Tentang :
REVISI RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (RENSTRA SKPD)
DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2012 - 2016
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN
Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta Kode Pos 55165 Telp. (0274) 515865, 562682 Fax. (0274) 515869
EMAIL : kesehatan@jogjakota.go.id
HOTLINE SMS : 08122780001 HOTLINE EMAIL : upik@jogjakota.go.id
WEBSITE : www.jogjakota.go.id
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklajuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Hasil
Evaluasi LAKIP oleh Tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi ;
b. bahwa perubahan atas Rencana Strategis ini dimungkinkan dengan memperhatikan
perkembangan yang terjadi di bidang kesehatan, maka dipandang perlu melakukan
pembenahan penempatan sasaran ke tujuan yang sesuai dengan makna indikator sasaran
yang akan dicapai;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun dan ditetapkan Revisi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016 dengan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan daerah-daerah Kota Besar
Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah
Istimewa Yogyakarta;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2013;
15. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025;
17. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah;
19. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
, Kedudukan , Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah;
20. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016;
21. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 287 A/KEP/2012 Tahun 2012 tentang Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta;
22. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2012 tentang Fungsi, Rincian Tugas
dan Tata Kerja Inspektorat Kota Yogyakarta;
MEMUT USKAN
A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan sebagai salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai kewajiban menyusun rencana strategis bidang kesehatan
selama 5 (lima) tahun untuk mendukung perencanaan daerah dan sebagai pedoman dalam penyusunan
rencana kerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu tiap tahun selama 5 (lima) tahun, sebagaimana
diamanatkan pada Undang–undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Perencanaan daerah yang dimaksud adalah dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah
yang merupakan manifestasi kontrak politik Walikota Yogyakarta terpilih yang harus didukung dengan
rencana kerja yang sistematis dari masing-masing unit kerja, sebagaimana tersebut dalam Undang-
undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 150 ayat (3) huruf (b) dan (c).
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah
awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Melalui perencanaan strategis dapat
diperoleh informasi tentang visi, misi, strategi dan kebijakan, tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi
serta cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi instansi
yang bersangkutan. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
program–program pembangunan Kesehatan yang merupakan penjabaran dari kebijakan SKPD untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan visi dan misi Dinas Kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
untuk kurun waktu tahun 2012 – 2016.
Secara khusus bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia, sehingga setiap manusia
mempunyai hak untuk hidup sehat. Dengan demikian masyarakat berhak atas akses pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan amandemen UUD tahun 1945 pasal 28 huruf H.
Dalam pasal tersebut, kesehatan dipandang sebagai suatu bagian dari hak azasi manusia dan sekaligus
merupakan kewajiban semua pihak (individu, masyarakat dan negara) untuk menciptakan suatu kondisi di
mana setiap warga negara dalam keadaan selalu sehat sehingga mereka dapat berproduksi baik secara
ekonomi maupun sosial. Pembangunan Kesehatan di kota Yogyakarta yang dilaksanakan secara
berkesinambungan telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian masih ada
permasalahan dibidang kesehatan yaitu masih adanya potensi kematian ibu serta adanya stagnasi balita
gizi buruk, tingginya angka penyakit potensial wabah terutama demam berdarah, penyakit akibat gaya
hidup (penyakit degeneratif, dll). Selain itu, semakin berkembangnya Pelayanan kesehatan swasta
(tradisional dan modern) yang belum terkoordinir melalui sistem yang baik merupakan tantangan dalam
pembangunan kesehatan di Kota Yogyakarta.
Pembangunan Kesehatan di kota Yogyakarta bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga masyarakat agar terwujud derajad kesehatan yang
setinggi-tingginya, dengan ditandai oleh penduduknya yang berperilaku hidup bersih dan sehat dan
hidup dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan
tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan baik oleh pemerintah kota, masyarakat, maupun
swasta.
Melalui program jangka menengah 5 (lima) tahunan yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta 2012-2016 dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
diharapkan mampu menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Dinas Kesehatan tiap tahun.
