Anda di halaman 1dari 4

Memaknai Fenomena Gerhana Bulan

Oleh : Indra Yusuf

Pada tanggal 26 Mei lalu telah terjadi Gerhana Bulan Total yang diberi nama

Super Blood Moon. Peristiwa Gerhana Bulan ini sangat spesial karena Bulan akan

nampak lebih besar dan berwarna meraah darah. Kejadian ini juga sangat langka karena

hanya terjadi dengan periode cukup lama yakni 195 tahun sekali.

Selain itu fenomena astronomi ini juga sangat menarik perhatian masyarakat

luas karena peristiwa ini diwarnai dengan munculnya mitos dan berbagai hal yang

berbau mistis. Di beberapa negara, kemunculan gerhana merah darah super dianggap

pertanda datangnya suatu peristiwa besar yang akan menggemparkan masyarakat

dunia.

Sebenarnya peristiwa Gerhana Bulan Total (GBT) adalah peristiwa biasa yang

seringkali terjadi. Keistimewaan GBT kali ini adalah berada pada posisi perige,yang

merupakan titik terdekat jarak bulan dan bumi (357.464 kilometer).

Adapun efek merah darah yang ditimbulkan menurut Lembaga Antariksa dan

Penerbangan (LAPAN), dikarenakan cahaya matahari yang mengenai bulan tertutup

oleh bumi. tetapi atmosfer bumi masih membiaskan cahaya merah dari matahari.

Sehingga bulan tidak gelap total dan pembiasan ini yang menyebabkan bulan menjadi

terlihat berwarna merah.

Secara umum Gerhana Bulan terjadi ketika terhalangnya cahaya Matahari oleh

Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa tersebut merupakan salah

satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Gerhana Bulan

hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Sehingga kita

dapat memprediksi kapan terjadinya Gerhana Bulan ataupun Matahari sebelumnya.


Mengapa Gerhana Bulan atau Matahari itu terjadi ? Sejak dulu orang sudah

memulai memikirkanya. Hal ini dibuktikan dengan berkembang banyak mitos yang

diyakini masyarakat terkait penyebab terjadinya gerhana sebelum ilmu pengetahuan

dan teknologi berkembang.

Salah satu penyebab terjadinya gerhana yang berakar dimasyarakat adalah

pemahaman bahwa gerhana disebabkan oleh ulah Sang Batara Kala yang memakan

Bulan atau Matahari, sehingga masyarakat melakukan tindakan–tindakan irasional

ketika terjadi gerhana dengan maksud untuk mencegah sang Batara Kala.

Setelah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang khususnya ilmu

astronomi, barulah masyarakat menyadari bahwa Gerhana Bulan dan Matahari

merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Fenomena Gerhana Bulan dan Gerhana

Matahari juga telah mematahkan anggapan Bumi itu datar (Flat Earth). Anggapan

Bumi datar beberapa tahun lalu sempat ramai diperbincangkan oleh Komunitas Bumi

Datar (FE). Tentu anggapan ini mendapat banyak tantangan para ilmuwan yang

berkeyakinan bahwa Bumi itu bulat (Globe Earth).

Fenomena Gerhana Bulan yang terjadi tentunya dapat kita maknai dengan

berbagai macam cara. Sebagai Guru atau pendidik, khususnya yang mengajarkan

materi terkait dengan ilmu astronomi yaitu geografi dan fisika merasa berkewajiban

menanamkan kebiasaan melakukan kegiatan/pengamatan ilmiah. Salah satunya adalah

dengan memberikan tugas melakukan pengamatan secara langsung terkait dengan

fenomena gerhana atau fenomena astronomi lainnya.

Berbagai feonomena yang terjadi hendaknya dijadikan momentum untuk

meningkatkan minat bagi para siswa untuk mendalami sains atau ilmu pengetahuan
serta menjadikan ilmuwan sebagai cita-citanya. Keprihatinan kita sebagai pendidik

terhadap minat siswa untuk menjadi ilmuwan merupakan cermin kegelisahan dari

sebuah bangsa.

Rendahnya minat siswa yang mengambil jurusan ilmu murni dibandingkan ilmu

teknik atau terapan merupakan bukti menunjukan hal itu. Tentunya hal ini dipengaruhi

oleh budaya ilmiah yang rendah dan orientasi ekonomi dalam menuntut ilmu

diperguruan tinggi. Sehingga program studi atau jurusan ilmu murni bukanlah jurusan

yang favorit dibandingkan dengan ilmu terapan atau teknik.

Selain itu fenomena Gerhana Bulan atau fenomena astronomi lainnya dapat

juga kita maknai dengan agama (keimanan), karena menunjukan tanda-tanda kebesaran

Allah SWT sebagai Sang Khalik yang menciptakan alam jaga raya beserta isinya.

Dengan menyaksikan secara langsung diharapkan dapat memupuk keimanan dan

ketakwaan kita.

Oleh karenanya sebagai Umat Islam tentu dengan adanya Gerhana Bulan ini

kita dianjurkan untuk melaksanakan sholat Gerhana dan memperbanyak sedekah

sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,”Sesunguhnya Matahari dan remBulanadalah

dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka

berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan

bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim).

Disamping itu alam semesta telah mengajarkan kita pada sebuah sistem yang

memiliki tingkat keteraturan yang sangat cermat, sehingga apabila salah satu unsur

tidak berjalan sesuai aturanya maka akan terjadi kehancuran yang sangat dahsyat.

Demikian juga dengan kehidupan manusia dimuka Bumi yang sudah seharusnya

mengikuti aturan-aturan Allah SWT agar tidak mendapatkan kehancuran.


Penulis adalah guru geografi SMA Negeri 7 Cirebon, Wakil Ketua MGMP Geografi
Provinsi Jawa Barat.

Alamat : Jl Majalengka N0 11/B7 Nuansa Majasem Cirebon 45135


No. HP 081324229522

Anda mungkin juga menyukai