UPP.
28. Hari adalah hari kalender.
BAB II
ASAS DAN PENYELENGGARAAN PEMIRA KMUPP
Pasal 2
Pemira KM UPP dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas:
a. langsung;
b. umum;
c. bebas;
d. rahasia;
e. jujur; dan
f. adil.
Pasal 3

38
Pemira KM UPP diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP
secara berpasangan, dan Anggota DPM UPP.

Pasal 4
1. Pemira KM UPP diselenggarakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
2. Pemira KM UPP diselenggarakan di lingkungan Universitas Pasir Pengaraian.
3. Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara Pemira KM UPP diatur dengan peraturan
Panitia Pemira.
4. Tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP meliputi:
a. Perencanaan program serta penyusunan peraturan-peraturan pelaksana terkait
penyelenggaraan Pemira;
b. Pendataan daftar pemilih;
c. Publikasi daftar pemilih sementara;
d. Perbaikan dan verifikasi daftar pemilih sementara;
e. Penetapan daftar pemilih tetap berdasarkan perbaikan dan verifikasi daftar pemilih
sementara;
f. Pendaftaran calon Peserta Pemira
g. Penetapan Peserta Pemira;
h. Masa kampanye;
i. Masa tenang;
j. Pemungutan dan penghitungan suara;
k. Penetapan hasil pemira;
l. Pengumpulan laporan pertanggung jawaban Panitia Pemira dan KP Pemira.

Pasal 5
1. Pemira KM UPP diselenggarakan oleh Panitia Pemira.
2. Pengawasan Penyelenggaraan Pemira KM UPP dilaksanakan oleh KP Pemira.

BAB III
PERSYARATAN DAN PENETAPAN PESERTA PEMIRA
Bagian Kesatu
Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP
Pasal 6

39
Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP adalah Anggota KM UPP
perseorangan secara berpasangan.
Pasal 7
Persyaratan Peserta untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
BEM UPP adalah:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Anggota aktif KM UPP;
c. Memiliki integritas moral yang baik;
d. Bersedia mundur dari semua jabatan structural dilembaga kemahasiswaan tingkat
fakultas dan universitas saat lolos verifikasi;
e. Mempunyai IPK minimal 3.0
f. Bukan anggota partai politik dan dan organisasi underbouw-nya;
g. Tidak terancam dropout;
h. Tidak sedang cuti kuliah dan tidak terancam putus studi;
i. Pernah mengikuti kepanitiaan dan/atau organisasi kemahasiswaan di lingkungan
Universitas Pasir Pengaraian;
j. Mendapat dukunganminimal dari pemilih dari tiap fakultas sesuai dengan peraturan
Panitia Pemira;
k. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
l. Memenuhi persyaratanad ministratif yang ditetapkan oleh Panitia Pemira;
m. Bersedia untuk tidak lulus sampai akhir masa jabatanya; dan Memiliki visi, misi dan
program kerja.
n. Mahasiswa aktif dengan masa akademik minimal 5 semester hingga 7 untuk calon
presiden mahasiswa dan 3 semester hingga 7 untuk calon wakil presiden mahasiswa.

Pasal 8
1. Dalam hal tidak ada Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden yang mendaftar
hingga batas waktu yang ditetapkan, maka Panitia Pemira menetapkan perpanjangan
masa pendaftaran Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP paling
lama14 (empat belas) hari.
2. Dalam hal masa perpanjangan sebagaimana dalam ayat (1) telah dilakukan tetapi tetap
tidak ada PesertaPemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP yang
40
mendaftar, maka penentuan mekanisme pemilihan Ketua Umum dan Wakil Ketua
Umum BEM UPP diserahkan pada Kongres Mahasiswa.

Pasal 9
1. Dalam hal tidak ada Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP yang
lolos verifikasi, maka Panitia Pemira menetapkan perpanjangan masa pendaftaran
Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP paling lama 14 (empat
belas) hari.
2. Dalam hal masa perpanjangan sebagaimana dalam ayat (1) telah dilakukan tetapi tetap
tidak ada PesertaPemira Calon KetuaUmum dan Wakil Ketua Umum BEM UPP yang
lolos verifikasi, maka penentuan Mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
BEM UPP diserahkan pada DPM UPP.
Pasal 10
1. Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden
BEM UPP yang telah mendaftar,maka Panitia Pemira menetapkan perpanjangan masa
pendaftaran Peserta Pemira CalonPresiden dan Wakil Presiden BEM UPP paling lama14
(empat belas) hari.
2. Dalam hal setelah masa perpanjangan sebagaimana dalam ayat (1) telah dilakukan tetapi
tetap hanya terdapat 1 (satu) Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM
UPP yang lolos verifikasi, maka pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP tetap
dilaksanakan sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Pemira.
3. Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP sebagai mana dalam ayat
(2), untuk ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden UPP terpilih harus
memperoleh suara sebanyak lebih dari lima puluh persen suara dari Anggota KM UPP
yang menggunakan hak pilihnya.
4. Dalam hal Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP tidak memperoleh
suara sebagaimana dimaksud ayat (3), maka penentuan mekanisme pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden BEM UPP diserahkan pada DPM UPP.

