Anda di halaman 1dari 22

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Menghafal

1. Pengertian Menghafal

Pengertian menghafal dalam kamus besar indonesia adalah

berusaha meresapkan kedalam fikiran agar selalu ingat.1 Menurut

Zuhairini dan Ghofir sebagaimana yang dikutip oleh Kamilhakimin

Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa Kita Menghafal

(tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal adalah suatu metode yang digunakan

untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah dibaca secara benar seperti

apa adanya. Metode tersebut banyak digunakan dalam usaha untuk

menghafal al-Qur’an dan al-Hadits.2

Menghafal dalam bahasa arab menggunakan terminologi alHifzh

yang artinya menjaga, memelihara atau menghafalkan. Sedang al-Hafizh

adalah orang yang menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-

jaga, orang yang selalu menekuni pekerjaannya. Istilah al-Hafizh ini

dipergunakan untuk orang yang hafal al-Qur’an tiga puluh juz tanpa

mengetahui isi dan kandungan al-Qur’an. Sebenarnya istilah al-Hafizh ini

1
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press,tt), 307.
2
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal-tahfidzh-al-qur%E2%80%99an/(02Maret2014)
13

adalah predikat bagi sahabat Nabi yang hafal hadits-hadits shahih (bukan

predikat bagi penghafal al-Qur’an).3

Hifzh diartikan memelihara atau menjaga dan mempunyai banyak

idiom yang lain, seperti si-fulan membaca al-Qur’an dengan kecepatan

yang jitu (zhahru al-lisan) dengan hafalan diluar kepala (zhahru alqolb).

Baik kata-kata zhahru al-lisan maupun zhahru al-qolb merupakan kinayah

(metafora) dari hafalan tanpa kitab, karena itu disebut “istizhahrahu” yang

berarti menghafal dan membacanya diluar kepala.4

Menurut Suryabrata sebagaimana yang dikutip oleh Kamilhakimin

Ridwal Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa Kita Menghafal

(tahfizh) al-Qur’an, istilah menghafal disebut juga mencamkan dengan

sengaja dan dikehendaki, artinya dengan sadar dan sungguh-sungguh

mencamkan sesuatu. Dikatakan dengan sadar dan sungguh-sungguh,

karena ada pula mencamkan yang tidak senngaja dalam memperoleh suatu

pengetahuan. Menurut beliau, hal-hal yang dapat membantu menghafal

atau mencamkan antara lain.5

a. Menyuarakan dalam menghafal. Dalam proses menghafal akan lebih

efektif bila seseorang menyuarakan bacaannya, artinya tidak membaca

dalam hati saja.

b. Pembagian waktu yang tepat dalam menambah hafalan, yaitu

menambah hafalan sedikit demi sedikit akan tetapi dilakukan secara

kontinu.

3
Ahmad Warson Munawir, Almunawir Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), 279.
4
Ibid., 279
5
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
14

c. Menggunakan metode yang tepat dalam menghafal.

2. Langkah-Langkah Menghafal

Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode ini,

antara lain :6

a. Merefleksi, yakni memperhatikan bahan yang sedang dipelajari, baik

dari segi tulisan, tanda bacanya dan syakalnya.

b. Mengulang, yaitu membaca dan atau mengikuti berulang-ulang apa

yang diucapkan oleh pengajar.

c. Meresitasi, yaitu mengulang secara individual guna menunjukkan

perolehan hasil belajar tentang apa yang telah dipelajari.

d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah

dipelajari yang bersifat permanen.

3. Manfaat Menghafal

Manfaat menghafal, antara lain :7

a. Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap keilmuan seseorang.

Orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman dan

pengembangan pemikiran secara lebih luas.

b. Dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa langsung menarik kembali

ilmu setiap saat, dimanapun, dan kapanpun.

c. Peserta didik yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang

diajarkan, apalagi kalau hubungannya dengan teori matematika, IPA,

al-Qur’an Hadist, Bahasa Inggris dan sebagainya.

6
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
7
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, ( Jogjakarta: DIVA Press[Anggota [KAPI]
2011), 128
15

d. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk mengendapkan ilmu

dan mengkristalkannya dalam pikiran dan hati, kemudian

meningkatkannya secara akseleratif dan massif.

e. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama dalam

mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat, dan

sebagainya.

f. Dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan pengembangan ilmu.

