Anda di halaman 1dari 38

DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA

Keputusan Kepala SKPD


Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Nomor : 88 tahun 2017

Tentang :
REVISI RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (RENSTRA SKPD)
DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2012 - 2016
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN
Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta Kode Pos 55165 Telp. (0274) 515865, 562682 Fax. (0274) 515869
EMAIL : kesehatan@jogjakota.go.id
HOTLINE SMS : 08122780001 HOTLINE EMAIL : upik@jogjakota.go.id
WEBSITE : www.jogjakota.go.id

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA


NOMOR : 88 TAHUN 2017
TENTANG
REVISI RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2012 - 2016

DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklajuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Hasil
Evaluasi LAKIP oleh Tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ;
b. bahwa perubahan atas Rencana Strategis ini dimungkinkan dengan memperhatikan
perkembangan yang terjadi di bidang kesehatan, maka dipandang perlu melakukan
pembenahan penempatan sasaran ke tujuan yang sesuai dengan makna indikator sasaran
yang akan dicapai;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun dan ditetapkan Revisi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016 dengan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan daerah-daerah Kota Besar
Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah
Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah


diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional tahun 2005-2025;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;


8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah , Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2013;

15. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025;

17. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah;

19. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
, Kedudukan , Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah;

20. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016;

21. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 287 A/KEP/2012 Tahun 2012 tentang Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta;

22. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2012 tentang Fungsi, Rincian Tugas
dan Tata Kerja Inspektorat Kota Yogyakarta;

23. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 371/KEP/2013 tentang Penetapan Kinerja


Indikator Utama Tahun 2012-2016 di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

MEMUT USKAN

Menetapkan : REVISI RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH


(RENSTRA SKPD) DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan sebagai salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai kewajiban menyusun rencana strategis bidang kesehatan
selama 5 (lima) tahun untuk mendukung perencanaan daerah dan sebagai pedoman dalam penyusunan
rencana kerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu tiap tahun selama 5 (lima) tahun, sebagaimana
diamanatkan pada Undang–undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Perencanaan daerah yang dimaksud adalah dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah
yang merupakan manifestasi kontrak politik Walikota Yogyakarta terpilih yang harus didukung dengan
rencana kerja yang sistematis dari masing-masing unit kerja, sebagaimana tersebut dalam Undang-
undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 150 ayat (3) huruf (b) dan (c).
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah
awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Melalui perencanaan strategis dapat
diperoleh informasi tentang visi, misi, strategi dan kebijakan, tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi
serta cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi instansi
yang bersangkutan. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
program–program pembangunan Kesehatan yang merupakan penjabaran dari kebijakan SKPD untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan visi dan misi Dinas Kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
untuk kurun waktu tahun 2012 – 2016.
Secara khusus bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia, sehingga setiap manusia
mempunyai hak untuk hidup sehat. Dengan demikian masyarakat berhak atas akses pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan amandemen UUD tahun 1945 pasal 28 huruf H.
Dalam pasal tersebut, kesehatan dipandang sebagai suatu bagian dari hak azasi manusia dan sekaligus
merupakan kewajiban semua pihak (individu, masyarakat dan negara) untuk menciptakan suatu kondisi di
mana setiap warga negara dalam keadaan selalu sehat sehingga mereka dapat berproduksi baik secara
ekonomi maupun sosial. Pembangunan Kesehatan di kota Yogyakarta yang dilaksanakan secara
berkesinambungan telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian masih ada
permasalahan dibidang kesehatan yaitu masih adanya potensi kematian ibu serta adanya stagnasi balita
gizi buruk, tingginya angka penyakit potensial wabah terutama demam berdarah, penyakit akibat gaya
hidup (penyakit degeneratif, dll). Selain itu, semakin berkembangnya Pelayanan kesehatan swasta
(tradisional dan modern) yang belum terkoordinir melalui sistem yang baik merupakan tantangan dalam
pembangunan kesehatan di Kota Yogyakarta.
Pembangunan Kesehatan di kota Yogyakarta bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga masyarakat agar terwujud derajad kesehatan yang
setinggi-tingginya, dengan ditandai oleh penduduknya yang berperilaku hidup bersih dan sehat dan
hidup dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan
tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan baik oleh pemerintah kota, masyarakat, maupun
swasta.
Melalui program jangka menengah 5 (lima) tahunan yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta 2012-2016 dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
diharapkan mampu menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Dinas Kesehatan tiap tahun.
Adapun Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2012-2016 merupakan penjabaran dokumen perencanaan
RPJMD Kota Yogyakarta 2012-2016 dari visi, misi dan program Kepala Daerah, yang dalam proses
penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJMD, serta Sistem
Kesehatan Nasional. Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dijabarkan setiap tahun ke dalam
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam penyusunan RKA Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Anggaran
Sementara (PPAS). Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga merefleksikan rencana program
yang ada di dalam renstra Dinas Kesehatan Propinsi DIY agar tetap sinergis dalam penyusunan
perencanaan kegiatan tiap tahunnya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur , Jawa Tengah , Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa
Yogyakarta
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang no 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
5. Undang-undang no 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
6. Undang-undang no 17 tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Nasional
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
8. Undang–undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
9. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2011 tentang Rumah Sakit
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standart Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

2
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standart
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.0301/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014
21. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah
22. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintah Daerah
23. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan
Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah
24. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2012 – 2016
25. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
26. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
27. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan
dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
28. Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Yogyakarta 2007 – 2011

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Disusunnya Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta adalah sebagai pedoman bagi
seluruh personil organisasi Dinas Kesehatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan untuk lima tahun mendatang melalui pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
kesehatan sebagai implementasi dari misi Dinas Kesehatan.
2. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya RENSTRA DINAS KESEHATAN ini yaitu :
a) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintah dibidang kesehatan;
b) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Yogyakarta;
c) Memantapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) melalui pengukuran
kinerja Dinas Kesehatan sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan daerah; serta
3
d) Menjadi dasar bagi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Kesehatan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta
(LAKIPDA).

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini diuraikan secara singkat pengertian Renstra Dinas Kesehatan; fungsi Renstra
Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang kesehatan; proses
penyusunan Renstra Dinas Kesehatan; Keterkaitan Renstra Dinas Kesehatan dengan
RPJMD, Renstra Dinas Kesehatan Propinsi dan dengan Renja Dinas Kesehatan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN


Pada Bab ini dikemukakan secara ringkas tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas
Kesehatan; Sumber Daya Dinas Kesehatan; Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan; serta
tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Pada bagian ini dikemukakan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan Dinas Kesehatan; telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih; faktor-faktor penghambat ataupun pendorong dari pelayanan Dinas
Kesehatan yang dapat mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan ditinjau
dari sasaran jangka menengah renstra Kementerian Kesehatan ataupun renstra Propinsi DIY;
telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis; serta penentuan
isu-isu strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, KEBIJAKAN


Pada Bab ini diungkapkan tentang visi dan misi Dinas Kesehatan; tujuan dan sasaran jangka
menengah Dinas Kesehatan; serta strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana tertuang pada bab sebelumnya.

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas Daerah, telah menyebutkan bahwa kedudukan Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kesehatan.
2. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
3. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.

Untuk menjalankan tugas pokok Dinas Kesehatan dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan, maka telah ditetapkan
Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta serta Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 111 Tahun 2012 tentang Pembentukan,
Susunan, kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas Unit pelaksana Teknis Farmasi dan Alat Kesehatan.

Berdasarkan peraturan diatas susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terdiri dari :

1. Sekretariat terdiri dari :


a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan.

2. Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :


a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar;
b. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.

3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,terdiri dari:


a. Seksi Pengendalian Penyakit;
b. Seksi Penyehatan Lingkungan.

4. Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan terdiri dari:


a. Seksi Promosi dan Pengembangan Kesehatan;
b. Seksi Survailans dan Sistim Informasi Kesehatan

5. Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan


a. Seksi Regulasi Kesehatan;
b. Seksi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

6. Unit Pelaksana Teknis


a. UPT-PJKD
5
b. UPT-Puskesmas
c. UPT- Farmasi dan Alat Kesehatan

7. Kelompok jabatan Fungsional

Fungsi dan Rincian tugas dari masing-masing struktural yang duduk dalam organisasi Dinas
Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
1. Sekretariat
a. Fungsi
Sekretariat mempunyai fungsi pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan,
administrasi data dan pelaporan
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan umum,
kepegawaian, keuangan, administrasi data dan pelaporan;
2) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Sekretariat;
3) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah urusan umum, kepegawaian,
keuangan, administrasi data dan pelaporan;
4) menyelenggarakan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang
berkatan dengan urusan umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan
pelaporan;
5) mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas serta upaya pemecahan masalah Dinas;
6) mengkoordinasikan upaya pemecahan masalah Dinas
7) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Dinas
8) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

2. Bidang Pelayanan Kesehatan Mayarakat


a. Fungsi
Bidang Pelayanan Kesehatan masyarakat mempunyai fungsi penyusunan dan pelaksanaan
pedoman kegiatan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan keluarga, gizi dan pelayanan kesehatan;
2) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Bidang;
3) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan keluarga, gizi dan pelayanan kesehatan;

6
4) menyiapkan kerjasama dengan pemberi pelayanan kesehatan (PPK) atau sarana
pelayanan kesehatan lain yang berkaitan dengan jaminan kesehatan daerah;
5) menyelenggarakan fasilitasi pelayanan farmasi;
6) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


a. Fungsi
Bidang Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi
pengendalian penyakit dan penyehatan kesehatan lingkungan.
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan;
2) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan;
3) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Bidang;
4) menyelenggarakan kegiatan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
5) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
6) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

4. Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan


a. Fungsi
Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan mempunyai fungsi
penyelenggaraan promosi, pengembangan dan sistim informasi kesehatan.
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan promosi,
pengembangan dan sistim informasi kesehatan;
2) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan promosi,
pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan;
3) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Bidang;
4) menyelenggarakan promosi, pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan;
5) menyusun kebijakan pelayanan jaminan kesehatan daerah;
6) menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan promosi, pengembangan sistem
surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan;
7) melaksanakan survey kesehatan daerah;
8) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
9) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

7
5. Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Fungsi
Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi
penyelenggaraan regulasi dan pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan.
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan regulasi dan
pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan;
2) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Bidang;
3) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan regulasi dan
pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan;
4) menyelenggarakan regulasi kesehatan;
5) menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
6) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja bidang.
7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Menurut Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta, berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 111 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Farmasi dan Alat
kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maka susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terdiri dari:
1. Kepala UPT
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Kelompok Jabatan Fungsional

Fungsi dan Rincian tugas dari masing-masing struktural yang duduk dalam organisasi Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. UPT Puskesmas
a. Fungsi
Pelayanan kesehatan strata pertama, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Tugas
1) mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta
melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
masyarakat
2) merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
Puskesmas;
3) menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai
bidang tugasnya;
8
4) melaksanakan upaya kesehatan masyarakat;
5) melaksanakan upaya kesehatan perorangan;
6) melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/ kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana,
upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya serta pembinaan pengobatan tradisional.
7) melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan
sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan
swasta serta kader pembangunan kesehatan;
8) melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di
wilayah kerjanya;
9) melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan;
10) melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT;
11) melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPT;
12) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

2. UPT Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah


a. Fungsi
Pelaksanaan kegiatan operasional penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat dan
pegawai daerah.
b. Tugas
1) mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta
melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan jaminan
kesehatan masyarakat dan pegawai daerah;
2) merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
penyelenggara jaminan kesehatan masyarakat dan pegawai daerah;
3) menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai
bidang tugasnya;
4) melaksanakan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat dan pegawai daerah;
5) melaksanakan penerbitan kartu peserta jaminan kesehatan masyarakat dan pegawai
daerah;
6) menyusun pedoman pemanfaatan dan mekanisme penyelenggaraan jaminan kesehatan
masyarakat dan pegawai daerah;
7) menyiapkan bahan kerjasama dengan Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) atau sarana
pelayanan kesehatan lain;
8) melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT;

9
9) melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPT;
10) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

