Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH INOVASI TERHADAP PENJUALAN TOYOTA KIJANG

DALAM PASAR OLIGOPOLI

TUGAS TEORI EKONOMI

Disusun oleh:

Sri Rahmad Santoso (41183402130053)

PROGRAM SUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM “45” (UNISMA) BEKASI

Jl. Cut Meutia no. 83 Kota Bekasi. Telp. (021) 8801027

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengaruh Inovasi
Terhadap Penjualan Toyota Kijang Dalam Pasar Oligopoli ” ini dengan tepat waktu.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada:
1. Bp. Joko Purnomo yang telah membimbing kami dalam pemahaman Teori
Ekonomi.
2. Rekan-rekan yang membantu dalam proses pencarian data dan kontribusi pikiran
serta waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi peranan inovasi dalam mengatasi


kejenuhan pasar pada produk Toyota Kijang dengan menciptakan diferensiasi produk,
sehingga Toyota Kijang tetap memiliki daya saing dan differensisasi di pasar oligopoli.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bekasi, Desember 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................................2

1.4 Metode Analisa..................................................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
2.1 Pasar Oligopoli..................................................................................................................3

2.2 Inovasi…….………………………………………………………………………………3

2.3 Ukuran Inovasi..................................................................................................................4

2.4 Penerapan Inovasi Pada Kijang Inova................................................................................5

2.5 Perubahan Inovasi Toyota Kijang......................................................................................6

2.5.1 Generasi I (1975-1981).............................................................................................6


2.5.2 Generasi II (1981-1986)............................................................................................6
2.5.3 Generasi III (1986-1996)...........................................................................................8
2.5.4 Generasi IV (1997-2004)...........................................................................................9
2.5.5 Generasi V (2004-2008)..........................................................................................10
2.6 Hasil yang diperoleh setelah Inovasi................................................................................14

BAB III...........................................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan ekonomi yang berubah dengan cepat, menuntut setiap pelaku bisnis
untuk senantiasa beradaptasi dengan pola perubahan yang ada agar mereka tetap
kompetitif. Untuk menghadapi perubahan tersebut perusahaan harus mampu
mengelola sumber daya yang dimiliki agar dapat meningkatkan kinerja suatu
organisasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Inovasi menjadi
salah satu kata kunci untuk membantu organisasi menjadi lebih kompetitif.
Beberapa ahli manajemen menyatakan bahwa inovasi merupakan salah satu
jaminan untuk perusahaan atau organisasi dalam meningkatkan daya saingnya. Berbagai
indikator menunjukkan bahwa ketertinggalan dalam inovasi menyebabkan sebuah produk
tertinggal jaman atau kalah dalam persaingan yang ada. Tetapi bagaimana menyikapi dan
mengantisipasi ketertinggalan tersebut melalui sebuah inovasi bukanlah suatu jawaban
yang sederhana dan mudah.
Peran inovasi dalam mendongkrak kinerja usaha meliputi seluruh aspek
penting yang bisa memberikan nilai tambah pada daya saing perusahaan: proses,
produk, pasar, manajemen, dan sebagainya (Swa, 2005).
Ketakutan organisasi dalam menerapkan inovasi adalah besarnya biaya yang
harus diinvestasikan. Ketakutan ini sebenarnya tidak beralasan sebab inovasi tidak
harus dimulai dari teknologi yang canggih dan berbiaya besar , tetapi yang lebih
penting terlembaga, konsisten , berkelanjutan dan memiliki cirri khas yang berbeda. Hal
inilah yang diterapkan pada brand Toyota Kijang Inova.
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat, memacu pihak Toyota untuk
melakukan terobosan inovasi agar menumbuhkan minat konsumen terhadap produknya.
Inovasi dan diferensiasi yang dilakukan Toyota Kijang yang dinilai sangat berhasil dan
memberikan kontribusi besar bagi perkembangan industri otomotif nasional.
Inovasi yang dilakukan Toyota Kijang tercatat lima kali perubahan bentuk yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang.
Untuk mengetahui tahapan dan upaya yang dilakukan Toyota Kijang dalam menumbuhkan

1
minat konsumen maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Inovasi Terhadap Toyota
Kijang Dalam Pasar Oligopoli”.

