Anda di halaman 1dari 4

Dongeng Putri Salju

Pada suatu masa Hiduplah seorang ratu yang sedang mengandung di dalam istana. Ia senang melihat
pemandangan dari jendela istananya. Ia seringkali melihat banyak salju dan kicauan burung merdu sambil menjahit
sebuah baju. Suatu hari ia berkata dalam hati tentang akan dilahirkannya.“Aku ingin melahirkan putri yang cantik.
Kulitnya putih seperti salju, bibirnya merah seperti delima, serta rambutnya hitam pekat dan panjang,” ujarnya
dalam hati.
Tiba-tiba, ia tertusuk jarum sehingga
darah menetes ke atas salju di luar jendela.
Beberapa hari kemudian, ia melahirkan anak
perempuan yang cantik sesuai harapannya,
yang diberi nama Putri Salju. Namun, sesaat
setelah melahikan, Ratu meninggal.
Setelah Putri Salju beranjak dewasa,
Raja tidak mau anaknya kesepian, hinggga
ia memutuskan untuk menikah lagi.
Namun, ibu tiri bersikap tidak baik pada
Putri Salju, karena merasa kecantikan sang
putri menyaingi dirinya.
Sang ibu tiri mulai memiliki
rencana jahat pada Putri Salju. Ia
menyuruh prajurit membawa
Putri Salju jauh dari istana untuk
mencelakainya diam-diam. Ia
juga meminta hati Putri Salju
sebagai buktinya. Prajurit
kemudian mengajak Putri Salju
pergi jauh dari istana, ia
membawanya jauh ke dalam
hutan.
Saat ingin membunuhnya, sang prajurit bimbang dan tidak bisa mencelakai Putri Salju. Ia pun membiarkan Putri
Salju sendirian hidup di hutan.
Prajurit kembali ke istana membawa hati kerbau sebagai pengganti hati Putri Salju. Ratu yang jahat senang
karena mengira Putri Salju telah tiada dan tidak ada yang menyaingi kecantikannya. Ia pun bercermin dan memuji
dirinya, “Sekarang, akulah yang paling cantik di negeri ini!”
Putri Salju pun kebingungan di dalam hutan,
ia menyusuri setiap hutan hingga akhirnya
melihat sebuah rumah mungil dari kejauhan.
Putri Salju pun segera mendekati rumah itu.
Saat ia masuk ke dalam rumah itu, ia melihat
tempat duduk dan tempat tidur yang masing-
masing berjumlah tujuh, setiap perabotan pun
juga berjumlah tujuh.

Karena rasa lelah dan lapar, ia menyantap makanan yang tersedia di meja makan. Setelah selesai makan, Putri
Salju berbaring di kamar. Ia tidak tahu bahwa rumah mungil itu dihuni oleh para kurcaci.
Setelah seharian bekerja di hutan, para kurcaci tersebut pulang ke rumah dengan senang. Mereka sangat lapar
dan ingin segera makan. Saat membuka pintu rumah, semua kurcaci terkejut. Karena hanya sedikit makanan yang
tersisa. “Siapa yang telah memakan makanan kita?” tanya kurcaci.
Kurcaci yang lain melihat ke arah kamar, dan segera membuka pintu kamar. Tampaklah seorang putri cantik
yang berbaring di kamar mereka.“Sepertinya ia kelelahan, biarkan ia beristirahat di sini,” ujar kurcaci lainnya.

Tak lama kemudian, Putri Salju terbangun dan terkejut melihat para kurcaci mengelilinginya. Ia kemudian meminta
maaf pada para kurcaci karena telah masuk ke rumah tanpa seizin mereka. Ia pun menceritakan kejadian yang
sebenarnya. Karena tak punya tujuan, Putri Salju meminta pada tujuh kurcaci agar diperbolehkan tinggal bersama
mereka di rumah yang mungil.
Semua kurcaci pun menerima kehadirannya, tetapi Putri Salju harus memasak untuk tujuh kurcaci dan membereskan
rumah.
Suatu hari, Ratu bercermin di cermin ajaibnya, ia pun bertanya, “Hai cermin ajaibku, siapa yang paling cantik di
negeri ini?” Cermin ajaib menjawab, “Putri Salju yang paling cantik.”
Ratu pun marah karena tahu Putri Salju masih hidup dan dibohongi prajuritnya sendiri, ia pun hendak berniat jahat
lagi ke Putri Salju. Sang Ratu mencari keberadaan Putri Salju dan mengubah dirinya menjadi seorang nenek yang
membawa keranjang apel. Salah satu apel yang dibawanya telah diberi racun, ia pun kemudian menuju ke hutan untuk
mencari Putri Salju.

Kemudian, ia bertemu dengan Putri Salju. Ratu yang menjadi sosok nenek, menawarkan apel yang dibawanya
untuk ditukar dengan roti. Karena iba, Putri Salju pun bersedia menukarnya. Putri Salju menerima apel racun itu tanpa
curiga.
Setelah memakan apel tersebut, ia pun tidak sadarkan diri. Setelah tujuh kurcaci pulang, mereka sedih melihat Putri
Salju yang terbaring tak sadarkan diri. Tujuh kurcaci itu mengira Putri Salju telah meninggal dunia, sehingga
memutuskan untuk memasukkan Putri Salju ke dalam peti. Lalu, mereka letakkan di depan rumah dan menghiasnya
dengan bunga.

Suatu hari, ada Pangeran berkuda yang menyusui hutan. Ia melihat peti berisi Putri Salju, dan mengira itu adalah
putri yang selalu datang ke dalam mimpinya. Ia pun mencium sang putri dan keajaiban pun terjadi.
Putri Salju perlahan membuka matanya. Semua kurcaci sangat gembira melihat hal tersebut, kemudian pangeran
meminta Putri Salju untuk menjadi permaisurinya. Putri Salju pun menerimanya, Mereka pun menikah dan hidup
bahagia dengan Tujuh Kurcaci.

Anda mungkin juga menyukai