Pasal 11
1. Dalam hal salah satu Peserta Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP
berhalangan tetap atau mengundurkan diri, sejak penetapan sebagai Peserta Pemira

41
Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP sampai berakhirnya masakampanye maka
Pemira KM UPP tetap dilanjutkan.
2. Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masih terdapat lebih darisatu Peserta
Pemira Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP maka yang menjadi Presiden dan
Wakil Presiden BEM UPP terpilih adalah yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah
mahasiswa yang menggunakan hak pilihnya.
3. Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya terdapat satu Peserta Pemira
Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP maka untuk menjadi Presiden dan Wakil
Presiden BEM UPP terpilih harus memperoleh suara lebih dari lima puluh persen suara
dari jumlah mahasiswa yang menggunakan hak pilihnya.
4. Jika ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) tidak terpenuhi maka
penentuan Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP terpilih diserahkan kepada Kongres
Mahasiswa.
Pasal 12
Dalam hal pengunduran diri oleh Peserta Pemira tunggal Calon Presiden dan Wakil
Presiden BEM UPP sehingga tidak terdapat Peserta PemiraCalonPresiden dan Wakil Presiden
BEM UPP, maka mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP diserahkan
pada DPM UPP.
Bagian Kedua
Anggota DPMUPP
Pasal 13
Peserta Pemira untuk pemilihan Anggota DPM UPP adalah Anggota KM UPP perseorangan.
Pasal 14
Persyaratan Peserta Pemira untuk pemilihan Anggota DPM UPP adalah:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b. Anggota aktif KM UPP;
c. Memiliki integritas moral yang baik;
d. Bersedia cuti dari semua jabatan structural dilembaga kemahasiswaan di tingkat
fakultas dan universitas saat lolos verifikasi;
e. Bukan anggota partai politik dan organisasi underbouw-nya;
f. Tidak terancam dropout;
g. Tidak sedang cuti kuliah dan tidak terancam putus studi;

42
h. Pernah mengikuti kepanitiaan dan/atau organisasi kemahasiswaan di lingkungan
Universitas Pasir Pengaraian;
i. Mendapat dukungan minimal pemilih dari fakultas pemilihan yang bersangkutan sesuai
peraturan Panitia Pemira;
j. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
k. Memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh Panitia Pemira;
l. Bersedia untuk tidak lulus sampai akhir masa jabatannya; dan Memiliki visi, misi, dan
program.
m. Memiliki IPK 3.0
n. Mahasiswa aktif dengan masa akademik paling rendah 3 semester paling tinggi 7
semester
Pasal 15
1. Dalam hal terdapat fakultas yang tidak memiliki Peserta Pemira Calon Anggota
DPM UPP, maka wajib dilakukan perpanjangan masa pendaftaran
Peserta Pemira Calon Anggota DPM UPPpaling lama 14 (empat belas) hari.
2. Dalam hal setelah perpanjangan masa pendaftaran sebagaimana dalam ayat (1), maka
proses Pemira KM UPP dilanjutkan sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Pemira.
Pasal 16
1. Dalam hal tidak terdapat Peserta Pemira Calon Anggota DPM UPP, maka wajib
dilakukan perpanjangan masa pendaftaran Peserta Pemira Anggota DPM UPP
paling lama 14 (empat belas) hari.
2. Dalam hal setelah perpanjangan masa pendaftaran, tetap tidak ada Peserta Pemira
Calon Anggota DPM UPP, maka pemilihan Anggota DPM UPP diserahkan melalui
mekanisme fakultas masing-masing.

Pasal 17
Dalam hal terdapat Peserta Pemira Calon Anggota DPM UPP berhalangan tetap atau
mengundurkan diri sejak penetapan sebagai Peserta Pemira Calon Anggota DPM UPP
sampai berakhirnya masa kampanye maka Pemira KM UPP tetap dilanjutkan.

