Anda di halaman 1dari 28

Mata Latih 1

KAJIAN ASET DAN PENGEMBANGAN


USAHA BUMDESA
Sub Mata Latih (SML):
SML 1 Kajian Asset dan Potensi Usaha

SML 2 Penyusunan Bisnis Model


SML RencanaPembelajaran

1 Kajian Asset dan Potensi Usaha

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami metoda pemetaan asset dan potensi desa
2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan kelembagaan ekonomi yang
ada di desa
3. Mampu mengidentifikasi jenis usaha yang potensial dikembangkan
berbasis kebutuhan, asset dan potensi desa

Waktu
2 JP (90 Menit)

Metode
Ceramah, curah pendapat, presentasi dan diskusi kelompok

Media
Tayangan power point, Worksheet inventarisasi aset desa, Worksheet
matriks matrik analisis potensi usaha,

Alat Bantu/Sarana
Flipt Chart, Spidol, Laptop dan LCD Proyektor

Proses Pembelajaran
Waktu
No Langkah-Langkah Media
(Menit)
1. Kegiatan 1: Pengantar 5 menit
 Pelatih menjelaskan tujuan pembelajaran, target
kompetensi, dan ruang lingkup materi yang akan dibahas.
 Pelatih menyampaikan pentingnya kajian kebutuhan, asset,
dan potensi desa dalam rangka pengembangan usaha yang
akan dijalankan sebagai unit usaha badan usaha milik desa.
2. Kegiatan 2: Analisis Potensi Usaha Berbasis Kebutuhan,
Asset dan Potensi Desa
1. Pemetaan Asset dan Potensi Desa: 30 menit Bahan
 Pelatih menjelaskan pengertian asset desa. bacaan 1.1.

 Pelatih membentuk kelompok yang terdiri dari 3 – 5 Bahan


orang. Tayang

 Pelatih meminta kelompok untuk menentukan salah Worksheet


satu desa di kelompoknya yang akan dijadikan objek
kajian.
 Pelatih meminta masing-masing kelompok untuk
melakukan inventarisasi aset desa dengan worksheet
yang telah disediakan.
 Pelatih menjelaskan tentang potensi desa dan metode
pemetaan potensi desa.
 Pelatih meminta masing-masing kelompok untuk
membuat peta tematik potensi desa dan membuat
daftar potensi desa.
 Pelatih meminta 1 - 2 kelompok untuk
mempresentasikan hasil inventarisasi aset desa dan
pemetaan potensi desa.
 Pelatih meminta tanggapan dari peserta dari
kelompok lain.
 Pelatih mereview dan memberi catatan pada hasil
presentasi.
2. Matriks Analisis Potensi Usaha 50 menit Bahan
bacaan,
 Pelatih menjelaskan tentang metode matrik analisis
potensi usaha untuk menilai prospek dari asset dan Bahan
potensi desa untuk dikembangkan menjadi usaha yang Tayang,
akan dijalankan oleh BUMDesa. Lembar
 Pelatih membagikan kertas kerja matrik analisis Kerja 1.1.
potensi usaha untuk digunakan oleh peserta
melakukan analisis potensi usaha yang akan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat,
aset dan potensi desa, kelembagaan ekonomi yang ada
di desa, dan kebutuhan yang belum dilayani di desa
(menggunakan hasil dari proses sebelumnya).
 Setelah peserta selesai mengerjakan peserta diminta
mendiskusikan ide-ide usaha yang potensial
dijalankan oleh BUMDesa.
 Pelatih meminta 1 – 2 kelompok untuk
mempresentasikan.
 Pelatih meminta tanggapan dari peserta dari
kelompok lain.
 Pelatih mereview dan memberi catatan pada hasil
presentasi.
3. Penegasan 5 menit
 Pelatih menyimpulkan proses dan hasil pembelajaran
dengan penguatan/penekanan materi yang penting
dan perlu dipahami peserta.
 Pelatih dapat memberikan pertanyaan untuk
mereview dan menilai penguasaan materi oleh
peserta.
Bahan Bacaan 1.1

Pengembangan Usaha BUMDesa: Kajian Asset dan Potensi Usaha

Pendahuluan
Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDesa harus menyesuaikan
dengan kebutuhan, aset, dan potensi ekonomi lokal di desa yang memiliki peluang
pasar yang menjanjikan. Sehingga unit usaha tersebut mampu memberikan
keuntungan dan manfaat melalui nilai tambah ekonomi dan pasar dari usaha
tersebut. Selain memberikan keuntungan ekonomi, unit usaha tersebut juga harus
dapat mendorong pemberdayaan, pertumbuhan ekonomi lokal, dan memberikan
manfaat sosial dan menyejahterakan seluruh masyarakat.
Kajian asset dan potensi desa untuk dimanfaatkan dan dikelola menjadi usaha
BUMDesa bukanlah persoalan yang mudah. Berbagai hambatan sering dihadapi
oleh desa dalam memetakan asaet dan potensi desa. Pemerintah Desa dan
masyarakatnya belum mampu memetakan apa saja aset dan potensi yang dimiliki
oleh Desa. Konflik kepentingan atas asset dan potensi yang ada di desa.
Pemerintah Desa dan masyarakat masih terbatas kapasitasnya untuk
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya. Selain itu, Desa tidak mempunyai
modal yang cukup untuk menggarap sumberdaya yang dimilikinya. Desa perlu
ditingkatkan kapasitasnya dalam mengkaji asset dan potensi desa untuk
memperbesar potensi usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDesa.