3. UPT Farmasi dan Alat Kesehatan


a. Fungsi
Pengelolaan Farmasi dan alat kesehatan
b. Tugas
1) melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan farmasi dan
alat kesehatan
2) merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
pengelolaan farmasi dan alat kesehtan;
3) menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai
bidang tugasnya;
4) melaksanakan perencanaan kebutuhan farmasi dan alat kesehatan kepada puskesmas
dan saran kesehatan lainnya
5) melakukan pengadaan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian
farmasi dan alat kesehatan
6) melakukan pencatatan dan pelaporan mengenai persedian dan penggunaan farmasi dan
alat kesehatan
7) melaksanakan pembinaan pengelolaan farmasi dan alat kesehatan pada puskesmas dan
puskesmas pembantu.
8) melakukan pemeriksaan terhadap farmasi dan alat kesehatan secara umum baik yang ada
pada persediaan maupun yang akan didistribusikan
9) melaksanakan rekapitulasi data ketersediaan narkotika dan psikotropika dari puskesmas,
apotik dan sarana kesehatan lainnya di Kota Yogyakarta
10) menyiapkan data dan melaksanakan penghapusan farmasi dan alat kesehatan yang tidak
layak digunakan
11) melaksanakan fasilitas, kerjasama pengelolaan farmasi dan alat kesehatan dengan pihak
lain.
12) melaksanakan pelayanan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan farmasi dan alat
kesehatan
13) melaksanakan pembinaan, pemeliharaan mutu farmasi dan alat kesehatan puskesmas
sekota Yogyakarta
14) melakukan urusan kerumahtanggaan UPT

B. Sumber Daya Dinas Kesehatan


1. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012 sebanyak
762 orang tersebar di UPT (Puskesmas dan PJKD ) sebanyak 651 orang dan di Dinas Kesehatan

10
Kota Yogyakarta sebanyak 127 orang. Adapun menurut jenis pendidikan yang telah ditamatkan,
maka distribusi pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Pendidikan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta Tahun 2012

Dinas JUMLAH
No PENDIDIKAN Puskesmas / UPT
Kesehatan TOTAL
1 Spesialis kedokteran gigi 0 2 2
2. S2 Kesehatan Masyarakat 2 1 3
3. S2 Epidemiologi 1 0 1
4. S2 Promosi Kesehatan 1 0 1
5 S2 Kesehatan Ibu dan Anak 1 0 1

6. S2 Manajemen Asuransi Kesehatan 1 1 2

S2 Kebijakan & Manajemen Pelayanan


7. 2 0 2
Kesehatan
8 S2 Manajemen Yankes Primer 1 0 1
9 S2 Manajemen Kebijakan Obat 1 0 1
10 S2 Manajemen 2 0 2
11 S2 Ekonomi 2 0 2
12 S2 Akutansi 2 0 2
13 S1 Apoteker 1 8 9
14. S1 Ekonomi 0 4 4
15. S1 Kedokteran 2 84 86
16 S1 Kedokteran Gigi 3 35 38
17 S1 Kesehatan Masyarakat 16 10 26
18 S1 Pemerintahan 0 1 1
19 S1 Perawat 5 1 6
20 S1 Sastra 1 0 1
21 S1 Pertanian 1 1 2
22 S1 Sosiologi 0 1 1
23 S1 Ekonomi Manajemen 1 0 1
24 S1 Akuntasi 1 0 1
25 S1 Biologi 1 1 2
26 S1 Bahasa Inggris 0 1 1
27 S1 STTL 0 2 2
28 S1 Gizi 2 2 4
29 S1 Administrasi Negara 2 1 3
30 S1 Ekonomi 0 2 2
31 S1 Sanitarian 1 0 1
32 D4 Bidan 1 4 5
33 D4 Gizi 0 6 6
34 D4 Kesehatan Lingkungan 1 3 4
35 D4 Keperawatan 0 12 12
36 D4 Kesehatan Gigi 0 2 2

11
37 D3 Asisten Apoteker 0 1 1
38 D3 Rekam Medis 0 18 18
39 D3 Akuntansi 4 1 5
40 D3 Analis 2 17 19
41 D3 Bidan 2 56 58
42 D3 Ekonomi 1 1 2
43 D3 Gizi 2 17 19
44 D3 Kesehatan Gigi 3 29 32
45 D3 Kesehatan Lingkungan 7 18 25
46 D3 Komp & Sist Informasi 6 0 6
47 D3 Manajemen Informatika 1 0 1
48 D3 Manajemen 0 1 1
49 D3 Arsip 1 0 1
50 D3 Administrasi 0 1 1
51 D3 Elektro medis 0 1 1
52 D3 Perawat 4 36 40
53 D3 Kesehatan 0 1 1
54 D3 Rontsen 0 2 2
55. D3 Sanitarian 1 0 1
56. D3 perhotelan 0 1 1
57. D2 Bidan 0 1 1
58. D1 Bidan 0 22 22
59. KPA 1 1 2
60. KPAA 1 1 2
61. KKPA 0 1 1
62. SLTA-SMA-SMU-SMk 32 187 219
63. SPKF 0 1 1
64. SPAG 0 2 2
65. SPPH 1 6 7

SAA-SMF 0 35 35
66.
67. SPK 1 36 37
68. SPRG 0 16 16
69. SPG 0 1 1
70. Pekarya 0 4 4
71. SLTP-SMP 1 27 28
72. SD 0 14 14
Jumlah 127 651 762
Sumber : Dinas Kesehatan, Juli 2012

Selain menurut jenis pendidikan, pembagian pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta dilakukan menurut pangkat/golongan, adapun distribusi menurut pangkat/golongan
adalah sebagai berikut :

12
Tabel 2.2. Distribusi Pegawai Menurut Pangkat di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan

Dinas Puskesmas / JUMLAH


PANGKAT/GOL
Kesehatan UPT TOTAL

Juru Muda, I/a 0 8 9


Juru Muda Tk I/b 0 1 1
Juru, I/c 0 3 3
Juru Tk I, I/d 1 3 3
Pengatur Muda, II/a 3 31 33
Pengatur Muda Tk I, II/b 1 78 84
Pengatur, II/c 9 60 72
Pengatur Tk I, II/d 7 20 26
Penata Muda, III/a 22 60 92
Penata Muda Tk I, III/b 26 195 219
Penata, III/c 13 127 136
Penata Tk I, III/d 8 39 47
Pembina, IV/a 6 16 22
Pembina Tk I, IV/b 1 4 8
Pembina Utama Muda, IV/c 1 4 5
Pembina Utama Madya, IV/d 0 2 2
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan, 2012

2. Sarana
Sarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seperti tersebut di bawah ini
1 Puskesmas dengan Rawat Inap Persalinan = 3 unit
Puskesmas Rawat Jalan = 15 unit
2 Puskesmas Pembantu = 12 unit
3 UPT Alkes & Farmasi = 1 unit
4 Laboratorium Pengawasan Kualitas Air = 1 unit
5 UPT PJKD = 1 unit
6 Rumah Pemulihan Gizi = 1 unit

3. Prasarana
Prasarana yang mendukung kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta , tersebut di bawah ini :
Tabel 2.3. Distribusi Prasarana di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan UPT PJKD Tahun 2011

13
No Nama Barang Jumlah
Dinas Puskesmas / Keterangan
Kesehatan UPT
1 Kendaraan roda empat 14 1 Kondisi Baik
2 Kendaraan roda dua 23 110 Kondisi Baik
3 Puskesmas Keliling 3 22 Kondisi Baik
Dialihkan ke RS
4 Mobil Jenazah 0 0
Jogja
5 Ruang rapat 4 18 Kondisi Baik
6 Meja Rapat 29 163 Kondisi Baik
7 Kursi Rapat 180 436 Kondisi Baik
8 Meja Kerja 104 312 Kondisi Baik
9 Kursi Kerja 111 403 Kondisi Baik
10 Mesin ketik 15 47 Kondisi Baik
11 Desktop 62 178 Kondisi Baik
12 Laptop 16 30 Kondisi Baik
13 Kamera Digital 4 8 Kondisi Baik
14 Televisi 4 34 Kondisi Baik
15 Handycam 2 2 Kondisi Baik
16 Wireless 4 18 Kondisi Baik
17 Freezer 0 49 Kondisi Baik
18 AC 21 52 Kondisi Baik
19 Mesin Fogging 7 29 Kondisi Baik
20 ULV 2 0 Kondisi Baik
21 Printer 69 193 Kondisi Baik
22 LCD Proyektor 6 10 Kondisi Baik
23 Over Head Proyektor 2 7 Kondisi Baik
24 Telepon 2 16 Kondisi Baik
25 Mesin Fax 1 3 Kondisi Baik
26 Almari 52 268 Kondisi Baik
27 Filling Cabinet besi 28 47 Kondisi Baik
28 Filling Cabinet plastik 12 31 Kondisi Baik
29 Jaringan Intranet 1 18 Kondisi Baik
30 Sumber Daya Listrik 23000 Watt 11000 watt Kondisi Baik
31 Alat Medis: 1 18 Kondisi Baik
Sumber: Lakip Dinas Kesehatan, 2011

C. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan


Berdasarkan hasil pengukuran pencapaian sasaran tahun 2011, sesuai dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Perubahan Tahun 2011. Adapun pengukuran dilakukan
terhadap target sasaran indikator kinerja utama (IKU) dan indikator program yang telah ditetapkan dalam
dokumen Penetapan Kinerja Tahunan tahun 2011. Hasil pengukuran pencapaian sasaran diperoleh data
sebagai berikut :

14
Tabel 2.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2011
TARGET
NO. PROGRAM URAIAN INDIKATOR CAPAIAN
Nasional
1 Program Upaya KUALITAS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 67,9 Th 75 Th

Mortalitas
Angka Kematian :
- Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran 40 9,43
hidup
- Angka kematian balita per 1.000 kelahiran 58 2,09
hidup
- Angka kematian ibu melahirkan per 150 188,52
100.000 kelahiran hidup
Persentase balita gizi buruk <1 1,35
- Persentase Kecamatan bebas rawan gizi 80 100
Pelayanan Kesehatan
- Persentase Persalinan oleh tenaga 90 100
Kesehatan
- Persentase Desa yang mencapai Universal 100 100
Child Immunization ( UCI)
- Persentase Ibu hamil yang mendapat 80 74,13
tablet Fe
- Persentase bayi yang mendapat ASI 80 40,24
eksklusif

2 Program pembiayaan - Persentase keluarga miskin yang mendapat 100 100


dan Jaminan pelayanan kesehatan
pemeliharaan Kesehatan - Persentase penduduk yang mendapat 60 63
jaminan pelayanan kesehatan

3 Program Pengendalian Morbiditas


Penyakit dan Penyehatan
- Angka Kesembuhan Penderita TB Paru 85 77
Lingkungan
BTA Positif
- Prevalensi HIV ( Presentase kasus 9 Prevalensi
terhadap penduduk berisiko) HIV hanya
dapat
diakses pada
tingkat
Propinsi
- Angka " Acute Flacid Paralysis" (AFP) 1 0
pada anak usia < 15 tahun. Per 100.000
anak.
- Angka Kesakitan Demam Berdarah 55 0,0046
(DBD) per 100.000 penduduk

Keadaan Lingkungan :
- Persentase rumah sehat 88,5 88,01
Persentase tempat-tempat umum sehat 92,5 97

4 Program Pemberdayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Masyarakat dan promosi
- Persentase rumah Tangga berperilaku 65 81,70
kesehatan
hidup sehat
- Persentase Posyandu Purnama dan 40 85,37
Mandiri

15
NO. PROGRAM URAIAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN
5 Program Regulasi Sumber daya Kesehatan
layanan Kesehatan dan Rasio dokter per satuan penduduk 40 118,4
Pengelolaan Sumber
Daya Kesehatan Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk 6 98,54
Rasio dokter keluarga per 1.000 keluarga - 28,4
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 11 49,59
Rasio apoteker per 100.000 penduduk 10 50,69
Rasio bidan per 100.000 penduduk 100 81,28
Rasio perawat per 100.000 penduduk 22 403,13
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk 22 -
Rasio tenaga gizi per 100.000 penduduk 22 19,88
Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk 40 22,9
Rasio ahli kesehatan masyarakat per 100.000 40 8,3
penduduk

6 Program penelitian , Indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan 79.2 81


pengembangan dan kesehtan
informasi kesehatan Seluruh Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang 100 100
kesehatan dapat dicegah dan ditangani <24
jam
7 Peningkatan Pelayanan Persentase cakupan ketersediaan obat, vaksin 91 91
kefarmasian dan dan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan
pengelolaan Alat dasar di Puskesmas
kesehatan

8 Program Upaya
pelayanan gizi dan
kesehatan keluarga

Sumber : LAKIP Dinas Kesehatan, 2011

Berdasarkan tabel tersebut di atas, masih terdapat permasalahan bidang kesehatan di Kota
Yogyakarta terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama yaitu antara lain:
1. Prosentase balita gizi buruk masih lebih tinggi dari target yang diharapkan < 1%
2. Angka Kematian Ibu melahirkan lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Lebih dari 80% ibu hamil
telah mendapat tablet Fe dan semua persalinan sudah ditolong tenaga kesehatan, namun demikian
pada tahun 2011 terjadi peningkatan Angka kematian Ibu melahirkan dibanding tahun-tahun
sebelumnya.
3. pemasyarakatan ASI Eksklusif masih perlu ditingkatkan untuk akselerasi cakupan bayi yang
mendapat ASI Eksklusif, disebabkan capaian kinerja masih jauh dari target.
4. angka kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif belum mampu mencapai target > 85%, angka
yang ada sampai tahun 2011 baru mencapai 77%, sehingga pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung angka kesembuhan ini mutlak diperlukan.
5. dalam hal pelayanan kesehatan dasar, terdapat rasio tenaga kesehatan yang masih rendah
dibandingkan jumlah penduduk Kota Yogyakarta adalah rasio bidan, tenaga gizi, tenaga sanitasi
serta ahli kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu perlu ditambahkan untuk pemenuhan
kebutuhannya.
16
Namun ada juga keberhasilan dari beberapa pencapaian indikator kinerja utama yang mampu
mendorong kepercayaan masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat antara lain
kualitas lingkungan yang semakin membaik, rasio tenaga medis dan paramedis yang lain telah sesuai
target yang diharapkan, persentase posyandu mandiri dan purnama telah diatas 40%, seluruh keluarga
miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar telah mendapatkannya. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh adanya partisipasi aktif dari masyarakat, kesadaran untuk hidup sehat dan dukungan
dari petugas kesehatan.

Selain pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan disampaikan pula mengenai
anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berdasarkan data
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan dokumen LAKIP Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

17
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan


1. Mortalitas
1.1 Angka Kematian Ibu
Grafik 1.
Angka Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup
di Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011

240

160

80

0
2007 2008 2009 2010 2011

AKI 80.4 19.34 61.74 153.5 188.52

Target Nas 228 228 228 228 228

Sumber : Profil Dinas Kesehatan, 2011

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Yogyakarta berfluktuasi dari tahun ke tahun,
bahkan tahun 2010-2011 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan periode
2007-2009. Meskipun jika dicermati AKI di Kota Yogyakarta sudah melampaui
pencapaian target AKI secara nasional, namun kecenderungan peningkatan AKI
menjadi permasalahan kesehatan di Kota Yogyakarta yang memerlukan upaya
penanggulangan yang tepat. Berdasarkan data empiris yang ada penyebab
kematian ibu di Kota Yogyakarta adalah perdarahan, eklamsi, solutio placenta,
emboli air ketuban dan lebih penting lagi adalah keputusan segera untuk
mendapatkan pertolongan kesehatan.

1.2 Angka Kematian Bayi


Grafik 2.
Angka Kematian Bayi Per 100.000 Kelahiran Hidup
di Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011

45

35

25

15

-5
2007 2008 2009 2010 2011

AKB 3,02 5,56 6,79 8,7 9,43

T arget 34 34 34 34 34

Sumber : Profil Dinas Kesehatan

18
Angka Kematian Bayi di Kota Yogyakarta dalam 5 tahun terakhir cenderung
mengalami kenaikan. Secara umum kasus kematian bayi di Kota Yogyakarta
disebabkan oleh asfiksia, BBLR, pneumonia, dan kelainan kongenital yang terlambat
mendapatkan penanganan adekuat.

2. Morbiditas
2.1 TB Paru
Grafik 3.
Angka Konversi Penderita TB Paru di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011

Sumber : Profil Dinas Kesehatan, 2011

Angka konversi (persentase penderita TBC paru BTA positif yang mengalami
konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif)
mengalami kenaikan namun belum mencapai target (80%) sehingga masih terdapat
potensi penularan. Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan angka
konversi penderita TB Paru dengan memberikan motivasi penderita oleh PMO dan
petugas kesehatan dalam hal kepatuhan minum obat dan reward bagi penderita
sembuh.

2.2 Demam Berdarah


Grafik 4.
Jumlah Penderita Demam Berdarah di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
2000

1000

0
2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Kasus 767 768 688 1517 460

umber : Profil Dinas Kesehatan

19
Dalam rentang waktu 2007-2011, jumlah penderita Demam Berdarah di Kota
Yogyakarta fluktuatif. Dengan melihat jumlah kasus Demam Berdarah dapat
dikatakan bahwa masih ada sumber-sumber potensial penyebaran penyakit Demam
Berdarah. Kegiatan – kegiatan terkait upaya penanggulangan antara lain :
Pemantauan kasus Demam berdarah, penyelidikan epidemiologi, koordinasi dan
desiminasi informasi dengan lintas program dan lintas sektor, community Deal DBD,
kranisasi sekolah, fogging, penyebar luasan informasi. Upaya penanggulangan
yang diutamakan adalah dengan gerakan 3M (Menguras, Menutup,
Mengubur/Memanfaatkan), ikanisasi, larvasida.
2.3. AIDS
Grafik 5.
Jumlah Penderita HIV AIDS di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
140
120 116
AIDS Kumulatif 104
100 94
78
80
60
40
11 10 12
20 5 16

0 0

2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Profil Dinas Kesehatan

Jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan yang


sangat signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Bahkan jika dilihat secara
kumulatif penderita HIV-AIDS pada tahun 2011 jumlahnya meningkat lebih dari 10
kali lipat.

3. Status Gizi
Grafik 6.
Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
20%

15%

10%

5%

0%
31 des 07 31-Dec-08 31-Dec-09 31-Dec-10 31-Dec-11

% Gizi Buruk 1.20% 1.20% 0.98% 1.04% 1.35%


% Target 15% 15% 15% 15% 15%

Sumber : Profil Dinas Kesehatan, 2011

20
Meskipun persentase balita gizi buruk sudah lebih baik dari target Nasional, namun
kasus gizi buruk di Kota Yogyakarta masih tetap ada dengan kisaran persentase
antara 0.98% - 1,2 % dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Berdasarkan data yang
ada penyebab kasus-kasus balita gizi buruk adalah ketidaktepatan pola asuh, faktor
ekonomi serta adanya penyakit penyerta. Untuk menekan agar potensi terjadinya
kasus balita dengan gizi buruk tidak menjadi lebih besar tetap perlu diperlukan
upaya-upaya yang strategis.

B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih


Pada tahun 2011 dengan telah terpilihnya Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah Kota
Yogyakarta masa bakti 2012-2016, telah pula disusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Strategis Dinas Kesehatan disusun dengan
memperhatikan RPJMD Kota Yogyakarta tersebut. Misi Walikota-Wakil Walikota terpilih di
bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas /kompetensi tenaga kesehatan di Puskesmas
2. Mewujudkan rumah sakit tanpa kelas di Yogyakarta dan mewujudkan pelayanan
Puskesmas 24 jam secara bertahap
3. Perbaikan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pola hidup sehat dan
terencana
5. Memperkuat program promosi kesehatan untuk pencegahan dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, seperti ISPA, demam berdarah, kematian ibu hamil, kematian bayi,
gizi buruk, leptospirosis, dan TB Paru

C. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan

Sebagai instansi teknis di bidang kesehatan, Renstra Dinas Kesehatan disusun dengan
memperhatikan Renstra Kementerian Kesehatan. Dalam rangka terselenggaranya
pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka Kemenkes RI
menetapkan sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar
tingkat sosial ekonomi serta gender,

21
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga
dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

D. Telaah RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup yang Strategis


Kota Yogyakarta memiliki letak yang strategis bagi pembangunan diberbagai sektor,
sehingga akan terjadi dinamisasi masyarakat baik dari dalam maupun luar wilayah. Kondisi
demikian merupakan potensi besar terjadinya masalah-masalah kesehatan dimasa
sekarang atau dimasa yang akan datang, sehingga diperlukan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang unggul dan mampu mengatasi secara efektif dan efisien terhadap
permasalahan kesehatan yang muncul di masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
melalui Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Individu, Pelayanan Kesehatan Publik
dan Pemberdayaan Masyarakat diharapkan mampu melindungi dan mengembangkan
kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta.

22
BAB IV
VISI, MISI , NILAI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Pernyataan Visi :
Menurut Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta,
berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian
Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, maka Visi Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta adalah :

“Menjadi Fasilitator, Motivator, Regulator dan Pemberi Pelayanan Kesehatan yang


Bermutu dan Terjangkau”

Visi yang telah dipilih oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dimaksudkan untuk
mendukung visi nasional yaitu ”Masyarakat Indonesia Sehat Mandiri dan Berkeadilan” dan
tentunya juga untuk mendukung visi Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Menjadikan
Provinsi DIY sebagai :

1. Provinsi dengan status kesehatan masyarakat yang tinggi sejajar dengan negara-negara
di Asia Tenggara
2. Pusat Upaya Pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau oleh masyarakat
3. Pusat pendidikan, pelatihan dan konsultasi kesehatan di Indonesia

Visi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga mendukung visi Kota Yogyakarta yang telah
ditetapkan yaitu “Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,
berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang
Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan”.
Guna mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maka disusun beberapa misi Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta.

B. Pernyataan Misi :
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota yogyakarta, maka Misi yang dibangun
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan menuju
Masyarakat Sehat dan Mandiri
2. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
3. Meningkatnya Sistem Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
4. Meningkatnya Jejaring kerja antara Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta
5. Meningkatnya Fungsi Regulasi Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
6. Meningkatnya Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

23
Bahwa untuk mewujudkan misi dinas Kesehatan tersebut, diperlukan adanya nilai-nilai
yang disepakati dan dilaksanakan secara menyeluruh agar tujuan dari pembangunan kesehatan
di Kota Yogyakarta dapat diwujudkan sesuai target sasaran yang telah ditetapkan hingga lima
tahun mendatang.

C. Nilai-Nilai
1. Pro Rakyat
Bahwa penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan baik untuk upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat akan senantiasa mendahulukan
kepentingan rakyat.
2. Inklusif
Bahwa seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas akan senantiasa memperhatikan peran serta aktif masyarakat dan
mengutamakan pemberdayaan upaya kesehatan bersumber masyarakat dari seluruh
komponen masyarakat kota yang terdiri dari forum kemasyarakatan, masyarakat
independen, tokoh masyarakat maupun kader kesehatan.
3. Responsif
Seluruh kegiatan yang direncanakan harus memenuhi kebutuhan dari masyarakat di wilayah
kerjanya dengan mengutamakan mekanisme perencanaan bersumber masyarakat sehingga
kegiatan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dapat di akomodir.
4. Efektif dan Efisien
Pelaksanaan Program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan (termasuk UPT)
diupayakan tepat sasaran dengan penggunaan sumber daya yang optimal, adanya
perbaikan berkelanjutan serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi
organisasi.
5. Transparan dan Akuntabel
Pertanggungjawaban untuk setiap program dan kegiatan terkait dengan waktu, sasaran,
tujuan dan pemanfaatan dana dilaksanakan sesuai Peraturan Walikota yang berlaku pada
saat tahun berjalan.

D. Tujuan
1. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan kesehatan menuju
masyarakat sehat dan mandiri
a. Persentase cakupan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri
b. Persentase cakupan Rumah Tangga yang Melaksanakan PHBS
2. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau
a. Persentase cakupan Jaminan Kesehatan bagi penduduk miskin
b. Persentase cakupan jaminan kesehatan bagi penduduk rentan miskin
c. Persentase Cakupan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar

24
d. Peresentase cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
3. Meningkatkan Jejraing Kerja antara Masyarakat, Pemerintah dan Swata
a. Prevalensi gizi buruk dan kurang
b. Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan
c. Persentase cakupan balita ditimbang berat badannya
d. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
e. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
f. Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup
g. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (PN ) sebesar lebih dari 96
persen
h. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
i. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
j. Proporsi Kasus TB yang Berhasil diobati dalam Program DOTS (Succes Rate)
k. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS
l. Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD (SPM)
m. Persentase Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat
n. Jumlah Kelurahan Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
4. Meningkatkan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
a. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan
b. Seluruh Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang Kesehatan dapat dicegah dan ditangani < 24
jam
5. Meningkatkan fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya Kesehatan sesuai
standar
a. Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi Standart Mutu Minimal
b. Persentase Cakupan Keamanan Mutu Pangan
c. Persentase Cakupan SDM Kesehatan yang Memenuhi Standart Kompetensi
6. Meningkatkan ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
a. Pesentase Cakupan Ketersediaan Obat, Vaksin dan alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas

E. Sasaran Strategis
1. Terwujudnya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
a. Persentase Cakupan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri dari 55% menjadi 80% (SPM)
b. Persentase Cakupan Rumah Tangga yang Melaksanakan PHBS dari 55% menjadi 75%
2. Terwujudnya Peningkatan Ketersediaan Anggaran Publik untuk Kesehatan terutama bagi
penduduk miskin

25
a. Persentase Cakupan Jaminan Kesehatan bagi Penduduk Miskin sebesar 100 %
b. Persentase Cakupan Jaminan Kesehatan bagi penduduk rentan miskin sebesar 100 %
3. Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
a. Persentase Cakupan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar 80 % (SPM)
b. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100 % (SPM;
MDGs)
c. Persentase kasusu kegawatdaruratan medis yang ditangani YES 118
4. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
a. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan mencapai 0.8
b. Persentase Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang Kesehatan dapat dicegah dan ditangani <
24 jam 100% (SPM)
5. Terwujudnya Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Prevalensi kekurangan gizi (terdiri dari gizi kurang dan gizi buruk) dari 9,8 persen
menjadi 8 persen (SPM; MDGs)
b. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan sebesar 100 % (SPM; MDGs)
c. Cakupan Balita ditimbang berat badannya sebesar 85 % (MDGs)
d. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dari 155 menjadi < 102 per 100.000
kelahiran hidup
e. Angka kematian bayi dari 9,5 menjadi 6,7 per 1000 kelahiran hidup
f. Angka kematian balita dari 2,1 menjadi 1,3 per 1000 kelahiran hidup
g. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (PN ) sebesar 100 % (SPM;
MDGs)
h. Angka Harapan Hidup
6. Terwujudnya peningkatan Upaya Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan dan
Upaya Penyehatan Lingkungan
a. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap (campak)
sebesar 99 % (MDGs)
b. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
sebesar 75 % (MDGs)
c. Proporsi Kasus TB yang Berhasil diobati dalam Program DOTS (Succes Rate) sebesar
83 % (MDGs)
d. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS sebesar 95 % (MDGs)
e. Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD sebesar 100
% (SPM)
f. Persentase Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat sebesar 94 %

26
g. Jumlah Kelurahan Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebesar
100% (45 Kelurahan) (MDGs)
7. Terwujudnya Peningkatan fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya
Kesehatan
a. Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi Standart Mutu Minimal dari
87 % menjadi 95 %
b. Persentase Cakupan Keamanan Mutu Pangan dari 64 % menjadi 80 %
c. Persentase Cakupan SDM Kesehatan yang Memenuhi Standart Kompetensi sebesar 80
%
8. Terwujudnya Peningkatan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
a. Persentase Cakupan Ketersediaan Obat, Vaksin dan alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas sebesar 95 %
Tujuan dan sasaran menengah (strategis) secara ringkas akan ditampilkan dalam tabel 4.1.

27
F. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Berikut ini adalah indikator kinerja utama (IKU) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Tabel 4.1 Indikator Kinerja Utama

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE


NO SASARAN STRATEGI URAIAN INDIKATOR
1 2 3 4 5
(2012) (2013) (2014) (2015) (2016)
1. Terwujudnya Persentase Cakupan 60% 65% 70% 75% 80%
Peningkatan Kelurahan Siaga Aktif
Pemberdayaan Mandiri
Masyarakat di Bidang
Kesehatan
Persentase Cakupan Rumah 59% 63% 67% 71% 75%
Tangga yang Melaksanakan
PHBS
2. Terwujudnya Prosentase Cakupan 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Jaminan kesehatan bagi
Ketersediaan Anggaran Penduduk Miskin
Publik untuk Kesehatan
terutama bagi penduduk
miskin
Prosentase cakupan 100% 100% 100% 100% 100%
jamianan kesehatan bagi
penduduk rentan miskin
3. Terwujudnya Persentase cakupan Mutu 67% 70% 73% 76% 80%
Peningkatan Pelayanan Pelayanan Kesehatan Dasar
Kesehatan yang Bermutu
dan Terjangkau
Persentase cakupan 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin
Persentase 60% 65% 70% 75% 80%
kegawatdaruratan medis
ditangani YES 118
4. Terwujudnya Prevalensi Gizi buruk dan 9,44% 9,08% 8,72% 8,36% 8,00%
Peningkatan derajat gizi kurang
kesehatan masyarakat

Persentase Cakupan Balita 100% 100% 100% 100% 100%


Gizi Buruk Mendapatkan
Perawatan
Persentase cakupan balita 76,20% 78% 81% 83% 85%
ditimbang berat badannya

Angka kematian ibu per <144 <134 <123 <113 <102


100.000 kelahiran hidup
Angka kematian bayi 1000 8,9 8,4 7,8 7,3 6,7
kelahiran hidup
Angka kematian Balita per <1,9 <1,8 <1,6 <1,5 <1,3
1000 kelahiran hidup

Proporsi kelahiran yang 100% 100% 100% 100% 100%


ditolong tenaga kesehatan
terlatih (PN ) sebesar lebih
dari 96 persen
Angka Harapan Hidup 73.5 74 th

28
5. Terwujudnya Persentase bayi usia 0-11 98,20% 98,40% 98,60% 98,80% 99,00%
Peningkatan Upaya bulan yang mendapat
Pengendalian Penyakit imunisasi dasar lengkap
dan Masalah Kesehatan
dan Upaya Penyehatan
Lingkungan

Proporsi jumlah kasus 72% 73% 73% 74% 75%


Tuberkulosis yang terdeteksi
dalam program DOTS (CDR)

Proporsi Kasus TB yang 71% 74% 77% 80% 83%


Berhasil diobati dalam
Program DOTS (Succes
Rate)

Proporsi penduduk usia 15- 79% 83% 87% 91% 95%


24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif
tentang HIV dan AIDS

Persentase Cakupan 100% 100% 100% 100% 100%


Penemuan dan Penanganan
Penderita Penyakit DBD

Persentase Sarana Sanitasi 92% 93% 93% 94% 94%


Dasar Memenuhi Syarat

Jumlah Kelurahan 19 26 33 40 45
Melaksanakan Sanitasi Total Kelurahan Kelurahan KelurahanKelurahan Kelurahan
Berbasis Masyarakat

6. Terwujudnya Persentase Sarana 89% 90% 92% 93% 95%


Peningkatan fungsi Pelayanan Kesehatan yang
regulasi dan terpenuhi Memenuhi Standar Mutu
ketersediaan Sumber Minimal
Daya Kesehatan
Persentase Cakupan 67% 70% 74% 77% 80%
Keamanan Mutu Pangan

Persentase cakupan SDM 78% 80% 82% 84% 88%


kesehatan yang memenuhu
standar kompetensi

7. Terwujudnya Persentase Cakupan 91% 92% 93% 94% 95%


Peningkatan ketersediaan obat, vaksin
Ketersediaan Farmasi dan alat kesehatan untuk
dan Alat Kesehatan pelayanan kesehatan dasar
di Puskesmas

8. Terwujudnya Indek kepuasan layanan 79.2 79.4 79.6 79.8 80


Peningkatan Kualitas kesehatan
Informasi Kesehatan
Berbasis Data yang
Akurat

Seluruh Kejadian Luar Biasa 100% 100% 100% 100% 100%


(KLB) Bidang Kesehatan
dapat di cegah dan ditangani
< 24 jam

29
G. Strategi

1. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal


2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan secara mandiri
3. Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Yogyakarta tanpa diskriminasi
4. Mengoptimalkan surveilans, monitoring, evaluasi untuk seluruh program dan kegiatan
kesehatan
5. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi
6. Mendorong peran serta masyarakat melalui pemantauan balita dan Kelompok Pendukung
Ibu
7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui pemantapan PWS-KIA
8. Meningkatkan peran serta masyaralat melalui Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dan pemantauan ibu hamil
9. Mengoptimalkan Advokasi. Komunikasi dan Mobilisasi Sosial bagi semua elemen
masyarakat
10. Mengaktifkan sweeping di masyarakat dalam upaya peningkatan cakupan hasil program
11. Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan penyediaan fasilitas higiene dan sanitasi
dengan menggunakan pendekatan berbasis masyarakat
12. Mendorong peran serta aktif bagi sarana dan tenaga kesehatan untuk mempunyai izin
13. Meningkatkan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dan pemberdayaan
SDM sesuai kemampuan dan kebutuhan organisasi
14. Melaksanakan perencanaan dan penganggaran kebutuhan farmasi dan alat kesehatan
sesuai standar

H. Kebijakan
1. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta surveilans di masyarakat
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pembiayaan kesehatan
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
4. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal

30
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF

A. Rencana Program
1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan
2. Program Upaya Pelayanan Gizi dan Kesehatan Keluarga
3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Program Pembiayaan Kesehatan
5. Program Regulasi Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
6. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
7. Program Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kesehatan
8. Program Peningkatan Pelayanan Kefarmasian dan Pengelolaan Alat Kesehatan

B. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan
2. Kegiatan Pengelolaan Operasional Puskesmas (18 Puskesmas)
3. Kegiatan Upaya Kesehatan Keluarga dan Reproduks
4. Kegiatan Upaya Pembinaan Gizi Masyarakat
5. Kegiatan Pengelolaan Operasional Rumah Pemulihan Gizi (RPG)
6. Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular
7. Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
8. Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan
9. Kegiatan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
10. Kegiatan Pembinaan dan Pelaksanaan Regulasi Pelayanan Kesehatan
11. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
12. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
13. Kegiatan Pengelolaan Promosi Kesehatan
14. Kegiatan Penelitian & Pengembangan Kesehatan
15. Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan dan Surveilans Epidemiologi
16. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
17. Kegiatan Pengelolaan Alat Kesehatan

C. Indikator Kinerja
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini.

31
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD

Pada tahun 2011 dengan telah terpilihnya Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah Kota
Yogyakarta masa bakti 2012-2016, telah pula disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016. Berdasarkan visi dan misi pembangunan
daerah Kota Yogyakarta telah disusun tujuan pembangunan selama lima tahun ke depan sebagai
berikut:
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran:
a. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang berkualitas
b. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah

2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik


a. terwujudnya pendidikan inklusif untuk semua
b. terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
c. terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai
d. terwujudnya pelayanan administrasi publik yang baik

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto dalam rangka


penanggulangan kemiskinan
a. terwujudnya peningkatan kualitas ekonomi masyarakat
b. terwujudnya peningkatan kualitas sosial masyarakat

4. Menguatkan daya saing daerah untuk memajukan Kota Yogyakarta


a. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul
b. Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat
c. Terwujudnya daya dukung pengembangan usaha

Berikut ini indikator kinerja Dinas Kesehatan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kota
Yogyakarta disajikan dalam tabel 6.1

32
33
LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai