Anda di halaman 1dari 25

WRAP UP SKENARIO 3

Diare

KELOMPOK A-2

Adhara Yasmine a.p (1102019002)


Anastasya Belladiva a.p (1102019016)
Ari Fajar Maulana (1102019030)
Caroli Aprilia Baslani (1102019044)
Desica Destya Putri (1102019058)
Faishal Arief a.Huda (1102019072)
Jean Kharismatik Persada (1102019100)
M.Usama Royhul Azhar (1102019061)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2019/2020

1
DAFTAR ISI
SKENARIO............................................................................................................................... 3

KATA SULIT ...........................................................................................................................


4

PERTANYAAN ....................................................................................................................... 4

JAWABAN ...............................................................................................................................
5

HIPOTESIS .............................................................................................................................. 6

SASARAN BELAJAR ............................................................................................................. 7

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANALISA GAS DARAH .........................................


8

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KADAR KEASAAN (pH) DALAM TUBUH ......... 9

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN ASAM


BASA ..........................14

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA ..


17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................


25

2
SKENARIO 3

Seorang laki-laki, 35 tahun dibawa ke puskesmas karena mengalami mencret lebih


dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan malam di
warung nasi dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik: kesadaran compos mentis, lemah, tekanan
darah (TD) 85/60 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi pernapasan 34x/menit cepat
dalam, jumlah urine sedikit. Di puskesmas dipasang infus dan diberikan pertolongan pertama
lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa gas darah. Kesannya:
terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan anion gap
yang normal.

3
KATA SULIT

1. Compos Mentis : kondisi Dimana seseorang memiliki kesadaran penuh


2. Asidosis : akumulasi asam dan ion hydrogen atau deplesi cadangan alkalin dalam
darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH
3. Analisa Gas Darah : pemeriksaan yang bertujuan utuk mengukur jumlah O2 dan CO2
dalam darah
4. Asidosis metabolic : kondisi saat terlalu banyak asam yang menumpuk dalam tubuh
dan ketidakmampuan ginjal mengeliminasi asam berlebihan pada tubuh.
5. Anion gap : perbedaan antara kation terukur primer ( Na + dan K+) dan Anion terukur (
Cl- dan HCO3-)
6. Diare : pengeluaran feses lembek dan cair dalam keadaan tidak normal
7. Nafas cepat dan dalam : fekuensi pernafasan diatas 20x/menit

PERTANYAAN

1. Apa yang menyebabkan laki-laki tersebut mengalami mencret lebih dari 12x?
2. Apa penyebab asidosi metabolic?
3. Berapa anion gap normal?
4. Mengapa frekuensi nadi dan pernafasan tidak normal?
5. Mengapa dilakukan Analisa gas darah?
6. Berapa kadar normal tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan dan jumlah urine?
7. Mengapa jumlah urine sedikit?
8. Apa yang dimaksud keseimbangan asam basa?
9. Mengapa penderita diberikan infus sebagai pertolongan pertama?
10. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan diare?
11. Bagaimana cara dilakukan Analisa gas darah?
12. Bagaimana pemeriksaan anion gap?
13. Bagaimana gangguan asam basa bisa terjadi?
14. Mengapa gangguan asam basa dapat terjasi?
15. Apa hubungan gangguan asam basa dengan anion gap dan metabolisme tubuh?

4
JAWAB

1. Karena terganggunya metabolisme pencernaan terutama pada bagian usus besar.


2. Asidosis Diabetik : Kadar insulin dan keton tidak terkontrol
Asidosis laktat : Kandungan asam laktat tinggi
Asidosis Hyperkloremi: Kekurangan Zat natrium karbonat
Asidisis Tubulus Renalis: ginjal tidak dapat mengeluarkan asam lewat urine
3. 8-16 mmol/L
AG : Kadar Na+-( Cl-+HCO3-)
4. Terjadi gangguan keseimbagan asam basa
5. Untuk mengukur keadaan asam dan jumlah O2 dan CO2 dalam darah.
6. TD: 120/80
Frekuensi Nadi: 60-100/menit
Frekuensi pernafasan : 16-20/menit
Jumlah urin: 1400-1500ml/hari
7. Jumlah hormon ADH meningkat sehingga terjadi reabsopsi Nacl pada tubulus
kolektifus dan Tubulus Kontortus distal
8. Kondisi Dimana pH dalam tubuh normal
9. Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan cepat.
10. Daya tahan tubuh menurun ,infeksi bakteri
11. Pengambilan sampel darah untuk dianalisa kadar pHnya
12. Pengambilan sampel darah untuk dicek kadar ion dan dihitung menggunakan rumus
AG: kadar Na+- ( kadar cl- kadar HCO3-)
13. Jumlah cairan dalam tubuh krluar tetapi elektrolit tidak ikut keluar dehingga
mengalami akumulasi
14. Karena adanya ketidakseimbangan pH dalam darah
15. Adanya ketidakseimbangan pH dalam tubuh mengakitbatkan malfungsi pada sistem
pada tubuh.

5
HIPOTESA

Gangguan keseimbangan asam basa basa dapat terjadi karena Asidosis Diabetik, Asidosis
laktat ,Asidosis Hyperkloremi, Asidisis Tubulus Renalis yang dapat mengakibatkan Jumlah
hormon ADH meningkat sehingga terjadi reabsopsi Nacl pada tubulus kolektifus dan Tubulus
Kontortus distal sehingga kadar ph dalam tubuh mengalami ketidakseimbangan yang
menimbulkan malfungsi pada sistem tubuh, salah satu yang dapat terjadi yaitu diare untuk
mengukur keseimbangan asam basa dilakukan Analisa gas darah dan aniom gap.

6
SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Analisa Gas Darah


LO 1.1 Definisi
LO 1.2 Cara Pemeriksaan

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kadar Keasaman (pH) dalam Tubuh


LO 2.1 Definisi
LO 2.2 Indikator keasaman dalam tubuh
LO 2.3 Keseimbangan asam basa pada tubuh

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Asam Basa


LO 3.1 Aspek Biokimia
LO 3.2 Aspek Fisiologis

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

7
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Analisa Gas Darah
LO 1.1 Definisi
Analisa gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting
untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam
darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui status oksigenasi pasien, status keseimbangan
asam basa, fungsi paru dan status metabolisme pasien.

LO 1.2 Cara Pemeriksaan


 Menentukan jenis gangguan asam atau basa berdasarkan pH
 Menentukan komponen yang terlibat metabolic atau respiratorik
 Pemeriksaan dengan darah arteri
 Antikoagulan heparin
 Cegah darah kontak dengan udara
 Diperiksa segera dilaboratorium (<5 menit)

 Penjelasan dari Hasil Tes

1. Lihat hasil pH
Normal pH darah adalah 7. 35 – 7. 45
2. Lihat hasil CO2
Kadar normal CO2 dalam darah arteri adalah 35 – 45 mmHg
3. Lihat hasil  HCO3-
Kadar normal HCO3- adalah 22 – 26 mEq/L
4. Perhatikan nilai CO2 dan HCO3-, mana yang cocok dengan pH
Maksudnya apabila nilai pH menunjukkan asidotik (pH < 7. 35), mana diantara CO2
dan HCO3- yang juga asidotik.
5. Perhatikan apakah mekanisme kompensasi sudah terjadi
6. Lihat hasil PO2 dan SaO2 (Oxygen saturation) dan hitung ratio paO2 / FiO2
Nilai normal PO2 dalam darah arteri adalah 80 – 100 mmHg
Nilai normal SaO2 adalah 95 – 100 %

Menghitung rasio paO2/ FiO2

Perhitungan rasio PaO2 / FiO2 dilakukan untuk mengetahui status oksigenasi pasien.
Rasio paO2 / FiO2 yang normal adalah > atau =300. Apabila rasio paO2 / FiO2 < 300

8
maka pasien mengalami acute lung injury ( ALI) dan apabila rasio PaO2 / FiO2 < 200
maka pasien mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan memerlukan
intervensi segera.
Cara menghitung rasio paO2 / FiO2 pasien diatas adalah:
cari nilai FiO2: pasien menggunakan oksigen 3 liter per menit.
Kemudian masukan ke rumus berikut: PaO2 / FiO2

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kadar Keasaman (pH) dalam Tubuh


LO 2.1 Definisi
 Menurut Arrhenius
Asam : zat yang terdisosiasi dalam air dam membentuk H+
Basa : zat yang terdisosiasi dalam air dan membentuk OH-
 Menurut brosted lowry
Asam : zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (donor proton)
Basa : zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (aseptor proton)
 Menurut lewis
Asam adalah suatu zat yang menerima pasangan elektron
Basa adalah suatu zat yang memberikan sepasang elektron

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang
dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila
nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7
menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.

 Cara menentukan pH
1. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air(α = 1). Untuk
menyatakan derajat  keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
asamnya dengan melihat valensinya. HCl dalam air akan berdisosiasi seluruhnya
menjadi ion H+ dan Cl- . Ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air.
2. Asam Lemah
Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat
keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan
rumus :

Ca = konsentrasi asam lemah


Ka = tetapan ionisasi asam lemah

9
3. Basa Kuat
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH
dari konsentrasi basanya. NaOH dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion
Na+ + OH-. Ion OH- yang terbentuk akan bereaksi dengan ion H+ dari air.

4. Basa Lemah
Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan
menggunakan rumus :

Cb = konsentrasi basa lemah


Kb = tetapan ionisasi basa lemah

LO 2.2 Indikator keasaman dalam tubuh


Larutan indikator adalah zat-zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang
bersifat asam, basa, dan netral. Sehingga dapat membedakan larutan tersebut. Larutan
indikator akan berubah warn ajika pH berubah. Pada suhu 25°C maka pH + pOH = 14,
netral pH= pOH= 7.
Ada 2 macam indikator yaitu:
 Indikator penunjuk asam
Akan berubah warna, jika konsentrasi asam berubah sedikit saja. Daerah perubahan
warna untuk indicator ini kurang dari 7.

 Indikator penunjuk basa


Akan berubah warna, jika konsentrasi basa (OH) berubah sedikit saja. Daerah
perubahan warna untuk indikator ini lebih dari 7

Yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan adalah:


 Kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi merah bila keasaman larutan naik
(asam), sedangkan berubah menjadi warna biru bila jika tingkat keasamaan larutan
turun (basa). Penggunaan kertas lakmus ini adalah pengukuran yang paling sederhana,
tetapi tidak dapat menentukan nilai pasti pH tersebut, hanya menunjukkan asam atau
basa.
 Di laboratorium, indikator yang sering digunakan adalah larutan fenolftalein (PP),
metil merah, dan metil orange.

Table beberapa indicator Asam-Basa yang lazim


Warna
Indikator Kisaran pH
Dalam Asam Dalam Basa
Timol biru merah Kuning 1,2-2,8
Bromofenol biru Kuning Ungu kebiruan 3,0-4,6

10
Metil jingga Jingga Kuning 3,1-4,4
Metil merah Merah Kuning 4,2-6,3
Klorofenol biru Kuning Merah 4,8-6,4
Bromotimol biru Kuning Biru 6,0-7,6
Kresol merah Kuning Merah 7,2-8,8
fenolftalein Tidak berwarna Pink kemerahan 8,3-10,0
*kisaran pH didefinisikan sebagai kisaran di mana indicator berubah dari
warna asam ke warna basa

 Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk menentukan pH
dari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas. pH meter bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.Penggunaan alat ini dengan cara
dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pHmeter akan muncul angka skala
yang menunjukkan pH larutan.

LO 2.3 Keseimbangan asam basa pada tubuh


Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Keseimbangan
asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan
ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan
pada kadar rendah pH 7,4.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru
dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam
pelepasan asam.

 Mekanisme keseimbangan asam basa


Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3
sistem:
1. Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion
hidrogen yang berlebihan.

11
Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan
tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah
perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada
cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu :
a. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan
karena peningkatan CO2.
b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem
pernafasan bekerja normal.
c. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.

Terdapat 4 sistem buffer :


 Buffer bikarbonat
Merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang
disebabkan oleh non-bikarbonat.
−¿ ¿
Pasangan buffer H 2 CO 3 : HCO 3 adalah sistem buffer terpenting di CES untuk
menyangga perubahan pH yang ditimbulkan oleh penyebab di luar fluktuasi H2CO3
penghasil CO2. Ini adalah sistem penyangga CES yang paling efektif karena dua
sebab :
−¿ ¿
1. H 2 CO 3 dan HCO 3 banyak ditemukan di CES sehingga sistem ini cepat
menahan perubahan pH.
2. Setiap komponen dari pasangan buffer ini diatur secara ketat. Ginjal mengatur
HCO3−¿ ¿, dan sistem pernapasan mengatur CO2, yang menghasilkan H2CO3.
−¿ ¿
+¿+ HCO3 ¿
CO 2+ H 2 O ⇌ H 2 CO 3 ⇌ H

 Buffer protein
Merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.
Sistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.
Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya.
Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino
akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada
suasana basa.

Fungsi pengaturan buffer protein:


- Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH 2) dari asam amino akan bertindak
sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium.
Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.

12
- Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami
disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H +. Gugus karboksil bertindak
sebagai donor proton.

Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut
berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai
cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses
pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen harus
melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.

 Buffer hemoglobin
Merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat.
Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel
darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin,
yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan
Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

Na+ + HCO3 ↔ NaHCO3


Hb- + H+ ↔ HHb (PK 7-8)

Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi
karbonat karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses
pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel
darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan
pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb


penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2 dan sebagai sistem
buffer yang kuat.

 Buffer fosfat
Merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem buffer fosfat terdiri dari garam fosfat (NaH2PO4) yang asam yang dapat
mendonasikan H+ bebas ketika [H+] turun dan garam fosfat basa (Na2HPO4) yang
dapat menerima H+ bebas ketika [H+] meningkat. +¿ ¿
+¿⇌ NaH PO + Na ¿
Na 2 HPO 4 + H 2 4

Karena fosfat paling banyak di dalam sel, maka sistem ini berperan secara signifikan
dalam pendaparan intrasel, hanya disaingi oleh protein intrasel yang jumlahnya lebih
banyak. Yang lebih penting, sistem fosfat berfungsi sebagai penyangga urin yang
baik.
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

13
2. Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan
karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap
jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida
dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga
menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi
kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan diturunkan,
dan menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan beban asam).

3. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan
anion asam non volatile dan mengganti HCO3 - . Ginjal mengatur keseimbangan
asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada
mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat,
buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi
ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme
pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan
natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan
negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun,
ion hidrogen mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen
berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi
struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat
penting pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria
pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di
dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung
diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hidrogen di dalam tubuh berasal dari
makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen

14
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis
anaerobik atau ketogenesis.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Asam Basa

LO 3.1 Aspek Biokimia


Dalam aspek biokimia ini, larutan yang berupa asam dan basa akan bergantung pada pH H 2O
murni normalnya sebesar 7,0 yang merupakan larutan netral. Pada larutan H2O terjadi
disosiasi dalam jumlah yang kecil membentuk ion hidrogen [H+] dan hidroksil [OH-]. Karena
membentuk ion hydrogen yang memiliki sifat asam dan ion hidroksil yang memiliki sifat
basa, sehingga pada larutan H2O akan menjadi netral. Apabila suatu larutan memiliki pH
kurang dari 7 maka larutan terindikasi bersifat asam, sedangkan pada larutan yang memiliki
pH lebih dari 7 akan lebih bersifat basa atau alkali pada larutan ini kandungan ion [H +] akan
rendah. Pada tubuh manusia sebenernya banyak sekali mengalami proses kimiawi yang

15
melibatkan ion [H+] sehingga pada kasus-kasus tertentu akan mengakibatkan kondisi pH pada
tubuh seseorang naik (terlalu basa) maupun turun (terlalu asam). Adapun beberapa
mekanisme yang terjadi didalam tubuh dimana proses tersebut akan berhubungan dengan
kadar keasaman (pH) seseorang. Seperti yang diketahui bahwasannya ada sistem
dapar/buffer/penyangga dimana pada sistem inilah yang mempertahankan pH tubuh manusia.
Sistem dapar ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Sistem dapar H2CO3,
2. Sistem dapar Protein,
3. Sistem dapar Hemoglobin (Hb), dan
4. Sistem dapar fosfat

Dari ke semua sistem itu memiliki tujuan yang sama, yaitu supaya memperthankan
pH didalam tubuh seseorang supaya dalam keadaan range yang normal.

LO 3.2 Aspek Fisiologis


Pada aspek fisiologi yang menjadi tolak ukur bukan lain adalah darah, dimana pada darah
arteri dan vena akan memiliki pH yang berbeda. Pada darah arteri memiliki pH normal
sebesar 7,45 sedangkan pada darah vena akan memiliki pH nomal sebesar 7,35. Jika direrata
pH dalam tubuh manusia sebesar 7,4. Pada darah vena akan memiliki konsentrasi yang lebih
asam dikarenakan pada vena terjadi pembentukan ion [H+] melalui proses disosiasi dari
H2CO3 yang berasal dari H2O dan CO2 yang diserap dari kapiler jaringan. Seseorang akan
mengalami asidosis apabila pHnya turun lebih rendah dari 7,35 dan akan mengalami alkalosis
apabila pHnya lebih tinggi dari 7,45. Pada arteri seseorang akan mengalami kematian apabila
pHnya hingga mencapai titik 6,8 atau 8,0. Adapun yang mengatur secara fisiologi dalam
mempertahankan pH dalam tubuh manusia, yaitu :
1. Mekanisme respiratorik, dan
2. Mekanisme renal

Pada dua organ tersebut, sistem pertahanan pH diatur supaya kadar keasaman pada
tubuh manusia tetap dalam keadaan yang netral. Tidak terlalu asam (asidosis) maupun terlalu
basa (alkalosis).

16
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Gangguan keseimbangan asam-basa dipengaruhi oleh pengaturan keseimbangan.
Antara lain, sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem kardiovaskular,
gangguan fungsi susunan saraf pusat. Gangguan serius ditandai dengan pergeseran pH
menjauhi batas normal.
Definisi: Gangguan keseimbangan asam-basa dipengaruhi oleh pengaturan
keseimbangan. Antara lain, sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem
kardiovaskular, gangguan fungsi susunan saraf pusat.
Gangguan serius= ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas normal.

Terdapat 2 jenis gangguan asam-basa:


Gangguan asam-basa respiratorik
Definisi
: Ketidak seimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di
paru. Tanda: peningkatan/penurunan konsentrasi CO2.

Klasifikasi:
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik

A. Asidosis Respiratorik
 Definisi

terjadi akibat adanya retensi abnormal CO2 karena hipoventilasi.


CO2 yang keluar dari paru < normal. [CO2] meningkat = H+ meningkat = pH berkurang.

terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga pada
akhirnya tekanan CO2 meningkat (Hiperkapnia).
Penurunan ventilasi alveolar menyebabkan retensi CO2 yang akhirnya menyebabkan asidosis
respiratorik.

17
 Etiologi
- Penyakit paru
- Depresi pusat pernafasan oleh obat / penyakit, gangguan saraf / otot yang mengurang
kemampuan bernafas.
- Inhibisi pusat pernafasan
- Obat-obatan yang mengganggu pusat pernafasan, seperti sedatif, anastetikum.
- Penyakit neuromuskular
- Neurologik: polimielitis
- Muskular: hipokalemia
- Obstruksi jalan nafas
- Asma Bronkial
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Spasme laring
- Aspirasi
- Obstructive sleep apnea
- Kelainan resstriktif
- Penyakit pleura: efusi pleura, empiema, pneumotoraks, fibrotoraks.

18
- Kelainan dinding dada: kifoskoliosis, obesitas.
- Kelainan restriktif paru: fibrosis, pneumonia, edema paru.
- Overfeeding.
- Mechanical under ventilation.

 Manifestasi
- Sakit kepala
- Mengantuk yang berlebihan
- Penurunan kesadaran
- Koma

Gejala-gejala tersebut terjadi secara bertahap. Namun dapat terjadi secara mendadak bila
disebabkan oleh obat sedatif, infeksi paru yang berat, henti nafas akibat pemberian O2
dengan FiO2 yang tinggi pada penderita asidosis respiratorik kronik.

 Kompensasi

Dapar kimiawi segera menyerap kembali kelebihan H+


Ginjal sangat penting dalam tindakan kompensasi asidosis respiratorik. Organ ini menahan
semua HCO3- yang difiltrasi & menambahkan HCO3- baru ke plasma sambil secara
bersamaan menyekskresi H+.

 Tatalaksana

Pada dasarnya tatalaksana asidosis resporatorik adalah mengatasi penyakit dasarnya. Bila
terdapat hipoksemia = harus diberikan terapi O2.

B. Alkalosis Respiratorik
 Definisi

Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan kadar
CO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan peningkatan pH.

19
Alkalosis respiratorik terrjadi akibat kelebihan CO2 keluar dari tubuh akibat hiperventilasi.
Jika peningkatan ventilasi paru melebihi produksi CO2 menyebabkan CO2 yang keluar
terlalu banyak segingga [H+] menurun.

 Etiologi
- Rangsang hipoksemia
- Penyakit paru
- Penyakit jantung
- Penyakit jantung dengan edema paru
- Anemia gravis
- Adanya mekanisme fisiologi di tempat yang tinggi

: [CO2] yang rendah dalam darah menyebabkan arteri secara refleks merangsang ventilasi
untuk memperoleh lebih banyak O2 yang menyebabkan CO2 keluar dari tubuh dalam jumlah
yang terlalu besar dan secara tidak sengaja menyebabkan alkalosis.

- Kenaikan pH = penurunan [CO2] = [HCO3-] normal.

: Rangsangan ventilasi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan status O2, CO2, atau H+
dalam cairan tuhuh
: seperti demam, rasa cemas, keracunan aspirin.

 Manifestasi

Hiperventilasi menyebabkan eliminasi CO2 yang berlebihan sehingga menyebabkan alkalosis


respiratorik.
Vasokontriksi pembuluh darah otak dapat menyebabkan hipoksia otak dan hal ini merupakan
gejala yang sering terjadi pada hiperventilasi.

 Kompensasi

Sistem dapar kimiawi membebaskan H+ untuk mengurangi keparahan alkalosis.


Jika situasi ini berlanjut selama beberapa hari, ginjal melakukan kompensasi dengan menahan
H+, dan mengekskresikan lebih banyak HCO3-.

20
 Tatalaksana

Tatalaksana alkalosis respiratorik ditujukan terhadap kelainan primernya.


Alkalosis Respiratorik Oleh Hipoksemia: terapi O2 & memperbaiki penyebab gangguan
pertukaran gas.
Alkalosis Respiratorik Oleh Serangan Panik: menenangkan pasien

Gangguan asam-basa Metabolik


Definisi
pembentukan CO2 oleh asam fixed & asam organik yang menyebabkan peningkatan ion
bikarbinat di jaringan perifer / cairan ekstraseluler.

Klasifikasi
Asidosis Metabolik
Alkalosis Metabolik

A. Asidosis Metabolik
 Definisi

: Mencakup semua jenis asidosis selainnyang disebabkan oleh kelebihan CO2 di dalam cairan
tubuh.
: Selalu ditandai oleh penurunan [HCO3-] plasma sementara [CO2] normal.

: Penurunan kadar ion HCO3- diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri.

 Etiologi
- Pembentukan asam yang berlebihan, mengakibatkan penurunan pH.
- kadar [HCO3-] dalam tubuh.
- Adanya retensi ion hidrogen dalam tubuh.
- Jaringan tidak mampu mengupayakan ekskresi ion hidrogen melalui ginjal.

21
- Diare hebat, selama diare, HCO3- hilang dari tubuh & tidak ter-reabsorbsi. Karena
HCO3- menurun, ketersediaan HCO3- untuk menyangga H+ menurun sehingga H+
bebas dalam cairan tubuh meningkat.
- Diabetes Melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat ketidak mampuan sel
menggunakan glukosa karena kurangnya efek insulin yang menyebabkan peningkatan
pembentukan asam keto secara berlebihan. Penguraian asam-asam keto ini
meningkatkan [H+] plasma.
- Olahraga berat. Otot mengandalkan glikolisis anaerob saar olahraga berat yang
menyebabkan produksi asam laktat meningkat sehingga meningkatkan [H+] plasma.
- Asidosis uremik. Pada gagal ginjal (uremia) menyebabkan ginjal tidak dapat
menyingkirkan H+ sehingga H+ dari proses-proses metabolik menumpuk di cairan
tubuh. Ginjal juga tidak dapat menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk
menyangga asam yang normal, sehingga ginjal tidak dapat memulihkan pH ke
normal.

 Manifestasi

: Sangat tergantung pada penyebab & kecepatan perkembangan prosesnya.


- Tekanan darah nenurun.
- Penurunan aliran darah ke sirkulasi hepar & renal.
- Aritmia.
- Metabolisme otak menurun secara progresif.
- Pada pH < 7,1 akan mengalami: fatigue (rasa lelah), nyeri perut, nyeri tulang, mual,
muntah, sesak nafas (pernafasan kusmaull / pernafasan berat & dalam, timbul untuk
meningkatkan ekskresi O2).

Kompensasi
- Melalui mekanisme pernafasan & ginjal serta buffer kimiawi (kecuali pada kasus
asidosis uremik)
- Penyangga / buffer menyerap kelebihan H+
- Paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+
- Ginjal mengekskresikan lebih banyak H+ dan menahan lebih banyak HCO3-

22
 Tatalaksana

: Pada banyak kasus, pemberian bikarbonat menimbulkan banyak problem pada pasien
asidosis.
: Langkah koreksi asidosis metabolic =

- Tentukan berat / ringannya gangguan asidosis

Gangguan letal: terjadi bila pH < 7, kadar H+ = <100nmol/L.


Gangguan yang membutuhkan perhatian: terjadi bila pH darah 7,1-7,3 ; kadar H+ = 50-
80nmol/L.
- Tentukan anion gap (selisih jumlah anion dengan kation).
- Koreksi dilakukan hingga tercapai pH 7,2 / kadar ion HCO3- 12 mEq/L.

B. Alkalosis Metabolik
 Definisi

: Proses terjadinya peningkatan primer bikarbonag dalam arteri. Peningkatan ini


mengakibatkan rasio pCO2 & kadar HCO3- di arteri berubah.

: Penurunan [H+] plasma.


: Berkaitan dengan [HCO3-], pada keadaan tak berkompensasi tidak disertai dengan
perubahan [CO2].
: Berdampak pada sistem kardiovaskular & fungsi metabolik.

 Etiologi
- Terbuangnya ion H+ tanpa disertai dengan berkurangnya HCO3- melalui saluran
cerna / ginjal & berpindahnya ion H+ masuk kedalam sel.
- Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh.
- Pemberian bikarbonat berlebihan.
- Muntah. Pengeluaran abnormal H+ dari tubuh akibat hilangnya getah lambung yang
asam. HCL di eksresi ke lumen lambung selama pencernaan. Selama sekresi, HCO3-
ditambahkan ke plasma. Ion HCO3- dinetralkan oleh H+. Asam yang keluar lewat

23
muntah menyebabkan penurunan [H+] dan meningkatkan [HCO3-] di plasma.
Peningkatan [HCO3-] terjadi karena kurangnya [H+] yang menetralkan.
 Kompensasi
- Sistem dapar kimiawi segera membebaskan H+
- Ventilasi berkurang menyebabkan CO2 penghasil H+ tertahan di cairan tubuh.
- Jika keadaan menetap dalam beberapa hari, ginjal akan menahan H+ dan
mengekskresikan kelebihan HCO3- dari urin. (Sherwood)

 Tatalaksana

: Koreksi alkalosis bertujuan untuk meningkatkan tekanan O2.


Letal: terjadi bila pH darah > 7,7.
Bila penyebab alkalosis metabolik adalah hipokalemia, lakukanlah koreksi kalium plasma.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
 Buku Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolif Dan Asam-Basa FKUI Edisi ke-3
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
5a1f9a2d9b46df3dbcb67e6d3b70f19b.pdf
 Home,Mima M. 2001.Keseimbangan cairan,elektrolit,dan asam basa edisi 2.Jakarta:
EGC.
 Ditjen Yankes. Pemeriksaan Analisa Gas Darah. http://www.yankes.kemkes.go.id/read-
pemeriksaan-analisa-gas-darah-5708.html

25

Anda mungkin juga menyukai