Pengertian dan Inventarisasi Asset Desa


Pengertian dan pengelolaan aset desa secara detil diatur dalam Permendagri No. 1
Tahun 2016. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli
milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APB Desa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
Pengelolaan aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan
dan pengendalian aset Desa. Jenis aset desa yang paling strategis dalam
pemanfaatan aset desa adalah tanah desa. Tanah desa adalah tanah yang dikuasai
dan atau dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli
desa dan/atau untuk kepentingan sosial.
Bentuk pemanfaatan aset desa sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 1
Tahun 2016 adalah sbb:
 Sewa adalah pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
 Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa antara Pemerintah Desa
dengan Pemerintah Desa lain serta Lembaga Kemasyarakatan Desa di Desa
setempat dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan.
 Kerjasama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan pendapatan
Desa.
 Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan barang milik desa berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan
kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya
setelah berakhirnya jangka waktu.
 Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan barang milik desa berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada
Pemerintahan Desa untuk didayagunakan dalam jangka waktu tertentu
yang disepakati.
Bentuk-bentuk pemanfaatan aset desa ini perlu diinventarisasi dan diverifikasi
agar jelas status dan kewenangannya. Inventarisasi dan verifikasi dilakukan
dengan membuat invetarisasi aset desa yang berisi jenis, jumlah, letak, kondisi,
dan penggunaan seperti gambar 1 di bawah. Terlebih ketika aset tersebut akan
diserahkan pengelolaannya melalui penyertaan modal pemerintah desa.
Penyertaan modal oleh pemerintah desa dalam bentuk asset adalah
pemindahtanganan aset Desa yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal Desa dalam BUMDesa.
Tabel Invetarisasi Aset Desa
Keterangan
No. Jenis Jumlah Letak Kondisi Penggunaan
Tambahan
1. Traktor 2 uni Rumah Baik Disewakan ke
Pak Andi petani
2. Kios Desa 4 unit Depan Baik Disewakan Penyewa orang
Balai Desa luar desa
3. Embung 1 Dusun Tidak Disewa oleh Pak Kontrak 10
Rebo terawat Andi (luar desa) tahun baru
untuk wisata air berjalan 5
dan kuliner tahun
4.
… … … … … … …
dst dst dst dst dst dst dst
Gambar 1
Contoh Isian Inventarisasi Aset Desa

Pemetaan Potensi Desa


Potensi lokal adalah segenap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada sebagai faktor produksi yang perlu dikelola dan dikembangkan bagi
kelangsungan dan perkembangan ekonomi desa. Potensi desa terdiri atas:
Potensi fisik yang meliputi:
a. Tanah. Merupakan sumber daya alam, termasuk bahan tambang dan mineral
serta hasil pertanian sebagai mata pencaharian dan bahan pangan.
b. Air. Termasuk sumber air, tata air, dan keadaan air untuk kepentingan hidup
manusia, misalnya irigasi, perikanan, pertanian, dan kebutuhan sehari-hari.
c. Iklim. Termasuk di dalamnya suhu udara serta curah hujan yang besar
pengaruhnya terhadap usaha pertanian dan daerah objek wisata.
d. Peternakan dan perikanan. Merupakan sumber tenaga, bahan makanan
(sumber protein), dan sumber mata pencaharian bagi penduduk desa.
e. Manusia. Merupakan sumber daya manusia atau sumber tenaga kerja yang
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut.
Potensi nonfisik ialah potensi yang berkaitan erat dengan sumber daya budaya
dan sosial, antara lain sebagai berikut:
a. Sikap gotong royong, ialah suatu tradisi kerja sama saling membantu dalam
masyarakat desa yang merupakan kekuatan produksi dan pembangunan desa.
b. Lembaga-lembaga sosial, antara lain LKMD, LMD, PKK, Karang Taruna, dan
organisasi sosial lainnya.
c. Lembaga-lembaga budaya yang ada di desa.
d. Lembaga-lembaga ekonomi yang ada di desa, misalnya kelompok simpan
pinjam, koperasi, dan kelompok usaha lainnya.
e. Inovasi dan kreativitas aparatur desa yang mampu mengelola administrasi dan
pemerintahan desa secara tertib dan lancar.
Keadaan potensi desa di setiap desa tidak sama karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor keadaan lingkungan geografi, jumlah penduduk, luas tanah, jenis serta
tingkat kesuburan tanah. Keragaman inilah yang mengakibatkan kebutuhan,
kemampuan produksi, dan laju perkembangan ekonomi antara satu desa dan desa
yang lainnya berbeda.
Pemetaan aset dan potensi desa merupakan langkah awal penggalian potensi
usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDesa. Untuk lebih detail dalam
menetukan penggalian potensi desa yang di jadikan potensi usaha desa juga perlu
disajikan peta potensi usaha desa. Cara memetakan potensi dan permasalahan
dalam wilayah desa adalah sebagai berikut:
 Buat peta tematik wilayah desa;
 Tentukan simbol-simbol untuk tiap potensi yang ada dalam wilayah desa;
 Tentukan simbol-simbol untuk tiap permasalahan yang ada dalam wilayah
desa;
 Pasangkan simbol-simbol potensi yang ada dalam wilayah desa pada peta
desa sesuai dengan posisi yang diyakini keberadaannya berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan;
 Beri keterangan untuk setiap item simbol yang terdapat dalam peta.

Jalan raya

sungai

Pemukiman

Lapanagan

Sekolahan
Ilustrasi Peta Potensi Desa
Persawahan

Gambar 1.1
Ilustrasi Peta Potensi Desa

 Buat daftar potensi usaha desa yang berisi kolom jenis potensi,
pemanfaatan saat ini, dan rencana pemanfaatan.
Tabel Daftar Potensi Desa
NO. JENIS POTENSI PEMANFAATAN SAAT INI RENCANA PEMANFAATAN
1. Mata air Sumber air bersih bagi 10 PAM Desa yang akan dikelola
rumah tangga di sekitar BUMDesa
mata air
2. Sorgum Jual langsung ke Produksi makanan olahan
pengepul/bandar berbasis sorgum
3.
4.
… … … …
dst. dst. dst. dst.

Gambar 1.2
Contoh Pengisian Tabel Daftar Potensi Desa

Penentuan Jenis Usaha dengan Analisis Potensi Usaha


Keberhasilan suatu usaha untuk mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh
ketepatan dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankannya. Pemilihan dan
penentuan jenis usaha yang akan dijalankan harus dilakukan dengan seksama dan
pertimbangan yang matang. Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan BUMDesa
harus menyesuaikan dengan kebutuhan, aset, dan potensi ekonomi desa yang
memiliki peluang pasar yang menjanjikan. Jenis usaha tersebut mampu
memberikan keuntungan melaui nilai tambah ekonomi dan pasar serta dari bisnis
tersebut. Selain memberikan keuntungan ekonomi, jenis usaha tersebut juga harus
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan manfaat sosial
dan menyejahterakan seluruh masyarakat.
Oleh karena itu, penggalian potensi lokal dalam rangka PEL harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
 Kebutuhan masyarakat yang belum terlayani terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok atau hajat hidup orang banyak
 Tersedia sumberdaya lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal
terutama kekayaan desa/kelurahan dan terdapat permintaan di pasar.
 Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha
sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat.
 Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga
masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi.
Beberapa langkah perlu dilakukan agar pelaksanaan pengembangan usaha
berjalan lancar, efektif dan efisien sesuai dengan visi dan misi pengembangan
ekonomi lokal berdasarkan potensi yang ada dan kebutuhan masyarakat. Kertas
kerja matriks potensi usaha pada gambar 1.2 di bawah ini dapat digunakan untuk
menentukan jenis usaha.

1 Asset dan Potensi


Kebutuhan Masyarakat Desa Desa

Jenis-Jenis
Usaha 2

Kebutuhan Lembaga dan


Masyarakat yang Kegiatan Ekonomi di
belum terlayani Desa
3

Gambar 1.3 Kertas Kerja Penentuan Jenis-Jenis Usaha

Sebagai tambahan, dalam melakukan pengembangan potensi lokal perlu


melibatkan partisipsi masyarakat secara proporsional. Hal ini diperlukan agar
BUMDesa ketika mengembangkan potensi lokal mendapatkan perhatian dan
dukungan penuh dari masyarakat, mulai dari pendataan, pengkajian, pelaksanaan,
pemanfaatan hingga pemeliharaan. Pengembangan partisipasi masyarakat perlu
dilakukan agar implementasinya lebih efektif dan efisien karena masyarakat akan
lebih bertanggungjawab terhadap keberlangsungannya dan merasa ikut memiliki
setiap hasil usaha tersebut.
Lembar Kerja ML 1.1

Tabel Invetarisasi Aset Desa


Keterangan
No. Jenis Jumlah Letak Kondisi Penggunaan
Tambahan
Lembar Kerja ML 1.2

Tabel Daftar Potensi Desa


NO. JENIS POTENSI PEMANFAATAN SAAT INI RENCANA PEMANFAATAN
Lembar Kerja ML 1.3

Matriks Analisis Potensi Usaha

Kebutuhan masyarakat desa Aset dan Potensi Desa

Jenis-Jenis Usaha

Kebutuhan Lembaga dan kegiatan


masyarakat yang ekonomi di desa
belum terlayani
SML Rencana Pembelajaran

2 Penyusunan Bisnis Model

Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
4. Memahami bisnis model kanvas
5. Mampu menyusun bisnis model kanvas dari jenis usaha yang
dipilih untuk dikembangkan.

Waktu
2 JP (90 Menit)

Metode
Ceramah, curah pendapat, dan praktek analisis

Media
Bahan tayang, Video BMK, dan Worksheet Bisnis Model Kanvas (BMK)

Alat Bantu/Sarana
Flipt Chart, Spidol, Laptop dan LCD Proyektor

Proses Pembelajaran

Waktu
No Langkah-Langkah Media
(Menit)
1 Kegiatan 1: Pengantar 20 menit Media
Tayang
 Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Fasilitator menjelaskan target kompetensi dan ruang
lingkup materi yang akan dibahas.
 Fasilitator bertanya kepada peserta tentang dampak buruk
jika dalam menjalankan usaha tanpa perencanaan yang
matang.
 Setelah dirasa mendapat tanggapan dari peserta, fasilitator
menyampaikan pentingnya perencanaan usaha sebelum
melakukan usaha dengan menunjukkan dampak buruk jika
menjalankan usaha tanpa perencanaan.
2 Kegiatan 2: Penyusunan Bisnis Model Kanvas Bahan
65 menit bacaan
3. Ceramah dan Praktek Penyusunan Bisnis Model Kanvas
2.1
 Fasilitator menjelaskan tentang konsep bisnis model
kanvas sebagai alternatif dalam menyusun perencanaan Bahan
usaha dengan cara yang cepat, sederhana dan mudah. Tayang,
 Fasilitator menjelaskan tentang fungsi otak kanan dan Kertas
otak kiri dalam mengembangkan ide bisnis. Kerja
 Fasilitator menjelaskan langkah demi langkah dalam BMK
menyusun bisnis model kanvas (mengisi 9 block bisnis
model kanvas). Setiap penjelasan satu langkah diikuti
praktek mengisi setiap block bisnis model kanvas.
 Fasilitator meminta beberapa peserta untuk
mempresentasikan hasil penyusunan bisnis model
kanvas.
 Fasilitator meminta tanggapan dari peserta lain.
 Fasilitator mereview dan memberi catatan pada hasil
presentasi.
3 Penegasan 5 menit
• Fasilitator menyimpulkan proses dan hasil pembelajaran
dengan penguatan/ penekanan materi yang penting dan
perlu dipahami peserta.
 Fasilitator dapat memberikan pertanyaan untuk mereview
dan menilai penguasaan materi oleh peserta.
Bahan Bacaan SML 2.1

Penyusunan Bisnis Model

1. Bisnis Model Kanvas


Memulai atau mengembangkan bisnis atau usaha yang sudah ada dalam
usaha perorangan, kelompok/koperasi maupun Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa) memang memerlukan keberanian. Tetapi keberanian saja tidak
cukup, namun memerlukan perencanaan dan perhitungan bisnis yang
matang. Sehingga resiko bisnis apapun yang muncul dapat dikelola dengan
baik.
Salah satu cara termudah menyiapkan rencana bisnis atau menganalisa unit
bisnis adalah membuat “kerangka” atau pondasi bisnis (building block) yang
terintegrasi dengan baik. Dalam bukunya “Business Model Generation” –
Alex Osterwalder & Yves Pigneur menuliskan 9 building block yang dapat
dijadikan acuan untuk membuat rencana bisnis yang akan dijalankan atau
dikembangkan dengan Bisnis Model Kanvas (BMK). Bisnis Model Kanvas
menjadi alternatif terbaik dalam menyusun perencanaan usaha (bisnis plan)
karena:
 Sederhana, mudah pembuatannya, dan efektif khususnya
dalam memulai usaha.
 Hemat waktu. Jika sebelumnya dibutuhkan waktu beberapa hari,
beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan untuk membuat
perencanaan usaha maka dengan BMK ini hanya dibutuhkan beberapa
jam saja.
 Efisien. Jika sebelumnya dibutuhkan belasan, puluhan bahkan ratusan
halaman untuk sebuah perencanaan usaha maka dengan BMK hanya
dibutuhkan selembar kanvas saja.
 Fleksibel dan dinamis. BMK mudah diubah dan disesuaikan sesuai
perkembangan rencana bisnis.
BMK bukan hanya sebagai strategi, tetapi menjadi panduan teknis dan
praktis karena terdiri dari sembilan blok yang disusun dalam selembar
Kanvas. Kesembilan blok bangunan yang tergambar dalam kanvas, disusun
berdasarkan cara kerja otak kita. Blok sebelah kanan, didasarkan atas alur
kerja otak kanan. Demikian sebaliknya. Kesembilan blok itu ditunjukkan
pada gambar 3.6. 
Gambar 2.1 Bisnis Model Kanvas
BMK ini sangat cocok diterapkan untuk:
 Usaha baru
 Usaha yang sudah mulai berjalan dan ingin semakin berkembang. 
Bagaimana cara membuatnya?

2. Penyusunan Bisnis Model Kanvas (BMK)


Mulai merencanakan usaha dengan otak kanan

Sumber: tipssehatonline.web.id
Gambar 2.2 Perencanaan Usaha dengan Otak Kanan
BLOK 1: Proposisi Nilai
Konsumen pada dasarnya adalah setiap orang pemakai produk (barang
dan/atau jasa) yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk
dijual kembali atau diperdagangkan, maka dia disebut pengecer atau
distributor. Setiap bisnis menjalankan usaha untuk untuk memperoleh
keuntungan dari memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen akan
mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk jika mereka memperoleh
nilai dari suatu produk.
Apa nilai yang disampaikan kepada konsumen? Merupakan pertanyaan
pertama yang harus dijawab oleh para pelaku usaha. Untuk menentukan
nilai yang akan diberikan kepada konsumen maka pelaku usaha harus dapat
menjawab pertanyaan di bawah ini:
 Apa masalah konsumen/masyarakat yang akan diatasi oleh bisnis
Anda?
 Apa pekerjaan konsumen/masyarakat yang akan Anda bantu
menyelesaikan?
 Apakah kebutuhan konsumen/masyarakat yang akan Anda penuhi?
 Produk dan jasa apa yang memberi nilai bagi segmen
konsumen/masyarakat tertentu?
Jawaban atas sebagian atau seluruh pertanyaan-pertanyaan di atas akan
memperjelas proposisi nilai dari usaha yang dijalankannya. Jawabannya
merupakan gambaran produk atau jasa yang kita tawarkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu perlu ditemu kenali “Apa nilai
tambah produk/jasa kita sehingga pelanggan rela membeli produk/jasa
kepada kita dan bukan kepada yang lain?"
Untuk mendapatkan nilai tambah yang "menjual" dari produk/jasa pada
dasarnya ada 3 cara, yaitu: (1) produk Anda adalah yang PERTAMA di
bidang tersebut; (2) produk Anda adalah yang TERBAIK (kualitas, layanan
dll) di bidang tersebut; dan (3) produk Anda memiliki KEUNIKAN
dibanding pesaing. Jadi berusalah menjadi YANG PERTAMA atau YANG
TERBAIK atau YANG TERUNIK untuk memenangkan persaingan.
Sekarang coba cek produk/jasa yang Anda jual. Apakah produk/jasa Anda
adalah YANG PERTAMA atau YANG TERBAIK atau YANG TERUNIK?

Proposisi Nilai dari Usaha BUMDesa


Proposisi nilai yang ditawarkan oleh BUMDesa tentu berbeda dengan
perusahaan atau bisnis pada umumnya karena BUMDesa mengemban
mandat untuk mengelola aset dan potensi desa, kebutuhan masyarakat, dan
usaha lainnya untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan
seluruh masyarakat. Jawabannya merupakan hal utama yang ditawarkan
oleh BUMDesa kepada pelanggan/masyarakat. Bisnis yang dijalankan hanya
akan berjalan dengan baik jika mampu memenuhi masalah yang dihadapi
konsumen. Preposisi nilai dari usaha yang dijalankan oleh BUMDesa ini
yang akan menunjukkan jati diri BUMDesa
Apa jenis usaha dari BUMDesa yang dapat menjawab kebutuhan
konsumen/masyarakat?
Contoh jawaban misalnya, jika petani sawit skala kecil di bawah dua hektar
membutuhkan kepastian pasar tandan buah segar (TBS) hasil panennya,
BUMDesa dapat menjalankan usaha menjadi pengumpul (pengepul) untuk
hasil panen petani sawit skala kecil. Dengan begitu petani kecil memiliki
kepastian pasar dan BUMDesa bisa bersaing dengan pengepul besar atau
tengkulak yang sudah ada. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Karya
Makmur, Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah merupakan contoh BUMDesa yang
memiliki jenis usaha yang menjawab kebutuhan petani sawit skala kecil.
Jika masyarakat membutuhkan tempat untuk menjual dan membeli
berbagai kebutuhan sementara jarak ke pasar terdekat sangat jauh, maka
BUMDesa dapat membuka unit usaha Pasar Desa. Jika di desa memiliki
potensi perkebuan misalnya, durian namun potensi tersebut belum
diusahakan dengan skala ekonomi yang cukup, maka BUMDesa dapat
mengembangkan unit usaha agribisnis durian secara terpadu.
Beberapa contoh BUMDesa sukses di atas menunjukkan bahwa kesuksesan
bisnis BUMDesa tersebut ditentukan oleh keberhasilannya dalam
menyampaikan “nilai” yang bermanfaat kepada masyarakat. “Nilai” yang
mampu menjawab kebutuhan masyarakat desa setempat. Nilai yang
memihak kepada kelompok rentan di desa menjadi strategis bagi BUMDesa.
BLOK 2: Segmen Pasar
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki kelompok orang atau
organisasi yang berbeda yang hendak dijangkau dan dilayani (segmen
pasar). Segmen pasar adalah target pelanggan yang Anda sasar.
 Untuk siapa nilai kita ciptakan?
 Siapa yang akan membeli produk atau jasa yang Anda jual?
 Siapa pelanggan utama Anda?
Untuk lebih mudahnya kita sebut dengan istilah “Pasar Ideal”, yaitu orang
yang mau membeli produk atau jasa yang Anda jual sesuai dengan syarat
dan ketentuan yang Anda berikan. Semakin detil Anda bisa mendefinisikan
pasar ideal semakin mudah Anda menjual produk atau jasa Anda kepada
orang tersebut.
Mengenali atau mengetahui pelanggan merupakan cara termudah untuk
menentukan segmen pasar dari usaha Anda. Apakah Anda sudah
mengetahui dengan persis siapa calon pelanggan? Jika belum mengetahui
dengan persis siapa calon pelanggan Anda maka jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini:
1. Berapa umur mereka?
Arahkan jawaban Anda kepada kelompok umur yang menjadi konsumen
utama produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya semua petani
tanaman keras.
2. Apa jenis kelamin mereka?
Fokuskan jawaban Ada pada jenis kelamin tertentu jika produk yang
ditawarkan memiliki konsumen untuk jenis kelamin tertentu. Misalnya
laki-laki dan perempuan atau kelompok marginal tertentu
3. Di mana mereka tinggal?
Arahkan jawaban Anda pada suatu wilayah/derah tertentu jika produk
yang ditawarkan memang dikhususkan untuk wilayah tertentu.
4. Apa yang menjadi kebutuhan mereka?
Sebutkan kebutuhan khusus yang mereka butuhkan berdasarkan umur,
jenis kelamin, dan tempat tinggalnya. Misalnya kebutuhan akan air bersih
dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
5. Berapa pengeluaran mereka perbulan?
Arahkan jawaban Anda kepada kelompok pendapatan tertentu yang
menjadi target konsumen. Misalnya warga desa dengan penghasilan di
atas Rp 2.000.000 per bulan.
Jika Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas berarti Anda sudah
siap menjawab pertanyaan penting berikut: produk atau layanan apa yang
akan Anda sediakan bagi calon pelanggan Anda?

INGAT! Kesalahan yang biasa dilakukan oleh pengusaha adalah


langsung menentukan bisnis dan baru kemudian memutuskan siapa
yang akan menjadi pelanggannya.

BLOK 3: Hubungan dengan Konsumen


Setiap perusahaan atau organisasi yang sukses pasti berhasil menjalin
hubungan yang baik dengan para konsumen atau pelanggannya. Pengusaha
harus dapat mengidentifikasi jenis hubungan dengan setiap kelompok
konsumen yang diharapkan dibangun dan dijaga, hubungan seperti apa
yang telah dibangun, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun
hubungan tersebut, dan bagaimana mereka menyatu dengan seluruh model
bisnis.
Biaya mendapatkan pelanggan jauh lebih besar daripada mempertahankan
pelanggan. Mempertahankan pelanggan merupakan salah satu strategi yang
tepat untuk membesarkan bisnis. Salah satu cara untuk mempertahankan
pelanggan adalah dengan terlibat interaksi atau berkomunikasi dengan
para pelanggan. Bagaimana cara kita untuk berhubungan dan berkomunikai
dengan para pelanggan dalam rangka menjaga pelanggan itulah hubungan
dengan konsumen (customer relationships).
Anda dapat menggunakan berbagai cara supaya Anda makin mudah
berkomunikasi dengan para pelanggan. Permudahlah cara
untuk BERINTERAKSI dengan pelanggan agar mereka menjadi setia dan
melakukan pembelian ulang. Sekarang cek kondisi usaha Anda.
- Bagaimana cara pelanggan BERHUBUNGAN dengan anda???
- Apakah mereka mudah MENGHUBUNGI anda???
- Melalui MEDIA apa mereka paling banyak menghubungi anda???
Perusahaan dapat menjalin hubungan dengan berbagai cara. Hubungan
transaksional berarti tidak ada hubungan nyata antara perusahaan dengan
konsumen. Perusahaan berinteraksi dengan konsumen berdasarkan
transaksi. Misalnya toko di terminal, biasanya toko seperti ini tidak
membangun hubungan dengan konsumennya.
Hubungan jangka panjang merupakan hubungan yang mendalam antara
perusahaan dan konsumen. Perusahaan berinteraksi dengan konsumen
berdasarkan pembelian berulang. Perusahaan dapat juga membangun
hubungan membantu secara personal kepada konsumen. Konsumen dapat
berkomunikasi dengan perusahaan untuk mendapat bantuan selama proses
transaksi maupun setelah transaksi. Seringkali perusahaan juga menjalin
hubungan khusus (prioritas) dengan konsumen/klien istimewa atau
penting. Namun, ada juga perusahaan yang tidak perlu berhubungan
langsung dengan konsumennya (swalayan). Pengusaha dapat memilih jenis
hubungan dengan konsumen yang paling sesuai dengan model bisnisnya.

BLOK 4: Cara Menjangkau Konsumen


Apapun bisnis yang Anda jalankan, Anda harus menentukan saluran
penjualan, yaitu bagaimana cara agar produk/layanan sampai ke pelanggan
atau masyarakat pengguna. Cara menjangkau konsumen adalah memilih
dan menentukan saluran distribusi yang akan digunakan oleh perusahaan.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan membantu pengusaha
dalam memilih dan menentuan cara menjangkau konsumen yang paling
efektif dan efisien. Pertanyaan tentang:
1. Apakah Anda akan membangun tim penjualan sendiri? Atau akan
memberikan bagian penjualan kepada orang lain seperti distributor?
2. Apakah Anda akan membuka toko sendiri? Atau membuka counter
kecil di dalam toko besar seperti mall?
3. Apakah Anda akan menjual secara online atau membuka toko
(offline)?

Analisa kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan jawaban pertanyaan


di atas, lalu pilih yang terbaik.
Saluran distribusi pada prinsipnya menujukkan saluran apa yang kita
gunakan untuk menjangkau kelompok konsumen atau masyarakat. Tentu
saja dengan cara yang terbaik dan biaya yang paling efisien sesuai dengan
rutinitas pelanggan atau masyarakat.
BLOK 5: Aliran Pendapatan
Dari semua blok kanvas pemodelan bisnis di atas, blok ini yang paling
penting. Blok ini mengarahkan pada bagaimana rencana untuk memperoleh
penghasilan? Banyak bisnis yang dibuat tanpa tahu bagaimana memperoleh
penghasilannya dan ini sangat berbahaya bagi keberlanjutan usahanya.
Pengusaha dapat mengetahui aliran pendapatan dengan cara mengetahui
nilai apakah yang benar-benar ingin dibayar oleh pelanggan/masyarakat,
cara pembayaran yang lebih disukai oleh masyarakat, dan kontribusi
masing-masing jenis pendapatan terhadap total pendapatan usaha. Jangan
pernah membuat bisnis tanpa memikirkan rencana pendapatan dan
berpikir untuk “Dapat duit dari mana?”
Jangan tergantung hanya dari satu aliran pendapatan saja, coba temu kenali
apakah ada kemungkinan aliran pendapatan yang lainnya. Aliran
pendapatan di antaranya: biaya, sewa/pemakaian/service bulanan,
pemeliharaan bulanan, penjualan barang, dsb. Bisa jadi di satu sisi Anda
memberikan gratis tapi disisi lain berbayar. CARILAH ALIRAN
PENDAPATAN TAMBAHAN dari bisnis yang Anda jalankan, bukan tidak
mungkin ternyata banyak peluang tambahan di sana.
Setelah Anda dapat merencanakan pernyataan nilai, segmen pelanggan,
saluran distribusi, hubungan pelanggan dan arus pendapatan dari usaha
dengan otak kanan selanjutnya Anda dapat menggunakan otak kiri untuk
memikirkan hal-hal berikut ini:

Sumber: tipssehatonline.web.id
Gambar 2.3 Perencanaan Usaha dengan Otak Kiri

BLOK 6: Aktivitas Utama


Setiap bisnis pasti menjalankan kegiatan-kegiatan utama untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan menghasilkan uang
bagi perusahaan. Kegiatan-kegiatan utama tersebut disebut sebagai
aktivitas kunci. Setiap perusahaan memiliki aktivitas kunci masing-masing.
Aktivitas kunci yang dibutuhkan sangat tergantung pada:
1. Proposisi nilai.
2. Saluran distribusi.
3. Hubungan konsumen.
4. Aliran pendapatan.
Selain aktivitas utama tersebut tentu saja perusahaan menjalankan
beberapa kegiatan atau aktivitas tambahan misalnya rapat rutin, pelatihan
untuk staff, penataan arsip, dan lain-lain. Manajemen perusahaan harus
fokus pada aktivitas utama tersebut tanpa mengabaikan aktivitas
pendukung karena melalui aktivitas utama tersebut perusahaan dapat
memberikan layanan (jasa) yang menghasilkan pendapatan.

BLOK 7: Sumber Daya Utama


Setiap bisnis pasti membutuhkan sumber daya dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan utama untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
konsumen dan menghasilkan uang bagi perusahaan. Setiap usaha memiliki
dan menggunakan sumber daya utama untuk menjalankan aktivitas utama
masing-masing. Sumber daya yang digunakan sangat tergantung kepada
proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan konsumen, aliran pendapatan,
dan lain sebagainya. Sumber daya utama yang digunakan berupa modal,
bahan baku (material), manusia, tekhnologi (peralatan/mesin), dan
informasi.
Sumber daya utama yang dibutuhkan oleh suatu bisnis sangat ditentukan
oleh jenis usaha. Sumber daya utama ini jika tidak dimiliki dan tersedia
akan menyebabkan aktivitas utama tidak dapat berjalan dengan efektif. Jadi
pengusaha harus dapat menentukan kebutuhan, memiliki/menyewa, dan
menggunakan sumber daya utama untuk menghasilkan barang dan jasa
untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan bagi usaha.

BLOK 8: Jaringan Pemasok dan Rekanan


Pengusaha agar sukses dalam berbisnis tidak bisa sendirian, mereka harus
bekerjasama dengan banyak pihak lainnya. Tentukan dari awal apakah
bisnis Anda memerlukan investor untuk permodalan atau tidak. Apakah
Anda perlu mengadakan perjanjian kerjasama khusus dengan distributor?
Menggandeng mitra atau partner yang melengkapi kemampuan yang
dimiliki akan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis Anda.

BLOK 9: Struktur Biaya


Semua hal yang dilakukan dari blok 1 hingga 8 memerlukan biaya, lakukan
perhitungan secara seksama, lalu putuskan apakah rencana-rencana bisnis
Anda mengntungkan? Mengetahui menguntungkan atau tidak sebenarnya
sederhana saja. Caranya dengan memastikan bahwa penghasilan lebih
besar dari pengeluaran. Jika tidak berarti usaha akan merugi dan bisnis ini
tidak layak dijalankan atau dikembangkan. Oleh karena itu, mengenali biaya
yang harus dikeluarkan dalam menjalankan usaha merupakan keharusan.
Struktur biaya dari bisnis dapat diketahui secara mudah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Biaya apa yang paling penting dalam bisnis Anda?
2. Sumber daya utama yang mana paling mahal?
3. Aktivitas utama yang mana paling mahal?
Pengusaha akan sukses ketika menjalankan unit bisnis yang
“menguntungkan di atas kartas”. Namun satu hal yang paling penting, bisnis
Anda tidak berjalan di atas kertas. Bertindak dan berusaha! Langkah nyata
pertama yang harus Anda ambil oleh pengusaha yang akan menentukan
berjalan/tidaknya bisnis Anda.
Layak vs Tidak
Layak

Aliran
Pendapatan

Struktur

ses
Biaya

k
Su

Gambar 2.4 Pengambilan Keputusan terhadap Rencana Usaha

Setelah ke sembilan blok berhasil Anda rumuskan langkah berikutnya


adalah mengecek sekali lagi apakah semua aliran pendapatan sudah
diperhitungkan dan semua biaya juga sudah diperhitungkan. Langkah
selanjutnya adalah membandingkan aliran pendapatan dengan biayanya.
Jika pendapatan dari usaha Anda melebihi biaya yang dikeluarkan maka
model bisnis yang Anda buat layak dilaksanakan. Sebaliknya jika
pendapatan dari usaha Anda tidak mampu menutup biaya yang dikeluarkan
maka model bisnis yang Anda buat belum layak dilaksanakan. Namun,
jangan buru-buru membuang bisnis model kanvas yang Anda buat. Jangan
sampai Anda menyesal ketika mengetahui model bisnis yang pernah Anda
buat diajalankan oleh orang lain dan sukses. Oleh karena itu, periksa sekali
lagi dan pikirkan ulang model bisnis Anda.

DAFTAR PUSTAKA

Sukasmanto, Seri Buku Pintar BUM Desa: Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan
BUMDesa, Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD), Cetakan
Pertama : Januari 2014

Dina Mariana dan Sukasmanto, Buku Panduan Pelembagaan dan Pengembangan


Ekonomi Lokal (PEL) untuk Perbaikan Layanan Dasar dan Kesejahateraan
Masyarakat, IRE Yogyakarta - PT. Pertamina Hulu Mahakam (PHM),
Cetakan Pertama, Agustus 2019

Kemendesa PDTT, Materi TOT Pelatihan Bumdes - Bali 2018


Lembar Kerja SML 2.1

Bisnis Model Kanvas

Anda mungkin juga menyukai