Pada tanggal 26 Mei lalu telah terjadi Gerhana Bulan Total yang diberi nama
Super Blood Moon. Peristiwa Gerhana Bulan ini sangat spesial karena Bulan akan
nampak lebih besar dan berwarna meraah darah. Kejadian ini juga sangat langka karena
hanya terjadi dengan periode cukup lama yakni 195 tahun sekali.
Selain itu fenomena astronomi ini juga sangat menarik perhatian masyarakat
luas karena peristiwa ini diwarnai dengan munculnya mitos dan berbagai hal yang
berbau mistis. Di beberapa negara, kemunculan gerhana merah darah super dianggap
dunia.
Sebenarnya peristiwa Gerhana Bulan Total (GBT) adalah peristiwa biasa yang
seringkali terjadi. Keistimewaan GBT kali ini adalah berada pada posisi perige,yang
Adapun efek merah darah yang ditimbulkan menurut Lembaga Antariksa dan
oleh bumi. tetapi atmosfer bumi masih membiaskan cahaya merah dari matahari.
Sehingga bulan tidak gelap total dan pembiasan ini yang menyebabkan bulan menjadi
Secara umum Gerhana Bulan terjadi ketika terhalangnya cahaya Matahari oleh
Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa tersebut merupakan salah
satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Gerhana Bulan
hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Sehingga kita
memulai memikirkanya. Hal ini dibuktikan dengan berkembang banyak mitos yang
pemahaman bahwa gerhana disebabkan oleh ulah Sang Batara Kala yang memakan
ketika terjadi gerhana dengan maksud untuk mencegah sang Batara Kala.
merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Fenomena Gerhana Bulan dan Gerhana
Matahari juga telah mematahkan anggapan Bumi itu datar (Flat Earth). Anggapan
Bumi datar beberapa tahun lalu sempat ramai diperbincangkan oleh Komunitas Bumi
Datar (FE). Tentu anggapan ini mendapat banyak tantangan para ilmuwan yang
Fenomena Gerhana Bulan yang terjadi tentunya dapat kita maknai dengan
berbagai macam cara. Sebagai Guru atau pendidik, khususnya yang mengajarkan
materi terkait dengan ilmu astronomi yaitu geografi dan fisika merasa berkewajiban
meningkatkan minat bagi para siswa untuk mendalami sains atau ilmu pengetahuan
serta menjadikan ilmuwan sebagai cita-citanya. Keprihatinan kita sebagai pendidik
terhadap minat siswa untuk menjadi ilmuwan merupakan cermin kegelisahan dari
sebuah bangsa.
Rendahnya minat siswa yang mengambil jurusan ilmu murni dibandingkan ilmu
teknik atau terapan merupakan bukti menunjukan hal itu. Tentunya hal ini dipengaruhi
oleh budaya ilmiah yang rendah dan orientasi ekonomi dalam menuntut ilmu
diperguruan tinggi. Sehingga program studi atau jurusan ilmu murni bukanlah jurusan
Selain itu fenomena Gerhana Bulan atau fenomena astronomi lainnya dapat
juga kita maknai dengan agama (keimanan), karena menunjukan tanda-tanda kebesaran
Allah SWT sebagai Sang Khalik yang menciptakan alam jaga raya beserta isinya.
ketakwaan kita.
Oleh karenanya sebagai Umat Islam tentu dengan adanya Gerhana Bulan ini
dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka
berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan
Disamping itu alam semesta telah mengajarkan kita pada sebuah sistem yang
memiliki tingkat keteraturan yang sangat cermat, sehingga apabila salah satu unsur
tidak berjalan sesuai aturanya maka akan terjadi kehancuran yang sangat dahsyat.
Demikian juga dengan kehidupan manusia dimuka Bumi yang sudah seharusnya