Anda di halaman 1dari 14

PERMENKES NOMOR 80 TAHUN 2020

KOMITE MUTU RUMAH SAKIT

Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan


drg. Farichah Hanum, M.Kes.

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunandan Semiloka Nasional ke VI


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Jakarta, 6 April 2021
PERMENKES
KOMITE MUTU
untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di
rumah sakit dapat dibentuk komite sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;

rumah sakit berkewajiban untuk


meningkatkan mutu dan untuk memenuhi kebutuhan
mempertahankan standar pelayanan masyarakat & RS atas
rumah sakit melalui penyelenggaraan penyelenggaraan tata kelola mutu
tata kelola mutu rumah sakit yang baik; RS yang baik →unit internal untuk
mengoordinasikan penerapan mutu
dari setiap tata kelola pelayanan
yang dilakukan oleh unit organisasi
lainnya
BAB I. KETENTUAN UMUM
(pasal 1)

Komite Mutu Rumah Sakit adalah unsur organisasi


non struktural yang membantu Kepala / Direktur RS
dalam mengelola dan memandu program
peningkatan mutu & keselamatan pasien,
serta mempertahankan standar pelayanan rumah sakit
PENYELENGGARAAN TATA KELOLA MUTU RS
PASAL 2, 3

Setiap RS wajib
menyelenggarakan
1 tata kelola mutu

Dilakukan melalui
Dilakukan untuk
pembentukan Komite Mutu
meningkatkan mutu RS &
mempertahankan 2 3 (kebutuhan, ketersediaan SDM
& beban kerja)
Standar pelayanan RS

Dapat dilaksanakan oleh Tim 4


Penyelenggara Mutu apabila RS belum
mampu membentuk
BAB II. ORGANISASI
(pasal 4)

Komite Mutu dibentuk oleh Kepala / Direktur Rumah Sakit &


ditetapkan dengan surat keputusan

Berada di bawah & bertanggung jawab kepada Kepala / Direktur


Rumah sakit
SUSUNAN ORGANISASI & KEANGGOTAAN
(pasal 5-9)

SUSUNAN PERSYARATAN PEMBERHENTIAN


KEANGGOTAAN
ORGANISASI

a. Ketua Tenaga medis ; a. tidak melaksanakan


b. Sekretaris Tenaga a. tidak pernah melakukan tugas dengan baik;
c. Anggota Keperawatan; Nakes perbuatan tercela;
b. melanggar etika;
lain; Tenaga Non b. sehat jasmani & jiwa;
c.terlibat dalam
Kesehatan c. memiliki pengetahuan
• Ketua & Sekrt tindakan yang
dan/atau pengalaman
merangkap bekerja dlm
merugikan RS;
anggota Jumlah disesuaikan d.dipidana karena
penyelenggaraan mutu RS;
dg kemampuan &
• Ketua tdk boleh d. bersedia bekerja sebagai melakukan tindak
ketersediaan RS;
merangkap sbg anggota Komite Mutu; pidana kejahatan
pejabat Diangkat & berdasarkan putusan
e. memiliki komitmen
Struktural diberhentikan oleh pengadilan yang
terhadap peningkatan
Kepala / Direktur RS; telahmemperoleh
• Dipilih dan mutu, keselamatan pasien,
diangkat oleh Masa kerja 3 tahun & manajemen risiko di RS kekuatan hukum
Kepala / Direktur & dpt diangkat tetap.
RS kembali

Komite lainnya yang melaksanakan fungsi manajemen risiko & keselamatan pasien
→ diintegrasikan dengan membentuk Sub Komite
Tugas & Fungsi
(pasal 10, 11)

Membantu Kepala / Dapat dibantu oleh


Direktur RS Tim Adhoc, Komite /
Pelaksanaan & Evaluasi Persiapan & Unit Kerja Lain,
dalam pelaksanaaan &
Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pakar / Ahli Terkait
evaluasi peningkatan
Mutu, keselamatan Keselamatan pasien Akreditasi Ditetapkan berdasarkan
Pasien dan Manajemen Risiko usulan Ketua
Manajemen risiko RS Komite

Tugas Fungsi Fungsi Lain Tim Adhoc


LAPORAN
(pasal 12)
Pemilik / Dewas RS
memberikan umpan balik
berupa rekomendasi kepada
Kepala / Direktur RS utk di TL

Dilaporkan secara
tertulis kepada Kepala/Direktur
Rumah Sakit minimal 3 bulan /
Sewaktu diperlukan
(dan Rekomendasi)

Kepala / Direktur melaporkan


kepada Pemilik / Dewas RS
(RS pemerintah Pusat & Daerah)
PENINGKATAN KINERJA
(pasal 13)

Peningkatan Kapasitas Pelatihan


• Meningkatkan kinerja pelaksanaan • Oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
tugas dan fungsi daerah atau RS sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
BAB III. PENYELENGGARAAN
(pasal 14, 15)

Kepala atau Direktur RS


Menetapkan kebijakan, Dalam tusinya, dapat berkoordinasi
prosedur, & sumber daya yang diperlukan dengan Komite (Medis, Keperawatan,
untuk menjalankan tugas dan fungsi Komite PPI, Etik & Hukum dan unsur / unit kerja
Mutu. lainnya)

Koordinasi dilakukan melalui tata Meliputi Tahubja :


hubungan kerja a. penerapan peningkatan mutu
penyelenggaraan mutu yang b. Penerapan keselamatan pasien
ditetapkan oleh c. Penerapan manajemen risiko
Kepala / Direktur RS
BAB IV. PENDANAAN
(pasal 16)

bersumber dari anggaran RS

Rp untuk pelaksanaan tugas & fungsi


serta insentif anggota Komite Mutu Rp
Sesuai dengan kemampuan keuangan
Rumah Sakit
BAB V. PEMBINAAN & PENGAWASAN
(Pasal 17)

dilakukan oleh Menteri, dapat melibatkan


Kepala Dinkes Prov, dan perhimpunan, organisasi
Kepala Dinkes Kab/Kota profesi, dan / atau asosiasi
sesuai dengan tugas dan Rumah Sakit
fungsi dan kewenangan
masing-masing.
.

a. advokasi, sosialisasi, supervisi, konsultasi bimtek


b. peningkatan kapasitas SDM
c. Monev
BAB VI. KETENTUAN PERALIHAN
(pasal 18)
RS yang telah menyelenggarakan Komite Mutu RS sebelum
Peraturan Menteri ini diundangkan, harus mengikuti ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.

BAB V. KETENTUAN PENUTUP


(pasal 19)
Mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

26 November 2020

Anda mungkin juga menyukai