Oleh: Nur Ashari Kader PMII Komisariat Walisongo IAIN Purwokerto
Strategi, Pendampingan, dan Kader
Dalam sebuah aktivitas pendampingan kepada kader, keefektifan sangat diperlukan guna memaksimalkan hasil. Keefektifan inilah tujuan dari adanya strategi yang disiapkan sebelumnya. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "The Art Of The General" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Strategi ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(- bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Sedangkan menurut Glueck dan Jauch, p.9, 1989 bahwa : “Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”. Selanjutnya, dalam KBBI Pendampingan sendiri adalah proses, cara, perbuatan mendampingi atau mendampingkan; pendampingan merupakan istilah baru yang muncul sekitar 90-an, sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah pembinaan. Sedangkan kader dalam KBBI diartikan sebagai orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Strategi Pendampingan Kader adalah cara atau proses yang dilakukan oleh atasan dalam hal ini pengurus PMII dalam mengarahkan, menuntun dan mengajak anggota dan kader demi tercapainya tujuan PMII yang termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV Pasal 4 yaitu : “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, Berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Strategi Pendampingan Kader PMII
Pembinaan dan pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal, informal maupun Nonformal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, terpadu, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu kepribadian yang seimbang dan utuh, baik jasmaniah maupun rohaniah. Pembinaan dan pengembangan diarahkan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta membentuk sikap mental spiritual berakhlakul-karimah sesuai dengan bakat dan minat serta kemamuan sebagai bekal untuk selanjutnya, atas parakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangan dirinya, sesamanya maupun lingkungan ke arah tercapainya tingkat letaqwaan yang tinggi serta harkat, martabat dan kualitas pribadi yang optimal. Dari bekal yang dicapai melalui pembinaan dan pengembangan tersebut merupakan jaminan gerak sistem perjuangan PMII dalm mencapai cita-citanya. Renstra pengembangan dan perjuangan PMII, baik secara individu maupun secara organisatoris memerlukan kondisi dan suasana lingkungan yang sehat. Kondisi dan suasana lingkungan yang sehat tersebut dimaksudkan untuk menumbukan kreatifitas mahasiswa dalam kemajuan dan kemodernan bangsa sekaligus mata rantai persambungan kepemimpinan bangsa. Kondisi dan suasana yang sehat dalam mencapai sasaran tersebut, mutlak bermuatan kesetaraan atau egaliter, saling percaya, menghargai, jujur dan adil, terbuka, bebas dan bertanggung jawab, menjamin pemberlanjutan ekologis serta terbangunnya hubungan pergaulan budaya yang dewasa dalam konteks bermasyarakat berbangsa dan bernegara. PMII dengan jenjang kaderisasinya mengusung gagasan besar dalam meningkatkan kapabilitas kader. Itu artyiny, PMII tidak hanya membahas bagaimana output yang nanti dihasilkan namun juga menyentuh bagaimana out cam kader setelahnya. Misalnya usai MAPABA, budaya dari PMII adalah melakukan follow up selama 6 bulan dengan dampingan instrukur. Kalo belum enam bulan, kader tersebut juga tidak diizinkan untuk melanjutkan jenjang berikutnya. Itu artinya, PMII masih komitmen dalam membangun dan mencetak SDM-SDM baru.