Pelajar yang cerdas serta mampu memahami pelajaran dengan cepat,

jika ia tidak mempunyai perhatian terhadap hafalan, maka ia bagaikan

pedagang permata yang tidak bisa memelihara permata tersebut dengan

baik. Seringkali, kegagalan yang dialami para pelajar yang cerdas

disebabkan oleh sikap menggantungkan pada pemahaman tanpa adanya

hafalan.8

g. Dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa

dikembangkan dengan akurat dan intensif.9

4. Kemampuan Menghafal

Pada periode awal perkembangan anak sebelum ia belajar

membaca dan menulis, biasanya anak diajarkan untuk menghafalkan hal-

hal tertentu termasuk surat-surat pendek. Dalam kenyataannya hafalan al-

Qur’an adalah syarat ilmu yang penting bagi orang Islam. Hal ini

disebabkan karena mereka terpengaruh pada sejarah yang panjang dalam

perkembangan umat Islam, dimana orang berpegang lebih banyak kepada

hafalan daripada tulisan. Hafalan ini sangat penting bagi penanaman jiwa

8
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips, 129.
9
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips, 130.
16

keagamaan ataupun pengembangan keilmuan Islam. Tetapi akan lebih

bermanfaat lagi apabila disamping hafalan juga diikuti pengertian yang

tentunya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.10

Kemampuan menghafal al-Qur’an dapat ditingkatkan dengan

membiasakan anak untuk selalu membaca, menulis dan memahami

tentang al-Qur’an. Hafalan yang disertai pengertian dapat memasukkan

nilai-nilai Qur’ani dalam diri anak sehingga akan diwujudkan melalui

perbuatan atau tingkah laku yang tidak menyimpang dari al-Qur’an.

5. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Menghafal

Sejumlah faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan

peserta didik dalam mengahafal surat-surat pendek secara benar dan fasih,

yaitu disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 11

a. Kurang adanya dukungan dari orang tua, teman dan lingkungan.

b. Peserta didik tidak pernah diajak untuk menghafal surat-surat pendek

dengan benar dan fasih.

c. Hafalan peserta didik juga tidak dikoreksi secara individu dengan

memperhatikan makhroj dan tajwid nya yang benar, kurang tepatnya

metode yang diguanakan dalam proses pembelajaran, tidak sesuai

dengan kondisi peserta didik pada dasarnya masih suka bermain-main.

d. Penggunaan metode yang monoton serta tidak menarik yang akhirnya

membuat peserta didik merasa bosan dan sulit dalam menghafal pada

pelajaran al-Qur’an Hadist.

10
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 146-147.
11
Ismail Hasan, guru al-Qur’an Hadist dikelas III SD Irada Gresik, 25 Februari 2014.
17

B. Pengertian Kauny Quantum Memory

1. Pengetian

Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan.

Metodik umum atau metodologi pengajaran telah membicarakan

berbagai kemungkinan metode mengajar yang dapat di gunakan dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Guru dapat memilih metode

yang paling tepat di gunakan dalam pemilihan tersebut banyak yang harus

di pertimbangkan, antara lain :

1) Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat

kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.

2) Tujuan yang hendak dicapai.

3) Situasi yang mencakup hal umum seperti situasi kelas, situasi

lingkungan.

4) Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang

akan di gunakan.

5) Kemampuan pengajar tentu menentukan mencakup kemampuan fisik,

keahlian. Jadi pengetahuan tentang metode mengajar di sini yang

terpenting ialah pengetahuan tentang cara menyusun urutan (langkah-

langkah) kegiatan belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran.12

12
Ahmad tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995)
hlm.33-34.
18

Metode Kauny Quantum Memory merupakan salah satu metode

untuk menghafal Al-Qur’an. Metode ini awalnya dikenalkan oleh Ustad

Bobby Herwibowo, Lc, alumni SI Fakultas syari’ah Univ. Al- Azhar Cairo,

Mesir.

Arti kata Kauny berasal dari kata dasar dalam bahasa arab kana yang

berarti ada. Arti kata Quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu,

secara mekanik merupakan studi tentang gerakan. Jadi mekanika quantum

adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel sub atom yang

bergerak. Namun menurut para ahli bahasa quantum diambil dari bahasa

asing dan pada awalnya di gunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan

kimia dan fisika. Akan tetapi, mengikuti perkembangan bahasa penggunaan

kata quantum juga berhubungan atau berusaha dihubungkan dengan

beberapa hal lainnya seperti pengajaran.13

Arti kata Memori menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan kesadaran akan pengalaman masa lampau yang hidup kembali

(ingatan), peranti komputer yang dapat menyimpan dan merekam

informasi.14

Pengertian dari metode Kauny Quantum Memory adalah suatu

metode pembelajaran menghafal Al-Qur’an (surat-surat pendek) dengan

menggunakan otak kanan, metode ini biasanya dilakukan dengan gerakan-

gerakan tubuh, dan ilustrasi cerita bergambar.

Metode Kauny Quantum Memory ini merupakan tautan yang

melekatkan arti pada potongan informasi yang tidak terhubung. Lalu,

13
http://www.quantumenergi.com/20/10/10/arti-definisi-kata-quantumenergi.html?m=1 Diakses
pada tanggal 12 oktober 2016, pukul 21.21 WIB
14
http://kbbi.web.id/memori Diakses pada tanggal 12 oktober 2016, pukul 21.21 WIB
19

meletakkan pada konteksnya yang melekatkan orang yang menghafal

kepada dunia nyata dengan beberapa bentuk logika sehingga sangat mudah

diingat.

Misalnya, ketika akan membeli 10 jenis benda yang berbeda di pasar

namun tidak mempunyai pulpen dan kertas untuk membuat daftar, maka

gunakanlah metode ini. Dengan metode ini dapat dirangkai 10 jenis benda

yang akan di beli dengan menghubungkan tautan. Bisa digunakan dalam

bentuk cerita yang mengikat dan paling mudah untuk diingat. Padahal 10

benda itu sangat beragam tapi bisa menjadikan lebih familiar dan dekat

dengan kehidupan keseharian dengan cara mengecoh pikiran dengan tautan

dan cerita yang memikat.

Berikut adalah contoh 10 benda yang di uji coba. Lampu, Kabel,

gula, singkong, karpet, cat, radio Sandal, baju, dan buku,. Benda-bEnda ini

kebetulan bukan hanya untuk kebutuhan tetapi sebagian adalah titipan dari

tetangga. Sebenarnya hanya mau membeli kabel dan baju. Jika

menggunakan metode KQM, jadikanlah benda yang akan dibeli itu sesuatu

yang dekat dengan diri sendiri, maka 10 benda seperti ini sangat mudah di

ingat. Misal : lampu saya mati karena kabelnya rusak, ketika mau ke pasar

untuk membeli gula, karpet, singkong, cat dan radio saya terjatuh sandal

saya putus baju saya robek dan buku saya sobek.

Teknik-teknik tautan semacam ini yang akan banyak membantu

dalam menghafal Al-Qur’an. Meskipun tidak bisa membaca Al-Qur’an

dengan baik, belum lancar, susah melafalkan, tidak tau artinya, dan ayatnya

sangat asing bagi anda, namun jika anda masuk kedalam bangunan cerita
20

yang di buat sendiri maka tidak mustahil akan cepat menghafal ayat demi

ayat. Apalagi dalam pelatihan Kauny Quantum Memory (KQM) akan

sangat di bantu dengan kekuatan visualisasi dalam diri. Pasti akan lebih

memudahkan daya ingat pada ayat-ayat Al-Qur’an. Meskipun tidak tahu arti

yang sesungguhnya namun bisa menggunakan tautan yang lebih dekat dan

mudah di ingat.

Teknik semacam inilah yang dibuat dalam KQM. Meskipun bahasa

arab sebagai bahasa asing, namun sebenarnya bahasa arab adalah sesuatu

yang sangat dekat dengan masyarakat muslim. Setiap hari digunakan bahasa

arab dalam berdoa, shalat dan mengenal semua istilah dalam agama islam

dalam kosa kata arab. Bahkan lebih dari 4000 kata dalam bahasa indonesia

berasal dari akar kata bahasa arab.

Memory otak yang dimiliki manusia berkapasitas 30-70 triliun giga

melebihi memori super komputer apapun yang pernah di buat oleh manusia.

Pikiran manusia dapat diprogam untuk melakukan apa yang di inginkan.

Otak kanan dan kiri yang dimiliki manusia adalah rangkaian sempurna.

Pikiran bawah sadar atau otak kanan manusia dapat melakukan hal-hal yang

ajaib tergantung bagaimana mengelolanya. Disini akan mempermudah

penghafal untuk memahami bagaimana menjalankan kemampuan bawah

sadar untuk menghafal Al-Qur’an. Hal yang pertama harus dilakukan

adalah berfikir positif, sebab berfikir positif itu akan membuka

autosuggestion pada hal-hal yang positif. Ini mampu membawa calon

penghafal untuk menghafalkan Al-Qur’an dengan mudah. Dalam

menjalankan metode Kauny Quantum Memory penghafal akan merasakan


21

bagaimana pikiran, hati, tubuh bisa merasa santai. Semakin relaks akan

semakin mudah menghafal. Metode ini sangat memotivasi untuk

mengerjakan sesuatu yang besar tapi dengan cara yang begitu kecil.15

Pelatihan KQM yang di buat oleh Ustad Herwibowo berhasil

memancing peserta untuk menghafal Al-Qur’an karena berhasil

memberikan cara unik dan menarik perhatian. Bahkan di antara para

penghafal Al Qur’an berani untuk mencoba membuat ilustrasi dan cerita

sendiri, meskipun dari pelatih belum memberikan beberapa ayat sebagai

contoh.

Dalam metode ini penghafal diajak untuk pandai bercerita. Bukan

cerita yang rumit dan kaku. Tidak harus terjebak dalam susunan bahasa

yang bagus atau indah. Tapi, cerita apapun yang bisa menarik perhatian dan

gampang melekat pada mereka yang menghafal AlQur’an.16

Salah satu hal yang membuat Kauny Quantum Memory menjadi

metode yang menarik perhatian adalah teknik visualisasi Al-Qur’an. Ayat-

ayat A-Qur’an diperkenalkan dengan ilustrasi gambar maupun cerita

ataupun gerakan yang unik dan terkadang lucu. Cerita yang dibuat untuk

memudahkan orang menghafal ayat demi ayat sangat kuat dan bisa

memancing memori otak.

2. Langkah-langkah penerapan metode Kauny Quantum Memory

15
Ust. Bobby Herwibowo, Menghafal Al-Qur’an Semudah Tersenyum, (Sukoharjo: CV.Farishma
Indonesia, 2014) hlm.312
16
Ibid
22

Adapun tentang metode KQM ini banyak varian (jenisnya)

diantaranya : a) dengan gambar dan ilustrasi cerita, b) gerakan sesuai arti

dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Tapi peneliti di sini fokus meneliti

metode Kauny Quantum Memory yang dilakukan dengan gerakan tubuh.

a. Metode Kauny Quantum Memory dengan menggunakan alur cerita

bergambar di bawah :

Menghafal surat Al-Balad .....................................

b. Menggunakan ilustrasi cerita bergambar sebagai berikut, diantaranya :

1) Ketika ingin menghafal surat ini menggunakan metode KQM langkah

awal yang harus dilakukan adalah memperhatikan gambar dan

ilustrasi cerita yang disampaikan oleh guru

2) Calon penghafal harus menghafalkan ilustrasi cerita yang telah di

sampaikan oleh guru

3) Hafalkan ayat yang telah di pelajari

4) Baca berulang-ulang supaya tidak lupa

5) Semisal sudah menghafal ayat 1-5 ulangi terus menerus

6) Dengan mendengarkan ilustrasi cerita yang jenaka kita tidak sadar jika

sedang menghafalkan Al-Qur’an

7) Lakukan itu berulang –ulang Contoh KQM dengan alur cerita: Urutan

kisah dari ayat pertama sampai ayat kelima hingga menjadi sebuah cerita.
23

“ Pada awalnya ada seorang syeikh yang mengenakan jubah berdiri di

depan ka’bah (yang menandakan kota makkah) ia menolak ditawari lauk

balado (kata yang mirip dengan balad) karena telah bersumpah

mengatakan NO (tidak, dalam bahasa arab berarti La). “

Ada rumah nabi SAW dekat Masjidil Haram. Syeikh yang tadi

ditawari balado berlari melewati Anta Hills, perumahan Nabi yang di

sekitarnya banyak penjual aneka makanan balado asli Makkah.

Saat itu juga, lewatlah seorang laki-laki tua yang bernama walid

bersama putranya yang bernama walad melintas menuju ka’bah untuk

berhaji, berpapasan dengan orang Arab yang kesal itu.

