Anda di halaman 1dari 12

808

Perbandingan Efektivitas antara Gel Hand Sanitizer

dan Tisu Basah Antiseptik

terhadap Jumlah Koloni Kuman di Tangan

Venny Hillery Wahyuni1, Siti Khotimah2, Delima Fajar Liana3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Program Studi Biologi, FMIPA UNTAN
3
Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak
Latar Belakang. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan dapat menyebar
dalam berbagai cara. Tangan merupakan salah satu faktor penting dalam jalur penyebaran mikroba patogen.
Strategi yang paling baik untuk mengurangi tingkat infeksi dan perpindahan mikroba adalah menjaga kebersihan
tangan dengan cara mencuci tangan, tetapi adakalanya sumber air mengalir dan sabun tidak tersedia, tempat
mencuci tangan yang tidak strategis, kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan tangan. Untuk mengatasi
kendala tersebut, telah beredar pembersih tangan berupa gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik. Penelitian
ini bertujuan melihat efektivitas antara gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik terhadap jumlah koloni
kuman di tangan. Metodologi. Subjek penelitian ini adalah 40 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
angkatan 2011 Universitas Tanjungpura, yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok gel hand sanitizer
dan kelompok tisu basah antiseptik. Sampel kuman didapat dari swab telapak tangan, kemudian ditumbuhkan
pada media Plate Count Agar dengan metode pour plate. Jumlah koloni kuman dihitung menggunakan colony
counter dan memenuhi Standard Plate Counts. Hasil. Penggunaan gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik
dapat menurunkan jumlah koloni kuman di tangan akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan
nilai p=0,113 (p<0,05) Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan efektivitas dalam menurunkan jumlah koloni
kuman di tangan antara penggunaan gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik

Kata Kunci: Gel hand sanitizer, tisu basah antiseptik, koloni kuman

Abstract
Background. infectious disease was a disease caused by pathogenic germ and spread in various ways. Hand
was one of significant factor in transmission of germs. It has been suggested that the most important way to
prevent the transmission of dangerous diseases is to frequently wash hands with soap and water. However,
sometimes water source and hand soap was unavailable, unstrategic place of hand washing, tight schedule, less
of hand hygiene awareness. As a respond for such conditions, hand gel sanitizer and antiseptic wet wipes used
worldwide. This study aims to determine the effectiveness of hand gel sanitizer and wet wipes antiseptic in
reducing the number of germs on hands. Method. the design of this study was comparative analytic
observational, the subject in this study was 40 medical students of Universitas Tanjungpura, grade of 2011,
which was divided into 2 groups called hand gel sanitizer group and antiseptic wet wipes group. The germ
sample obtained from hand swab, then planted on plate count agar medium with a pour plate method. A total
microbe’s counted used colony counter which fulfilled standard plate counts. Result. the using of hand gel
sanitizer and antiseptic wet wipes were capable to decrease hand’s total microbe. Nevertheless there was no
significant difference with p=0,113 (p<0,05). Conclusion. there was no difference in the effectiveness of
decreasing hand’s total microbe between the use of hand gel sanitizer and antiseptic wet wipes

Keyword: hand gel sanitizer, wet wipes, hand germs colonies

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


809

LATAR BELAKANG penyakit.1,2 Kebersihan tangan yang buruk

Penyakit infeksi adalah penyakit dapat mentransmisikan penyakit melalui

yang disebabkan oleh mikroba patogen kontak fisik secara langsung atau melalui

dan bersifat sangat dinamis. Mikroba rute fecal-oral sehingga dapat

sebagai mahluk hidup tentunya ingin menyebabkan penyakit, seperti penyakit

bertahan hidup dengan cara berkembang saluran cerna, diare, polio, pneumonia, dan

biak pada suatu reservoir baru dengan cara lain-lain.3,4

berpindah atau menyebar. Mekanisme Berdasarkan World Health

transmisi mikroba patogen ke pejamu yang Organization (WHO) pada tahun 2012,

rentan dapat melalui beberapa cara, diare merupakan salah satu penyakit

diantaranya dengan cara langsung, seperti infeksi yang memiliki angka morbiditas

sentuhan, gigitan, bersin, batuk, bicara, dan mortalitas tertinggi di dunia, dengan

sedangkan transmisi dengan cara tidak angka mortalitas berkisar 1,2 juta orang

langsung seperti menyentuh barang/bahan (2,7%).5 Hasil Riset Kesehatan Dasar

yang terkontaminasi, mengonsumsi (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan

makanan atau minuman yang terjadinya penurunan prevalensi diare

terkontaminasi. Manusia dalam kehidupan klinis di Indonesia dari 9,0% pada tahun

sehari-hari akan menyentuh suatu 2007 menjadi 3,5% pada tahun 2013.

permukaan, baik itu permukaan tubuh, Penurunan angka diare ini berbanding

benda, ataupun bahan, sehingga tangan lurus dengan meningkatnya angka

akan mengandung banyak kehigienisan tangan di masyarakat yang

mikroorganisme, oleh karena itu dapat mengacu pada data Riskesdas pada tahun

dikatakan bahwa tangan merupakan salah 2013 yang menyatakan bahwa perilaku

satu faktor penting dalam jalur penyebaran mencuci tangan dengan benar di Indonesia

bakteri dan virus yang dapat menyebabkan meningkat dari 23,2% pada tahun 2007

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


810

menjadi 47,0%, sehingga perilaku mencuci Terdapat penelitian yang

tangan berperan penting dalam penurunan mengemukakan bahwa gel hand sanitizer

penyakit diare.6 ataupun tisu basah antiseptik merupakan

Strategi yang paling baik dan alternatif yang dapat diterima untuk

direkomendasikan untuk mengurangi menggantikan cuci tangan menggunakan

tingkat infeksi dan perpindahan mikroba sabun dan air, namun penilaian

adalah menjaga kebersihan tangan dengan perbandingan efektivitas antara gel hand

cara mencuci tangan,7,8 tetapi adakalanya sanitizer dan tisu basah antiseptik masih

sumber air mengalir tidak tersedia, seperti belum ada penelitian yang mendukung.9,10

saat sedang berpergian, lokasi tempat Berdasarkan latar belakang di atas, maka

mencuci tangan yang tidak strategis, peneliti tertarik untuk meneliti

ketiadaan sabun ketika berada di luar perbandingan efektivitas antara gel hand

rumah, tidak adanya waktu (jadwal yang sanitizer dan tisu basah antiseptik terhadap

padat), kurangnya kesadaran dalam jumlah koloni kuman di tangan.

menjaga kebersihan tangan, meremehkan

pentingnya kehigienisan tangan, dan lupa METODE

untuk membersihkan tangan.8 Untuk Waktu dan Tempat Penelitian

mengatasi kendala tersebut, telah beredar Penelitian dilakukan di

pembersih tangan berupa gel hand Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

sanitizer dan tisu basah antiseptik yang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

mengandung zat aktif alkohol 60% dan Universitas Tanjungpura. Adapun kegiatan

benzalkonium chloride 0,1% yang yang dilakukan diantaranya: pengambilan

memiliki spektrum antimikroba yang luas, swab telapak tangan, pembuatan media

baik terhadap bakteri gram negatif atau plate count agar (PCA), pengujian

bakteri gram positif .4,7 efektivitas gel hand sanitizer dan tisu

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


811

basah antiseptik, kultur sampel, dan Dokter angkatan 2011 Universitas

pembacaan hasil kultur. Tanjungpura. Total mahasiswa yang

menjadi subjek penelitian berjumlah 40

Alat Penelitian orang, yang terbagi menjadi 2 kelompok,

Alat yang digunakan dalam dan terdiri dari kelompok gel hand

penelitian diantaranya gelas ukur, batang sanitizer dan kelompok tisu basah

pengaduk, hot plate, pH indikator, oven, antiseptik.

