Wrap Up Skenario 3
Wrap Up Skenario 3
Diare
KELOMPOK A-2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019/2020
1
DAFTAR ISI
SKENARIO............................................................................................................................... 3
PERTANYAAN ....................................................................................................................... 4
JAWABAN ...............................................................................................................................
5
HIPOTESIS .............................................................................................................................. 6
2
SKENARIO 3
3
KATA SULIT
PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan laki-laki tersebut mengalami mencret lebih dari 12x?
2. Apa penyebab asidosi metabolic?
3. Berapa anion gap normal?
4. Mengapa frekuensi nadi dan pernafasan tidak normal?
5. Mengapa dilakukan Analisa gas darah?
6. Berapa kadar normal tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan dan jumlah urine?
7. Mengapa jumlah urine sedikit?
8. Apa yang dimaksud keseimbangan asam basa?
9. Mengapa penderita diberikan infus sebagai pertolongan pertama?
10. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan diare?
11. Bagaimana cara dilakukan Analisa gas darah?
12. Bagaimana pemeriksaan anion gap?
13. Bagaimana gangguan asam basa bisa terjadi?
14. Mengapa gangguan asam basa dapat terjasi?
15. Apa hubungan gangguan asam basa dengan anion gap dan metabolisme tubuh?
4
JAWAB
5
HIPOTESA
Gangguan keseimbangan asam basa basa dapat terjadi karena Asidosis Diabetik, Asidosis
laktat ,Asidosis Hyperkloremi, Asidisis Tubulus Renalis yang dapat mengakibatkan Jumlah
hormon ADH meningkat sehingga terjadi reabsopsi Nacl pada tubulus kolektifus dan Tubulus
Kontortus distal sehingga kadar ph dalam tubuh mengalami ketidakseimbangan yang
menimbulkan malfungsi pada sistem tubuh, salah satu yang dapat terjadi yaitu diare untuk
mengukur keseimbangan asam basa dilakukan Analisa gas darah dan aniom gap.
6
SASARAN BELAJAR
7
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Analisa Gas Darah
LO 1.1 Definisi
Analisa gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting
untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam
darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui status oksigenasi pasien, status keseimbangan
asam basa, fungsi paru dan status metabolisme pasien.
1. Lihat hasil pH
Normal pH darah adalah 7. 35 – 7. 45
2. Lihat hasil CO2
Kadar normal CO2 dalam darah arteri adalah 35 – 45 mmHg
3. Lihat hasil HCO3-
Kadar normal HCO3- adalah 22 – 26 mEq/L
4. Perhatikan nilai CO2 dan HCO3-, mana yang cocok dengan pH
Maksudnya apabila nilai pH menunjukkan asidotik (pH < 7. 35), mana diantara CO2
dan HCO3- yang juga asidotik.
5. Perhatikan apakah mekanisme kompensasi sudah terjadi
6. Lihat hasil PO2 dan SaO2 (Oxygen saturation) dan hitung ratio paO2 / FiO2
Nilai normal PO2 dalam darah arteri adalah 80 – 100 mmHg
Nilai normal SaO2 adalah 95 – 100 %
Perhitungan rasio PaO2 / FiO2 dilakukan untuk mengetahui status oksigenasi pasien.
Rasio paO2 / FiO2 yang normal adalah > atau =300. Apabila rasio paO2 / FiO2 < 300
8
maka pasien mengalami acute lung injury ( ALI) dan apabila rasio PaO2 / FiO2 < 200
maka pasien mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan memerlukan
intervensi segera.
Cara menghitung rasio paO2 / FiO2 pasien diatas adalah:
cari nilai FiO2: pasien menggunakan oksigen 3 liter per menit.
Kemudian masukan ke rumus berikut: PaO2 / FiO2
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang
dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila
nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7
menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Cara menentukan pH
1. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air(α = 1). Untuk
menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
asamnya dengan melihat valensinya. HCl dalam air akan berdisosiasi seluruhnya
menjadi ion H+ dan Cl- . Ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air.
2. Asam Lemah
Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat
keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan
rumus :
9
3. Basa Kuat
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH
dari konsentrasi basanya. NaOH dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion
Na+ + OH-. Ion OH- yang terbentuk akan bereaksi dengan ion H+ dari air.
4. Basa Lemah
Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan
menggunakan rumus :
10
Metil jingga Jingga Kuning 3,1-4,4
Metil merah Merah Kuning 4,2-6,3
Klorofenol biru Kuning Merah 4,8-6,4
Bromotimol biru Kuning Biru 6,0-7,6
Kresol merah Kuning Merah 7,2-8,8
fenolftalein Tidak berwarna Pink kemerahan 8,3-10,0
*kisaran pH didefinisikan sebagai kisaran di mana indicator berubah dari
warna asam ke warna basa
Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk menentukan pH
dari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas. pH meter bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.Penggunaan alat ini dengan cara
dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pHmeter akan muncul angka skala
yang menunjukkan pH larutan.
11
Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan
tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah
perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada
cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu :
a. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan
karena peningkatan CO2.
b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem
pernafasan bekerja normal.
c. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.
Buffer protein
Merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.
Sistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.
Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya.
Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino
akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada
suasana basa.
12
- Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami
disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H +. Gugus karboksil bertindak
sebagai donor proton.
Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut
berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai
cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses
pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen harus
melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.
Buffer hemoglobin
Merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat.
Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel
darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin,
yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan
Hb bentuk berproton dan tidak berproton.
Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi
karbonat karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses
pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel
darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan
pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
Buffer fosfat
Merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem buffer fosfat terdiri dari garam fosfat (NaH2PO4) yang asam yang dapat
mendonasikan H+ bebas ketika [H+] turun dan garam fosfat basa (Na2HPO4) yang
dapat menerima H+ bebas ketika [H+] meningkat. +¿ ¿
+¿⇌ NaH PO + Na ¿
Na 2 HPO 4 + H 2 4
Karena fosfat paling banyak di dalam sel, maka sistem ini berperan secara signifikan
dalam pendaparan intrasel, hanya disaingi oleh protein intrasel yang jumlahnya lebih
banyak. Yang lebih penting, sistem fosfat berfungsi sebagai penyangga urin yang
baik.
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
13
2. Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan
karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap
jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida
dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga
menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi
kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan diturunkan,
dan menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan beban asam).
3. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan
anion asam non volatile dan mengganti HCO3 - . Ginjal mengatur keseimbangan
asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada
mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat,
buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi
ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme
pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan
natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan
negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun,
ion hidrogen mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen
berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi
struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat
penting pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria
pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di
dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung
diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hidrogen di dalam tubuh berasal dari
makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen
14
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis
anaerobik atau ketogenesis.
15
melibatkan ion [H+] sehingga pada kasus-kasus tertentu akan mengakibatkan kondisi pH pada
tubuh seseorang naik (terlalu basa) maupun turun (terlalu asam). Adapun beberapa
mekanisme yang terjadi didalam tubuh dimana proses tersebut akan berhubungan dengan
kadar keasaman (pH) seseorang. Seperti yang diketahui bahwasannya ada sistem
dapar/buffer/penyangga dimana pada sistem inilah yang mempertahankan pH tubuh manusia.
Sistem dapar ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Sistem dapar H2CO3,
2. Sistem dapar Protein,
3. Sistem dapar Hemoglobin (Hb), dan
4. Sistem dapar fosfat
Dari ke semua sistem itu memiliki tujuan yang sama, yaitu supaya memperthankan
pH didalam tubuh seseorang supaya dalam keadaan range yang normal.
Pada dua organ tersebut, sistem pertahanan pH diatur supaya kadar keasaman pada
tubuh manusia tetap dalam keadaan yang netral. Tidak terlalu asam (asidosis) maupun terlalu
basa (alkalosis).
16
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Gangguan keseimbangan asam-basa dipengaruhi oleh pengaturan keseimbangan.
Antara lain, sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem kardiovaskular,
gangguan fungsi susunan saraf pusat. Gangguan serius ditandai dengan pergeseran pH
menjauhi batas normal.
Definisi: Gangguan keseimbangan asam-basa dipengaruhi oleh pengaturan
keseimbangan. Antara lain, sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem
kardiovaskular, gangguan fungsi susunan saraf pusat.
Gangguan serius= ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas normal.
Klasifikasi:
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik
A. Asidosis Respiratorik
Definisi
terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga pada
akhirnya tekanan CO2 meningkat (Hiperkapnia).
Penurunan ventilasi alveolar menyebabkan retensi CO2 yang akhirnya menyebabkan asidosis
respiratorik.
17
Etiologi
- Penyakit paru
- Depresi pusat pernafasan oleh obat / penyakit, gangguan saraf / otot yang mengurang
kemampuan bernafas.
- Inhibisi pusat pernafasan
- Obat-obatan yang mengganggu pusat pernafasan, seperti sedatif, anastetikum.
- Penyakit neuromuskular
- Neurologik: polimielitis
- Muskular: hipokalemia
- Obstruksi jalan nafas
- Asma Bronkial
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Spasme laring
- Aspirasi
- Obstructive sleep apnea
- Kelainan resstriktif
- Penyakit pleura: efusi pleura, empiema, pneumotoraks, fibrotoraks.
18
- Kelainan dinding dada: kifoskoliosis, obesitas.
- Kelainan restriktif paru: fibrosis, pneumonia, edema paru.
- Overfeeding.
- Mechanical under ventilation.
Manifestasi
- Sakit kepala
- Mengantuk yang berlebihan
- Penurunan kesadaran
- Koma
Gejala-gejala tersebut terjadi secara bertahap. Namun dapat terjadi secara mendadak bila
disebabkan oleh obat sedatif, infeksi paru yang berat, henti nafas akibat pemberian O2
dengan FiO2 yang tinggi pada penderita asidosis respiratorik kronik.
Kompensasi
Tatalaksana
Pada dasarnya tatalaksana asidosis resporatorik adalah mengatasi penyakit dasarnya. Bila
terdapat hipoksemia = harus diberikan terapi O2.
B. Alkalosis Respiratorik
Definisi
Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan kadar
CO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan pH.
19
Alkalosis respiratorik terrjadi akibat kelebihan CO2 keluar dari tubuh akibat hiperventilasi.
Jika peningkatan ventilasi paru melebihi produksi CO2 menyebabkan CO2 yang keluar
terlalu banyak segingga [H+] menurun.
Etiologi
- Rangsang hipoksemia
- Penyakit paru
- Penyakit jantung
- Penyakit jantung dengan edema paru
- Anemia gravis
- Adanya mekanisme fisiologi di tempat yang tinggi
: [CO2] yang rendah dalam darah menyebabkan arteri secara refleks merangsang ventilasi
untuk memperoleh lebih banyak O2 yang menyebabkan CO2 keluar dari tubuh dalam jumlah
yang terlalu besar dan secara tidak sengaja menyebabkan alkalosis.
: Rangsangan ventilasi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan status O2, CO2, atau H+
dalam cairan tuhuh
: seperti demam, rasa cemas, keracunan aspirin.
Manifestasi
Kompensasi
20
Tatalaksana
Klasifikasi
Asidosis Metabolik
Alkalosis Metabolik
A. Asidosis Metabolik
Definisi
: Mencakup semua jenis asidosis selainnyang disebabkan oleh kelebihan CO2 di dalam cairan
tubuh.
: Selalu ditandai oleh penurunan [HCO3-] plasma sementara [CO2] normal.
: Penurunan kadar ion HCO3- diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri.
Etiologi
- Pembentukan asam yang berlebihan, mengakibatkan penurunan pH.
- kadar [HCO3-] dalam tubuh.
- Adanya retensi ion hidrogen dalam tubuh.
- Jaringan tidak mampu mengupayakan ekskresi ion hidrogen melalui ginjal.
21
- Diare hebat, selama diare, HCO3- hilang dari tubuh & tidak ter-reabsorbsi. Karena
HCO3- menurun, ketersediaan HCO3- untuk menyangga H+ menurun sehingga H+
bebas dalam cairan tubuh meningkat.
- Diabetes Melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat ketidak mampuan sel
menggunakan glukosa karena kurangnya efek insulin yang menyebabkan peningkatan
pembentukan asam keto secara berlebihan. Penguraian asam-asam keto ini
meningkatkan [H+] plasma.
- Olahraga berat. Otot mengandalkan glikolisis anaerob saar olahraga berat yang
menyebabkan produksi asam laktat meningkat sehingga meningkatkan [H+] plasma.
- Asidosis uremik. Pada gagal ginjal (uremia) menyebabkan ginjal tidak dapat
menyingkirkan H+ sehingga H+ dari proses-proses metabolik menumpuk di cairan
tubuh. Ginjal juga tidak dapat menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk
menyangga asam yang normal, sehingga ginjal tidak dapat memulihkan pH ke
normal.
Manifestasi
Kompensasi
- Melalui mekanisme pernafasan & ginjal serta buffer kimiawi (kecuali pada kasus
asidosis uremik)
- Penyangga / buffer menyerap kelebihan H+
- Paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+
- Ginjal mengekskresikan lebih banyak H+ dan menahan lebih banyak HCO3-
22
Tatalaksana
: Pada banyak kasus, pemberian bikarbonat menimbulkan banyak problem pada pasien
asidosis.
: Langkah koreksi asidosis metabolic =
B. Alkalosis Metabolik
Definisi
Etiologi
- Terbuangnya ion H+ tanpa disertai dengan berkurangnya HCO3- melalui saluran
cerna / ginjal & berpindahnya ion H+ masuk kedalam sel.
- Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh.
- Pemberian bikarbonat berlebihan.
- Muntah. Pengeluaran abnormal H+ dari tubuh akibat hilangnya getah lambung yang
asam. HCL di eksresi ke lumen lambung selama pencernaan. Selama sekresi, HCO3-
ditambahkan ke plasma. Ion HCO3- dinetralkan oleh H+. Asam yang keluar lewat
23
muntah menyebabkan penurunan [H+] dan meningkatkan [HCO3-] di plasma.
Peningkatan [HCO3-] terjadi karena kurangnya [H+] yang menetralkan.
Kompensasi
- Sistem dapar kimiawi segera membebaskan H+
- Ventilasi berkurang menyebabkan CO2 penghasil H+ tertahan di cairan tubuh.
- Jika keadaan menetap dalam beberapa hari, ginjal akan menahan H+ dan
mengekskresikan kelebihan HCO3- dari urin. (Sherwood)
Tatalaksana
24
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Buku Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolif Dan Asam-Basa FKUI Edisi ke-3
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
5a1f9a2d9b46df3dbcb67e6d3b70f19b.pdf
Home,Mima M. 2001.Keseimbangan cairan,elektrolit,dan asam basa edisi 2.Jakarta:
EGC.
Ditjen Yankes. Pemeriksaan Analisa Gas Darah. http://www.yankes.kemkes.go.id/read-
pemeriksaan-analisa-gas-darah-5708.html
25