Melihat kejadian tadi, (seorang Syeikh yang kesal dan payah karena

ditawari balado) Pak Walid jadi teringat peristiwa beberapa tahun silam.

Yaitu ketika Walad dilahirkan dengan susah payah oleh ibunya di klinik

bersalin Laqod. Seorang ibu dan anak yang dilahirkannya sama-sama

dalam keadaan payah.

Setelah Walad tumbuh besar ia menjadi orang power (punya

kekuasaan) menjadi pecandu sabu, punya banyak anak buah dari berbagai

negara seperti alay dan yaqdire. Saking sombongnya ayah-nya pun di

jadikan pesuruhnya.

Penghafal diibaratkan menyaksikan langsung peristiwa itu, baca

urutannya lalu rekamlah dalam ingatan penghafal. Jika penghafal sudah betul-

betul hafal kronologinya, penghafal sudah bisa mengurutkan kronologinya.

Namun, ingat lakukan dengan santai. Penghafal bisa sambil tersenyum ketika
24

mengingatnya. Metode ini justru semakin cepat di kuasai dengan tenang dan

bahagia. Dan ketika penghafal mengingat cerita-cerita pengait, penghafal bisa

tebarkan senyum agar menjadi pengikat ingatan yang kuat. Membaca Al-

Qur’an begitu

C. Pengertian Qur’an Hadits

1. Pengetian

Al-Qur’an menyebut dirinya dengan berbagai nama sesuai yang

disebutkan oleh al-Qur’an sendiri. Al-Qur’an (bacaan) karena al-Qur’an

adalah suatu kitab yang banyak dibaca bahkan dihafal.17

“ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum

(Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum

mengetahui”. (Yusuf :3).

Secara etimologi (asal kata) al-Qur’an berasal dari kata Arab qara’a

( ‫ ( قرا‬yang berarti membaca, sedangkan al-Farra’ menyatakan bahwa kata

al-Qur’an berasal dari kata qarain ( ‫( قراين‬jamak dari qarinah ( ‫( قرينة‬dengan

makna berkait-kaitan, karena bagian al-Qur’an yang satu berkaitan dengan

bagian yang lain. Al-Asy’ari mengidentifikasikan etimologi al-Qur’an

berasal dari kata qarn ( ‫ قرن‬,(yang berarti gabungan, karena al-Qur’an

merupakan gabungan dari berbagai ayat, surat dan sebagainya.18

17
Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Studi Islam. (Surabaya:
IAIN Sunan Ampel Press, 2005) ,15
18
Ibid., 17
25

Al-Qur’an tidak dimulai secara kronologis seperti halnya Kitab

Perjanjian Lama, atau secara genealogis seperti Kitab Perjanjian Baru,

tetapi sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis Muslim modern

pemerhati masalah pendidikan – berbicara langsung soal membaca,

mengajar, memahami dan menulis.19

Al-Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Kata

alQur’an diambil dari isim masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul,

yaitu: maqru’(yang dibaca). Menurut istilah ahli agama Islam, al-Qur’an

ialah “nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang ditulis dalam mushaf”. “Definisi al-Qur’an menurut sebagian

ulama ahli ushul adalah : “firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang bersifat mukjizat (melemahkan) dengan sebuah

surat dari padanya, dan beribadat bagi yang membacanya”. Sebagian ahli

ushul juga mendefinisikan: al-Kitab (al-Qur’an) adalah firman Allah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa arab untuk

diperhatikan dan diambil pelajaran oleh manusia, yang dinukilkan

(dipindahkan) kepada kita dengan khabar mutawatir, yang ditulis dalam

mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-

Nass”.

Menurut Wahbah al-Zuhaili sebagaimana yang dikutip oleh

Kamilhakimin Ridwan Kamil dalam bukunya yang berjudul Mengapa Kita

Menghafal (tahfizh) al-Qur’an mendefinisikan pengertian al-Qur’an adalah

kitab Allah yanng melemahkan, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

19
Muhammad Abdul Halim. Memhami Al-Qur’an Pendekatan Gaya dan Tema. (Bandung :
Penerbit Marja, 2002) , 13
26

SAW dengan lafadz bahasa arab, yang tertulis dalam lembaran-lembaran,

membacanya dianggap ibadah, yang dipindahkan dengan mutawatir,

dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.20

Para ulama’ menyebutkan definisi al-Qur’an yang mendekati

maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan

bahwa: “Qur’an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang pembacanya merupakan suatu ibadah”.

Dalam definisi “kalam” merupakan kelompok jenis yang meliputi segala

kalam. Dan dengan menghubungkannya kepada Allah (kalamullah) berarti

tidak termasuk semua kalam manusia,jin dan malaikat.21

Yang paling prinsip dan mutlak tentang pengertian al-Qur’an ini

adalah bahwa al-Qur’an itu wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi

petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT.22

Maka para ulama berusaha betul untuk memberikan pengertian

alQur’an ini dengan cara yang menurut mereka sejelas dan seterang

mungkin, hingga tidak terjadi kesalahan mengenai pengertian tersebut.

Sebab al-Qur’an adalah benar-benar dari Allah SWT dan bukan buatan

manusia ataupun malaikat. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa

pendapat ulama tentang pengertian al-Qur’an tersebut, baik ulama

20
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
21
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi, 17
22
Chabib Thoha, et al., Metodologi Pelajaran Agama, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 23
27

Indonesia maupun ulama dari luar Indonesia. Diantara mereka itu

adalah :23

a. Hasbi Ash-Shiddiqiey, dia memberikan pengertiannya sebagai berikut:

“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunklan kepada Nabi

Muhammad yang dilewatkan dengan lisan bagi mutawatir

penulisannya.”

b. Fazlur Rahman, yang mengartikan al-Qur’an seperti berikut :

“Al-Qur’an adalah sumber yang mampu menjawab semua persoalan.”

c. Imam Fakhrur Razie dan Syekh Mahmud Syaltut, yang menyatakan:

“Al-Qur’an adalah lafadz bahasa arab yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir.”

Kiranya perlu diketahui bahwa al-Qur’an serbagai kitab suci dan

sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar. Ternyata tak ada

seorang manusiapun yang mampu membuat tau menulis yang semisal al-

Qur’an itu. Pada mulanya seluruh manusia ditantang untuk mencoba

membuat tandingan yang serupa dengan al-Qur’an, tetapi ternyata tak

seorangpun yang mampu melakukannya. Andaikata diantara mereka ada

yang mampu membuatnya, maka sinarlah kemukjizatan al-Qur’an itu.24

Kata hadis berasal dari bahasa Arab, al-hadis jamaknya al-hadis,

al-hidsan, dan al-hudsan. Dari segi bahasa kata ini memiliki banyak arti,

diantaranya : (1) al-jadid (yang baru), lawan dari al-qadim (yang lama);

dan (2) al-khabar (kabar atau berita). Dari segi istilah, hadis diberi

pengertian yang berbeda-beda oleh ulama. Menurut Ibn alSubkiy,

23
Chabib Thoha, et al., Metodologi Pelajaran, 24
24
Chabib Thoha, et al., Metodologi Pengajaran, 25
28

pengertian hadis yang dalam hal ini disebut juga dengan istilah al-sunnah,

adalah segala sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Ibn al-Subkiy

tidak memasukkan taqrir Nabi sebagai bagian dari rumusan definisi hadis.

Alasannya, karena taqrir telah tercakup dalam af’al (segala perbuatan).25

Kalangan ulama ada yang menyatakan, apa yang berasal dari

sahabat Nabi dan al-tabi’in disebut juga dengan hadis. Sebagai buktinya,

telah dikenal adanya istilah hadis marfu’ (hadis yang disandarkan kepada

Nabi), hadis mawquf (hadis yang disandarkan hanya sampai kepada

sahabat Nabi), dan hadis maqthu’ (hadis yang disandarkan hanya sampai

kepada al-tabi’in). Sebagian ulama berpendapat, bila kata hadis berdiri

sendiri, dalam arti tidak dikaitkan dengan kata atau istilah lain, maka

biasanya yang dimaksudkan adalah apa yang berasal dari atau disandarkan

kepada Nabi. Hanya kadangkadang saja, kata hadis yang berdiri sendiri itu

memiliki pengertian tentang apa yang disandarkan kepada sahabat Nabi

atau al-tabi’in.

Ulama hadist pada umumnya berpendapat, bahwa yang dimaksud

dengan hadis ialah segala sabda, perbuatan, taqrir, dan hal-ihwal yang

disnadarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hadis dalam pengertian ini

oleh ulama hadis disinonimkan dengan istilah al-sunnah. Dengan

demikian, menurut umumnya ulama hadis, bentuk-bentuk hadis atau al-

sunnah ialah segala berita berkenaan dengan: (1) sabda; (2) perbuatan; (3)

taqrir; (4) hal-ihwal Nabi Muhammad SAW. Yang dimaksudkan hal-ihwal

dalam hal ini ialah segala sifat dan keadaan pribadi.26

25
Syuhudi Ismail. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1988) , 24
26
Ibid., 25
29

Secara etimologis Hadis berarti baru, lawan dari lama dekat/baru

terjadi, perkataan, cerita atau berita. Secara istilah hadis dapat diartikan

segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan,

perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya. Sebagaimana maksud diatas

bahwa yang berasal dari Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, atau

ketetapan Nabi dan disampaikan secara oral ataupun tulisan. Berlainan

dengan al-Sunnah yang hanya merujuk pada substansi perbuatannya.27

Sedangkan mata pelajaran Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah

adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dan hadist

dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur’an,

pengenalan arti atau makna secara sederhana dari suratsurat pendek

tersebut dan hadist-hadist tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.28

Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk : (1)

pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, dan kesadaran

diri; (2) pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar,

keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan

YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya.29

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an Hadist memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-

27
Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Studi Islam. (Surabaya:
IAIN Sunan Ampel Press, 2005) , 42
28
Permenag, No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah.
29
Ibid,.
30

nilai yang terkandung dalam al-Qur’an hadist sebagai sumber utama ajaran

Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan

Mata pelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk :30

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,

menulis, membiasakan, dan menggemari membaca alQur’an dan hadist.

b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-

ayat al-Qur’an hadist melalui keteladanan daan pembiasaan.

c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman

pada isi kandungan ayat al-Qur’an dan hadits.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an Hadist di Madrasah

Ibtidaiyah meliputi :31

a. Pengertahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai

dengan kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an dan pemahaman sederhana

tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui

keteladanan dan pembiasaan kehidupan sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiaasaan

mengenai hadist-hadist yang berkaitan dengan kebersihan, niat,

menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahmi, takwa, menyayangi

30
Ibid
31
Ibid,.
31

anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal

shalih.32

D. Kerangka Berfikir

Peningkatan kemampuan menghafal Al-Qur’an dilakukan dengan

metode Kauny Quantum Memory baik secara individu maupun kelompok.

Proses menghafal merupakan kegiatan belajar yang penuh dengan

problematika yang kompleks seperti membosankan, membutuhkan

kemampuan mengingat yang bagus, dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan

metode yang tepat dalam prosesnya untuk lebih meningkatkan minat peserta

didik dan mengurangi keengganan peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an.

Pembelajaran menghafal dapat dilakukan dengan menerapkan

metode Kauny Quantum Memory. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih

menarik minat peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih

banyak berpartisipasi dalam proses pembelajaran, karena guru hanya

memberikan contoh gerakan, lafadz bacaan dan murid mempraktekkan apa

yang telah guru contohkan.

Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan

menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir

dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :

32
Ibid
32

Gambar 1 : Kerangka Berpikir Penerapan Metode KQM

Talaqqi Peserta Kurang


didik Maksimal

Pembelajaran menyenangkan KQM

Hasil Kemampuan Menghafal


Al-Qur’an Maksimal

E. Kajian yang Relevan

Berkaitan dengan penulisan PTK ini, peneliti berusaha untuk

melakukan kajian terhadap hasil penelitian yang telah ada. Peneliti

melakukan upaya ini untuk menghindari pengulangan dari hasil-hasil

penelitian sebelumnya. Peneliti telah melakukan upaya kajian dan

ditemukan hasil-hasil penelitian yang relevan antara lain adalah Hasbullah

Syarief melakukan penelitian di kelas I SDIT Luqman Al Hakim Sleman

Tahun Pelajaran 2016/2017

Dari uraian di atas dapat dilihat, bahwa metode Kauny Quantum

Memory dapat meningkatkan hasil hafalan peserta didik kelas I SDIT

Luqman Al Hakim Sleman. Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis

akan mencoba menerapkan metode Kauny Quantum Memory untuk

meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an kelas XI IPS MAN 1

Bandar Lampung.
33

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan

hipotesis tindakan yaitu terdapat peningkatan kemampuan menghafal Al-

Qur’an dengan metode KQM pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas XI IPS

MAN 1 Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai