Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Garut


Kelas / Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Pokok Materi : Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno
Pertemuan ke- :1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 180 menit )

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya
1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli, santun, cinta
damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3.1 Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat
Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha untuk menentukan faktor
yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu dan masa
kini.

3.1.1 Menjelaskan sistem pemerintahan di kerajaan-kerajaan Sriwijaya dan Mataram


Kuno
3.1.2 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi di Kerajaan Sriwijaya dan Mataram
Kuno
3.1.3 Menganalisis kehidupan budaya ( agama dan pendidikan) di Kerajaan Sriwijaya
dan Mataram Kuno
3.1.4 Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno
3.1.5 Menunjukkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno bidang
pemerinatahan, sosial, ekonomi dan budaya terhadap kehidupan masa kini.

4.1 Menyajikan warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan


masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, dalam bentuk tulisan
dan media lain.
Indikator :
4.1.1 Mampu menyajikan tentang warisan sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-
Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini,
dalam bentuk tulisan dan media lain.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pemerintahan di kerajaan-kerajaan
Sriwijaya dan Mataram Kuno
2. Melalui diskusi siswa dapat menganalisis keadaan social dan ekonomi di Kerajaan
Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno.
3. Dengan diskusi siswa dapat menganalisis kehidupan kebudayaan ( agama dan
pendidikan ) di Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno.
4. Melalui pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hasil kebudayaan Sriwijaya
dan Mataram Kuno
5. Melalui tayangan atau gambar siswa dapat menunjukkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya
dan Mataram kuno terhadap kehidupan masa kini.
6. Melalui penugasan siswa dapat menyajikan tentang sistem pemerintahan, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar
Hindu-Buddha yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini,
dalam bentuk tulisan dan media lain.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta :
1.Arsitektur Candi
2.Isi Prasasti di Kerajaan Mataram Kuno
Konsep: ( abstrak yg dijelaskan)
1.Kerajaan Sriwijaya
2.Kerajaan Mataram Kuno
Prinsip :
1.Sistem Pemerintahan
2.Sistem ekonomi
Prosedur :
1. Proses pergantian raja
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific learning
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 20 menit
 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar serta kerapian berpakaian
 Menanyakan kehadiran siswa ( absensi )
 Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
 Menyampaikan topik pembelajaran hari ini
tentang“Kerajaan Sriwijaya dan Mataram”
 Menyampaikan tujuan pembelajaranhari ini melalui
power point
Inti Mengamati 110
 Menayangkan gambar Candi Muara Takus dan Candi
Borobudur melalui tayangan gambar
 Siswa mengamati gambar dan membaca buku paket
maupun pelengkap.
 (Disajikan tayangan yg mengandung persoalan )
Menanya
 Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
akan dibahas sesuai dengan tayangan gambar.
Mengumpulkan informasi
 Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 5-6 orang.
 Masing-masing kelompok diminta untuk mencari
informasi materi dengan membaca buku siswa/mencari di
internet tentang kedatangan Islam ke Nusantara.
Mengasosiasikan
 Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk
mendiskusikan materi tentang kedatangan Islam ke
Nusantara.
Kelompok I : Sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya
dan Mataram Kuno
Kelompok II : Kondisi sosial dan ekonomi kerajaan
Sriwijaya dan Mataram Kuno
Kelompok III : Kondisi budaya ( agama dan pendidikan)
Kelompok IV : Hasil-hasil kebudayaan
Kelompok V : Pengaruh Sriwjaya dan Mataram Kuno
terhadap perdagangan terhadap masa kini.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
 Setiap peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya.
 Peserta didik membuat laporan hasil diskusi
kelompoknya.
mengkomunikasikan
 Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
 Kelompok lain memberikan saran, masukan dan kritik
kepada kelompok yang sedang maju ke depan.
 Siswa dari kelompok satu dengan yang lain
menyimpulkan hasil diskusi dan membuat ringkasan
mengenai kondisi politik, ekonomi, sosial, dan hasil
peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Penutup  Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru 40 me
menyimpulkan materi yang telah dibahas nit
 Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
 Guru memberi tugas kepadasiswa untuk membuat karya
tulis tentang peninggalan budaya kerajaan Sriwijaya dan
Mataram Kuno.
 Mengucapkan salam

