Abstrak
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi system biologi atau keadaan patologi dalam
mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia
(Departemen Kesehatan RI, 2009). Obat terdiri atas obat sintetik dan obat alami, salah
satu dari obat sintetik adalah obat generik. Obat generik adalah obat dengan nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan International Non-
Propietary Names (INN) dari World Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik crosssecional
dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 355 orang.Uji statistik menggunakan Chi Square Test
menggunakan SPSS 25.0. Berdasarkan hasil diperoleh Masyarakat yang memiliki
pengetahuan dengan kategori kurang adalah 222 orang (62,5%) dan kategori baik
adalah 133 orang (37,5%). Dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Masyarakat
Tentang Obat Generik tergolong rendah yaitu 62,5% .
Abstract
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi system biologi atau keadaan patologi dalam
mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia
(Departemen Kesehatan RI, 2009). Obat terdiri atas obat sintetik dan obat alami, salah
satu dari obat sintetik adalah obat generik. Obat generik adalah obat dengan nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan International Non-
Propietary Names (INN) dari World Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik crosssecional
dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 355 orang.Uji statistik menggunakan Chi Square Test
menggunakan SPSS 25.0. Berdasarkan hasil diperoleh Masyarakat yang memiliki
pengetahuan dengan kategori kurang adalah 222 orang (62,5%) dan kategori baik
adalah 133 orang (37,5%). Dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Masyarakat
Tentang Obat Generik tergolong rendah yaitu 62,5% .
Obat adalah bahan atau perpaduan bahan yang dapat mempengaruhi sistem
biologi dan keadaan patologi seseorang, mengurangi rasa sakit, mengobati penyakit
dan mencegah penyakit pada manusia (DEPKES RI, 2009). Obat terdiri dari obat
sintetik dan non sintetik. Obat sintetik adalah obat yang berasal dari bahan yang tidak
ditemukan dialam dan obat non sintetis adalah obat yang berasal dari bahan awal
yang ditemukan di alam diolah secara modern. Obat generik termasuk kedalam obat
sintetik (Hermanto, 2019).
Obat generik adalah obat yang zat berkhasiat didalamnya telah ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia dan International Non-Propietary Names (INN). Zat tunggal yang
ditempatkan sebagai judul obat generik diperoleh dari monografi sediaan obat.
Kewajiban menggunakan obat generik telah diatur dalam Permenkes RI No
HK.02.02/Menkes/068/1/2010 dimaksudkan agar obat generik dapat dijangkau seluruh
lapisan masyarakat dengan mutu dan keamanan yang terjamin (Permenkes RI, 2010).
Sejak pertama kali obat generik beredar yaitu pada tahun 1989, respon
masyarakat sangat kurang. Hal ini karena obat generik banyak digunakan oleh
masyarakat menengah kebawah. Walaupun saat ini banyak sekali beredar bermacam
– macamobat generik maupun obat paten atau obat bermerk, masyarakat lebih tertarik
untuk mengkonsumsi obat bermerk, karena banyak yang beranggapan bahwa obat
generik mempunyai mutu yang rendah dari pada obat bermerk (Hermansyah et al.,
2013). Kurangnya penggunaan obat generik karena kurangnya informasi mengenai
obat generik, masyarakat menilai bahwa obat generik adalah obat yang mempunyai
kualitas yang rendah (Rantetasak K, 2011).
Obat generik dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang obat generik. Sehingga masyarakat mempercayakan
pengobatanya pada dokter atau tenaga medis tanpa mengetahui obat tersebut obat
generik atau obat bermerk. Hal ini, juga menyangkut tentang peresepan obat generik,
dimana dokter banyak meresepkan obat bermerk karena adanya unsur financial
incentives selain itu tenaga medis juga masih menganggap obat generik adalah obat
yang murah dan tidak berkualitas (Handayani, n.d.).
Rumah tangga yang pernah mendengar mengenai obat generik hanya sejumlah
31,9% secara nasional, yang artinya 78,1% rumah tangga belum pernah mendengar
mengenai obat generik (RISKERDAS, 2013). Dibandingkan obat bermerk, obat generik
secara umum hanya memiliki pasar 7%, hal ini karena daya beli masyarakat terhadap
obat generik kurang (sampurno, 2010). Volume penjualan obat generik berada
dibawah obat bermerk yaitu sebanyak 38% (L.K. Anna, 2012). Menurut data
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010, peresepan obat generik oleh dokter di
rumah sakit umum milik pemerintah saat ini baru 66 persen, sedangkan di rumah sakit
swasta dan apotek hanya 49 persen. Ketersediaan obat esensial generik di sarana
pelayanan kesehatan juga baru 69,7 persen dari target 95 persen, Dalam lima tahun
terakhir 2005-2010, pasar obat generik turun dari Rp. 2.525 triliun atau 10.2 persen
dari pasar nasional, menjadi Rp. 2.372 triliun atau 7.2 persen dari pasar nasional
(Depkes RI, 2010).
Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa obat generik memiliki mutu
yang rendah, sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih mengkonsumsi obat
bermerk juga berpengaruh pada penjualan obat generik (Handayani dalam Abdullah,
2019). Harga obat generik yang relatif murah, menyebabkan masyarakat beranggapan
bahwa obat generik adalah obat kelas menengah kebawah (Ayuningtyas et al., 2010).
Mutu dan kualitas obat generik dinilai kurang baik dibandingkan obat bermerk
dikarenakan masyarakat beranggapan harga berbanding lurus dengan kualitas dan
mutu obat (Sitindaon, 2010). CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang
memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin
edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu
(BPOM, 2018).
Metode Penelitian
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N: Jumlah populasi
e : tingkat ketepatan yang diinginkan, dalam penelitian ini menggunakan 5% atau 0,05
(Arikunto, 2010)
2 Variabel Bebas
Praktik Kegiatan Wawaancara 0. Tidak Pernah Nominal
penggunaan dalam dengan
obat generik memakai atau menggunakan 1. Pernah
mengkonsums Kuesioner.
i obat generik
pada
masyarakat (
Desa Garon
Kabupaten
Madiun (KBBI,
2008).
Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang obat generik dan
praktik penggunaan obat generik pada masyarakat Desa Garon Kabupaten Madiun
tahun 2021 yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada responden
penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah penduduk Desa
Garon Kabupaten Madiun tahun 2020 yang diperoleh dari Dinas Kependudukan
Kabupaten Madiun.
Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang berbentuk
kuesioner. Peneliti melakukan wawancara kepada responden selama ±30 menit
dengan menanyakan beberapa pertanyaan sesuai kuisioner. Kuisioner yang digunakan
diolah dengan penelitian “benar dan salah” untuk memperoleh presentase dari
jawaban hasil kuisioner yaitu presentase (Arikunto, 2013).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Analisis Univariat
Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian diolah secara deskriptif dengan
analisis univariat yaitu teknik analisis terhadap satu variabel secara mandiri tanpa
menghubungkan variabel lain. Analisis univariat merupakan analisis dasar untuk
menggambarkan suatu fenomena. Hasil dari analisis univariat berupa angka, atau
sudah diolah menjadi presentase, ratio, prevalensi kemudian disajikan dalam bentuk
tabel, narasi, diagram, grafik ataupun gambar
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis dua variabel, yaitu tingkat
pengetahuan tentang obat generik pada masyarakat di Desa Garon Kabupaten
Madiun tahun 2021 (variabel bebas) dan penggunaan obat generik pada
masyarakat di Desa Garon Kabupaten Madiun tahun 2021 (variabel terikat).
Penelitian ini menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi square) untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan praktek penggunaan obat generik hasil penelitian
memiliki hasil yang signifikan atau dikatakan ada hubungan significancy
berdasarkan asymptotic jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak.Significancy
berdasarkan Pearson Chi-Square jika nilai chi square hitung > chi square tabel
maka H0 ditolak (Hastono, 2006).
JUMLAH
100
50
46
0
Laki - laki Perempuan
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Praktek
Penggunaan Obat Generik Pada Masyarakat Di Desa Garon Kabupaten Madiun Tahun
2021. Dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu Terdapat hubungan pengetahuan
dengan praktik penggunaan obat generik Pada Masyarakat Di Desa Garon Kabupaten
Madiun Tahun 2021, sebanyak 62,5% responden kurang memiliki pengetahuan
tentang obat generik dan sebanyak 52,6% responden telah menggunakan obat
generik.
Daftar pustaka
Alim nur. 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik dan Obat
Paten Di Kecamatan Sajoagung Kabupaten Wajo. Journal Of Pharmaceutical
Science and Herbal Technologies vol 3. No 1
Amin Al Muhammad, Juniati Dwi. 2017. Klasifikasi Kelompok Umur Manusia
Berdasarkan Analisis Dimensi Faktal Box Counting Dari Citra Wajah Dengan
Deteksi Tepi Canny. Jurnal Ilmiah Matematika. Vol 2. No 06
BPOM. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No 24 Tahun 2017. Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi
Obat. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPOM. 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB). Jakarta. Badan
Pengawas Obat dan Makanan
BPOM. 2013. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Tentang Pedoman Uji
Bioekuivalensi. Jakarta. Badan Pengawas Obat Dan Makanan
D Abdullah, M Annisa, N P Dewi. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Obat Generik di Kecamatan Sepuluh Koto Nagari Singgalang
Kabupaten Tanah Datar. Helath and Medical Journal. Vol 1. No 2
Departemen Kesehatab RI. Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009. Tentang Kesehatan. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
D. I. A. A. Purnamaningrat, U. P. N. Antari, F. P. L Larasanty. 2017. Tingkat Kepuasan
Pasien Terhadap Penggunaan Obat Metformin Generik dan Metformin
Generik Bermerk (Branded Generic) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Rawat Jalan Di Badan Rumah Sakit Umum Tabanan. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Undayana
Erlvandu Sanda. 2019. Tingkat Pengetahuan Obat Generik dan Obat Bermerk Pada
Pasien Tegal Wangi. Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Tegal
Fitriyah Rahmayanti, Mahriani, Nurrahma Maulidia Ika. 2019. Gambaran Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik di Kelurahan Keraton
Kecamata Martapura Kabupaten Banjar. Jurnal Pharmascience Vol 06. No 02
Hasan M Iqbal. 2002. Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Ghalia Indonesia. Bogor
Kasibu Gita Dwi Syahputri. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Dengan Tindakan Pemakaian Obat Resep dan Tanpa Resep Dokter di
Kelurahan Kota Maksum II Kecamatan Medan Area. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatra Utara
Kemendikbud. 2013. Dasar Dasar Kefarmasian. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Peraturqn Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.02.02/Menkes/068/1/2010. Tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta. Kementrian
Kesehatan RI
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. RISKERDAS. Jakarta. Balitbang
Kemenkes RI
L Green. 2005. Helath Promotion Planning An Educational and Environtmental
Approach. Second edi. Mayfield Publishing Company
Lau ambo H sulfiyana, Herman, M Rahmat. 2009. Studi Perbandingan Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Herbal dan Obat Sintetik di
Campagayya Kelurahan Panaikang Kota Makassar. Jurnal Farmasi
Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1
Meuthia Cut. 2019. Pengetahuan Masyarakat di Kecmatana Percut Sei Tuan Terhadap
Obat Generik dan Obat Bermerk Dagang. Program Studi Sarajana Farmasi.
Universitas Sumatra Utara
Noofita Ika Erry, A W Khana Lilek. 2019. Pemanfaatan Limbah Jerami Padi di Desa
Garon Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Jurnal Fakultas Sains dan
Teknilogi. UIN Sunan Ampel Surabaya
Noviani Nita, Nurilawati Fitri. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi. Farmakologi.
Jakarta Selatan. Pusdiknakes
Notoadmodjo Soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip Prinsip
Dasar. Jakarta. Pt. Rineka Cipta
Nuryati. 2017. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Farmakologi.
Jakarta Selatan. Pusdiknakes
Prabowo Aditho, W Budisantoso, Irwan Vanany. 2012. Analisis Kebijakan Penggunaan
Obat Generik di Indonesia Serta Dampaknya Pada Biaya Belanja Obat
Masyarakat (Studi Kasus Pada Obat Penyakit Diabetes Menggunakan Sistem
Dinamik). Jurnal Teknik ITS Vol 1. No 1
Priyanto. 2010. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan.
Jakarta. Pleskonfi
Qodria L Ni’ma Dewi. 2016. Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Persepsi dan
Pengalaman Penggunaan Obat Generik Dikalangan Mahasiswa Kesehatan
dan Non Kesehatan Di Universitas Jember. Fakultas Farmasi. Universitas
Jember
Undang undang Nomor 14 Tahun 2001. Tentang Paten. Bandung. Citra Umbara
Widra Lidia. 2017. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayu Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) Noor
Dwi Lestari amd.Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bambu. Jurnal Daril Azhar vol 2. No 1
Yusuf faisal. 2016. Studi Perbandingan Obat Generik dan Obat Dengan Nama
Dagang. Jurnal Farmanesia. Vol 1. No1