1.2 Rumusan masalah


a) Apa peranan inovasi terhadap pemasaran suatu produk?
b) Apa dampak dari inovasi terhadap perusahaan?
c) Tahapan apa yang diperlukan agar inovasi mempermudah pencapaian
tujuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan?
d) Kapan inovasi harus dilakukan?
e) Inovasi seperti apa yang dilakukan Toyota Kijang?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui peranan inovasi terhadap pemasaran suatu produk.
b) Mengetahui dampak dari inovasi terhadap perusahaan.
c) Mengetahui tahapan-tahapan agar inovasi sesuai dengan sasaran perusahaan.
d) Mengetahui kapan inovasi harus dilakukan.

1.4 Metode Analisa


Metode yang digunakan ialah dengan cara metode deskriptif yang diambil dari
beberapa sumber seperti Jurnal, Buku dan Internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pasar Oligopoli


Pasar oligopoli adalah suatu keadaan pasar di mana terdapat beberapa produsen
atau penjual menguasai penawaran, baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun
secara diam-diam bekerja sama.

Ciri-ciri pasar oligopoli di antaranya sebagai berikut.


1. Terdapat sedikit penjual (3 sampai dengan 10) yang menjual produk substitusi,
artinya yang mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang yang tinggi
(cross elasticity of demand).
2. Terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli. Hal ini karena
perusahaan yang ada dalam pasar sangat kompetitif.
3. Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan
oleh perusahaan yang lain dalam industri.

Berdasarkan ciri tersebut, maka seorang ahli ekonomi P. Sweezy memperkenalkan


kurva permintaan patah (Kinked Demand). Menurutnya, kurva permintaan yang dihadapi
oleh perusahaan oligopoli patah pada satu titik harga tertentu untuk mencerminkan
perilaku produsen oligopoli.

Asumsi tentang teori kurva permintaan patah di antaranya:


1. industri telah dewasa, baik dengan diferensiasi produk maupun tanpa diferensiasi
produk.
2. jika suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan lainnya akan mengikuti
dan menandingi penurunan harga tersebut.
3. jika perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industri tidak
akan mengikutinya.

Agar Toyota Kijang memiliki diferensiasi produk dari perusahaan pesaing yang ada, maka
stategi Inovasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan daya saing dan minat konsumen
terhadap produk Toyota Kijang.

2.2 Inovasi

Inovasi adalah suatu usaha mendayagunakan pemikiran, kemampuan, imajinasi dan


keahlian dalam menghasilkan karya baru atau perubahan kualitatif pada produk yang
sudah ada agar mampu bersaing dan menumbuhkan minat konsumen.
Konsep inovasi mempunyai sejarah yang panjang dan pengertian yang berbeda-
beda, terutama didasarkan pada persaingan antara perusahaan-perusahaan dan strategi
yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk bersaing.

3
Josef Schumpeter sering dianggap sebagai ahli ekonomi pertama yang memberikan
perhatian pada pentingnya suatu inovasi. Pada tahun 1949 Josef Schumpeter menyebutkan
bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu:
a) Memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang
sudah ada.
b) Memperkenalkan proses baru ke industri.
c) Membuka pasar baru.
d) Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan
lainnya.
e) Perubahan pada organisasi industri.

2.3 Ukuran Inovasi


Berhasil tidaknya suatu inovasi dapat dilihat dari eksistensinya suatu produk dari
perubahan yang ada dan mampu bersaing dengan produk yang serupa. Inovasi dapat
diukur dengan nilai kepuasan dan memberi keuntungan dikedua pihak baik produsen
maupun konsumen.
Inovasi yang berhasil harus mempunyai 4 ciri:
a) Memiliki perbedaan (diferensiasi) dari produk lainya. Kriteria :
 Penting (Important); Perbedaan yang memberikan manfaat dengan
memberi nilai yang tinggi kepada para pembelinya.
 Ciri khas (distinctive); Perbedaan itu tidak ditawarkan oleh
perusahaan lain.
 Unggul (superior); Perbedaan itu unggul dan memberikan manfaat.
b) Memiliki unsur pembaruan.
Unsur pembaruan dari produk sebelumnya dengan menambah :
c) Memiliki program yang terencana.
d) Memiliki tujuan dan sasaran konsumen serta strategi pemasaran yang
matang.

Dalam menerapkan inovasi pelaku bisnis harus mengetahui posisi perkembangan


produk di pasar, kurva di bawah ini menunjukan siklus peredaran barang/jasa.

4
Penerapan Inovasi
MASA Toyota Kijang
PEREDARAN BARANG/JASA (SIKLUS PRODUK)

ToyotanPenjualan
kijan g

waktu
Pengenalan Pertumbuhan Matang Penurunan

Dari kurva diatas menerangkan tentang siklus peredaran barang atau jasa di pasar,
dimulai dengan memperkenalkan produk sampai dengan siklus penurunan. Agar produk
di pasar tidak mengalami penurunan maka perusahaan atau produsen harus melakukan
Inovasi produk agar mampu bersaing dan mampu mempertahankan minat konsumen.

2.4 Penerapan Inovasi Pada Kijang Inova


Toyota Kijang awalnya adalah model kendaraan niaga yang kemudian
bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan Toyota dan merupakan kendaraan paling
populer untuk kelas minibus di Indonesia. Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun
1977 dan saat ini merupakan salah satu model Toyota yang sukses secara komersial
sampai sekarang. Sehingga berbagai varian dan generasi mobil ini dapat ditemukan dengan
mudah di seluruh pelosok Indonesia.
Kesuksesan Toyota Kijang telah berdampak dengan munculnya mobil-mobil
sejenis yang meniru konsep dari Toyota Kijang (terutama dari segi nama hewan), misalnya
Isuzu Panther dan Mitsubishi Kuda serta Daihatsu Zebra, namun para pesaing yang
menirunya tidak mampu mengalahkan kesuksesan Toyota Kijang dalam melakukan
terobosan inovasi.
Saat ini Toyota Kijang menghadapi persaingan yang cukup ketat, sehingga inovasi
dijadikanya strategi yang terbaik untuk bersaing. Hal ini terbukti dengan eksistensinya dan
kepercayaan konsumen untuk menggunakan minibus Toyota Kijang.

5
2.5 Perubahan Inovasi Toyota Kijang
2.5.1 Generasi I (1975-1981).

Spesifikasi:

1. Mesin : 1.2L (1,166 cc) 3K Bensin


2. Transmisi Manual,4 kecepatan
3. Kerangka pikup 2 pintu tanpa kunci

Masa produksi : 1975 – 1981

Jumlah Produksi: 4.624 unit

Posisi pengemudi pada kijang ini terletak terlalu ketengah dengan tongkat
perseneling untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin yang digunakan
menggunakan mesin Toyota Corolla pada zamannya dengan tipe 3K berkapasitas 1200 cc
dengan transmisi 4 percepatan. Selain keluar dengan tipe mobil bak terbuka (pick up),
mobil kijang ini dimodifikasi menjadi mobil penumpang terutama dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan karoseri mobil seperti halnya mobil-mobil niaga pada masa itu
dimana rancangan bodi tidak ditangani pabriknya langsung.

6
Spesifikasi:

1. Mesin : 1.5L (1,486 cc) I4 5K Bensin


2. Transmisi Manual, 5 kecepatan
3. Kerangka MPV 5 pintu dilengkapi kunci
2.5.2 Generasi II (1981-1986)
Masa produksi : 1986 - 1995

Jumlah Produksi: 4.624 unit

Spesifikasi:

1. Mesin : 1.3L (1,290 cc) IK 4K Bensin


2. Transmisi Manual,4 kecepatan
3. Kerangka pikup 2 pintu dilengkapi
kunci

Masa produksi : 1981 - 1986

7
Spesifikasi:

1. Mesin : 1.5L (1,486 cc) IK 5K Bensin


2. Transmisi Manual,4 kecepatan
3. Kerangka MPV 5 pintu dilengkapi kunci

Masa produksi : 1985 - 1986

Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya


disempurnakannya transmisi dan diferential sekaligus menambah booster rem pada tahun
1983. Toyota juga dikenal dalam perencanaan produknya sampai 5 tahun berikutnya yang
dapat dilihat melalui pengembangan mobil ini. Pada tahun 1984 mengadakan perubahan
pada gril dan bumper, termasuk pemakaian lampu kotak. Lampu sein yang pada produksi
awal masih terletak di bumper depan, kini naik ke grill mengapit tulisan TOYOTA .
Sampai tahun 1983, permintaan mobil ini tetap tinggi, sampai akhirnya
Toyota melakukan perubahan pada mesin yang kemudian memakai tipe 5K dengan
kapasitas 1500 cc namun irit dalam pemakaian.
Pada generasi inilah, muncul dua tipe minibus yang dikerjakan oleh
perusahaan karoseri yang ditunjuk Astra, yaitu :
 Family  : minibus 3 pintu (2 di depan dan 1 di samping kiri) dengan imbuhan
"bagasi" di bagian belakang yang sejatinya sebuah bukaan pada tempat plat
nomor. Pada tipe ini, semua kursi menghadap ke depan, dan dapat memuat 7
penumpang.
 Commando : minibus 5 pintu (dengan pintu paling belakang tipe ambulan yang
terbagi dua membuka ke kedua sisi), dengan kursi paling belakang saling

8
berhadapan. Dapat memuat 8 penumpang. Tipe ini berlanjut sampai ke generasi
III. Spesifikasi:

1. Mesin : 1.5L (1,486 cc) IK 5K Bensin


2. Transmisi Manual,4 kecepatan
3. Kerangka MPV 2 pintu dilengkapi kunci
2.5.3 Generasi III (1986-1996)
Masa produksi : 19886 - 1996

Spesifikasi:

1. Mesin : 1.8L (1,781 cc) I4 7K Bensin


2. Transmisi Manual, 5 kecepatan
3. Kerangka MPV 5 pintu dilengkapi kunci

Masa produksi : 1992 - 1996

Jumlah Produksi: 4.624 unit

Di masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil
penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan

9
pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model kuat
seperti Mitsubishi Colt L300 dan
Spesifikasi:
minibus tanpa bonnet lainnya seperti
1. Mesin : 2.0L (1,998 cc) I4 1RZ-EFI
Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra 2. Transmisi Manual, 5 kecepatan
3. Kerangka MPV 5 pintu dilengkapi kunci
dimana Kijang menjadi pilihan kuat
konsumen saat itu. Toyota Masa produksi : 2000-2004

mengeluarkan dua tipe Kijang pada Jumlah Produksi: 4.624 unit

generasi ini yakni tipe Super Kijang dan


Grand Extra dengan memiliki life cycle
cukup panjang (lebih dari satu dekade) dibandingkan generasi sebelumnya.
Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu
yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan
penggunaan dempul dalam proses pembuatannya hingga 2–5 kg dempul per mobil. Mesin
pada awal generasi ini masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power)
yang lebih tinggi yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menghadirkan 5
percepatan, dan 4 percepatan, yang sebelumnya hanya memakai 4 percepatan.

2.5.4 Generasi IV (1997-2004)

10
Kijang generasi keempat ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya
Toyota Astra Motor memanfaatkan
Spesifikasi:
perakitan bodi mobil banyak
1. Mesin : 1.8L (1,781 cc) I4 7K –C Bensin
menggunakan karoseri. Pada generasi 2. Transmisi Manual, 5 kecepatan
3. Kerangka MPV 5 pintu dilengkapi kunci
ini sudah dikatakan menyiratkan mobil
yang sesungguhnya. Desainnya Masa produksi : 1997-2004

membulat seperti kapsul dan lebih Jumlah Produksi: 4.624 unit

aerodinamis dan menjadi loncatan


desain pada masanya. Pada Kijang yang dikenal sebagai Kijang baru ini, Toyota
mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi
sebelumnya dan Mesin diesel 2400cc (tipe 2L) tanpa turbo milik Toyota HiAce yang
membuat persaingan dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat
itu mendominasi pasaran Indonesia.
Pada Kijang versi tahun 1997 - 1999, mesin bensin masih menggunakan
karburator, barulah pada tahun 2000, tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi
elektronik, Electronic Fuel Injection (EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu
7K-E dengan kapasitas 1800cc bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc
bertenaga 100 hp yang diambil Dari Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara
teknologi lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin
2000cc ini kurang laku di pasaran Indonesia karena konsumsi bahan bakarnya yang dinilai
lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E. Kijang 2000cc ini hanya terdapat pada tipe
SGX, LGX, dan Krista. Untuk tipe LX, SX, dan pick-up keluaran 1997 - 1999, masih
menggunakan transmisi manual 4 percepatan, sedangkan model lainnya menggunakan
transmisi manual 5 percepatan.

11
Perubahan mesin ini dinamai New Kijang EFI dengan mengubah desain lampu
menjadi "lampu kristal" yang menghilangkan lampu kabut built-in yang terdapat pada tipe
LGX/SGX sebelumnya. Lampu model ini juga terdapat pada lampu belakang, desain
bumper baru, dan juga desain velg roda yang berbeda serta seatbelt (sabuk keselamatan)
pada jok penumpang bagian tengah (varian SSX/LSX dan SGX/LGX). Selebihnya hampir
sama dengan sebelumnya. Facelift terakhir mengubah bentuk lampu depan, lampu
belakang diberi hiasan ala Toyota Land Cruiser, bumper desain baru, kelir interior baru,
desain setir baru serta menghilangnya varian Diesel tipe sasis pendek dan varian mesin
1800cc untuk tipe Krista.

2.5.5 Generasi V (2004-2008)

Kijang Innova (2004 – 2008)

Inova facelift pertama (September 2008- Juli 2011)

12
Inova facelift ke dua (30 Juli 2011 – 18 Agustus 2013)

Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dipasarkan dengan nama
"Kijang Innova". Selain di Indonesia, model ini juga dipasarkan ke pasar luar negeri
dengan nama "Innova" (tanpa "Kijang"). Model ini telah mengalami perubahan yang
cukup drastis dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal
konsep Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicles atau kendaraan kelas bawah,
maka Kijang generasi V lebih dikategorikan sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk
model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama di bagian depan kendaraan,
dimana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model
sebelumnya.
Penyempurnaan lain terdapat dibagian kemudi. Pengendara dapat lebih akurat
mengarahkan kemudi disetiap tikungan. Stabilitas arah kemudi lebih handal karena
menggunakan model Rack-and-Pinion dengan Engine Speed Sensing Power Steering
sehingga mobil mudah dikendalikan dalam kecepatan 120 km/jam pada tikungan S
maupun belokan memutar 270 derajat sekalipun. Kijang generasi ini mengusung dua jenis
transmisi, baik yang menggunakan transmisi otomatis maupun transmisi manual. Beberapa
teknologi pada Kijang Innova yang tidak ditemui pada generasi sebelumnya menurut klaim
Toyota Astra Motor adalah:

13
 Mesin dengan VVT-i
VVT-i atau Variable Timing Intelligent berupa controller yang dipasang
dibagian chamshaft intake yang bertugas untuk mengatur Timing Chamshaft Intake
dan menyesuaikan terhadap perubahan kondisi mesin. Berbagai sensor mesin
lainnya (suhu, rem, gas, dan lain-lain) bertugas memberikan informasi kepada ECU
(Engine Control unit) agar dapat melakukan pengukuran konsumsi jumlah bahan
bakar dengan udara yang diperlukan Injector dan sesuai dengan tingkat kebutuhan
dari proses tersebut. Dengan penerapan metode ini, dapat menghasilkan proses
pembakaran yang relatif lebih efisien. Kondisi tersebut dimungkinkan karena
proses konsumsi bahan bakar dikerjakan dengan lebih sempurna, sesuai dengan
kebutuhan mesin, dan pada akhirnya menghasilkan sisa emisi gas buang yang lebih
rendah.

 Mesin Diesel D4D


D4D atau juga disebut Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection .
Mesin ini menggunakan sistem injeksi Commonrail dimana bahan bakar solar akan
dihisap oleh pompa bahan bakar melalui saringan bahan bakar (fuel filter) agar
dapat menghasilkan kualitas bahan bakar solar dengan tingkat emisi gas buang
yang sangat rendah. Bahan bakar ditekan pada jalur sebelum injektor Piezo dengan
tekanan tinggi sebelum ECU memerintahkan untuk diinjeksikan ke dalam ruang
bakar. Sistem commonrail akan mengatur laju tekanan bakan bakar secara
elektronik, baik dari sisi banyaknya maupun waktu penyemprotan bahan bakar.
Bahan bakar disemprotkan melalui injektor berlubang 6 dengan diameter 0.14 mm.
Pada mesin ini terdapat ECU 32 bit yang berfungsi sebagai sensor utama mesin.
Keunggulan mesin ini adalah akselerasi & performa yang optimal, beserta tingkat
getaran & suara mesin yang lebih halus yang dapat dihasilkan beserta dengan
tingkatan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah.

 Anti Maling
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Different System yang biasa disebut
Engine Immobilizer System. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci
tidak sesuai dengan yang terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip
Transponder pada setiap anak kuncinya. Dimana coil yang dipasang pada setiap
rumah kunci, amplifier dan Transfonder Key ECU, akan menolak menyalakan

14
mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak sesuai dengan kode ID yang terdapat
pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa untuk dibuka dengan kunci
palsu atau kunci T.

 Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot mesin,
jumlah komponen dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt (AC, power
steering dan altenator) pada generasi sebelumnya.

 Pedal Gas Elektronik


Sistem pedal gas (Electronics Throtle Control System ETCS-i) membuat
generasi ini dilengkapi sensor pedal gas yang dapat mengubah setiap gerak
mekanik menjadi sinyal elektrik untuk dikirim ke ECU, dimana ECU akan
menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor penggeraknya yang
terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan
throttle body bekerja pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.

 Sensor Ultrasonic
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengedara saat parkir, sensor ini
terletakkan pada bumper belakang yang akan memberikan peringatan kepada
pengendara apabila mendekati benda atau rintangan dengan radius deteksi berjarak
150 cm dan tinggi antara 22–82 cm.

15
2.6 Hasil yang diperoleh setelah Inovasi
Berhasil tidaknya suatu inovasi dapat terukur dari nilai tambah yang diberikan
sehingga menciptakan permintaan pasar yang signifikan. Hal ini tentunya berdampak
positif terhadap penjualan suatu produk.

Dibawah ini grafik penjualan Toyota Kijang setelah dilakukan inovasi:

Penjualan Toyota Kijang


600
525.615
500 492.368
425.017
400

300

200

100
61.449
26.806
0 Penjualan
Generasi I Generasi II Generasi III Generasi IV Generasi V

Dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Generasi I (tahap pengenalan produk), Pick up pertama pada tahun1975-1981


 Generasi II (tahap pertumbuhan produk), Pick up dengan 2 pintu berkunci dan
MPV 4 pintu pada tahun 1981-1986
 Generasi III (tahap pematangan produk), Pick up dengan 2 pintu dan Minibus
dengan 5 pintu ditambah daya mesin yang tangguh dimasa itu. Diproduksi pada
tahun 1986-1996.
 Genrasi IV (tahap penurunan produk/titik jenuh), Minibus dan Pick up kapsul
sebagai penyempurna generasi III, pada tahun 1997-2004. Penurunan terjadi karena
adanya pesaing seperti Panther dan Mitsubishi Kuda.
 Generasi V (tahap inovasi), fokus pada minibus keluarga yang mengutamakan
kenyamanan pada tahun 2004-2014. Produk Kijang Inova sebagai penyempurna
generasi IV dengan menambah fitur modern seperti ultra sonic, kunci antimaling,
dll., Toyota kijang mampu keluar dari tahap penurunan produk dan tetap exist serta

16
mampu bersaing dipasar oligopoly, hal ini terbukti dengan meningkatnya volume
penjualan hingga saat ini.

Dibawah ini merupakan presentasi penjualan Toyota Kijang Inova dengan


beberapa pesaing dibulan Maret 2014.

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa Toyota Kijang Innova berada di posisi
keempat dari jajaran mobil minibus terlaris di bulan Maret 2014. Meskipun berada diposisi
keempat, Inovasi yang dilakukan oleh Toyota Kijang dianggap telah berhasil, hal ini
terbukti sejak tahun 1977 sampai dengan 2014 mampu bersaing dengan kompetitor baru
dan tetap exist di pasar. Tanpa melakukan inovasi pasti produk Toyota Kijang kalah dalam
persaingan tersebut.

Dari grafik volume penjualan dan diagram mobil terlaris di bulan Maret 2014,
maka dapat disimpulkan bahwa Inovasi berdampak positif pada produk Toyota Kijang,
sehingga Inovasi bukan lagi dijadikan sebagai kebutuhan saja namun inovasi dilakukan
sebagi strategi pemasaran agar suatu produk dapat bersaing di pasar oligopoli dan inovasi
juga berguna sebagai alat untuk mengatasi kejenuhan suatu produk dengan cara merubah
atau menambah bahkan membuat defferensiasi (perbedaan) dari produk yang sudah ada.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan semakin majunya zaman ditandai dengan kemunculan produk-produk yang
semakin variatif, produk-produk tersebut dibuat sebagai alat pemuas kebutuhan dan
keinginan konsumen yang semakin variatif pula. Maka produk yang ditawarkan juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang bergeser dan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
Pengembangan produk atau inovasi dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
produk yang dapat mengingkatkan volume penjualan perusahaan, hal ini dapat dicapai
dengan menghasilkan produk yang dapat memenuhi selera konsumen. Pelaksanaan inovasi
ditiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari siklus hidup produk tersebut dan hal itu
dipengaruhi oleh perubahan selera konsumen, persaingan produk sejenis yang semakin
ketat, kemajuan di bidang teknologi, serta perubahan-perubahan lain yang terjadi.
Toyota Kijang dalam pengembangannya dibagi menjadi lima generasi, dimana
setiap generasi memiliki teknologi yang selalu diperbarui. Pada generasi terakhir terlihat
produk Toyota Kijang terlihat lebih modern. Beberapa inovasi teknologi yang telah
dilakukan pada generasi terakhir diantaranya:
 Mesin dengan VVT-i;
 Mesin diesel D4D;
 Anti maling;
 Single belt;
 Pedal gas elektronik;
 Sensor ultrasonic.
Setiap perusahaan harus mengembangkan produk baru karena akan menentukan
masa depan perusahaan, penggantian produk lama dengan produk baru bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan penjualan. Berhasil tidaknya suatu inovasi dapat
diukur dari nilai tambah yang diberikan sehingga menciptakan permintaan pasar yang
signifikan. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap penjualan suatu produk dan
kelangsungan hidup perusahaan.

18
3.2 Saran
3.2.1 Meningkatkan nilai pelanggan, dengan cara meningkatkan manfaat pada
produk dan manfaat atribut dapat dirasakan konsumen.
3.2.2 Untuk menjaga dan mempertahankan nilai pelanggan terhadap produk
Toyota Kijang, sebaiknya perusahaan mempertahankan pelanggannya
dengan memberikan service after sales yang lebih baik.
3.2.3 Meningkatkan atribut produk yang lebih inovatif dan kualitatif.
3.2.4 Toyota Kijang harus konsisten dalam menciptakan diferensiasi produk
secara terus-menerus dan berkelanjutan, agar produknya tetap exist di pasar
oligopoli.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fatah, Ahmad Vian Abdul. 2013. Pengaruh Inovasi dan Orientasi Pasar Terhadap
Keunggulan Bersaing. Jurnal. Bandung: UNIKOM Bandung.
Hadiyati, Ernani. 2012. Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Pemasaran
Kewirausahaan Pada Usaha Kecil. Jurnal Vol 1. Malang: Universitas Gajayana.
Hermana, Budi. 2006. Mendorong Daya Saing di Era Informasi dan Globalisasi:
Pemanfaatan Modal Intelektual dan Teknologi Informasi sebagai Basis Inovasi di
Perusahaan. Jurnal. Bekasi: Universitas Gunadarma.
Ismanto. 2013. Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Diperoleh dari:
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/03/pasar-persaingan-tidak-sempurna_5472.html.
Diakses 19 Desember 2014
Kaskus. (2014, 28 Maret). Toyota Kijang dari Generasi ke Generasi. Diperoleh dari:
http://www.kaskus.co.id/thread/53359fbe80cf17b663000403/toyota-kijang-dari-
generasi-ke-generasi. Diakses 12 Desember 2014.
Mukti, Muhammad Arifin, Sri Lestari, dan Devani Indyastuti. 2003. Pengaruh Strategi
Inovasi Terhadap Kinerja Oprasional Industri Knalpot Di Kabupaten Purbalingga.
Tesis Universitas Jendral Soedirman.
Rubaman, Maman. 2014. Strategi Pemasaran Untuk Pendeferensiasi dan Penempatan
Posisi Pemasaran. Bekasi; Unisma.
Soleh, Mohamad. 2008. Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan. Jurnal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Suendro, Ginanjar. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk
Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Jurnal. Semarang: Fakultas
Magister Manajemen UNDIP.
Wikipedia. (2014, 16 Agustus). Pasar Oligopoli. Diperoleh dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopoli. Diakses 19 Desember 2014
Wikipedia. (2014, 14 Desember). Toyota Kijang. Diperoleh dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Kijang. Diakses15 Desember 2014.
Wordpress. (2014, 15 April). Inilah Mobil Terlaris Bulan Maret 2014. Diperoleh dari:
http://octtenz.wordpress.com/2014/04/15/inilah-mobil-terlaris-bulan-maret-2014/.
Diakses 13 Desember 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai