Anda di halaman 1dari 14

LECTURE NOTES

TAXN6023
Advanced Taxation

Week 3
Non Profit and Foundation Taxation

TAXN6023 – Advanced Taxation


LEARNING OUTCOMES

LO1: Explain leasing taxation, built operate and transfer - BOT, nonprofit and foundation
taxation

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


1. Basic Law
2. Definition
3. Non Profit and Foundation Taxation

TAXN6023 – Advanced Taxation


ISI MATERI

Lembaga Atau Organisasi Nirlaba


Merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan
tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pelaksanaannya kegiatan
yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata.
Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam
kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba. Dalam organisasi
nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala
kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang yang ingin
membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang
tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi.

Menurut PSAK 45 karakteristik Nirlaba adalah :


1. Sumberdaya berasal dari dari penyumbang tanpa pengembalian atau memperoleh
manfaat ekonomi sebanding
2. Menghasilkan barang/jasa tanap tujuan memupuk keuntungan dan jika ada laba tidak
pernah dibagikan.
3. Tidak ada kepemilikan asset, jika ada kepemilikan tidak dapat dijual, dialihkan atau
ditebus kembali dan tidak mencerminkan proporsi sumberdaya.

Menurut kegiatan bergeraknya, organisasi nirlaba meliputi bidang :


1. Budaya dan pariwisata
2. Pendidikan dan penelitian
3. Kesehatan
4. Pelayanan Sosial
5. Lingkungan
6. Pembangunan dan perumahan
7. Hukum, advokasi dan politik
8. Filantropi dan kerelawanan
9. Kerjasama internasional

TAXN6023 – Advanced Taxation


10. Pengembangan ajaran keagamaan
11. Pengembangan bisnis, asosiasi professional dan perserikatan
12. Pengmbangan keuangan makro dan koperasi

YAYASAN
Memahami definisi Yayasan dibentuk berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004. Menurut
undang-undang, Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Hal-hal prinsip yang perlu dipahami tentang Yayasan adalah sebagai berikut
1. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas.
2. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannnya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan
usaha, dengan syarat sebagai berikut.
 Sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan.
 Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif dengan ketentuan seluruh
penyertaan tersebut paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai
kekayaan Yayasan.
 Anggota pembina, pengurus, dan pengawas Yayasan dilarang merangkap sebagai
anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris atau pengawas dari badan
usaha.
3. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan
pengawas.
4. Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh
Yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung
atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain
yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas, kecuali:
 Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas.
 Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.
5. Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang
atau barang. Selain itu kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini.

TAXN6023 – Advanced Taxation


 Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.
 Wakaf.
 Hibah.
 Hibah wasiat.
 Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar Yayasan dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan
berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak
langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas.

Aspek dan Teknis Perpajakan


Menurut UU PPh, Yayasan adalah subjek pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika
menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak. Namun, meskipun
tidak menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak, Yayasan tetap
menjadi wajib pajak jika memenuhi kriteria sebagai pemotong pajak. Sebagai contoh,
Yayasan bertindak sebagai pemotong PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji, honorarium,
upah, tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan/peserta kegiatan/pihak lain. Secara umum
pelaksanaan hak dan kewajiban Yayasan sama dengan bentuk usaha lain, kecuali hal-hal
khusus yang diatur tersendiri. Hal umum yang perlu diperhatikan yayasan dan organisasi
nirlaba adalah sebagai berikut.
 Mendaftar sebagai wajib pajak dan memberikan penjelasan tentang tujuan, kegiatan
utama, karakteristik yayasan. Hal ini untuk memastikan jenis pajak yang menjadi
kewajiban kita.
 Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak. Ketentuan ini
dijalankan apabila usaha pokoknya melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau
jasa kena pajak sesuai UU PPN.
 Menyelenggarakan pembukuan sesuai kaidah pembukuan yang berlaku. Dalam
menghitung penghasilan netto diperkenankan mengurangkan biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan usaha (perhatikan pasal 6 ayat 1 dan pasal 9 ayat 1 UU
PPh). Penyusutan/amortisasi juga bisa menjadi faktor pengurang (perhatikan pasal 11 dan
11A UU PPh).

TAXN6023 – Advanced Taxation


 Yayasan atau organisasi nirlaba tidak serta merta dapat menikmati berbagai fasilitas
pengecualian oleh undang-undang perpajakn jika tidak memenuhi kriteria. Sebagai
contoh, sebuah “Yayasan” yang tidak mengindahkan undang-undang tentang Yayasan
tentu saja berdampak bahwa “Yayasan” menjadi sekadar nama bukan sebagai bentuk
usaha dan diperlakukan sebagaimana perusahaan pada umumnya.
 PBB tidak dikenakan terhadap objek pajak yang digunakan untuk melayani kepentingan
umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, serta
yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.

YAYASAN PENDIDIKAN
Bidang Pendidikan dan/atau Penelitian dan Pengembangan
o Penghasilan yang merupakan Objek PPH termasuk :
- Uang pendaftaran dan uang pangkal
- Uang seleksi penerimaan siswa/mahasiswa/ peserta pendidikan
- Uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran lainnya dengan
nama dan bentuk apapun yang berkaitan dengan keberadaan
siswa/mahasiswa/peserta pendidikan.
- Uang SPP, uang SKS, uang ujian , uang kursus, uang seminar/lokakarya dsb.
- Penghasilan dari kontrak kerja dalam penelitian
- Penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan
pengajaran/pendidikan/pelatihan/ dengan nama dan dalam bentuk apapun.

o Pemahaman atas biaya-biaya yang diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan


bruto (deductible) sebagaimana diatur dalam SE-39/PJ.4/1995 tentang Penyuluhan
tentang perlakuan pajak penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis, pada
butir 4, antara lain berupa:
- Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan/dosen/pengajar/karyawan;
- Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor;
- Biaya publikasi/iklan;
- Biaya kendaraan;
- Biaya kemahasiswaan;
- Biaya ujian semester;
- Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air);

TAXN6023 – Advanced Taxation


- Biaya laboratorium;
- Biaya penyelenggaraan asrama;
- Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya;
- Biaya pemeliharaan kampus;
- Biaya penyusutan;
- Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
- Biaya penelitian dan pengembangan;
- Biaya bea siswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;
- Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga;
- Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu;
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya selain PPh dan sanksi
perpajakan.

o Sisa Lebih

Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar
pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Sisa lebih adalah selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan objek Pajak Penghasilan
selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan
pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba.

(SISA LEBIH = SELURUH PENERIMAAN – BIAYA OPERASIONAL SEHARI – HARI)


Biaya operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba adalah biaya yang mempunyai
hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau kegiatan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek Pajak
Penghasilan selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri.

Sisa Lebih yang diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan

TAXN6023 – Advanced Taxation


prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan
bersifat terbuka kepada pihak manapun, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan dari objek pajak.

Yang dimaksud dengan Pembangunan dan Pengadaan Sarana dan Prasarana adalah
pembelian, pengadaan dan/atau pembangunan fisik sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan yang meliputi:

1. pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana kegiatan pendidikan, penelitian


dan pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan gedung
dan prasarana tersebut;
2. pengadaan sarana dan prasarana kantor. laboratorium dan perpustakaan; atau
3. pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas, guru, dosen atau
karyawan, dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di lingkungan atau lokasi
lembaga pendidikan formal.

Contoh:

Lembaga Nirlaba (Yayasan ABC) yang bergerak di bidang pendidikan dan telah terdaftar di
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2010 mempunyai sisa lebih sebesar Rp
300 Juta. Maka jika dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak 2010 (yaitu paling lama 2014)
Yayasan ABC menggunakan seluruh sisa lebih senilai Rp 300 Juta tadi untuk membangun
sarana dan prasarana kegiatan pendidikan, (misalnya untuk membangun gedung olahraga),
maka atas Sisa Lebih Rp 300 Juta tersebut dikecualikan dari objek pajak (bukan objek pajak),
sehingga tidak ada PPh yang terutang atas Sisa Lebih Rp 300 Juta tersebut.

Badan atau lembaga nirlaba adalah badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi
yang membidanginya.

Badan atau Lembaga Nirlaba yang menggunakan Sisa Lebih untuk pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana wajib membuat:

1. Pernyataan bahwa:

TAXN6023 – Advanced Taxation


o Sisa Lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat)
tahun sejak diperolehnya Sisa Lebih tersebut, dan
o Sisa Lebih tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan
untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya Sisa Lebih
tersebut. pernyataan ini merupakan Lampiran dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan PPh (SPT Tahunan PPh) untuk tahun pajak diperolehnya Sisa Lebih
tersebut.
2. Pencatatan tersendiri atas Sisa Lebih yang diterima dan digunakan setiap tahun; dan
3. Laporan mengenai penyediaan penggunaan Sisa Lebih dan menyampaikannya kepada
Kepala KPP tempat WP terdaftar, dalam Lampiran SPT Tahunan PPh.

Ketentuan Pembukuan bagi Sisa Lebih yang akan dipakai untuk pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan:

1. Sisa Lebih yang diterima/diperoleh yang akan digunakan untuk pembangunan dan
pengadaaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan dialihkan ke akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan;
2. Pembukuan atas pengunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dilakukan dengan cara:
o Mendebet:
1. akun aktiva; dan
2. akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
o Mengkredit:
1. kas atau utang; dan
2. akun modal badan atau lembaga nirlaba
3. Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang berasal dari Sisa Lebih, tidak
boleh dilakukan penyusutan.
4. Apabila pembangunan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian
dan pengembangan dibiayai dengan dana pinjaman, biaya bunga atas dana pinjaman

TAXN6023 – Advanced Taxation


tersebut ditambahkan ke harga perolehan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan tersebut.
5. Jika ada biaya bunga atas pinjaman yang terutang atau dibayarkan setelah selesainya
proses pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan dapat dibebankan sebagai biaya badan atau
lembaga nirlaba.
6. Dalam hal dana pinjaman diterima/diperoleh sebelum diperolehnya Sisa Lebih dan
dipergunakan untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, biaya bunga atas dana pinjaman
tersebut diperlakukan sebagai bagian dari harga perolehan sarana dan prasarana
tersebut.

Pelaksanaan Pemanfaatan Fasilitas


1. Atas jenis perusahaan ini segera menanamkan kembali dengan melakukan pengembangan
pembangunan gedung sebagai sarana infrastruktur pendukung pendidikan dan penelitian.
Dalam pembangunan terdapat 2 (dua) opsi yaitu menggunakan kontraktor atau Kegiatan
membangun sendiri. Jika menggunakan kontraktor akan dikenakan PPN 10% yang tidak
bisa dikreditkan (Karena Organisiasi ini bukan PKP) namun dapat dikapitalisasi sebagai
nilai perolehan. Atau dengan Kegiatan Membangun Sendiri dimana tarif yang dikenakan
hanya 2% (Tarif 10% dikalikan DPP sebesar 20%) artinya terdapat penghematan
pembayaran PPN sebesar 8%.
2. Pemahaman atas biaya-biaya yang diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan
bruto (deductible) sebagaimana diatur dalam SE-39/PJ.4/1995 tentang Penyuluhan tentang
perlakuan pajak penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis, pada butir 4,
antara lain berupa:
a) Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan/dosen/pengajar/karyawan;
b) Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor;
c) Biaya publikasi/iklan;
d) Biaya kendaraan;
e) Biaya kemahasiswaan;
f) Biaya ujian semester;
g) Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air);

TAXN6023 – Advanced Taxation


h) Biaya laboratorium;
i) Biaya penyelenggaraan asrama;
j) Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya;
k) Biaya pemeliharaan kampus;
l) Biaya penyusutan;
m) Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
n) Biaya penelitian dan pengembangan;
o) Biaya bea siswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;
p) Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga;
q) Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu;
r) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi yang terkena.

3. Meminimalkan beban pajak dengan meningkatkan kepatuhan administrasi perpajakan


yang didukung dengan tertibnya penegakan disiplin anggaran/pendanaan untuk
menghindari pengenaan sanksi perpajakan, serta pelaporan penyelenggaraan
pembangunan gedung dan prasarana pendidikan kepada KPP setempat dengan tindasan
kepada Dirjen Pendidikan yang ditunjuk.
Pemerintah menyadari bahwa bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan adalah
bertujuan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945 oleh karena itu adalah hal yang wajar jika diberikan
fasilitas/kemudahan-kemudahan.

Hal-hal Khusus yang Perlu Diperhatikan oleh Yayasan


 Bidang pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan.
1) Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam
bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan atau
penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak
manapun dan telah mendapat pengesahan dari instansi yang membidanginya, dalam
jangka waktu paling lama empat (4) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut
dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan.
2) Badan atau lembaga nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan
pemberitahuan mengenai rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan dan

TAXN6023 – Advanced Taxation


pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan atau penelitian dan
pengembangan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar
dengan tindasan kepada instansi yang membidanginya.
3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud angka 2 disampaikan bersamaan dengan
penyampaian SPT tahunan tahun pajak diperolehnya sisa lebih tersebut atau paling lama
sebelum pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan atau
penelitian dan pengembangan dimulai, dalam jangka waktu empat (4) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut.
4) Apabila nyata-nyata nirlaba, atas harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima
bukan merupakan objek PPh, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
 Badan sosial termasuk Yayasan dan Koperasi yang kegiatannya semata-mata
menyelenggarakan kegiatan berikut ini.
1) Pemeliharaan kesehatan.
2) Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo).
3) Pemeliharaan anak yatim piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau orang cacat.
4) Santunan dan atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan sejenisnya.
5) Pemberian beasiswa.
6) Pelestarian lingkungan hidup.
7) Kegiatan sosial lainnya, yang tidak mencari keuntungan.
Atas harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima bukan merupakan objek PPh,
sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan.

TAXN6023 – Advanced Taxation


SIMPULAN

Menurut UU PPh, Yayasan adalah subjek pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika
menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak. Namun, meskipun
tidak menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak, Yayasan tetap
menjadi wajib pajak jika memenuhi kriteria sebagai pemotong pajak. Terdapat berbagai
bentuk organisasi nirlaba/yayasan. Dalam Yayasan Pendidikan kita mengenal Sisa Lebih.
Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama
4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Karena itu yayasan/organisasi nirlaba
perlu memperhatikan hal – hal khusus dalam aspek pemajakannya.

TAXN6023 – Advanced Taxation


DAFTAR PUSTAKA

1. Prof.Gunadi, M.Sc.,Ak.,Ph.D. (2014). Panduan Komprehensif Pajak


Penghasilan. 02. Bee Media Indonesia. Jakarta. ISBN: 9789793122120.
2. http://www.pajak.go.id/content/221145-sisa-lebih-yang-diterima-atau-diperoleh-
badan-atau-lembaga-nirlaba.
3. keuanganlsm.com/psak-45-pengantar-keuangan-organisasi-nirlaba
4. http://fulcra.asia/pajak-bagi-yayasan-dan-organisasi-nirlaba-lainnya/

TAXN6023 – Advanced Taxation

Anda mungkin juga menyukai