BAB IV
PENCABUTAN STATUS PESERTA PEMIRA

43
Pasal 18
1. Peserta Pemira ditetapkan oleh Panitia Pemira setelah Calon Peserta Pemira
dinyatakan lolos verifikasi sebagai Peserta Pemira.
2. Dalam hal terdapat Peserta Pemira sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemira berhalangan tetap atau mengundurkan diri,sejak penetapan sebagai Peserta
Pemira sampai dengan masa kampanye maka Peserta Pemira yang bersangkutan tidak
lagi dinyatakan sebagai Peserta Pemira.
3. Dalam hal terdapat Peserta Pemira sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemira mengundurkan diri, setelah berakhirnya masa kampanye atau saat memasuki
masa tenang maka Peserta Pemira yang bersangkutan tetap diikutsertakan dalam
proses tahapan pemira selanjutnya hingga penghitungan suara sebagai Peserta Pemira
yang sah.
4. Dalam hal terdapat Peserta Pemira sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
Panitia Pemira berhalangan tetap, setelah berakhirnya masa kampanye atau
saat memasuki masa tenang maka Peserta Pemira yang bersangkutan tidak
diikutsertakan dalam proses tahapan pemira selanjutnya.

BAB V
VERIFIKASI CALON PESERTA PEMIRA
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Verifikasi
Pasal 19
Pelaksanaan verifikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Pemeriksaan dan Penelitian; dan
b. Penetapan.
Pasal 20
1. Tahap pemeriksaan dan penelitian dilakukan dalam bentuk pemeriksaan seluruh
persyaratan pencalonan dari aspekkelengkapan dan keabsahannya.
2. Mekanisme pelaksanaanpemeriksaan dan penelitian diatur dengan Peraturan Panitia
Pemira.
Pasal 21
1. Tahap penetapan dilakukan dalam bentuk sidang yang selanjutnya disebut sidang
verifikasi.

44
2. Sidang verifikasi dilakukan secara terbuka untuk umum dan dihadiri oleh masing-masing
calon Peserta Pemira.
3. Calon Peserta Pemira dapat tidak menghadiri sidang verifikasi dengan memberikan
kuasa kepada perwakilannya yang dibuktikan dengan surat kuasa.
4. Calon Peserta Pemira atau perwakilannyayang tidak hadir dalam sidang verifikasi
dianggap mengundurkan diri dan tidak lolos verifikasi.
5. Ketidakhadiran salah satu dan/atau beberapa calon Peserta Pemira atau
perwakilannya tidak mengurangi keabsahan hasil penetapan dalam sidang verifikasi
6. Ketentuan mengenai sidang verifikasi dan ketentuan teknis lain yang berkaitan diatur
dengan Peraturan Panitia Pemira.
Bagian kedua
Pengawasan atas Verifikasi Kelengkapan Administrasi
Calon Peserta Pemira
Pasal 22
1. KP Pemira melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan verifikasiatas Calon Peserta
Pemira yang dilakukan oleh Panitia Pemira.
2. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai mana dalam ayat (1), KP Pemira
menemukan dan/atau menerima laporan unsur kesengajaan atau kelalaian Panitia
Pemira yang dapat/telah merugikan Calon Peserta Pemira, KP Pemira harus
menyampaikan temuan tersebut beserta rekomendasi tindak lanjut kepada DPM UPP.
3. DPM UPP menindak lanjuti temuan dan/atau laporan KP Pemira sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

BAB VI
KAMPANYE DAN DANA KAMPANYE
Bagian Kesatu
Kampanye
Pasal 23
Kampanye dilakukan dengan prinsip yang bertanggung jawab dan merupakan bagian dari
pendidikan politik di KM UPP.
Pasal 24
1. Kampanye dilaksanakan oleh Pelaksana Kampanye.
2. Kampanye diikuti oleh Pelaksana Kampanye dan Peserta Kampanye.
3. Kampanye difasilitasi dan dipantau oleh Petugas Kampanye.
45
Pasal 25
1. Pelaksana Kampanye terdiri atas Peserta Pemira dan Tim Kampanye.
2. Dalam melaksanakan kampanye, Peserta Pemira membentuk Tim Kampanye yang
dipimpin oleh Manajer Tim Kampanye.
3. Tim Kampanye sebagaimana dalam ayat (2) bertugas untuk melaksanakan kegiatan
kampanye dari Peserta Pemira dan berkoordinasi dengan Panitia Pemira dan KP
Pemira.
4. Peserta Kampanye sebagaimana pada Pasal 28 ayat (2) terdiri atas Anggota KM UPP
di luar Peserta Pemira dan KP Pemira yang berpartisipasi dalam rangkaian
kampanye.
5. Petugas Kampanye sebagaimana pada Pasal 28 ayat (3) terdiri atas Panitia Pemira dan
KP Pemira yang menjalankan tugas dan kewenangannya berkaitan dengan
pelaksanaan kampanye.
6. Ketentuan mengenai pelaksanaan, partisipasi Anggota KM UPP, dan fasilitasi kampanye
Pemira KM UPP diatur dengan Peraturan Panitia Pemira.
7. Ketentuan mengenai pemantauan kampanye Pemira KM UPP diatur dengan Peraturan
KP Pemira.
Pasal 26
1. Peserta Pemira mendaftarkan nama dan jabatan dari Tim Kampanye sebagai mana pada
Pasal 29 ayat (3) pada Panitia Pemira secara resmi sebelum dimulainya pelaksanaan
kampanye.
2. Panitia Pemira menyampaikan daftar nama Pelaksana Kampanye dan nama anggota Tim
Kampanye kepada KP Pemira selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum dimulainya
pelaksanaan kampanye secara resmi.
3. Ketentuan mengenai Tim Kampanye diatur dengan Peraturan Panitia Pemira.
Bagian Kedua
Bentuk, Materi, dan Metode Kampanye
Pasal 27
1. Bentuk kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, dan Anggota
DPM UPP terdiriatas:
a. Kampanye lisan;
b. Kampanye media; dan c. Kampanye dialogis.

46
2. Materi Kampanye Peserta Pemira meliputi Visi, Misi, Program Kerja, Nomor, Slogan,
Logo, atau Nama Peserta Pemira
3. Kampanye sebagaimana pada pasal (1) dapat dilakukan melalui:

a. Pertemuan terbuka dan/atau mimbar bebas;


b. Tatap muka dan/atau dialog;
c. Media massa cetak dan/atau elektronik
d. Penyebaran bahan kampanye kepada Anggota KM UPP
e. Pemasangan alat peraga kampanye di lingkungan KM UPP
f. Debat antar Peserta Pemira yang ditentukan oleh Panitia Pemira; dan/ atau
g. Kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang- undangan.
4. Ketentuan teknis mengenai bentuk, materi dan metode kampanye diatur dengan
Peraturan Panitia Pemira.
Bagian Ketiga
Peranan Lembaga Kemahasiswaan
Pasal 27
1. Lembaga Kemahasiswaan dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan
atau merugi kansalah satu Peserta Pemira, Tim Kampanye dan/ atau Pelaksana
Kampanye.
2. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya berkaitan dengan pelaksanaan
Pemira KM UPP, Lembaga Kemahasiswaan dilarang berpihak kepada salah satu Peserta
Pemira, Tim Kampanye dan/atau Pelaksana Kampanye.
3. Ketentuan mengenai peranan Lembaga Kemahasiswaan dalam pelaksanaan Pemira KM
UPP diatur dengan Ketetapan DPM UPP.
Bagian Keempat
Pendanaan Kampanye
Pasal 28
1. Dana kegiatan Kampanye Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, dan
Anggota DPM UPP menjadi tanggung jawab Peserta Pemira.
2. Dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari:
a. Peserta Pemira secara individual
b. Sumbangan yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan; dan
c. Sumbangan perseorangan.

47
3. Dana kampanye sebagai mana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa uang, barang
dan/atau jasa.
4. Dana kampanyeberupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditempatkan pada
rekening khusus dana kampanye.
5. Dana kampanye berupa sumbangan barang dan/atau jasa sebagaimna dimaksud ayat (3)
dicatat berdasarkan harga pasar yang wajar pada saat sumbangan itu diterima.
6. Dana kampanye sebagai mana dimaksud pada ayat (2) dicatat dalam pembukuan
dana kampanye dengan standar pembukuan yang ditetapkan oleh KP Pemira.
7. Dana kampanye yang bersumber dari sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) hurup b dan c dilarang melebihi Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah)
untuk setiap donatur.
8. Total danakampanye berupa uang, barang, dan/atau jasa sebagaimana dalam ayat (3)
sebesar-besarnya Rp. 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)
9. Pembukuan dana kampanye sebagaimana dalam ayat (6) dipublikasikan kepada Anggota
KM UPP melalui media digital dan/atau massa olehTim Kampanye secara berkala
setidak-tidaknya tiap 2 (dua) minggu sekali.
Pasal 29
1. Peserta Pemira melalui Tim Kampanye melaporkan rekening khusus sebagai mana
pada Pasal 33 ayat (4) dan laporan keuangan serta berkas lainnya berkaitan dengan
dana kampanye kepada Panitia Pemira sekurang-kurangnya 2 (dua) kali penyerahan
laporan
2. Peserta Pemira melal UPP Tim Kampanye menyerahkan rekapitulasi pembukuan
penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye kepada PanitiaPemira selambat-lambatnya
1 (satu) minggu setelah masa kampanye dinyatakan selesa
3. Panitia Pemira melakukan pemeriksaan terhadap Dana Kampanye Peserta Pemira
dan dapat meneruskan penerimaan rekapitulasi pembukuan penerimaan dan pengeluaran
dana Kampanye kepada DPM UPP.
4. Dalam hal diperlukan sebagai bukti atas dugaan dan/atau tindak lanjut atas dugaan
dan/atau laporan atas pelanggaran yang dilakukan Peserta Pemira dan/atau Tim
Kampanye, Panitia Pemira dapat menyerahkan hasil audit kepada DPM UPP.
Pasal 30
Peserta Pemira dilarang menerima sumbangan yang berasal dari:
a. Partai Politik dan anggotanya serta organisasiunderbouw-nya;
b. Penyumbang yang tidak benar atau tidak jelas identitasnya;
48
c. Perusahan rokok, dan minuman keras;
d. Pemerintah Republik Indonesia;
e. OrganUniversitas Pasir Pengaraian beserta strukturnya; dan
f. Lembaga Kemahasiswaan tingkat Universitas Fakultas dan/atau Jurusan.
Bagian Kelima
Larangan kampanye
Pasal 31
1. Pelaksana Kampanye, Peserta Kampanye dan Petugas Kampanye dilarang:
a. Mempersoalkan wadah bersama KM UPP, Pembukaan UUD KM UPP, dan bentuk
KM UPP
b. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan KM UPP;
c. Menghina agama, suka, rasa atau golongan calon dan/atau peserta lainnya;
d. Memfitnah Peserta Pemira dalam bentuk apapun;
e. Menghasut danmengadu domba perseorangan atau sekelompok mahasiswa
f. Mengganggu ketertiban umum;
g. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, sekelompok mahasiswa dan/atau Peserta Pemira;
h. Menjanjikan atau memberikan uang kepada mahasiswa lainnya;
i. Segala bentuk tindakan kriminal;
j. Merusak dan/atau menghilangkan alat peragakampanye Peserta Pemira kecuali
sebagai tindakan yang dilakukan Petugas Kampanye atas pelanggaran Peraturan
Perundang-undangan yang dilakukan Peserta Pemira;
k. Berkampanye di tempat yang dilarang; dan
l. Memasang bahan kampanye diluar wilayah kampanye yang ditetapkan oleh
Panitia Pemira.
2. Pelaksana Kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang mengikut sertakan:
a. Presiden dan Wakil Presiden Pengurus Harian BEM UPP;
b. Anggota DPM UPP;
c. Anggota KM UPP yang tidak memiliki hak pilih.
d. akademisi Universitas Pasir Pengaraian
e. Alumni Mahasiswa UPP;
3. Setiap orang sebagai mana dalam ayat (2) huruf a sampai dengan huruf f dilarang ikut
serta sebagai pelaksana Kampanye.
4. Ketentuan mengenai larangan dalam kampanye diatur dengan
49
Peraturan Panitia Pemira.
Pasal 32
Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, Pengurus Inti, dan/atau Pengurus Harian BEM
UPP dilarang melakukan tindakan dan/atau keputusan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemira sejak masa kampanye sampai penghitungan suara.
Bagian Keenam
Mekanisme Pengaduan, Tindak Lanjut, dan Sanksi
Pasal 33
1. Anggota KM UPP dapat melaporkan dugaan pelanggaran atas peraturan perundang-
undangan yang dilakukan oleh pelaksana kampanye dan/atau Panitia Pemira kepada KP
Pemira
2. Dalam hal sebagai mana dimaksud ayat (1) Anggota KM UPP dapat melaporkan secara
individu, kelompok, dan/atau institusi kepada KP Pemira.
3. KP Pemira melakukan pemeriksaan atas laporan dan/atau temuan sebagaimana dalam
ayat (1).
4. KP Pemira memutuskan tindak lanjut yang selanjutnya disampaikan kepada Panitia
Pemira dan DPM UPP.
5. Ketentuan mengenai mekanisme pengaduan dan tindak lanjut pelanggaran diatur dengan
Peraturan KP Pemira.

BAB VII HAK MEMILIH


Pasal 34
1. Anggota KM UPP yang memiliki hak memilih adalah mahasiswa Universitas Pasir
Pengaraianyang diatur sesuai ketentuan UUD KM UPP.
2. Anggota KM UPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar oleh Panitia Pemira
dalam daftar pemilih tetap untuk dapat menggunakan hak memilih.

BAB VIII PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH


Bagian Kesatu
Pemutakhiran Daftar Pemilih
Pasal 35
1. Panitia Pemira menggunakan daftar mahasiswa pada sub-bagian akademik
Universitas Pasir Pengaraian sebagai daftar pemilih Pemira sementara.

50
2. Panitia Pemira memutakhirkan daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lama 7 (tujuh) hari setelah seluruh daftar mahasiswa diterima dari
subbagian akademik Universitas Pasir Pengaraian.
3. Daftar pemilih sementara hasil pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
diumumkan oleh Panitia Pemira untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari
Anggota KM UPP selama 3 (tiga) hari.
4. Panitia Pemira memperbaiki daftar pemilih sementara berdasarkan masukan dan
tanggapan dari Anggota KM UPP sebagai mana dimaksud pada ayat (3) dan selanjutnya
menetapkan menjadi daftar pemilih tetap paling lama 7 (tujuh) hari.
5. Daftar pemilih tetap Pemira harus sudah ditetapkan 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pemungutan suara Pemira KM UPP.
6. Pemutakhiran Daftar Pemilih sementara dan tetap dilakukan berdasarkan status akademis
mahasiswa UPP.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemutakhiran, pengumuman, perbaikan daftar pemilih
sementara dan penetapan daftar pemilih tetap sebagai mana dimaksud pada ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) diatur dalam peraturan Panitia Pemira.
Bagian Kedua
Pengawasan atas Penyusunan Daftar Pemilih
Pasal 36
KP Pemira wajib melakukan pengawasan atas pelaksanaan penyusunan daftar pemilih,
pemutakhiran daftar pemilih, dan penyusunan daftar pemilih, yang dilaksanakan oleh Panitia
Pemira
Pasal 37
1. Dalam hal pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 menemukan unsur
kesengajaan atau kelalaian Ketua dan Tim Panitia Pemira yang merugikan Pemilih yang
menggunakan hak pilih, KP Pemira wajib menyampaikan menindak temuan tersebut
kepada Panitia Pemira.
2. Panitia Pemira wajib menindaklanjuti temuan KP Pemira sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
BAB IX
PEMUNGUTAN DANPERHITUNGAN SUARA
Bagian Kesatu
Pemungutan Suara

51
Pasal 38
1. Pemungutan suara Pemira KM UPP dilaksanakan secara serentak di seluruh fakultas.
2. Hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara ditetapkan oleh Panitia Pemira.
3. Panitia Pemira bertanggung jawab dalam merencanakan dan menetapkan standar serta
kebutuhan pengadaan perlengkapan pemungutan suara.
4. Panitia Pemira bertanggung jawab dalam menetapkan Saksi Peserta Pemira pada tiap
TPS.
5. Dalam pemungutan suara, Panitia Pemira membuat berita acara yang ditandatangani oleh
Panitia Pemira, Saksi Peserta Pemira, dan KP Pemira.
6. Ketentuan mengenai teknis pemungutan suara dan penetapan saksi Peserta Pemira dalam
pemungutan suara diatur dengan Peraturan Panitia Pemira.
Pasal 39
1. Dalam hal terjadi penyimpangan pelaksanaan pemungutan suara oleh Panitia Pemira, KP
Pemira memberikan saran perbaikan diketah UPP oleh saksi Peserta Pemira yang hadir.
2. Panitia Pemira menindak lanjuti saran perbaikan yang disampaikan oleh KP Pemira
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 40
1. Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara ialah yang terdaftar pada daftar
pemilih tetap.
2. Pemilih sebagaimana ayat (1) menggunakan hak pilihnya dengan menunjukan kartu
tanda mahasiswa dan/atau identitas mahasiswa yang ditentukan oleh Panitia Pemira.
Pasal 41
Untuk menjamin pelaksanaan hak konstitusional Anggota KM UPP yang berkebutuhan
khusus/ difabel, Panitia Pemira bertanggung jawab untuk memfasilitasi Anggota KM UPP
yang berkebutuhan khusus/difabelagar dapat melaksanakan hak konstitusionalnya.
Bagian Kedua
Penghitungan Suara
Pasal 42
1. Penghitungan suara untuk Peserta Pemira wajib dilakukan di tingkat universitas
2. Panitia Pemira dilarang mengadakan penghitungan suara sebelum pemungutan suara
berakhir.
3. Ketentuan teknis penghitungan suara sebagai mana dimaksud ayat (1) wajib diatur
dengan keputusan Panitia Pemira.

52
Pasal 43
1. Saksi dari Peserta Pemira dapat menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran,
penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan penghitungan perolehan suara
Peserta Pemira kepada KP Pemira.
2. KP Pemira langsung menindak lanjuti laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
pada hari pelaksanaan penghitungan perolehan suara Peserta Pemira.
3. KP Pemira menyampaikan laporan tertulis atas adanya pelanggaran, penyimpangan,
dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan penghitungan perolehan suara Peserta Pemira
kepada DPM UPP.
4. DPM UPP sesegera mungkin memberikan tindak lanjut atas laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
Bagian Ketiga
Pengawasan dalam Penghitungan Suara
Pasal 44
1. KP Pemira melakukanpengawasan atas penghitungan suara yang dilaksanakan oleh
Panitia Pemira.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kemungkinan
adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan oleh tim Panitia Pemira dalam
melakukan penghitungansuara.
3. Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup adanya pelanggaran, penyimpangan,
dan/atau kesalahan dalam penghitungan perolehan suara, KP Pemira menindaklanjuti
dengan melakukan penyelidikan.
4. Panitia Pemira dapat dijatuhkan sanksi jika terbukti melakukan pelanggaran,
penyimpangan, dan/atau kesalahan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
BAB X
PENETAPAN HASIL PEMIRA KM UPPDAN PESERTA PEMIRA TERPILIH
Pasal 45
1. Hasil Pemira KM UPP ditetapkan oleh Panitia Pemira dalam sidang pleno terbuka yang
dihadiri oleh Peserta Pemira dan KP Pemira.
2. Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat- lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak hari terakhir pemungutan suara.
3. Hasil Pemira KM UPP dan Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP, dan
Anggota DPM UPP yang terpilih ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemira.

53
4. Panitia Pemira mengumumkan hasil Pemira KM UPPsebagaimana dalam ayat (1) kepada
Anggota KM UPP melalui media digital dan/atau massa.
Pasal 46
1. Penetapan Peserta Pemira Presiden dan Wakil Presiden BEM UPP yang terpilih
didasarkan pada pasangan yang memperoleh suara terbanyak atau lebih dari lima puluh
persen suara dari total Anggota KM UPP yang memilih.
2. Dalam hal mekanisme sebagaimana dalam ayat 1 (satu) tidak terpenuhi, maka
mekanisme selanjutnya wajib diatur oleh DPM UPP.
Pasal 47
Penetapan Peserta Pemira Anggota DPM UPP yang terpilih didasarkan pada perolehan 2
suara terbanyak di Fakultas masing-masing.
Pasal 48
1. Peserta Pemira dan pasangan Peserta Pemira terpilih wajib ditetapkan dalam sidang
pleno Panitia Pemira dan dituangkan dalam berita acara hasil Pemira Presiden dan Wakil
Presiden BEM UPP,dan Anggota DPM UPP.
2. Panitia Pemira menyampaikan berita acara sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah penghitungan suara oleh Panitia Pemira kepada:
a. DPM UPP;
b. BEM UPP;
f. UKM UPP;
g. Rektorat UPP; dan
h. Peserta Pemira.
BAB XI
PEMUNGUTAN SUARA ULANG DAN PENGHITUNGAN SUARA ULANG
Bagian Kesatu
Pemungutan Suara Ulang
Pasal 49
Pemungutan suara di TPS apa bila dari hasil penelitian dan pemeriksaan KP Pemira terbukti
terdapat keadaan sebagai berikut:
1. Proses pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan berdasarkan ketetuan
peraturan perundang-undangan;
2. Terjadi pemufakatan antara Panitia Pemira dengan Pemilih, dengan meminta pemilih
memberikan tanda khusus, menandatangani, atau menuliskan identitasnya yang bukan
pada tempatnya.
54
3. Panitia Pemira merusak satu atau lebih suara yang digunakan oleh Pemilih sehingga
suara tersebut menjadi tidak sah.
Pasal 50
1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau
kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau
penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara ulang yang disebabkan terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan
sebagai mana dimaksud pada ayat diusulkan oleh Panitia Pemira setelah bermusyawarah
dengan KP Pemira dan para saksi Peserta Pemira yang hadir dengan menyebutkan
keadaan yang menyebabkan diadakannya pemungutan suara ulang.
3. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari setelah
hari/tanggal pemungutan suara berdasarkan keputusan Panitia Pemira.
Pasal 51
1. Dalam hal terjadi pemungutan suara ulang, Panitia Pemira menuangkannya dalam berita
acara pemungutan suara ulang yang turut ditandatangani KP Pemira dan Para saksi yang
hadir.
2. Ketentuan mengenai pemungutan suara ulang diatur dengan Peraturan Panitia Pemira
berdasarkan Ketetapan DPM UPP.
Bagian Kedua
Penghitungan Suara Ulang
Pasal 52
Penghitungan suara dapat diulang apabila terjadi hal sebagai berikut:
1. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup
2. Terjadi perbedaan jumlah antara pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya dengan
hasil penghitungan suara yang telah dipakai.
BAB XII
PEMIRA KM UPP LANJUTAN DAN PEMIRA KM UPP SUSULAN

Pasal 53
1. Dalam haldi sebagian atau seluruh wilayah Universitas Indonesia terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan
sebagian tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP tidak dapat dilaksanakan, Panitia
Pemira menghentikan sementara tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP.

55
2. Saat tahapan penyelenggaraan PemiraKM UPP sudah dapat dilanjutkan kembali
dikarenakan sebelumnya terhenti sebagai mana dalam ayat (1), Panitia Pemira
menetapkan dilakukannya Pemira KM UPP lanjutan.
3. Pelaksanaan Pemira KM UPP lanjutan sebagai mana dimaksud pada ayat dimulai dari
tahap penyelenggaraan Pemira KM UPP yang terhenti.
Pasal 54
1. Dalam hal di sebagian atau seluruh wilayah Universitas Indonesia terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan seluruh
tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP tidak dapat dilaksanakan, Panitia Pemira
menghentikan sementara tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP.
2. Saat tahapan penyelenggaraan Pemira KM UPP sudah dapat dilaksanakan kembali
dikarenakan sebelumnya belum terlaksana sebagaimana dalam ayat (1) Panitia Pemira
menetapkan dilakukannya Pemira KM UPPsusulan.
3. Pelaksanaan Pemira KM UPPsusulan sebagaimana dalam ayat (2) dilakukan untuk
seluruh tahapan penyelengaraan Pemira.

Pasal 55
1. Pemira KM UPP lanjutan dan Pemira KM UPP susulan dilaksanakan setelah ada
penetapan penundaan pelaksanaan Pemira KM UPP.
2. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemira KM UPP dilakukan oleh Panitia Pemira
dengan rekomendasi KP Pemira dan disetuji oleh DPM UPP.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan waktu pelaksanaan Pemira KM UPP
lanjutan atau Pemira KM UPP susulan wajib diaturdalam peraturan Panitia Pemira.
BAB XIII
PELANGGARAN DAN SENGKETA PEMIRA KM UPP
Bagian Kesatu
Laporan Pelanggaran
Pasal 56
1. KP Pemira dapat menerima laporan pelanggaran Pemira KM UPPpada setiap tahapan
penyelenggaraan Pemira KM UPP.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan oleh:
a. MahasiswaUniversitas Pasir Pengaraian yang mempunyai hak pilih;
b. Peserta Pemira/tim Kampanye; atau c. Panitia Pemira.

56
3. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan secara tertulis kepada
KP Pemira dengan paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat pelapor;
b. Pihak terlapor;
c. Waktu dan tempat kejadian perkara; dan d. Uraian kejadian.
4. KP Pemira wajib mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima.
5. Laporan pelanggaran Peserta Pemira wajib diteruskan kepada Panitia Pemira.
6. Laporan pelanggaran Panitia Pemira wajib diteruskan kepada DPM UPP.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan pelanggaran Pemira KM UPP wajib
diatur dalam peraturan KP Pemira.
Bagian Kedua
Sengketa Hasil Pemira KM UPP
Pasal 57
1. Dalam hal terjadi sengketa pemira KM UPP atas keputusan Panitia Pemira, Peserta
Pemira dapat mengajukan permohonan keberatan kepada Panitia Pemira sebanyak 1
(satu) kali.
2. Apabila pesera pemira menolak atas hasil dari keputusanpermohonan keberatan kepada
Panitia Pemira dapat mengajukan permohonan keberatan kepada DPM UPP.
3. Panitia Pemira wajib menindaklanjuti putusan DPM UPP.
Bagian Ketiga
Pelanggaran Pemira KM UPP
Pasal 58
Pelanggaran Pemira KM UPP adalah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.
Pasal 59
1. Pelanggaran Peserta Pemira diselesaikan oleh Panitia Pemira.
2. Pelanggaran Panitia Pemira diselesaikan oleh DPM UPP.
3. Tata cara mengenaipenyelesaian pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Panitia Pemira.
BAB XIV
SANKSI PELANGGARAN
Pasal 69
1. Sanksi terhadap pelanggaran Pemira KM UPP oleh Peserta Pemira diatur dalam
Peraturan Panitia Pemira.

57
2. Sanksi terhadap pelanggaran Pemira KM UPP oleh Panitia Pemira diatur dalam
Ketetapan DPM UPP.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 61
Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang- undangan yang
mengatur tentang Pemilihan Raya Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
Pasal 62
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Pasal 63
Agar setiap Anggota KM UPP mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Keluarga Mahasiswa Universita Pasir
Pengaraian.
Pasal 64
Dengan berlakunya Undang-undang ini maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

58

Anda mungkin juga menyukai