G. PENILAIAN, REMEDIAL DAN PENGAYAAN


PENILAIAN

 Tehnik Penilaian : Test dan Non tes


 Bentuk : Tes Lisan dan Instrumen
SOAL URAIAN :
1. Jelaskan tentang pemerintahan kerajaan Sriwijaya !
2. Jelaskan Sistem ekonomi Kerajaan Mataram Kuno!
3. Bedakan Sistem sosial budaya Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram Kuno.!
4. Sebutkan hasil-hasil budaya Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Mataram kuno!
5. Jelaskan upaya Kerajaan Sriwijaya untuk menjamin pengaruh perdagangan dan kekuasaan di
Asia Tenggara !

Kunci Jawaban :

1. Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam
lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra
mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya)
2. Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat Mataram terletak di
pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat
Mataram. Di samping itu, penduduk di desa (disebut wanua) memelihara ternak seperti
kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang dan
menjadi pengrajin.
3. Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan
agama Buddha, masyarakatnya tetap hdup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan
ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang
sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi karena sikap
toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging turut juga dalam pembangunan
tersebut. Sedangkan Menurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan
tinggal di Sriwijaya (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar
yang bernama Dharmapala. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di luar
India. Tetapi walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak banyak
peninggalan purbakala seperti candi-candi atau arca-arca sebaga tanda kebesaran Kerajaan
Sriwijaya dalam bidang kebudayaan.
4. Kerajaan Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di
Sumatera. Sangat berbeda dengan Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah saat kepemimpinan
wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi Kalasan, Candi
Sewu, dan Borobudur. Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara
lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal. Akan tetapi tidak seperti candi
periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.
5. Upaya Sriwijaya untuk menjamin pengaruh perdagangan bahari di Asia Tenggara
berjalan seiring dengan perluasan Sriwijaya sebagai sebuah kemaharajaan bahari atau
thalasokrasi. Dengan menaklukkan bandar pelabuhan negara tetangga yang berpotensi
sebagai pesaingnya, Sriwijaya secara otomatis juga melebarkan pengaruh dan wilayah
kekuasaannya di berbagai kawasan. Sebagai kemaharajaan bahari, pengaruh Sriwijaya
jarang masuk hingga jauh di wilayah pedalaman. Sriwijaya kebanyakan menerapkan
kedaulatannya di kawasan pesisir pantai dan kawasan sungai besar yang dapat
dijangkau armada perahu angkatan lautnya di wilayah Nusantara.
6.
Pedoman penskoran
Nomor Soal Skore
1 6
2 5
3 5
4 4
5 5
Total 25
RUMUS NILAI :

NILAI = . Jumlah skor x4


Jumlah skor maksimal
Kriteria penilaian
No. SKOR Nilai
1 3,66˂skor≤4,00 A
2 3,33˂skor≤3,66 A-
3 3,00˂skor≤3,33 B+
4 2,66˂skor≤3,00 B
5 2,33˂skor≤2,66 B-
6 2,00˂skor≤2,33 C+
7 1,66˂skor≤2,00 C
8 1,33˂skor≤1,66 C-
9 1,00˂skor≤1,33 D+
10 0.00˂skor˂1,00 D

PROGRAM REMEDIAL

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


1.    Cara yang dapat ditempuh
a. Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum atau
mengalami kesulitan dalam penguasaan KD atau indikator tertentu.
b. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, yang sifatnya
penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular.
      Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui:
a. Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu
b. Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar, model, skema,
memberikan rangkuman yang sederhana, dll.)
c. Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
2.    Materi dan waktu pelaksanaan program remedial
a. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator  yang belum tuntas.
b. Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti  tes/ulangan KD tertentu atau sejumlah
KD dalam  satu kesatuan
Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran  remedial:
 Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial maksimal 20%.
 Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik
yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang diakhiri
dengan tes individual (tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.

Nomor
Indikator Bentuk
Nilai Soal yang Nilai
Nama yang Pelaksanaan
No. Tes dikerjakan Tes Ket.
Siswa tidak Pembelajaran
Awal dalam Tes  Rem
dikuasai Remidial
Remidial
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan :

 Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat
kesukaran berbeda-beda
        Misalnya     :    Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2
                               Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4
 Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau tidak
tuntasnya  dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah nilai batas
ketuntasan.

PROGRAM PENGAYAAN

Siswa yang tidak terkena program Remedial /perbaikan diberikan Program Pengayaan
Cara yang dapat ditempuh:
a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi
KD/indikator tertentu
b. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dll.
c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan
d. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan.
Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan
a. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator  yang dipelajari ,
bisa berupa penguatan materi yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi
b. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah:
 Setelah mengikuti tes/ulangan  KD tertentu  atau  kesatuan KD tertentu, dan  atau
 Pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman
lainnya maka dilayani dengan program pengayaan
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran,  kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya
dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik yang lain

Bentuk
No. Nama Siswa Nilai Ulangan
Pengayaan
1.
2.
3.
dst

H. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Sumber belajar :
- Samsul Farid.(2014). SEJARAH untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial.Bandung: Bandung: Yrama Widya
- Buku sejarah yang relevan
- Internet
Alat : LCD, Slide power point, Lembar Soal dan Lembar observasi, Lembar instrumen
tugas
Media : Power Point dan film
Garut, Agustus 2016
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 16 Garut Guru Mata Pelajaran

Drs. Usep Saptono, M.M Dadi Rusyandi, S.Pd


NIP. 196001231987031008 NIP. -
LAMPIRAN 1 :

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR

A. Kompetensi Dasar : 3.1. Menganalisis sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan


kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha
yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
B. Indikator Pencapaian kompetensi: . Mampu menyajikan tentang budaya zaman Kerajaan
Buddha yang ada di sekitar lingkungan terdekatnya dalam bentuk tulisan.
C. Jenis tugas : Individu
D. Tanggal Pemberian tugas : .....
E. Waktu Pelaksanan : satu minggu
F. Batas Waktu Pengumpulan : pertemuan minggu depan
G. Deskripsi tugas:
1.

NO INDIKATOR Nilai Nilai Keterangan


Kualitatif Kuantitatif
1. Pengantar disajikan dengan
bahasa yang baik
2. Isi menunjukkan maksud dari
apa yang diminta
3 Kemampuan menjabarkan
alasan
4 Penutup memberikan
kesimpulan akhir
5 Kerapian tulisan
Nilai rata-rata

KETERANGAN
NILAI KUALITATIF NILAI KUANTITATIF
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
LAMPIRAN 2. PEDOMAN PENILAIAN KETRAMPILAN

NO NAMA SISWA Mena Menjawab Ketepata Mengasos Mengkom Jumlah


nya pertanyaan njawaban ias unikasikan Skore

Keterangan:
Skalapenilaiansikapdibuatdenganrentangantara 1 s.d 5.
1. = sangatkurang;
2. = kurangkonsisten;
3. = mulaikonsisten;
4. = konsisten; dan
5. = selalu konsisten.

RUMUS NILAI :

NILAI = (perolehan skor : Jumlah skor ) x 4


LAMPIRAN 2. PEDOMAN PENILAIAN SIKAP

Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :


Indikator Sikap

Menghargai
No Nama Siswa

Keberanian

Jumlahskor
Percayadiri

Kerja sama

Kerjakeras
Disiplin
Sopan

Teliti

Jujur
1
2
3
4
5
6
7
8

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1. = sangatkurang;
2. = kurangkonsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten; dan
5. = selalu konsisten.

RUMUS NILAI :

NILAI = (Perolehan skor : jumlah skor) x 4


LAMPIRAN 3 :

KERAJAAN SRIWIJAYA (644,645M)

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim dan


melayu kuno yang berkembang di Sumatra yang
merupakan perkembangan lanjutan dari kerajaan-
kerajaan yang lebih kecil di Sumatra Selatan yang berdiri
pada abad ke-7. Dalam bahasa Sansekerta, Sri artinya
`bercahaya`, sedangkan wijaya artinya `kemenangan`.
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama.
Kaum Tionghoa menyebutnya San Fo Si atau San Fo
Qi. Di dalam bahasa Sansekerta disebut Yavadesh,
dalam bahasa Pali disebut Javadesh. Orang Arab menyebutnya Zabag sedangkan orang
Khmer menyebutnya Melayu.
a. Lokasi Kerajaan
Terletak di Sumatra Selatan, yaitu tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar kota
Palembang sekarang.

b. Sumber Sejarah
Sumber Prasasti :
 Prasasti Kedukan Bukit ==>> ditemukan di Kedukan Bukit, di tepi sungai Talang dekat
Palembang, berangka tahun 605 Saka atau 683 M.
Isi : perjalanan suci (Sidayatra) Dapunta Hyang berangkat dari Minangatamwan dengan
membawa tentara sebanyak 20.000 orang yang kemudian melakukan Maruatwanua. Dari
perjalanan tersebut berhasil menaklukkan beberapa daerah.
 Prasasti Talang Tuo ==>> Ditemukan di sebelah barat kota Palembang berangka tahun
606 Saka / 684 M.
Isi : pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk dan terdapat doa-doa
yang bersifat Budha Mahayana.

 Prasasti Telaga Batu ==>Ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang berangka tahun 683
M.
Isi : kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap raja Sriwijaya dan
melakukan kejahatan.

 Prasasti Kota Kapur ==>> Ditemukan di Kota Kapur pulau Bangka berangka tahun 608
Saka atau 686 M.
Isi : Sriwijaya berusaha untuk menaklukkan Bumi Jawa yang tidak setia kepada
kerajaan Sriwijaya.

 Prasasti Karang Berahi ==>> (686 M) Ditemukan di Jambi


Isi : penguasaan Sriwijaya atas daerah Jambi (tempat ditemukan prasasti ini).

 Prasasti Palas Pasemah ==>> Ditemukan di Lampung Selatan tidak berangka tahun.
Sumber Berita Asing :
 Berita Cina ==>> Diperoleh dari I-Tshing seorang pendeta Cina yang sering datang ke
Sriwijaya sejak tahun 672 M. Menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang
pendeta yang menguasai agama seperti di India dan di samping itu juga. Berita dari dinasti
Sung yang menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun 971 - 992 M.
orang Cina menyebut Sriwijaya dengan sebutan San-Fo-Tsi dan Che-Li-Fo-Che.

 Berita Arab ==>> Banyak orang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Sriwijaya.
Sehingga banyak juga bermunculan perkampungan-perkampungan Arab. Orang-orang
Arab menyebut Sriwijaya dengan nama Zabaq, Sabay atau Sribusa.
 Berita India ==>> Kerajaan Sriwijaya sudah menjalin hubungan dengan raja-raja dari
kerajaan India, seperti kerajaan Nalanda dan kerajaan Cholamandala.
 Prasasti Nalanda
Isi : Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa Paladewa berkenaan membebaskan 5 buah
desa dari pajak. Sebagai gantinya kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari
kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di kerajaan Nalanda. Raja sriwijaya bernam
Balaputradewa dari dinasti Syailedra di Jawa Tengah yang terusir akibat kekalahannya
melawan kakanya sendiri (Pramodawardani)

 Prasasti Ligor (775 M)


Isi : penguasaan wilayah Kra/tanah Genting Malaya dengan tujuan untuk mengawasi
pelayaran dan perdangangan di selat Malaka.
c. Kehidupan Politik
Sriwijaya merupakan kerajaan maritime (Sarwajala). Beberapa factor yang mendorong
munculnya Sriwijaya sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara.
 Palembang terletak di muara sungai Musi, sedangkan didepannya terletak pulau-pulau
pelindung pelabuhan.
 Letaknya strategis di tepi jalan dagang nasinal dan internasional.
 Runtuhnya kerajaan Funan.
 Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat.
Tiga syarat utama menjadi raja Sriwijaya :
1. Samraj ( Berdaulat atas rakyatnya )
2. Indratvam ( Memerintah seperti dewa Indra yang selalu memberikan kesejahteraan
bagi rakyatnya )
3. Ekachatta ( Mampu melindungi seluruh rakyatnya )
Daftar silsilah para raja kerajaan Sriwijaya :
1. Dapunta Hyang Sri jayanegara ( Prasasti Kedukan Bukit 683 M, prasasti Talang Tuo
684 M )
2. Cri Indrawarman ( Berita China 724 M )
3. Rudra Wikrama ( Berita China 728 M )
4. Wishnu ( Prasasti Ligor 775 M )
5. Maharaja ( Berita Arab 851 M)
6. Balaputra Dewa ( Prasasti Nalanda 860 M )
7. Cri Udayadityawarman ( Berita China 960 M )
8. Cri Udayaditya ( Berita China 962 M )
9. Cri Cudamaniwarmadewa ( Berita China, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M )
10. Maraviyatunggawarman ( Prasasti Leiden, 1044 M )
11. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman ( Prasasti Chola, 1004 M )

Raja-raja yang berhasil diketahui keadaan masa pemerintahannya adala sebagai


berikut :
1. Raja Dapunta Hyang
Berhasil memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah Jambi ( Prasasti Kedukan
Bukit ), Tulang Bawang ( Prasasti Pala Pasembah ), Kedah ( Berita I-Tsing ), P
Bangka ( Prasasti Ligor ) Kra ( Prasasti Ligor ).
Bercita-cita menjadikan sriwijaya sebagai kerajaan Maritim.

2. Raja Balaputra Dewa


 Menggantikan raja Dharma sentru ( kakak dan ibu raja Balaputra Dewa ) yang tidak
memiliki keturunan.
 Sriwijaya mengalami masa kejayaan dan berkembang sangat pesat.
 Meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan.
 Menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan diluar Indonesia ( Nalanda dan Chola )
 Sriwijaya meenjadi pusat prdagangan dan penyebaran agama Budha di Asia
Tenggara.

3. Raja Sanggrama Wiyattinggawarman


 Sriwijaya menghadapi ancaman dari kerajaan Chola ( India ) yang berhasil menguasai
Sriwijaya pada masa raja Rajendra Chola.
 Raja Sanggrama Wiyattunggawarman berhasil ditawan dan dibebaskan oleh Raja
kulottungga I ( pengganti Rajendra Chola ).

Sriwijaya pada mulanya tidak berada di Palembang, tetapi mungkin di Minanga Tamwan
yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dengan sungai Kampar kiri. Karena
keberhasilannya menguasai Palembang dan sekitarnya dan daerah ini dianggap lebih
menguntungkan dan strategis. Maka pusat kerajaan dipindahkan dari Minanga Tamwan ke
Palembang.

Pada abad ke 10 Sriwijaya mengalami kemunduran yang disebabkan oleh:


a. Banyak daerah yang melepaskan diri ( menunjukkan lemahnya pertahanan Sriwijaya ).
b. Terjadi beberapa serangan atas sriwijaya antara lain : dari Teguh Darmangsa (992),
kerajaan Chola Mandala atas Semenanjung Melayu (1017), pusat kerajaan (1023) dan
(1030), kerajaan singosari ( Kertanegara ) dan terakhir serangan dari Majapahit (1477).

d. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya


Penguasaan daerah pertama kali adalah Palembang, kemudian ibukota Sriwijaya dipindah
dari Muara Takus ke Palembang. Dari sini Sriwijaya dengan mudah dapat menaklukan
daerah-daerah di sekitarnya. Hingga dapat pula menguasai jalur perdagangan Selat Sunda,
Selat Bangka, Selat Malaka dan Laut Jawa bagian barat.
e. Hubungan Luar Negeri
Kerajaan Sriwijaya dalam masa pemerintahannya telah menjalin kerjasama dengan
kerajaan-kerajaan lain yang berada di luar wilayah Indonesia. Kerajaan Sriwijaya dengan
kerajaan Nalanda di Benggala dibuktikan dengan adanya Prasasti Nalanda 860 M dan juga
Kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan Cholamandala di Pantai Timur India Selatan.

f. Kehidupan Masyarakat
Taraf kehidupan masyarakat kerajaan Sriwijaya semakin meningkat ketika pemerintahan
Raja Balaputra Dewa. Melalui jalinan hubungan yang baik antara kerajaan-kerajaan
sekitar. Seperti yang disebutkan dalam prasasti Nalanda.

g. Kehidupan Ekonomi
Sriwijaya terletak di tengah-tengah pelayaran perdagangan antara India dan Cina, sehingga
membuat Sriwijaya menjadi transito dan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia
Tenggara. Terutama setelah dikuasainya Selat Malaka oleh kerajaan Sriwijaya.

h. Kehidupan Budaya
Kerajaan Sriwijaya dalam perjalanannya tidak memiliki peninggalan-peninggalan yang
memberikan identitas kebudayaannya contohnya adalah benda-benda peninggalan yang
terdapat di Bumah Bari.

i. Kehidupan Agama
Agama yang dianut oleh kerajaan Sriwijaya adalah agama Budha Mahayana. Dimana
diceritakan di dalam berita Cina dan berita India, dimana kerajaan Sriwijaya dijadikan
tempat belajar agama Budha dengan guru agama Budhanya yang bernama Dharmapala
dan Sakyakirti.

j. Mundurnya Kerajaan Sriwijaya


Kemunduran kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh faktor politis dan faktor ekonomi.
Faktor Politis :
 Munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga ingin menguasai dunia perdagangan
membuat Sriwijaya terdesak contohnya adalah kerajaan Syam dan Cola Mandala.
 Adanya serangan dari kerajaan-kerajaan di sekitar Sriwijaya
 Serangan pertama dari Raja Dharmawangsa dari Medang, Jatim tahun 990 M. pada waktu
itu raja Sriwijaya adalah Sri Sudarmaniwarmadewa. Walaupun serangan tersebut gagal
tetapi dapat melemahkan Sriwijaya.
 Serangan berikutnya datang dari kerajaan Colamandala (India Selatan) yang terjadi pada
masa pemerintahan Sri Sangramawijayatunggawarman pada tahun 1023 dan diulang
lagi tahun 1030 dan raja Sriwijaya ditawan.
 Tahun 1068 Raja Wirarajendra dari Colamandala kembali menyerang Sriwijaya tetapi
Sriwijaya tidak runtuh bahkan pada abad 13 Sriwijaya diberitakan muncul kembali dan
cukup kuat.
 Ekspedisi Pamalayu dari kerajaan Singosari.
 Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada tahun 1477 ketika Majapahit mengirimkan tentaranya
untuk menaklukan Sumatra termasuk Sriwijaya.
 Adanya perkembangan kerajaan Islam.
 Banyaknya daerah kekuasaan yang melepaskan diri.
KERAJAAN MATARAM (717-929M)

Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya


a. Sumber Sejarah
o Prasasti Canggal ==>> terdapat candra sangkala sruti indra rasa (654S) yang ditemukan
di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka Tahun 732 M dalam bentuk
Candrasangkala. Isi dari prasasti tersebut menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang
Syiwa) yang merupakan agama Hindu beraliran Siwa di desa Kunjarakunja oleh Raja
Sanna yang kemudian digantikan oleh anak saudara perperempuanya Sanaha yang
bernama Sanjaya.
 Prasasti Mantyasih atau Balitung ==>> ditemukan di desa Kedu, berangka tahun 907 M.
Menceritakan mengenai pemberian hadiah tanah kepada lima orang patihnya di Metyasih,
karena telah berjasa besar terhadap Kerajaan serta memuat nama para raja-raja Mataram
Kuno serta Sanjaya sebagai raja pertama.
 Kitab Carita Parahyangan ==>> Menceritakan tentang hal-ikhwal silsilah raja-raja
Sanjaya. Bahwa sanjaya adalah anak Sanaha saudara perempuan Sanna seorang raja Jawa.

b. Kehidupan Politik

Silsilah raja-raja dari Dinasti Sanjaya :


1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Diah Balitung
10. Sri Maharaja Rakai Daksottama
11. Sri Maharaja Dyah Tulodhong
12. Sri Maharaja Dyah Wawa
13. Mpu Sindok (Jatim)

c. Kehidupan Sosial
Hubungan antara kerajaan Mataram dinasti Sanjaya ini sangat erat dengan desa-desa di
bawah pemerintahannya. Meskipun terdapat antara keadaan keraton dengan desa, tetapi
rakyat tidak merasa diasingkan dari kalangan keraton. Sudah terdapat pembagian tugas dan
administrasi kerajaan yang jelas. Peraturan-peraturan dan hukum yang dibuat oleh kerajaan
harus ditaati oleh penduduk desa dan juga warga kerajaan. Karena untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan bersama.

d. Kehidupan Ekonomi
Pada masa pemerintahan Kayuwangi dikembangan usaha-usaha untuk memajukan
pertanian. Lalu pada masa Raja Balitung kehidupan perekonomian mulai dikembangkan,
membangun pusat-pusat perdagangan. Disebutkan di dalam prasasti Purworejo dan prasasti
Wonogiri diceritakan mengenai desa-desa yang telah dibebaskan dari beban pajak dengan
syarat desa tersebut mampu menjamin kelancaran transportasi melalui sungai.

e. Kehidupan Budaya
Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa Tengah bagian
utara. Candi-candi yang dibangun pada masa dinasti Sanjaya adalah candi di dataran tinggi
Dieng. Kemudian pada masa kekuasaan Rakai Pikatan dibangun candi-candi Hindu yang
lebih besar sprti Cndi Prambanan, Cndi Sambisari, Cndi Ratu Boko, dan Cndi Gdong
Songo.

 Dinasti Syailendra
a. Sumber Sejarah
 Prasasti Kalasan ==>> Berangka tahun 778 M, menceritakan tentang pendirian Candi
Kalasan oleh Rakai Panagkaran atas permintaan keluarga Syailendra serta sebagai
penghadiahan desa Kalasan untuk umat Budha.
 Prasasti Klurak ==>> Berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan. Menyebutkan tentang
pembuatan Arca Manjusri yang merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu dan Sanggha.
Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yang berkuasa saat itu yang bernama Raja Indra.
 Prasasti Ratu Boko ==>> Berangka tahun 865 M menyebutkan tentang kekalahan Raja
Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pradhowardhani yang dibantu
Rakai Pikatan dan melarikan diri ke Palembang dan berlindung di sana.
 Prasasti Sojomerto ==>> Berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno
di desa Sojomerto, Kabupaten Pekalongan. Menjelaskan bahwa Dapunta Syailendra adalah
penganut agamat Siwa.

b. Kehidupan Politik
Silsilah raja-raja Dinasti Syailendra :
1. Raja Bhanu
2. Wisnu
3. Indra
4. Samaratungga
5. Pramodhawardhani
6. Balaputera Dewa

Ada yang berpendapat bahwa penguasa Mataram Kuno merupakan satu dinasti yaitu dinasti
sanjaya berada di bawah dinasti Syailendra yang menyatakan bahwa gelar Rakai
merupakan gelar bagi penguasa daerah sehingga pada awalnya didominasi Syailendra, baru
setelah terjadi perkawinan politik antara Rakai Pikatan dan Pramudyawardani yang
menyingkirkan Balaputra Dewa ke Sriwijaya dominasi beralih ke dinasti Sanjaya
(pendapat ini didasari oleh prasasti Ratu Boko dan Prasasti Kalasan). Berikut adalah
sisilah kekuasaan Satu dinasti :
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Syailendra

Sri Maharaja Rakai Panangkaran Bhanu

Sri Maharaja Rakai Panunggalan Wisnu

Sri Maharaja Rakai Warak Indra

Sri Maharaja Rakai Garung Samaratungga CB


CP
Sri Maharaja Rakai Pikatan Pramudyawardani Balaputra dewa
(Berpindah ke Palembang-sriwijaya)

Sri Maharaja Rakai Kayuwangi

Sri Maharaja Rakai Watuhumalang


Sri Maharaja Rakai Watukura Diah Balitung
Sri Maharaja Rakai Daksottama
Sri Maharaja Dyah Tulodhong
Sri Maharaja Dyah Wawa
Mpu Sindok (Jatim)

Setelah terjadi pernikahan antara Rakai Pikatan dan Pramudyawardani maka dapat dikatan
kekuasaan mataram beralih dari dinasti Sylendra ke dinasti Sanjaya, sedangkan saudara
pramudyawardani yaitu Balaputra Dewa melarikan diri ke Sriwijaya dan menjadi raja di
Sriwijaya, sehingga kekuasaan Mataram selalu merasa terancam oleh keberadaan
Sriwijaya. Setelah Mataram dipegang oleh Mpu Sindok kerajaan dipindah ke Jawa Timur
sekaligus menjadi cikal bakal berdirnya kerajaan besar di jawa timur, alasan pemindahan
mataram ke jawa timur adalah terjadinya bencana alam gunung merapi meletus, adanya
sungai brantas sebagai sarana transportasi, daerah Jawatimur yang subur dan adanya
ancaman dari Sriwijaya.
c. Kehidupan Sosial
Kehidupan social kerajaan Syailendra ini dapat dilihat dalam bentuk peninggalan candi,
dimana para ahli menafsirkan bahwa kehidupan social kerajaan Syailendra sudah teratur.
Rakyat secara gotong-royong menyelesaikan pembuatan candi-candi.

d. Kehidupan Budaya
Dinasti Syailendra ini banyak meninggalkan candi-candi megah dan memiliki arti yang
sangat besar nilainya. Candi-candi yang sangat terkenal antara lain Candi Mendut, Candi
Pawon, Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Sari dan Candi Sewu.
LAMPIRAN 4 :
1. Penilaian Diri
Pedoman Penilaian Diri Sikap Spiritual

Mata Pelajaran : ...................................................................

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan


pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat


mempelajari sejarah

6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya

Petunjuk:

Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor
sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

2. Instrumen Penilaian Sikap Spiritual

Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual


Nama Sekolah :..........
Mata Pelajaran :.........
Semester/ tahun pelajaran :..........
Kelas :..........

Indikator pengamatan
No Nama Peserta Didik Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6
Skor akhir
1
2
Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual
3
4
Mata Pelajaran : ...................................................................
5
Nama Peserta Didik : ....................................................................
6
Kelas 7 : ....................................................................
8
Tanggal
9 Pengamatan : ....................................................................
10 Skor
No Aspek Pengamatan
Kisi-kisi indicator sikap spiritual: berdoa sebelum dan sesudah kegiatan 1 2 3 4
pembelajaran
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
1.          Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.        Kadang-kadang
2 berdoarasa
Mengucapkan dengan
syukursungguh-sungguh
atas karunia Tuhan
3.         Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
3
4.        Selalu Memberi
berdoa dengansalam sebelum dan sesudah menyampaikan
sungguh-sungguh
pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. 5 Mengucapkan rasa syukur
Merasakan atasdankarena
keberadaan Tuhan
kebesaran Tuhan saat mempelajari
3. Memberisalam
sejarahsebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat
6. kebesaranMenjalankan
tuhan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
5. Merasakan keberadaan dan kebesaranTuhan saat mempelajari Sejarah
6. Melaksanakan kegiatanJumlahibadahSkor
yang dianut
CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya
Petunjuk penskoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Petunjuk:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4
Lembaran
Baik diisi oleh guru untuk menilai sikap
: apabila spiritual peserta
memperoleh skor didik.
3 Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai
sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Cukup : apabila memperoleh skor 2
Kurang : apabilasesuai
4 = selalu, apabila selalu melakukan memperoleh
pernyataan skor 1

3 = sering,
Skor apabila seringxmelakukan
diperoleh 4 = Nilaisesuai
akhirpernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
Skor maximal apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
2 = kadang-kadang,

1 = 3.
tidakPenilaian Teman
pernah, apabila tidak Sejawat
pernah melakukan

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Anda mungkin juga menyukai