Daffa Gusti Artha Adiputra1, Kevin Villery Dozan2, Dr.AghastyaWiyoso3, Augustina Ika Widyani4
1,2,3,4
Prodi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Tarumanagara, Jakarta
Abstrak — Setalah lebih dari 1 tahun masa pandemi COVID-19, terjadi perubahan yang massif dalam kehidupan meliputi
berbagai aspek termasuk aspek pendidikan diNegara ini. Pendidikan yang semula dilakukan tatap muka berubah menjadi
wfh(work from home) atau Daring di rumah masing masing. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu kesiapan rumah
sebagai tempat bekerja belajar mengajar. Tidak semua pelaku wfh sudah menyiapkan rumah nya. Kesiapan wfh salah
satunya yaitu Desain Furnitre yang digunakan. Dalam penelitian ini kami meneliti subjek dengan objek furniture yang
digunakan saat wfh.Hasilnya tidak semua pelaku wfh sudah menyiapkan rumah untuk kerja dan Desain furniture yang
digunakan masih kurang tepat. Kami memberikan Desain Furniture dengan memperhatikan antropometri sebagai solusi
Desain Furniture wfh. Kesiapan rumah untuk wfh menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh pada kualitas kerja
pelaku wfh termasuk Tenaga Pengajar, karena mereka ujung tombak kualitas pendidikan dinegeri ini.
Kata kunci: Antropometri: Desain Furniture: Guru : Tempat Kerja: Work from home
Abstract — After more than 1 year of the COVID-19 pandemic, there have been massive changes in life covering various
aspects, including aspects of education in this country. Education which was originally carried out face-to-face has changed to
wfh (work from home) or online at home. This raises a new problem, namely the readiness of the home as a place to work and
learn. Not all wfh perpetrators have prepared their homes. One of the readiness of wfh is the furniture design used. In this
study, we examined the subject with the object of furniture used during wfh. We provide Furniture Design with attention to
anthropometry as a wfh Furniture Design solution. The result is that not all wfh actors have prepared their homes for work
and the furniture designs used are still not appropriate. Teachers, because they spearhead the quality of education in this
country.
Furniture yang utama untuk aktifitas Meja kerja menurut buku DESIGNING
kerja dalam buku HUMAN INTERIOR harus tahan lama dengan
DIMENSION adalah Meja Kerja dan permukaan rata atau datar, tahan lembab,
Kursi Kerja. (Panero, Human Dimension tahan panas, tahan gores, dan tahan
and Interior Space, 1979). Dari buku ini benturan.
memaparkan bahwa kursi dan meja kerja
(Kilmer & Kilmer, 2014)
haruslah sesuai dengan penggunanya dan
Gambar 3 memperlihatkan posisi
juga ideal untuk digunakan berjam-jam
pengajar yang duduk tegak, kepala dan
agar penggunanya tidak merasakan lelah
leher serta punggung lurus, siku bersudut
dan juga tidak menggangu fisik
90o, dan kaki menapak ke lantai dengan
pengguna seperti kram, sakit punggung
sempurna. Tinggi kursi dirancang
dan juga badan pegal-pegal. Karena
berdasarkan ukuran tinggi popliteal Dari data yang didapat berupa foto objek
ekstrem yaitu persentil 95 laki-laki (45 yang dipakai oleh subjek selama WFH
cm) dan persentil 5 perempuan (34 cm). adalah kursi dan meja untuk menerima
Ukuran panjang dan lebar meja tamu, yang dimana hal ini tidak sesuai
memungkinkan pengajar mendapatkan dengan teori Panero tentang ukuran meja
jarak jangkauan yang sesuai. Peralatan kerja. Karena dari hasil data yang kita
mengajar berupa komputer atau laptop, terima ukuran furniture yang digunakan
buku ajar dan buku lainnya menunjang kurang baik yang mengharuskan subjek
pembelajaran diletakkan sedemikian rupa membungkuk saat ingin bekerja karena
agar pengajar dapat menajangkau dengan ukuran tinggi meja dan juga kursi yang
baik ke semua benda tanpa harus berdiri. sama. Dengan ukuran meja kerja seperti
ini akan membuat subjek menjadi mudah
lelah dikarenakan harus banyak bergerak
saat ingin melakukan aktivitas
mengajarnya selama daring berlangsung.
Tapi furniture yang digunakan objek
Gambar 3: Antropometri ruang kerja (sumber: jurnal) sudah tepat menurut teori dalam buku
DESIGNING INTERIOR dimana
furniture yang digunakan subjek tahan
lama dengan permukaan rata atau datar,
tahan lembab, tahan panas, tahan gores,
dan tahan benturan. Kami memberikan
solusi kepada subjek dengan memberikan
Desain furniture dengan aspek
antropometri yang sesuai dengan postur
tubuh umum masyarakat Indonesia.
Mengacuh pada gambar 3 kami
Gambar 4: Foto ruang kerja subjek
menjelaskan posisi duduk yang baik
untuk pengajar yaitu duduk tegak, kepala
dan leher serta punggung yang lurus siku mengganti dengan meja yang lebih tinggi
bersudut 90o dan kaki menapak ke lantai dari kursi yang digunakan untuk bekerja.
dengan sempurna. Dengan demikian
4. KESIMPULAN DAN SARAN
artinya desain kursi dengan ukuran tinggi
Berdasarkan hasil survei, wawancara dan
kurang lebih 45 cm dan mempunyai
juga analisis data dapat disimpulkan
sandaran punggung. Peralatan mengajar
bahwa Furniture yang digunakan subjek
seperti laptop, buku ajar, dan buku
memiliki desain yang kurang cocok
lainnya harus diletakkan sedemikian rupa
untuk WFH dan dapat menyebabkan
agar penggajar dapat menjangkau benda
gangguan kesehatan jika jangka panjang.
– benda tersebut tanpa harus berdiri itu
Saran yang kami berikan kepada subjek
artinya desain meja kerja memiliki tinggi
sebaiknya mencari alternative tempat
sekitar 73 cm panjang sekitar 170 cm dan
untuk wfh . Pengguanan meja kerja agar
lebar sekitar 60 cm. (Alfata, Hermawan,
lebih sesuai dengan kondisi bekerja yang
& Widyahantari, 2012). Ruang kerja
tidak membuat fisik mudah lelah dan
objek yang kurang baik dikarenakan
juga nyaman saat bekerja. Saran peneliti
ruang kerja tersebut adalah ruang untuk
untuk penelitian selanjutnya adalah pada
umum bukan untuk mengerjakan
penyelesaian Desain akhir furniture
pekerjaan yang membutuhkan privasi dan
Subjek. Kemudian mencari tempat yang
juga ketenangan, serta furniture yang
lebih privat dan juga nyaman untuk
kurang mendukung dikarenakan memang
mengerjakan sebuah pekerjaan WFH
tempat kerja objek pun tidak seharusnya
seperti di kamar pribadi yang
dipakai di ruang tamu, lebih baik di
kemungkinan adanya gangguan itu kecil
kamar tidur yang bersifat lebih privat dan
sekali dikarenakan ruangan tersebut
bias mengganti kursi kerja jika memang
hanya digunakan oleh 1-2 orang saja dan
hanya bias di ruang tamu dengan kursi
tidak untuk umum makannya dapat
yang lebih rendah dari mejanya agar
meminimalisi gangguan saat bekerja
subjek tidak membungkuk saat
WFH.
melakukan pekerjaan WFH nya atau
5.UCAPAN TERIMA KASIH
Tim peneliti mengucapkan terima kasih
kepada subjek yang telah bersedia
diwawancarai, dimintai data dan kami
jadikan bahan penelitian kami.
DAFTAR PUSTAKA
References
Alfata, M. N., Hermawan, Y., & Widyahantari, R. (2012). STUDI ERGONOMI TERHADAP RANCANGAN
RUANG KERJA KANTOR. Jurnal Permukiman, Vol. 7 No. 3 November 2012 : 126-137.
Ariyani, I. (2020). Penyesuaian Setting Ruang Untuk Bekerja Dari Rumah pada Masa Pandemi Covid-19.
LINTAS RUANG Jurnal Pengetahuan & Perancangan Desain Interior 8(1):9-22, Vol.8 No.1 2020 |
Hal 9-22.
Fivanda, & Ismanto, A. (2021). ANALISIS PENGARUH KONSEP INTERIOR RUANG KERJA. Jurnal Muara Ilmu
Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol. 5, No. 1, April 2021: hlm 251-260.