Adapun Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2012-2016 merupakan penjabaran dokumen perencanaan
RPJMD Kota Yogyakarta 2012-2016 dari visi, misi dan program Kepala Daerah, yang dalam proses
penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJMD, serta Sistem
Kesehatan Nasional. Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dijabarkan setiap tahun ke dalam
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam penyusunan RKA Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Anggaran
Sementara (PPAS). Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga merefleksikan rencana program
yang ada di dalam renstra Dinas Kesehatan Propinsi DIY agar tetap sinergis dalam penyusunan
perencanaan kegiatan tiap tahunnya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur , Jawa Tengah , Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa
Yogyakarta
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang no 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
5. Undang-undang no 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
6. Undang-undang no 17 tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Nasional
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
8. Undang–undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
9. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2011 tentang Rumah Sakit
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standart Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
2
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standart
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.0301/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014
21. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah
22. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintah Daerah
23. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan
Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah
24. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2012 – 2016
25. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
26. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
27. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan
dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
28. Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Yogyakarta 2007 – 2011
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini diuraikan secara singkat pengertian Renstra Dinas Kesehatan; fungsi Renstra
Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang kesehatan; proses
penyusunan Renstra Dinas Kesehatan; Keterkaitan Renstra Dinas Kesehatan dengan
RPJMD, Renstra Dinas Kesehatan Propinsi dan dengan Renja Dinas Kesehatan.
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan, dan Tugas Pokok Dinas Daerah, telah menyebutkan bahwa kedudukan Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kesehatan.
2. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
3. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.
Untuk menjalankan tugas pokok Dinas Kesehatan dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan, maka telah ditetapkan
Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta serta Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 111 Tahun 2012 tentang Pembentukan,
Susunan, kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas Unit pelaksana Teknis Farmasi dan Alat Kesehatan.
Berdasarkan peraturan diatas susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terdiri dari :
Fungsi dan Rincian tugas dari masing-masing struktural yang duduk dalam organisasi Dinas
Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
1. Sekretariat
a. Fungsi
Sekretariat mempunyai fungsi pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan,
administrasi data dan pelaporan
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan umum,
kepegawaian, keuangan, administrasi data dan pelaporan;
2) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Sekretariat;
3) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah urusan umum, kepegawaian,
keuangan, administrasi data dan pelaporan;
4) menyelenggarakan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang
berkatan dengan urusan umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan
pelaporan;
5) mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas serta upaya pemecahan masalah Dinas;
6) mengkoordinasikan upaya pemecahan masalah Dinas
7) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Dinas
8) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
6
4) menyiapkan kerjasama dengan pemberi pelayanan kesehatan (PPK) atau sarana
pelayanan kesehatan lain yang berkaitan dengan jaminan kesehatan daerah;
5) menyelenggarakan fasilitasi pelayanan farmasi;
6) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja Bidang;
7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
7
5. Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Fungsi
Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi
penyelenggaraan regulasi dan pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan.
b. Tugas
1) menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan regulasi dan
pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan;
2) menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Bidang;
3) menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan regulasi dan
pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan;
4) menyelenggarakan regulasi kesehatan;
5) menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;
6) menyelenggarakan analisis dan pengembangan kinerja bidang.
7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Menurut Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta, berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 111 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Farmasi dan Alat
kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maka susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terdiri dari:
1. Kepala UPT
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Kelompok Jabatan Fungsional
Fungsi dan Rincian tugas dari masing-masing struktural yang duduk dalam organisasi Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. UPT Puskesmas
a. Fungsi
Pelayanan kesehatan strata pertama, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Tugas
1) mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta
melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
masyarakat
2) merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
Puskesmas;
3) menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai
bidang tugasnya;
8
4) melaksanakan upaya kesehatan masyarakat;
5) melaksanakan upaya kesehatan perorangan;
6) melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/ kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana,
upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya serta pembinaan pengobatan tradisional.
7) melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan
sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan
swasta serta kader pembangunan kesehatan;
8) melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di
wilayah kerjanya;
9) melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan;
10) melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT;
11) melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPT;
12) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
9
9) melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPT;
10) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
10
Kota Yogyakarta sebanyak 127 orang. Adapun menurut jenis pendidikan yang telah ditamatkan,
maka distribusi pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Pendidikan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta Tahun 2012
Dinas JUMLAH
No PENDIDIKAN Puskesmas / UPT
Kesehatan TOTAL
1 Spesialis kedokteran gigi 0 2 2
2. S2 Kesehatan Masyarakat 2 1 3
3. S2 Epidemiologi 1 0 1
4. S2 Promosi Kesehatan 1 0 1
5 S2 Kesehatan Ibu dan Anak 1 0 1
11
37 D3 Asisten Apoteker 0 1 1
38 D3 Rekam Medis 0 18 18
39 D3 Akuntansi 4 1 5
40 D3 Analis 2 17 19
41 D3 Bidan 2 56 58
42 D3 Ekonomi 1 1 2
43 D3 Gizi 2 17 19
44 D3 Kesehatan Gigi 3 29 32
45 D3 Kesehatan Lingkungan 7 18 25
46 D3 Komp & Sist Informasi 6 0 6
47 D3 Manajemen Informatika 1 0 1
48 D3 Manajemen 0 1 1
49 D3 Arsip 1 0 1
50 D3 Administrasi 0 1 1
51 D3 Elektro medis 0 1 1
52 D3 Perawat 4 36 40
53 D3 Kesehatan 0 1 1
54 D3 Rontsen 0 2 2
55. D3 Sanitarian 1 0 1
56. D3 perhotelan 0 1 1
57. D2 Bidan 0 1 1
58. D1 Bidan 0 22 22
59. KPA 1 1 2
60. KPAA 1 1 2
61. KKPA 0 1 1
62. SLTA-SMA-SMU-SMk 32 187 219
63. SPKF 0 1 1
64. SPAG 0 2 2
65. SPPH 1 6 7
SAA-SMF 0 35 35
66.
67. SPK 1 36 37
68. SPRG 0 16 16
69. SPG 0 1 1
70. Pekarya 0 4 4
71. SLTP-SMP 1 27 28
72. SD 0 14 14
Jumlah 127 651 762
Sumber : Dinas Kesehatan, Juli 2012
Selain menurut jenis pendidikan, pembagian pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta dilakukan menurut pangkat/golongan, adapun distribusi menurut pangkat/golongan
adalah sebagai berikut :
12
Tabel 2.2. Distribusi Pegawai Menurut Pangkat di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan
2. Sarana
Sarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seperti tersebut di bawah ini
1 Puskesmas dengan Rawat Inap Persalinan = 3 unit
Puskesmas Rawat Jalan = 15 unit
2 Puskesmas Pembantu = 12 unit
3 UPT Alkes & Farmasi = 1 unit
4 Laboratorium Pengawasan Kualitas Air = 1 unit
5 UPT PJKD = 1 unit
6 Rumah Pemulihan Gizi = 1 unit
3. Prasarana
Prasarana yang mendukung kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta , tersebut di bawah ini :
Tabel 2.3. Distribusi Prasarana di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan UPT PJKD Tahun 2011
13
No Nama Barang Jumlah
Dinas Puskesmas / Keterangan
Kesehatan UPT
1 Kendaraan roda empat 14 1 Kondisi Baik
2 Kendaraan roda dua 23 110 Kondisi Baik
3 Puskesmas Keliling 3 22 Kondisi Baik
Dialihkan ke RS
4 Mobil Jenazah 0 0
Jogja
5 Ruang rapat 4 18 Kondisi Baik
6 Meja Rapat 29 163 Kondisi Baik
7 Kursi Rapat 180 436 Kondisi Baik
8 Meja Kerja 104 312 Kondisi Baik
9 Kursi Kerja 111 403 Kondisi Baik
10 Mesin ketik 15 47 Kondisi Baik
11 Desktop 62 178 Kondisi Baik
12 Laptop 16 30 Kondisi Baik
13 Kamera Digital 4 8 Kondisi Baik
14 Televisi 4 34 Kondisi Baik
15 Handycam 2 2 Kondisi Baik
16 Wireless 4 18 Kondisi Baik
17 Freezer 0 49 Kondisi Baik
18 AC 21 52 Kondisi Baik
19 Mesin Fogging 7 29 Kondisi Baik
20 ULV 2 0 Kondisi Baik
21 Printer 69 193 Kondisi Baik
22 LCD Proyektor 6 10 Kondisi Baik
23 Over Head Proyektor 2 7 Kondisi Baik
24 Telepon 2 16 Kondisi Baik
25 Mesin Fax 1 3 Kondisi Baik
26 Almari 52 268 Kondisi Baik
27 Filling Cabinet besi 28 47 Kondisi Baik
28 Filling Cabinet plastik 12 31 Kondisi Baik
29 Jaringan Intranet 1 18 Kondisi Baik
30 Sumber Daya Listrik 23000 Watt 11000 watt Kondisi Baik
31 Alat Medis: 1 18 Kondisi Baik
Sumber: Lakip Dinas Kesehatan, 2011
14
Tabel 2.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2011
TARGET
NO. PROGRAM URAIAN INDIKATOR CAPAIAN
Nasional
1 Program Upaya KUALITAS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 67,9 Th 75 Th
Mortalitas
Angka Kematian :
- Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran 40 9,43
hidup
- Angka kematian balita per 1.000 kelahiran 58 2,09
hidup
- Angka kematian ibu melahirkan per 150 188,52
100.000 kelahiran hidup
Persentase balita gizi buruk <1 1,35
- Persentase Kecamatan bebas rawan gizi 80 100
Pelayanan Kesehatan
- Persentase Persalinan oleh tenaga 90 100
Kesehatan
- Persentase Desa yang mencapai Universal 100 100
Child Immunization ( UCI)
- Persentase Ibu hamil yang mendapat 80 74,13
tablet Fe
- Persentase bayi yang mendapat ASI 80 40,24
eksklusif
Keadaan Lingkungan :
- Persentase rumah sehat 88,5 88,01
Persentase tempat-tempat umum sehat 92,5 97
15
NO. PROGRAM URAIAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN
5 Program Regulasi Sumber daya Kesehatan
layanan Kesehatan dan Rasio dokter per satuan penduduk 40 118,4
Pengelolaan Sumber
Daya Kesehatan Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk 6 98,54
Rasio dokter keluarga per 1.000 keluarga - 28,4
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 11 49,59
Rasio apoteker per 100.000 penduduk 10 50,69
Rasio bidan per 100.000 penduduk 100 81,28
Rasio perawat per 100.000 penduduk 22 403,13
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk 22 -
Rasio tenaga gizi per 100.000 penduduk 22 19,88
Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk 40 22,9
Rasio ahli kesehatan masyarakat per 100.000 40 8,3
penduduk
8 Program Upaya
pelayanan gizi dan
kesehatan keluarga
Berdasarkan tabel tersebut di atas, masih terdapat permasalahan bidang kesehatan di Kota
Yogyakarta terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama yaitu antara lain:
1. Prosentase balita gizi buruk masih lebih tinggi dari target yang diharapkan < 1%
2. Angka Kematian Ibu melahirkan lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Lebih dari 80% ibu hamil
telah mendapat tablet Fe dan semua persalinan sudah ditolong tenaga kesehatan, namun demikian
pada tahun 2011 terjadi peningkatan Angka kematian Ibu melahirkan dibanding tahun-tahun
sebelumnya.
3. pemasyarakatan ASI Eksklusif masih perlu ditingkatkan untuk akselerasi cakupan bayi yang
mendapat ASI Eksklusif, disebabkan capaian kinerja masih jauh dari target.
4. angka kesembuhan Penderita TB Paru BTA Positif belum mampu mencapai target > 85%, angka
yang ada sampai tahun 2011 baru mencapai 77%, sehingga pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung angka kesembuhan ini mutlak diperlukan.
5. dalam hal pelayanan kesehatan dasar, terdapat rasio tenaga kesehatan yang masih rendah
dibandingkan jumlah penduduk Kota Yogyakarta adalah rasio bidan, tenaga gizi, tenaga sanitasi
serta ahli kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu perlu ditambahkan untuk pemenuhan
kebutuhannya.
16
Namun ada juga keberhasilan dari beberapa pencapaian indikator kinerja utama yang mampu
mendorong kepercayaan masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat antara lain
kualitas lingkungan yang semakin membaik, rasio tenaga medis dan paramedis yang lain telah sesuai
target yang diharapkan, persentase posyandu mandiri dan purnama telah diatas 40%, seluruh keluarga
miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar telah mendapatkannya. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh adanya partisipasi aktif dari masyarakat, kesadaran untuk hidup sehat dan dukungan
dari petugas kesehatan.
Selain pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan disampaikan pula mengenai
anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berdasarkan data
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan dokumen LAKIP Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
17
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
240
160
80
0
2007 2008 2009 2010 2011
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Yogyakarta berfluktuasi dari tahun ke tahun,
bahkan tahun 2010-2011 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan periode
2007-2009. Meskipun jika dicermati AKI di Kota Yogyakarta sudah melampaui
pencapaian target AKI secara nasional, namun kecenderungan peningkatan AKI
menjadi permasalahan kesehatan di Kota Yogyakarta yang memerlukan upaya
penanggulangan yang tepat. Berdasarkan data empiris yang ada penyebab
kematian ibu di Kota Yogyakarta adalah perdarahan, eklamsi, solutio placenta,
emboli air ketuban dan lebih penting lagi adalah keputusan segera untuk
mendapatkan pertolongan kesehatan.
45
35
25
15
-5
2007 2008 2009 2010 2011
T arget 34 34 34 34 34
18
Angka Kematian Bayi di Kota Yogyakarta dalam 5 tahun terakhir cenderung
mengalami kenaikan. Secara umum kasus kematian bayi di Kota Yogyakarta
disebabkan oleh asfiksia, BBLR, pneumonia, dan kelainan kongenital yang terlambat
mendapatkan penanganan adekuat.
2. Morbiditas
2.1 TB Paru
Grafik 3.
Angka Konversi Penderita TB Paru di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
Angka konversi (persentase penderita TBC paru BTA positif yang mengalami
konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif)
mengalami kenaikan namun belum mencapai target (80%) sehingga masih terdapat
potensi penularan. Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan angka
konversi penderita TB Paru dengan memberikan motivasi penderita oleh PMO dan
petugas kesehatan dalam hal kepatuhan minum obat dan reward bagi penderita
sembuh.
1000
0
2007 2008 2009 2010 2011
19
Dalam rentang waktu 2007-2011, jumlah penderita Demam Berdarah di Kota
Yogyakarta fluktuatif. Dengan melihat jumlah kasus Demam Berdarah dapat
dikatakan bahwa masih ada sumber-sumber potensial penyebaran penyakit Demam
Berdarah. Kegiatan – kegiatan terkait upaya penanggulangan antara lain :
Pemantauan kasus Demam berdarah, penyelidikan epidemiologi, koordinasi dan
desiminasi informasi dengan lintas program dan lintas sektor, community Deal DBD,
kranisasi sekolah, fogging, penyebar luasan informasi. Upaya penanggulangan
yang diutamakan adalah dengan gerakan 3M (Menguras, Menutup,
Mengubur/Memanfaatkan), ikanisasi, larvasida.
2.3. AIDS
Grafik 5.
Jumlah Penderita HIV AIDS di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
140
120 116
AIDS Kumulatif 104
100 94
78
80
60
40
11 10 12
20 5 16
0 0
3. Status Gizi
Grafik 6.
Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Yogyakarta
Tahun 2007- 2011
20%
15%
10%
5%
0%
31 des 07 31-Dec-08 31-Dec-09 31-Dec-10 31-Dec-11
20
Meskipun persentase balita gizi buruk sudah lebih baik dari target Nasional, namun
kasus gizi buruk di Kota Yogyakarta masih tetap ada dengan kisaran persentase
antara 0.98% - 1,2 % dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Berdasarkan data yang
ada penyebab kasus-kasus balita gizi buruk adalah ketidaktepatan pola asuh, faktor
ekonomi serta adanya penyakit penyerta. Untuk menekan agar potensi terjadinya
kasus balita dengan gizi buruk tidak menjadi lebih besar tetap perlu diperlukan
upaya-upaya yang strategis.
Sebagai instansi teknis di bidang kesehatan, Renstra Dinas Kesehatan disusun dengan
memperhatikan Renstra Kementerian Kesehatan. Dalam rangka terselenggaranya
pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka Kemenkes RI
menetapkan sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar
tingkat sosial ekonomi serta gender,
21
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga
dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
22
BAB IV
VISI, MISI , NILAI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Pernyataan Visi :
Menurut Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta,
berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 73 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian
Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, maka Visi Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta adalah :
Visi yang telah dipilih oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dimaksudkan untuk
mendukung visi nasional yaitu ”Masyarakat Indonesia Sehat Mandiri dan Berkeadilan” dan
tentunya juga untuk mendukung visi Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Menjadikan
Provinsi DIY sebagai :
1. Provinsi dengan status kesehatan masyarakat yang tinggi sejajar dengan negara-negara
di Asia Tenggara
2. Pusat Upaya Pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau oleh masyarakat
3. Pusat pendidikan, pelatihan dan konsultasi kesehatan di Indonesia
Visi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga mendukung visi Kota Yogyakarta yang telah
ditetapkan yaitu “Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,
berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang
Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan”.
Guna mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta maka disusun beberapa misi Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta.
B. Pernyataan Misi :
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota yogyakarta, maka Misi yang dibangun
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan menuju
Masyarakat Sehat dan Mandiri
2. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
3. Meningkatnya Sistem Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
4. Meningkatnya Jejaring kerja antara Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta
5. Meningkatnya Fungsi Regulasi Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
6. Meningkatnya Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
23
Bahwa untuk mewujudkan misi dinas Kesehatan tersebut, diperlukan adanya nilai-nilai
yang disepakati dan dilaksanakan secara menyeluruh agar tujuan dari pembangunan kesehatan
di Kota Yogyakarta dapat diwujudkan sesuai target sasaran yang telah ditetapkan hingga lima
tahun mendatang.
C. Nilai-Nilai
1. Pro Rakyat
Bahwa penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan baik untuk upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat akan senantiasa mendahulukan
kepentingan rakyat.
2. Inklusif
Bahwa seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas akan senantiasa memperhatikan peran serta aktif masyarakat dan
mengutamakan pemberdayaan upaya kesehatan bersumber masyarakat dari seluruh
komponen masyarakat kota yang terdiri dari forum kemasyarakatan, masyarakat
independen, tokoh masyarakat maupun kader kesehatan.
3. Responsif
Seluruh kegiatan yang direncanakan harus memenuhi kebutuhan dari masyarakat di wilayah
kerjanya dengan mengutamakan mekanisme perencanaan bersumber masyarakat sehingga
kegiatan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dapat di akomodir.
4. Efektif dan Efisien
Pelaksanaan Program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan (termasuk UPT)
diupayakan tepat sasaran dengan penggunaan sumber daya yang optimal, adanya
perbaikan berkelanjutan serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi
organisasi.
5. Transparan dan Akuntabel
Pertanggungjawaban untuk setiap program dan kegiatan terkait dengan waktu, sasaran,
tujuan dan pemanfaatan dana dilaksanakan sesuai Peraturan Walikota yang berlaku pada
saat tahun berjalan.
D. Tujuan
1. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan kesehatan menuju
masyarakat sehat dan mandiri
a. Persentase cakupan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri
b. Persentase cakupan Rumah Tangga yang Melaksanakan PHBS
2. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau
a. Persentase cakupan Jaminan Kesehatan bagi penduduk miskin
b. Persentase cakupan jaminan kesehatan bagi penduduk rentan miskin
c. Persentase Cakupan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar
24
d. Peresentase cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
3. Meningkatkan Jejraing Kerja antara Masyarakat, Pemerintah dan Swata
a. Prevalensi gizi buruk dan kurang
b. Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan
c. Persentase cakupan balita ditimbang berat badannya
d. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
e. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
f. Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup
g. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (PN ) sebesar lebih dari 96
persen
h. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
i. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
j. Proporsi Kasus TB yang Berhasil diobati dalam Program DOTS (Succes Rate)
k. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS
l. Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD (SPM)
m. Persentase Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat
n. Jumlah Kelurahan Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
4. Meningkatkan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
a. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan
b. Seluruh Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang Kesehatan dapat dicegah dan ditangani < 24
jam
5. Meningkatkan fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya Kesehatan sesuai
standar
a. Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi Standart Mutu Minimal
b. Persentase Cakupan Keamanan Mutu Pangan
c. Persentase Cakupan SDM Kesehatan yang Memenuhi Standart Kompetensi
6. Meningkatkan ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
a. Pesentase Cakupan Ketersediaan Obat, Vaksin dan alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas
E. Sasaran Strategis
1. Terwujudnya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
a. Persentase Cakupan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri dari 55% menjadi 80% (SPM)
b. Persentase Cakupan Rumah Tangga yang Melaksanakan PHBS dari 55% menjadi 75%
2. Terwujudnya Peningkatan Ketersediaan Anggaran Publik untuk Kesehatan terutama bagi
penduduk miskin
25
a. Persentase Cakupan Jaminan Kesehatan bagi Penduduk Miskin sebesar 100 %
b. Persentase Cakupan Jaminan Kesehatan bagi penduduk rentan miskin sebesar 100 %
3. Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
a. Persentase Cakupan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar 80 % (SPM)
b. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100 % (SPM;
MDGs)
c. Persentase kasusu kegawatdaruratan medis yang ditangani YES 118
4. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
a. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan mencapai 0.8
b. Persentase Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang Kesehatan dapat dicegah dan ditangani <
24 jam 100% (SPM)
5. Terwujudnya Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Prevalensi kekurangan gizi (terdiri dari gizi kurang dan gizi buruk) dari 9,8 persen
menjadi 8 persen (SPM; MDGs)
b. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan sebesar 100 % (SPM; MDGs)
c. Cakupan Balita ditimbang berat badannya sebesar 85 % (MDGs)
d. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dari 155 menjadi < 102 per 100.000
kelahiran hidup
e. Angka kematian bayi dari 9,5 menjadi 6,7 per 1000 kelahiran hidup
f. Angka kematian balita dari 2,1 menjadi 1,3 per 1000 kelahiran hidup
g. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (PN ) sebesar 100 % (SPM;
MDGs)
h. Angka Harapan Hidup
6. Terwujudnya peningkatan Upaya Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan dan
Upaya Penyehatan Lingkungan
a. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap (campak)
sebesar 99 % (MDGs)
b. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR)
sebesar 75 % (MDGs)
c. Proporsi Kasus TB yang Berhasil diobati dalam Program DOTS (Succes Rate) sebesar
83 % (MDGs)
d. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS sebesar 95 % (MDGs)
e. Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD sebesar 100
% (SPM)
f. Persentase Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat sebesar 94 %
26
g. Jumlah Kelurahan Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebesar
100% (45 Kelurahan) (MDGs)
7. Terwujudnya Peningkatan fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya
Kesehatan
a. Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi Standart Mutu Minimal dari
87 % menjadi 95 %
b. Persentase Cakupan Keamanan Mutu Pangan dari 64 % menjadi 80 %
c. Persentase Cakupan SDM Kesehatan yang Memenuhi Standart Kompetensi sebesar 80
%
8. Terwujudnya Peningkatan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
a. Persentase Cakupan Ketersediaan Obat, Vaksin dan alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas sebesar 95 %
Tujuan dan sasaran menengah (strategis) secara ringkas akan ditampilkan dalam tabel 4.1.
27
F. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Berikut ini adalah indikator kinerja utama (IKU) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
28
5. Terwujudnya Persentase bayi usia 0-11 98,20% 98,40% 98,60% 98,80% 99,00%
Peningkatan Upaya bulan yang mendapat
Pengendalian Penyakit imunisasi dasar lengkap
dan Masalah Kesehatan
dan Upaya Penyehatan
Lingkungan
Jumlah Kelurahan 19 26 33 40 45
Melaksanakan Sanitasi Total Kelurahan Kelurahan KelurahanKelurahan Kelurahan
Berbasis Masyarakat
29
G. Strategi
H. Kebijakan
1. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta surveilans di masyarakat
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pembiayaan kesehatan
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
4. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal
30
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
A. Rencana Program
1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan
2. Program Upaya Pelayanan Gizi dan Kesehatan Keluarga
3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Program Pembiayaan Kesehatan
5. Program Regulasi Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
6. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
7. Program Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kesehatan
8. Program Peningkatan Pelayanan Kefarmasian dan Pengelolaan Alat Kesehatan
B. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan
2. Kegiatan Pengelolaan Operasional Puskesmas (18 Puskesmas)
3. Kegiatan Upaya Kesehatan Keluarga dan Reproduks
4. Kegiatan Upaya Pembinaan Gizi Masyarakat
5. Kegiatan Pengelolaan Operasional Rumah Pemulihan Gizi (RPG)
6. Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular
7. Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
8. Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan
9. Kegiatan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
10. Kegiatan Pembinaan dan Pelaksanaan Regulasi Pelayanan Kesehatan
11. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
12. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
13. Kegiatan Pengelolaan Promosi Kesehatan
14. Kegiatan Penelitian & Pengembangan Kesehatan
15. Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan dan Surveilans Epidemiologi
16. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
17. Kegiatan Pengelolaan Alat Kesehatan
C. Indikator Kinerja
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini.
31
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
Pada tahun 2011 dengan telah terpilihnya Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah Kota
Yogyakarta masa bakti 2012-2016, telah pula disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2012-2016. Berdasarkan visi dan misi pembangunan
daerah Kota Yogyakarta telah disusun tujuan pembangunan selama lima tahun ke depan sebagai
berikut:
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran:
a. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang berkualitas
b. Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerah
Berikut ini indikator kinerja Dinas Kesehatan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kota
Yogyakarta disajikan dalam tabel 6.1
32
33
LAMPIRAN
34