cawan petri, autoclave, pipet volumetrik, Rancangan Penelitian

vortex, stopwatch, alumunium foil, spuit 3 Penelitian ini menggunakan desain

cc, timbangan analitik, tabung reaksi, penelitian studi observasional analitik

kapas swab steril, bunsen, inkubator, komparatif dengan menggunakan

colony counter, gelas beker, termometer, pendekatan cross sectional. Penelitian ini

rak tabung, penjepit tabung reaksi, sarung membandingkan efektivitas antara gel

tangan, label, masker. hand sanitizer dan tisu basah antiseptik

Bahan dalam hal mereduksi jumlah koloni kuman

Bahan yang digunakan dalam yang ada di tangan dengan

penelitian diantaranya adalah media Plate menumbuhkannya di media Plate Count

Count Agar, aquadest, NaCl 0,9%, spirtus, Agar dan diinkubasi selama 48 jam,

gel hand sanitizer dari sebuah merek kemudian koloni kuman yang terbentuk

tertentu (1 merek), tisu basah antiseptik akan dihitung dengan menggunakan

dari sebuah merek tertentu (1 merek), dan colony counter.

alkohol 70%. Prosedur Kerja

Responden Penelitian Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

Subjek penelitian ini adalah semua kelompok dengan perlakuan gel hand

mahasiswa Program Studi Pendidikan sanitizer dan kelompok dengan perlakuan

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


812

tisu basah antiseptik. Tiap kelompok responden, setelah itu dimasukkan

perlakuan dilakukan dua pengambilan ke dalam tabung berisi 10 ml NaCl

swab, yaitu sebelum menggunakan 0,9%.

perlakuan (pre-perlaukan), yaitu mencuci iv. Kemudian tangan dibiarkan selama

tangan dengan air mengalir, dan setelah 15 menit sebelum dimulai

menggunakan perlakuan (post-perlakuan), perlakuan berikutnya.

yaitu setelah menggunakan gel hand v. Sesudah itu responden diminta

sanitizer atau tisu basah antiseptik. membersihkan tangan

a. Persiapan responden penelitian dan menggunakan gel hand sanitizer

pengambilan swab telapak tangan dan tisu basah antiseptik yakni 20

i. Menyiapkan responden penelitian orang menggunakan gel hand

yang sesuai dengan kriteria sanitizer dan 20 orang

penelitian menggunakan tisu basah antiseptik

ii. Sebelum diberi perlakuan gel hand vi. Ambil sampel post-perlakuan swab

sanitizer dan tisu basah antiseptik, telapak tangan responden tersebut

responden diminta mencuci tangan dengan menggunakan kapas lidi

dengan air mengalir selama 20 steril yang sebelumnya telah

detik untuk sampel pre-perlakuan. dilarutkan dalam larutan NaCl

iii. Ambil sampel pre-perlakuan swab 0,9% kemudian disapukan dengan

telapak tangan responden tersebut cukup kuat pada telapak tangan

dengan menggunakan kapas lidi responden, setelah itu dimasukkan

steril yang sebelumnya telah ke dalam tabung berisi 10 ml NaCl

dilarutkan dalam larutan NaCl 0,9%.

0,9% kemudian disapukan dengan b. Pemeriksaan sampel swab telapak

cukup kuat pada telapak tangan tangan

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


813

i. Siapkan cawan petri, masing- sampel uji dan medium akan

masing diberi label nama sampel tercampur merata.

uji, tanggal pengujian, dan tingkat v. Diamkan cawan petri yang berisi

pengenceran sampel uji. sampel uji pada suhu ruangan

ii. Sampel uji swab telapak tangan sehingga medium membeku

yang telah diambil dikocok kemudian diinkubasikan ke dalam

memutar. Selanjutnya diambil 1ml inkubator pada suhu 37°C selama

dan dimasukkan ke tabung yang 48 jam dengan posisi cawan petri

berisi 9 ml larutan NaCl 0,9% dan terbalik.

campur (pengenceran 10-1). vi. Amati dan catat pertumbuhan

iii. Diambil 3 ml dari pengenceran 10- koloni serta hitung angka kuman
1
dan diinokulasikan ke dalam 2 dengan colony counter.

cawan petri yang telah disiapkan vii. Perhitungan jumlah kuman.

masing-masing 1 ml dan 1 ml

dimasukkan ke dalam tabung yang HASIL

berisi 9 ml larutan NaCl 0,9% dan Pada kelompok gel hand sanitizer

campur (pengenceran 10-2). rerata jumlah koloni kuman di telapak

iv. Diambil 2 ml dari pengenceran 10-2 tangan sebelum diberi gel hand sanitizer

dan diinokulasikan ke dalam 2 berjumlah 54,68 CFU/cm2 dan setelah

cawan petri masing-masing 1 ml diberikan gel hand sanitizer terjadi

dilakukan secara aseptis, tuangkan penurunan jumlah koloni kuman menjadi

media agar (PCA) ke dalam 4 2,58 CFU/cm2, hal ini menunjukkan

cawan petri sebanyak 15-20 ml, persentase pengurangan jumlah koloni

goyangkan memutar sehingga kuman pada kelompok gel hand sanitizer

sebesar 93,95%. Sedangkan pada

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


814

kelompok tisu basah antiseptik rerata sedangkan sesudah menggunakan gel hand

jumlah koloni kuman di telapak tangan sanitizer dikategorikan bersih. Hasil uji t

sebelum diberi tisu basah antiseptik berpasangan menunjukkan bahwa terjadi

berjumlah 59,85 CFU/cm2 dan setelah penurunan yang bermakna (p<0,001)

diberikan tisu basah antiseptik terjadi antara sebelum dan sesudah menggunakan

penurunan jumlah koloni kuman menjadi gel hand sanitizer. Sehingga menunjukkan

4,09 CFU/cm2, hal ini menunjukkan bahwa gel hand sanitizer efektif dalam

persentase pengurangan jumlah koloni menurunkan jumlah koloni kuman di

kuman pada kelompok tisu basah tangan.

antiseptik sebesar 88,82%. Gel hand sanitizer terdiri dari

alkohol 60%, polyacrylic acid,

PEMBAHASAN humectants, dan minyak esensial pada

Berdasarkan data yang diperoleh uji tumbuhan. Penurunan jumlah koloni

gel hand sanitizer terhadap jumlah koloni kuman pada telapak tangan responden

kuman di tangan menunjukkan rerata setelah menggunakan gel hand sanitizer

jumlah koloni kuman di tangan sebelum dikarenakan kandungan aktif yang

penggunaan gel hand sanitizer sebesar terkandung di dalamnya, yaitu alkohol

54,68 CFU/cm2; dan setelah menggunakan 60%. Kandungan alkohol 60% berperan

gel hand sanitizer turun menjadi 2,58 sebagai antimikroba yang mampu

CFU/cm2. Berdasarkan guideline jumlah menghambat atau membunuh kuman.

koloni kuman menurut interpretasi Alkohol bersifat bakterisid kuat terhadap

indikator kebersihan tangan,11 bakteri gram positif dan bakteri gram

menunjukkan bahwa tangan responden negatif (mencakup Methicillin resistant

sebelum menggunakan gel hand sanitizer staphylococcus aureus dan Vancomycin

dikategorikan sangat kontaminasi, resistant enterococci), M. tuberculosis,

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


815

dan berbagai jenis jamur, tetapi alkohol pertumbuhan dan perkembangan sel

tidak memiliki aktivitas untuk melawan kuman, dan selanjutnya dapat


7,
bakteri berspora atau ookista protozoa, dan menyebabkan kematian sel (lisis sel).
12,13,14
virus tidak berkapsul (non-

lipophilic).4,7,8,12, 13 Pada kelompok tisu basah antiseptik

Aktivitas antimikroba pada alkohol juga menunjukkan adanya penurunan

berasal dari kemampuannya untuk jumlah koloni, dapat dilihat pada Tabel

menyebabkan kerusakan membran sel dan 1.1. Hal ini ditunjukkan dengan rerata

mendenaturasi protein secara cepat. jumlah koloni kuman pada kelompok tisu

Membran sel bakteri sendiri terdiri dari basah antiseptik, rerata jumlah koloni

fosfolipid dan molekul protein. Kerusakan kuman sebelum penggunaan tisu basah

membran sel dapat terjadi ketika alkohol antiseptik sebesar 59,85 CFU/cm2; dan

bereaksi dengan sisi aktif dari membran sel setelah menggunakan tisu basah antiseptik

atau dengan melarutkan konstituen lipid turun menjadi 4,09 CFU/cm2. Berdasarkan

atau protein dan meningkatkan guideline jumlah koloni kuman menurut

permeabilitasnya. Akibatnya dapat terjadi interpretasi indikator kebersihan tangan,11

lisis sel. Protein yang merupakan menunjukkan bahwa tangan responden

komponen enzim, yang apabila mengalami sebelum menggunakan tisu basah

kerusakan akan menganggu kerja enzim. antiseptik dikategorikan sangat

Apabila terjadi kerusakan pada enzim, kontaminasi, sedangkan sesudah

maka akan mengakibatkan gangguan menggunakan tisu basah antiseptik

metabolisme, sehingga produksi adenosin dikategorikan bersih. Hasil uji t

trifosfat (ATP) menurun. Adenosin berpasangan menunjukkan bahwa terjadi

trifosfat yang menurun mengakibatkan penurunan yang bermakna (p<0,001)

gangguan metabolisme yaitu terhambatnya antara sebelum dan sesudah menggunakan

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


816

tisu basah antiseptik. Sehingga akhirnya akan menyebabkan lisis sel.

menunjukkan bahwa tisu basah antiseptik Target utama dari Benzalkonium klorida

efektif dalam menurunkan jumlah koloni adalah membran sitoplasma pada sel

kuman di tangan. bakteri dan membran plasma sel jamur.7,8

Penurunan jumlah koloni kuman Benzalkonium klorida akan di

pada telapak tangan responden setelah absorbsi dan berpenetrasi ke dalam

menggunakan tisu basah antiseptik dinding sel, kemudian akan bereaksi

dikarenakan bahan aktif yang terkandung dengan membran sitoplasma (yang

di dalamnya. Kandungan Benzalkonium tersusun atas fosfolipid dan protein)

klorida berperan sebagai zat antimikroba sehingga akan menyebabkan gangguan

dalam menghambat atau membunuh pada membran sitoplasma yang berujung

kuman. Benzalkonium klorida bersifat terjadinya kebocoran isi sitoplasma.

bakteriostatik dan fungistatik, walaupun Reaksi ini mengakibatkan terjadinya

Benzalkonium klorida bersifat bakterisid perubahan struktur dan susunan asam

melawan beberapa mikroorganisme pada amino, sehingga menimbulkan

konsentrasi tinggi. Benzalkonium klorida ketidakseimbangan genetik pada rantai

lebih efektif melawan bakteri gram positif DNA dan akan mengalami kerusakan,

daripada bakteri gram negatif. yang pada akhirnya akan mendorong

Benzalkonium klorida memiliki aktivitas terjadinya lisis sel bakteri. Hilangnya

lemah dalam melawan Mycobacteria dan organisasi struktural dan integritas

jamur dan memiliki aktivitas yang lebih membran sitoplasma bakteri dan diikuti

besar melawan virus lipofilik.7,8 Aktivitas dengan kerusakan pada sel lainnya.7, 8, 15,16

antimikroba disebabkan absorbsi pada Hasil uji statistik Mann-Whitney

membran sitoplasma, dengan diikuti perbandingan selisih penurunan angka

kebocoran isi sitoplasma sehingga pada kuman antara penggunaan gel hand

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


817

sanitizer dan tisu basah antiseptik ligand binding dominand yang terdapat

menunjukan nilai p=0,113 (p>0,05) yang pada N terminal yang berfungsi sebagai

berarti tidak terdapat perbedaan yang penempelan bakteri ke sel inang, protein A

bermakna antara penggunaan gel hand yang mencegah proses fagositosis karena

sanitizer dan tisu basah antiseptik. Hal ini memblokir salah satu ujung IgG, dan

dapat diartikan bahwa gel hand sanitizer protein permukaan lainnya yang

dan tisu basah antiseptik memiliki membantu dalam proses adhesi bakteri

efektivitas yang sama dalam menurunkan yang dikenal dengan microbial surface

angka kuman di tangan. Hal ini dapat component recognizing adhesive matrix

dikarenakan dari bahan aktif yang molecules.17,18,19 Dengan adanya efek dari

terkandung dari gel hand sanitizer dan tisu alkohol tersebut maka sifat virulensi dari

basah antiseptik yang memiliki mekanisme S. aureus itu akan berkurang. Enzim dan

kerja yang hampir serupa, yang pada toksin yang yang berbahaya bagi manusia

akhirnya dapat menyebabkan lisis sel dihasilkan oleh S. aureus terdiri dari

kuman. Dimana alkohol yang terkandung protein, apabila protein tersebut rusak

dalam gel hand sanitizer memiliki maka akan mengganggu metabolisme

kemampuan yang menyebabkan kerusakan bakteri sehingga dapat menyebabkan

membran sel dan mendenutarasi kematian sel bakteri.17,20,21 Pada tisu basah

protein.7,8,13 Protein ini sendiri pada antiseptik yang mengandung bahan aktif

beberapa bakteri seperti S. aureus, yang benzalkonium klorida memiliki

merupakan patogen yang sering ditemukan kemampuan absorbsi pada membran

pada kulit manusia, tertanam di permukaan sitoplasma sehingga akan menganggu

dinding sel S. aureus dan mengambil alih fungsi dari membran sitoplasma.15,16 Jika

penting dalam sifat virulensi S. aureus. membran sitoplasma rusak maka akan

Sifat virulensi S. aureus diantaranya yaitu mengganggu integritas sel bakteri, dimana

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


818

membran sitoplasma merupakan struktur Konsentrasi antiseptik, kecepatan

vital yang mengelilingi sel yang berfungsi membunuh mikroorganisme akan

sebagai barier yang memisahkan bagian meningkat dengan meningkatnya

dalam sel (sitoplasma) dari lingkungannya. konsentrasi zat antimikroba.22, 23


Dalam

Jika fungsi dari membran ini rusak, maka penelitian ini faktor-faktor tersebut telah

integritas sel akan hancur, yang pada disamakan sehingga memungkinkan hasil

akhirnya isi sitoplasma akan bocor ke luar, efektivitas keduanya dapat menunjukkan

dan sel akan mati.20, 21 Gel hand sanitizer hasil tidak ada perbedaan yang bermakna.

dan tisu basah antiseptik tersebut memiliki

mekanisme yang hampir serupa yang pada KESIMPULAN

akhirnya akan menyebabkan lisis sel. Gel hand sanitizer dengan bahan

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktif alkohol 60% dan tisu basah antiseptik

efektivitas penggunaan antiseptik antara dengan bahan aktif benzalkonium klorida

lain: jumlah mikroorganisme, semakin 0,1% efektif dalam mengurangi jumlah

besar jumlah bakteri sebagai kontaminan koloni kuman di tangan, tetapi tidak

maka makin lama pula antiseptik bisa terdapat perbedaan efektivitas dalam

membunuh bakteri tersebut. Lamanya menurunkan jumlah koloni kuman di

kontak dengan antiseptik. Keberadaan tangan antara penggunaan gel hand

mikroorganisme, keadaan kering atau sanitizer dan tisu basah antiseptik.

gumpalan darah, nanah, sisa-sisa buangan,

sisa susu dapat melindungi DAFTAR PUSTAKA


1. Comer MM, Ibrahim M, McMillan VJ, Baker
mikroorganisme dari kontak dengan GG, Patterson SG. Reducing the spread of
infectious disease through hand washing.
Journal of extension. 2009 Feb 23; 47 (1).
antiseptik secara efektif. Temperatur, 2. Darmadi. Infeksi Nosokomial: Problematika
dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba
dengan meningkatnya suhu maka akan Medika; 2008. p. 6-7.
3. Oranusi SU, Akande VA, Dahunsi SO.
Assessment of microbial quality and
terjadi peningkatan reaksi kimia. antibacterial activity of commonly used hand

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017


819

washes. Journal of Biological and Chemical Based Hand Sanitizers Sold in Ilorin (North-
Research. 2013 Dec 05; 30 (2). p. 570-580. Central Nigeria). Ife Journal of Science vol.
4. Verma DK, Tesfu K, Getachew M, Workineh 15, no. 1. 2013
Y, Mekuriaw F, Tilahun M. Evaluation of 14. Kumud M, Neha S, Seema T. Comparative
antibacterial efficacy of different hand gel Evaluation of Efficacy of Alcoholic VS Non-
sanitizer in University of Gondar Students, alcoholic Hand Sanitizer. Int. J. LifeSc. Bt &
North-west Ethiopia. Journal of Global Pharm I SSN 2250-3137 www.ijlbpr.com
Biosciences. 2003 Nov 07; 2(6). p. 166-173. Vol. 1, No. 4, October 2012
5. WHO (World Health Organisation). WHO 15. MCDonnelli G, Denver R. Antiseptics and
Report on top ten causes of the death. 2014 Disinfectants: Activity, Action, and
May. Resistance. Clinical Microbiology Reviews
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs Vol. 12 No. 1. Jan. 1999, p. 147–179
310/en/ (6 Juli 2014) 16. Ascenzi JM. Handbook of Disinfectants and
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Antiseptics. New York: 1996. ISBN 0-8247-
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik 9524-5
Indonesia. Riset kesehatan dasar 17. Ramadha, Izkar. Efek Antiseptik Berbagai
(RISKESDAS) 2013: laporan nasional 2013. Merk Hand Sanitizer. Terhadap Bakteri
2013. Staphylococcus Aureus. Jakarta: Universitas
7. World Health Organization (WHO). WHO Islam Negeri Syaruf Hidayatullah. 2013
guidelines on hand hygiene in health care. 18. Lowy FD. Staphylococcus aureus Infection.
2009. N Engl J Med, 1998; 339-520
8. Centers for Disease Control and Prevention. 19. L.G. Harris, S.J. Foster, and R.G. Richards.
Guideline for hand hygiene in health care An Introduction to Staphylococcus aureus,
settings. 2002 Oct 25; 51 (RR-16). and Techniques for Identifying and
9. Yuliyana, I. Efektivitas tisu basah antiseptik Quantifyings Adhesins In Relation to
sebagai alternatif cuci tangan biasa dalam Adhesion to Biomaterials: Review. European
menurunkan jumlah bakteri telapak tangan Cells and Materials Vol. 4. 2002; 39 – 67.
[tesis]. Bandung: Universitas Maranatha; 20. Madigan MT, Martinko JM, Parker J. Brock
2011. Biology of Microorganisms,. Tenth Edition,
10. Desiyanto FA, Djannah SN. Efektivitas International Edition. United States of
mencuci tangan menggunakan cairan America: Pearson Education International.
pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer) 2003
terhadap jumlah angka kuman. Jurnal 21. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel
Kesehatan Masyarakat (Journal of Public RM. Medical Microbiology. New York:
Health). 2013 Sep; 7(2). p. 55-112. Thieme Stuttgart. 2005
11. Center for Disease Control. Enviroment 22. Jawetz E, J.L. Melnick and E.A. Adelberg.
Hygiene Monitoring: A Guide for Enviroment 2005. Flora Mikroba Normal tubuh Manusia
Health Officer, CDC: Provincial Health of Medical Mikrobiologi
Service Authority. 2010. 23. Permatasari Y. Perbandingan efektivitas
12. Waluyo, Lud. Mirkobiologi umum. Edisi antiseptik chlorexidine glukonat dengan
revisi. Malang: UMM Press; 2007. phenoxylethanol terhadap penurunan angka
13. Oke MA, Bello AB, Odebisi MB, Ahmed El- kuman pada telapak tangan. Surakarta:
Imam AM, Kazeem MO. Evaluation of Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012
Antibacterial Efficacy of Some Alcohol-

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai