Anda di halaman 1dari 5

Gender Analysis Pathway

Dinas Kesehatan
Disusun Oleh:
Adinda Wulandari (1320121001)
Amira (1320121002)
Galuh Parwati (1320121006)

LANGKAH 1 SKPD Dinas Kesehatan


Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Kegiatan Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk
UKM dan UKP Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan Pengadaan Obat, Vaksin

Tujuan Tersedianya obat untuk pelayanan kesehatan

LANGKAH 2 Data pembuka Data Umum


Wawasan (Data Pilah
gender) Pasien Instalasi Farmasi puskesmas adalah
1.216.968, dengan rincian:
Perempuan = 741.909 (60,96%), sedangkan
Laki-laki = 485.259 (39,87%)

Tahun 2022:
Jumlah item obat yang diadakan sejumlah 65 item,
dengan persentase jumlah item obat generic sebesar
90 persen dan non generic 10 persen

Persentase Peresepan obat generic oleh Tenaga


Medis PKM Tahun 2022:
95 persen Berdasarkan data pelayanan obat pada
Instalasi Farmasi di puskemas tahun 2021, rata-rata
item /per lembar resep obat adalah 3.30
LANGKAH 3 Faktor Akses:
Kesenjangan/ Proporsi Perempuan Lebih berpeluang untuk
Permasalahan mendapatkan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas
(Akses,
Kontrol, Partisipasi:
Manfaat, Jumlah perempuan yang mendapatkan obat lebih
Partisipasi) tinggi dari laki- laki.

Kontrol:
Kepala Puskesmas dan petugas Instalasi Farmasi.

ISU GENDER Manfaat:


Masyarakat mendapatkan obat dan vaksin untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.

LANGKAH 4 Sebab Sebab kesenjangan internal:


Kesenjangan 1. Tidak semua Kepala Puskesmas dan Petugas
Internal (di Instalasi memahami konsep kesetaraan dan
SKPD) keadilan gender.
2. Kurangnya kompetensi perencanaan
Kesehatan untuk analisis Gender

LANGKAH 5 Sebab Sebab kesenjangan eksternal:


Kesenjangan 1. Masih ada anggapan laki-laki lebih kuat
Eksternal menahan sakit tanpa perlu berobat ke
puskesmas dan minum obat-obatan untuk
penyembuhannya
2. Masih menggunakan alternatif
penyembuhan dengan pengobatan
tradisional yang berkembang dimasyarakat

LANGKAH 6 Reformulasi Tujuan Meningkatnya jumlah laki-laki dan perempuan


yang menggunakan obat generic untuk
penyembuhan

LANGKAH 7 Rencana Aksi Meningkatkan Persentase Peresepan obat generic


oleh Tenaga Medis PKM

LANGKAH 8 Data Dasar (Baseline) 1. Tahun 2022:


Persentase jumlah item obat generic sebesar
90% sedangka non generic 10%.

2. Persentase Peresepan obat generic oleh


Tenaga Medis Tahun 2022: 90 persen
3. Berdasarkan data pelayanan obat pada
Instalasi Farmasi di puskemas tahun 2021,
rata-rata item /per lembar resep oba adalah
3.30
LANGKAH 9 Output
PENGUKURAN HASIL 1. 100 persen pasien mendapatkan obat sesuai
kebutuhan baik laki-laki maupun perempuan
2. Rata-rata jumlah item obat dalam kali
peresepan adalah <2.6
3. Persentase Peresepan obat generi oleh
Tenaga Medis: 96 persen
Outcome Tersedianya obat untuk pelayanan Kesehatan
mengacu pada formularium puskesmas
Analisis Laporan GAP Dinas Kesehatan

LANGKAH 1 Pada Langkah 1 atau kolom 1 sudah sesuai dengan urutan sistematika
penulisan analisis GAP dimana dipaparkan mengenai program apa yang
dirumuskan, kemudian kegiatan apa yang nantinya dilakukan, indikator
kinerja, dan tujuan nya sudah sesuai.

LANGKAH 2 Pada Langkah 2 sudah benar penyajiannya, di kolom 2 tersebut disajikan data
pembuka wawasan yang terpilah menurut jenis kelamin, kemudian data nya
dalam bentuk kuantitatif, karena penyajiannya merupakan presentase hasil
survei pengadaan obat dan peresepan obat generic oleh tenaga medis di Tahun
2022.
LANGKAH 3 Pada Langkah 3 sudah lengkap karena didalamnya memaparkan faktor
kesenjangan dan permasalahan mulai dari akses, kontrol, manfaat, dan
partisipasi.
Dimana dipaparkan bahwa akses proporsi Perempuan nantinya Lebih
berpeluang untuk mendapatkan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas dan
masyarakat akan mendapatkan obat serta vaksin untuk meningkatkan derajat
Kesehatan.

LANGKAH 4 Dalam kolom 4 dipaparkan sebab kesenjangan internal yaitu Tidak semua
Kepala Puskesmas dan Petugas Instalasi memahami konsep kesetaraan dan
keadilan gender serta Kurangnya kompetensi perencanaan Kesehatan untuk
analisis Gender.
Sudah terlihat bahwa benar faktor tersebut merupakan faktor internal. Karena
suatu pemahaman dan kompetensi maupun keahlian itu merupakan faktor dari
dalam diri atau personal.

LANGKAH 5 Dalam kolom 5 dipaparkan sebab kesenjangan eksternal yaitu masih ada
beberapa budaya yang membuat pemikiran masyarakat menjadi kurang maju.
Seperti anggapan bahwa laki-laki lebih kuat menahan sakit tanpa perlu
berobat ke puskesmas. Kemudian masyarakat masih percaya dengan
penggunaan pengobatan alternatif tradisional untuk penyembuhan suatu
penyakit.

Sudah terlihat bahwa benar faktor tersebut merupakan faktor eksternal, karena
budaya merupakan faktor dari luar.
LANGKAH 6 Pada kolom 6 sudah benar dan jelas dipaparkan kembali tujuan kegiatan yang
lebih responsive gender yaitu, Meningkatnya jumlah laki-laki dan perempuan
yang menggunakan obat generic untuk penyembuhan.
LANGKAH 7 Dalam kolom 7 ini sudah benar karena menyajikan rencana aksi dengan
mengatasi kesenjangan gender yang sudah teridentifikasi di kolom 3, 4, dan 5,
yaitu Meningkatkan Persentase Peresepan obat generic oleh Tenaga Medis
PKM
LANGKAH 8 Dalam kolom 8 ini sudah benar disajikan data dasar (baseline), isinya
merupakan pemaparan ulang yang telah diungkapkan pada Langkah 2, terkait
tujuan kegiatan.
LANGKAH 9 Langkah terakhir di kolom 9 ini sudah sesuai, karena penetapan indicator
gender ini sebagai pengukuran hasil melalui ukuran kuantitatif sudah tepat.

Anda mungkin juga menyukai