Anda di halaman 1dari 29

SPILLWAY (PELIMPAH)

Kata Pengantar

Bangunan air memerlukan spillway sebagai


kelengkapan utamanya antara lain: Bendungan,
Bendung, Checkdam, Kantong Lahar, Saluran
Irigasi, Tanggul Banjir, Box Bagi, Reservoir dan
sebagainya.  Bangunan spillway juga diperlukan
antara lain untuk mengalirkan air kelebihan dari
Danau dan sungai. Spillway yang akan lebih
banyak disinggung di dalam tulisan ini adalah
spillway Bendung, Bendungan dan Checkdam
atau sejenisnya.

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang


dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk
atau danau, juga sebagai PLTA.
Bendungan (dam) dan Bendung (Weir).
Bendung (weir) adalah struktur bendungan
berkepala rendah (lowhead dam), yang
berfungsi untuk menaikkan muka air. Air sungai
yang permukaannya dinaikkan akan melimpas
melalui puncak / mercu bendung (overflow),
dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan
aliran air di saluran / sungai.
Pelimpah (spillway) adalah sebuah struktur pada bendungan
yang sebenarnya adalah sebuah metode untuk
mengendalikan pelepasan air mengalir dari bendungan atau
tanggul ke daerah hilir. Fungsi Spillway atau katup ini
membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak
melebihi batas yang ditetapkan yang bisa menghancurkan
sebuah bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat
terjadi banjir. Pada saat normal, digunakanlah pintu air
bendungan untuk mengeluarkan air secara teratur
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan
sebagainya.

Cara Kerja Spillway

Spillway atau pelimpah berfungsi untuk


mengalirkan debit yang berlebihan  dan untuk
menurunkan muka air di hilir dan di hulu
spillway tersebut. Spillway pada bendungan,
merupakan pengaman tubuh bendungan  dari
bahaya overtopping, sedangkan pada bendung
dan chekdam,  spillway merupakan pengaman
tanggul penutup, tanggul banjir dan komponen
bangunan yang lain. Dengan adanya spillway,
elevasi muka air bangunan air tersebut (EL. Hu)
didesain tidak akan melampaui batas maksimum
berkaitan dengan debit banjir rencana yang
ditentukan atau dipilih (Qdf = Flood Design
Disccharge).  

Kelengkapan fisik spillway antara lain:


(1) Ambang atau mercu spillway yang
mempunyai panjang alinyemen spillway tertentu
(Lps).
(2) Tembok pangkal (abutment) spillway yang
ditempatkan di sebelah kiri dan kanan alinyemen
spillway. Pada bangunan utama bendung,
tembok tersebut biasa  disebut dengan tembok
pangkal bendung. Tembok pangkal spillway
membatasi alinyemen spillway, dan hanya di
antara dua tembok sisi  tersebut air dengan
debit maksimum tertentu (Qdf) diperbolehkan
mengalir. 

Dibawah spillway terdapat ambang spillway atau


tubuh bendung. Ditinjau dari segi hidraulik,
komponen spillway terdiri dari :
(1) Profil basah spillway dengan luas tertentu
yang harus mampu melewatkan debit rencana
banjir yang diperhitungkan (Qdf) dengan aman.
(2) Profil basah yang disebut dengan freeboard
berada di atas profil basah spillway.  Jarak
antara ke dua tembok pangkal spillway
dinamakan lebar (=Bd). Panjang alinyemen
mercu spillway, disingkat panjang spillway diberi
notasi dengan (Lsp).  Tinggi air di hulu spillway
dihitung dari mercu spillway diberi notasi dengan
Hu, dan debit yang mengalir diatas mercu diberi
notasi (Qsp). Ditinjau dari segi fungsi dan
keamanan hidraulik, spillway yang dianggap baik
antara lain spillway yang mampu melimpahkan
debit (kapasitas spillway) cukup besar, namun
harga Hu harus relatif cukup rendah (maksimal
atau optimal) dan spillway memiliki dimensi
struktur yang optimal pula.      

Jenis Spillway

Terdapat dua kelompok besar spillway  yaitu:

(1) Overflow spillway dengan muka air  di hulu


spillway (Hu) tidak bisa diatur. Namun ada
keterkaitan antar debit spillway (Qsp) dengan
Hu.

(2) Underflow spillway dengan  debit dan muka


air di hulu dapat diatur dengan pintu air, (untuk
bendung gerak).

Ada beberapa jenis  Overflow Spillway

(1) Spillway-Lurus:  

Sebahagian besar bendung tetap, memiliki


alinyemen mercu spillway lurus terhadap kedua
tembok pangkal spillway (tembok pangkal
bendung), dengan panjang alinyemen spillway
Lsp = Bd; Spillway dengan Lsp = Bd tersebut
sebutlah dengan Spillway-Lurus.

(2) Spillway-Lengkung :

Bentuk lengkungan:
a) Alinyemen sreamline non lingkaran, satu
buahlengkungan.

b) Spillway lingkaran dengan alinyemen


berbentuk lingkaran dengan ukuran radius dan
segmen tertentu. Spillway lingkaran ini dapat
terdiri terdiri dari satu atau lebih dari satu
lingkaran dalam bentang spillway.
Di Indonesia, hanya ada beberapa bendung yang
dibangun dengan alinyemen spillway di
lengkungkan, antara lain bendung cimulu di
sungai Ciloseh (tasikmalaya) dan bendung
cihea-cisokan (Cianjur Jawa Barat).

Kedua bendung tersebut, didesain berdasarkan


idea logis disertai keyakinan bahwa dengan
memperpanjang alinyemen spillway (Lsp) dan
alinyemen mercu spillway dibuat teratur
streamline, Hu akan turun sebanding dengan
perpanjangan Lsp. Desain tidak didukung oleh
modeltest. Di Indonesia, sejak tahun 1980-an
beberapa bendungan dibangun dengan spillway-
lengkung yang desain hidrauliknya dimantapkan
melalui penelitian hidraulik dengan model /
model test.

(3) Spillway Trapezium

Di dalam satu bentang spillway dapat dipasang


satu atau lebih bentuk trapezium.   Di luar
Negeri, sejak tahun 1970-an telah dibangun
beberapa bendungan dengan panjang spillway
diperbesar dengan alinyemen mercu spillway
yang dibuat berlika-liku; spillway tersebut
dikenal dengan nama spillway labyrinth.
alinyemen spillway terdiri komponen yang
berbentuk trapezium

(4) Spillway Gigi Gergaji Runcing

Pada tahun 1970 di Indonesia diperkenalkan


spillway tipe baru, yaitu spillway tipe gigi gergaji
runcing yang juga dapat memperpanjang
alinyemen spillway (Lsp) guna memperoleh Hu
yang lebih rendah dibandingkan Hu pada
spillway lurus. Alinyemen spillway dibuat
bergerigi dengan jumlah gigi (Ng) yang banyak,
dengan panjang tiap gigi (Lsp1) cukup panjang,
sehingga total Lsp akan panjang pula. Alinyemen
spillway gigi gergaji runcing dengan dasar
geometrinya berbentuk segitiga tersebut, lebih
sederhana dari bentuk geometri lengkung,
berradius maupun trapezium

(5)  Spillway  Gigi  Gergaji Tumpul

Konsep spillway gigi gergaji tumpul ini


dikembangan dari konsep spillway gigi gergaji
runcing dengan menumpulkan bagian gigi
runcingnya, dengan maksud memperoleh
spillway yang optimal.   Selanjutnya Spillway
tersebut disebut Spillway gergaji (MDG). Konsep
dasar spillway gigi gergaji tumpul ini, pertama
kali diperkenalkan pada desain Bendungan Way
Rarem di Lampung tahun 1970-an dan
diterapkan pada pembangunannya. Alinyemen
mercu spillway berbentuk trapezium dengan
ujung udik di-streamline-kan. Spillway waduk
way rarem  didesain berdasarkan hasil model
test.

Pertimbangan yang mengharuskan dipakainya


pelimpah gergaji untuk bendungan way rarem
tersebut, karena dijumpai masalah dilapangan,
bahwa tempat yang tersedia dikiri kanan
rencana spillway, tidak cukup tersedia untuk
membangun spillway lurus, yang harus dapat
melewatkan Qdf yang cukup besar = 1300 m3 /
det, sehingga terpaksa alinyemen dibuat satu
gergaji yang ujungna ditumpulkan lengkung.
Spillway way rarem dilengkapi dengan “Upper
Double Stilling Basin” sebagai alat pemecah
enersi aliran yang melimpah dari mercu spillway.
Keistimewaan bendungan way rarem ini, selain
menggunakakan spillway gergaji ialah alinyemen
chute way berbelok yang relatif tajam dari arah
memanjang spillway. Dengan adanya upper
stilling basin di chuteway tidak terdapat super
elevated flow.

(6) Spillway Pilar Skotbalk

Diterapkan di Bendung Kalibumi – Nabire –


Papua. Spillway ini sebelum dioperasikan
sebagai spillway bendung, dapat dipergunakan
sebagai diversion structure pada saat
pelaksaanaan tubuh bendung. Usaha
meningkatkan kinerja spillway, spillway yang
dianggap memiliki kinerja hidraulik yang baik,
bilamana di dalam desain diperhatikan hal hal
sebagai berikut:

(1)  Spillway mampu melewatkan debit (Qsp)


yang cukup besar; Spillway berkapasitas besar

(2)  Elevasi atau tinggi muka air di udik spillway


(EL+Hu atau Hu) relatif rendah (maksimal atau
optimal) untuk Qdf.

(3)  Tinggi perubahan muka air Hu (Hu) tidak


banyak dipengaruhi oleh besarnya perubahan
debit Spillway (Qsp), sehingga (Hu / Qsp) cukup
kecil dan energi potensial airnya pun cukup
konstan. Keadaan ideal ini dicapai dengan
memperpanjang Lsp.

(4)  Dimensi hidraulik dan struktur spillway


dengan komponenya harus diusahakan optimal.
(5)  Semua gejala bermasalah yang mungkin
terjadi pada spillway harus dapat ditanggulangi
atau diantisipasi dengan tuntas dan baik

(6)  Pola aliran yang baik di udik maupun hilir


Mercu Spillway (mengghindarkaan gejala tidak
meratanya pipa aliran dari hulu menuju
Spillway, kecepatan dan debit, super elevated
water level dan kavitasi

(7)  Peredaman enersi aliran di hilir mercu


spillway yang cukup besar, sehingga
penggerusan setempat di hilir Ruang Olakan
spillway

(8)  Untuk optimasi struktur chute way dan


ruang olakan pada spillway, debit rencananya
tidak usah diambil sebesar Qdf.

Bangunan pelimpah berfungsi untuk


mengalirkan air banjir yang masuk kedalam
embung agar tidak membahayakan keamanan
tubuh embung. Pelimpah, sebagai salah satu
komponen dari saluran pengatur aliran, dibuat
untuk meninggikan muka air. Air akan mengalir
atau melintas di atas bangunan pelimpah. Akibat
dari peninggian muka air tersebut terjadi
perubahan aliran yang cepat dan energi yang
sangat besar yang menyebabkan penggerusan
saluran di bawah pelimpah sebelum aliran air
melintasi bending. Bangunan pelimpah, aliran air
bersifat alami. Tetapi setelah melewati pelimpah
aliran akan mempunyai kecepatan tinggi dalam
kondisi super-kritis. Aliran tersebut harus
diperlambat dan diru-bah menjadi aliran sub-
kritis sehingga energi dengan daya gerus yang
timbul dalam aliran tersebut dapat diredusir
hingga menca-pai tingkat yang normal kembali,
dan aliran tersebut kembali ke sungai tanpa
membahayakan kestabilan alur sungai yang ber-
sangkutan.

Guna mereduksi energi yang terdapat di dalam


aliran terse-but, maka di ujung hilir saluran
peluncur biasanya dibuat bangunan peredam
energi pencegah gerusan (scour protection
stilling basin). Bangunan peredam energi yang
dipakai biasanya adalah kolam olakan (stilling
basin). Dilihat dari segi ekonomi kolam olak tipe
solid roller bucket sangat murah pembuatannya,
karena panjang kolam olak tipe solid roller
bucket sangat pendek. Ka-rena kolam olak
pendek, kemampuan redaman energi kurang ba-
ik sehingga perlu ditambahkan baffle blocks
atau blok-blok ha-lang untuk menambah
efektifitas redaman energi.

Bagian-bagian dari bangunan pelimpah yang


direncanakan adalah:

− Penampang mercu pelimpah


− Saluran transisi

− Saluran peluncur

− Bangunan peredam energi

Cek stabilitas bangunan pelimpah

Pelimpah sebagai salah satu komponen dari


saluran pengatur aliran, dibuat untuk
meninggikan muka air sehingga mengalir atau
melintas di atas bangunan pelimpah. Akibat dari
peninggian muka air tersebut terjadi perubahan
aliran yang cepat dan energi yang sangat besar
yang menyebabkan penggerusan saluran di
bawah pelimpah (Mays, 1999; Triatmodjo,
1995; Ranga Raju, 1986).

Salah satu alternatif untuk mengurangi gerusan


tersebut dibuat suatu bangunan peredam energi
atau yang lebih dikenal dengan kolam olakan
(stilling basin). Sering kali kolam olak dilengkapi
dengan adanya baffle blocks atau blok-blok

halang untuk menambah efektifitas redaman


energi (Peterka, 1974).

a. Aliran Pada Saluran Terbuka


Saluran terbuka adalah saluran dengan muka air
bebas pada semua titik di sepanjang saluran
dengan tekanan di permukaan air adalah sama,
yang biasanya adalah tekanan atmosfir.
Pengaliran melalui suatu pipa (saluran tertutup)
yang tidak penuh (masih ada muka air bebas)
masih termasuk dalam aliran terbuka (Chow,
1992; Raju, 1986). Analisa aliran melalui
saluran terbuka adalah lebih sulit dari pada
aliran melalui pipa (saluran tertutup). Di dalam
pipa, tampang lintang aliran adalah tetap yang
tergantung pada dimensi pipa. Demikian juga
kekasaran dinding pipa adalah seragam di
sepanjang pipa. Pada saluran terbuka, misalnya
sungai (saluran alam), variabel aliran sangat
tidak teratur baik terhadap ruang mau pun
waktu.

Variabel tersebut adalah tampang lintang


saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan,
debit aliran, dan sebagainya. Ketidakteraturan
tersebut menyebabkan analisis aliran sangat

sulit diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu


analisis aliran melalui saluran terbuka adalah
lebih empiris dibanding dengan aliran melalui
pipa
b. Jenis Aliran

Aliran viskos dapat dibedakan menjadi dua tipe


yaitu aliran laminer dan turbulen. Dalam aliran
laminer partikel-partikel zat cair bergerak secara
teratur mengikuti lintasan yang saling sejajar.
Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil atau
kekentalan besar. Pengaruh kekentalan adalah
sangat besar sehingga dapat meredam
gangguan yang dapat menyebabkan aliran
menjadi turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran
maka daya redam terhadap gangguan akan
berkurang, yang sampai pada suatu batas
tertentu akan menyebabkan terjadinya
perubahan aliran dari laminer menjadi turbulen
(Triatmodjo, 1995; Raju, 1986).

Pada aliran turbulen gerakan prtikel-partikel zat


cair tidak teratur. Aliran ini terjadi apabila
kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
Pada umumnya aliran pada saluran terbuka
adalah turbulen, karena kecepatan aliran dan
kekasaran dinding relatif besar. Aliran melalui
saluran terbuka akan turbulen apabila
angkaReynolds Re > 1000, dan laminer apabila
Re<500 (Triatmodjo, 1995).
Aliran melalui saluran terbuka disebut seragam
(uniform flow) apabila berbagai variabel seperti
kedalaman aliran, tampang basah, kecepatan,
dan debit pada setiap tampang di sepanjang
aliran adalah konstan. Aliran disebut tidak
seragam atau berubah (varied flow) apabila
variabel aliran seperti kedalaman, tampang

basah, kecepatan, disepanjang saluran tidak


konstan. Aliran disebut mantap apabila variabel
di suatu titik seperti kedalaman dan kecepatan
tidak berubah terhadap waktu, dan apabila
berubah terhadap waktu disebut aliran tidak
mantap. Selain itu aliran pada saluran terbuka
juga dapat dibedakan menjadi alir-an sub-kritis
(mengalir) dan super-kritis (meluncur). Di
antara kedua aliran tersebut aliran adalah kritis.
Aliran disebut sub-kritis apabila suatu gangguan
(misalnya batu dilemparkan kedalam aliran
sehingga menimbulkan gelombang) yang terjadi
disuatu titik pada aliran dapat menjalar ke arah
hulu.

Aliran sub-kritis dipengaruhi oleh kondisi di hilir,


dengan kata lain keadaan di hilir akan
mempengaruhi aliran di sebelah hulu. Apabila
kecepatan aliran cukup besar sehingga
gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu
maka aliran adalah super kritis (Chow, 1992;
Triatmodjo, 1995).

c. Loncatan Hidrolis

Loncatan hidrolik mempunyai ciri-ciri aliran air


mengalami suatu perubahan baik kecepatan
atau kedalaman saluran basah ataupun
perubahan kemiringan saluran. Suatu loncatan
hidrolik terjadi apabila aliran super-kritis
berubah menjadi aliran subkritis. Terdapat suatu
kenaikan tiba-tiba pada permukaan dan ke-
hilangan energi yang besar dalam loncatan
hidrolik. Pusaran turbulen yang berukuran besar
terbentuk pada awal loncatan, pusaran ini
menarik energi utama dan pusaran terpecah ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
mengalir ke bagian hilir. Energi tersebut
diredamkan ke dalam pusaran-pusaran ini.

Dari pandangan pemakaian praktis, loncatan


hidrolis sangatberguna sebagai peredam
berlebih pada aliran super-kritis. Peredam ini
berguna untuk mencegah erosi yang mungkin
terjadi pada saluran pelimpah, saluran curam,
dan pintu air geser tegak, dengan cara
memperkecil kecepatan aliran pada lapisan
pelindung hingga pada suatu titik di mana aliran
tidak mempunyai kemampuan untuk mengikis
dasar saluran di bagian hilir (Chow, 1992).

d. Tipe Loncatan Hidrolik

Loncatan hidrolik yang terjadi pada dasar


mendatar, terdiri dari beberapa jenis yang
berbeda-beda. Biro Reklamasi Amerika Serikat
membedakan jenisnya berdasarkan bilangan
Froude (Fr) (Chow, 1992), jenis tersebut
adalah:

1) Untuk Fr = 1, aliran adalah kritis.


Pada aliran ini tidak terbentuk loncatan.

2) Untuk Fr = l sampai dengan 1,7 terjadi


ombak pada permukaan air, dan loncatan yang
terjadi dinamakan loncatan ber-

ombak.

3) Untuk Fr = 1,7 sampai dengan 2,5, terbentuk


rangkaian gulungan ombak pada permukaan
loncatan, tetapi permukaan di hilir masih halus.
Secara keseluruhan kecepatannya seragam, dan
kehilangan energinya kecil, loncatan ini
dinamakan loncatan lemah.
4) Untuk Fr = 2,5 sampai dengan 4,5, terdapat
semburan berosilasi setiap osilasi dan
menghasilkan gelombang tak teratur yang besar
dan menjalar sampai jauh. Hal ini menyebabkan
kerusakan pada tanggul-tanggul dan loncatan ini
dinamakan loncatan berosilasi.

5) Untuk Fr = 4,5, sampai dengan 9, ujung


permukaan hilir akan bergulung, dan titik di
mana kecepatan semburannya tinggi cenderung
memisahkan diri dari aliran. Loncatan
hidroliknya sangat seimbang. Peredaman
energinya berselang antara 45 sampai dengan
70%. Loncatan ini dinamakan loncatan lunak
atau lemah

Fungsi Spillway

Spillway membantu mencegah banjir sehingga


ketinggian air tidak melebihi batas yang
ditetapkan yang bisa

menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini


biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir.
Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam
untuk mengeluarkan air secara teratur untuk
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
suplai air dan sebagainya.

Jenis Spillway

Spillway terletak di atas reservoir (waduk


penampungan air). Bendungan juga mungkin
memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang
dapat dioperasikan untuk melepaskan arus
banjir.

Ada dua jenis spillways: terkendali dan tidak


terkendali.

a. Spillway yang terkendali memiliki struktur


mekanik atau gerbang untuk mengatur laju
aliran air. Desain ini memungkinkan untuk
memungkinkan mengatur ketinggian bendungan
yang akan digunakan untuk penyimpanan air
sepanjang tahun, dan saat banjir bisa
dikeluarkan dengan membuka satu atau lebih
spillways.

b. Spillway yang tidak terkendali, tidak memiliki


pintu, ketika air naik di atas bibir atau puncak
katup yang itu mulai dikeluarkan dari reservoir.
Laju debit dikendalikan hanya dengan
kedalaman air dalam reservoir. Semua volume
penyimpanan dalam reservoir di atas puncak
Spillway hanya dapat digunakan untuk
penyimpanan sementara air banjir, dan tidak
dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan
air bersih karena biasanya kosong.

Cara Kerja Spillway

Spillway atau katup ini membantu mencegah


banjir sehingga ketinggian air tidak melebihi
batas yang ditetapkan yang bisa
menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini
biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir.

Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam


untuk mengeluarkan air secara teratur untuk
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
suplai air dan sebagainya. Spillway terletak di
atas reservoir (waduk penampungan air).
Bendungan juga mungkin memiliki pintu air
dengan katup atau pintu yang dapat
dioperasikan untuk melepaskan arus banjir.

Bentuk - bentuk Spillway/ Pelimpah

Ada beberapa macam bentuk spillway, di


antaranya adalah:

Siphon Spillway (Pelimpah Sifon)


Pelimpah sifon merupakan salah satu tipe dari
bangunan pelimpah yang berbentuk sistem
lubang (conduit)/ terowongan tertutup dalam
bentuk U terbalik. Sifon dapat pula berupa
saluran tertutup dan saluran terbuka. Pelimpah
sifon berupa saluran terbuka jika aliran yang
melewati tidak penuh yang dalam hal ini sifon
hanya berfungsi sebagai pelimpah bebas.

Kondisi ini dapat terjadi pada saat tinggi muka


air hulu lebih rendah dari elevasi puncak inlet.
Jika aliran diperbesar sehingga tinggi muka air
hulu lebih tinggi dari elevasi puncak inlet,
kecepatan di dalam sifon bertambah. Jika
kondisi ini berlangsung terus dalam arti pada sisi
hulu dan hilir sifon berada dalam kondisi
tenggelam (submerged flow) pada kondisi
tertentu aliran sifon merupakan aliran tertutup
atau aliran dalam pipa.

Secara umum pelimpah tipe sifon dibentuk


dengan lima komponen yaitu lubang masuk
(inlet), kaki bagian atas/depan (upper leg),
tenggorokan (throat), kaki bagian bawah/
belakang (lower lag), dan lubang keluar (outlet).
Penggunaan pelimpah sifon masih relatif sedikit,
terutama di Indonesia.
Siphon spillway di Kanal Genil-Cabra, Spain

Champlain Canal Lock C9, siphon spillway ada di


sebelah kanan

Chute Spillway

Chute Spillways secara umum didesain untuk


mentransfer arus air dari bendungan ke sungai
yang berada di bawahnya.
Pada umumnya demikian, hal ini dimaksudkan
untuk melindungi bendungan dari kerusakan jika
debit air terlalu banyak dan melindungi
topografi. Spillways ini memiliki perangkat
pengendali. Selain itu, spillways ini tidak
menghilangkan energi seperti stepped spillways.

Chute Spillway tertanam dengan baffle blok


beton tetapi biasanya memiliki ‘bibir flip’ dan
atau cekungan dissipater yang menciptakan
hidrolik lompat (hydraulic jump), yaitu untuk
melindungi ujung bendungan dari erosi.

Chute spillway di Bendungan Llyn Brianne,


Wales
Chute Spillway di bendungan Alqueva, di
Portugal.

Chute Spillway di bendungan Mosul di Sungai


Tigris, Irak
Stepped spillway

Stepped spillway telah digunakan selama lebih


dari 3000 tahun. Baru-baru ini, bahan bangunan
baru (misalnya RCC Roller-Compacted Concrete,
gabion) dan teknik desain (misalnya
perlindungan tanggul over topping) telah
meningkatkan kegunaan Stepped Spillway dan
Chute Spillway.

Langkah-langkah tersebut untuk menghasilkan


disipasi energi yang cukup selama meluncur dan
mengurangi ukuran cekungan disipasi energi
yang dibutuhkan hilir. Penelitian masih aktif
pada topik dengan perkembangan baru pada
sistem perlindungan luapan tanggul bendungan,
spillway konvergen, dan desain bendungan kecil.

Chute Spillway di Yeoman Hey Reservoir,


England
Bendungan Croton, New York

>>HOW (Bagaimana)

Bagaimana cara kerja spillway (Bangunan


Pelimpah)?

Cara Kerja Spillway atau bangunan pelimpah

Spillway membantu mencegah banjir sehingga


ketinggian air tidak melebihi batas yang
ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah
bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat
terjadi banjir. Pada saat normal, digunakanlah
pintu air dam untuk mengeluarkan air secara
teratur untuk digunakan sebagai pembangkit
tenaga listrik, suplai air dan sebagainya.
Spillway terletak di atas reservoir (waduk
penampungan air). Bendungan juga mungkin
memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang
dapat dioperasikan untuk melepaskan arus
banjir.

Gambar 1. Cara Kerja Spillway Terkendali

Bagaimana cara mendesain spillway atau


bangunan pelimpah?

Bangunan pelimpah harus di desain secara hati


– hati dan jangan sampai berdampak merugikan
terhadap tubuh bendungan, pondasi dan
reservoir. Penentuan tipe bangunan pelimpah
harus mempertimbangkan kondisi geologi,
topografi, segi keamanan, sosial dan ekonomi,
cara operasi dan pemeliharaan dan juga tipe
bendungannya. Penentuan letak bangunan
pelimpah, harus dipilih pada kondisi geologi
yang memenuhi syarat. Namun demikian perlu
juga di pertimbangkan terhadap kondisi
topografi, hidrolis dan fasilitas lainnya yang
terkait dan pemanfaatan hash bahan galian
untuk timbunan perlu dipertimbangkan pula.

Secara umum bangunan pelimpah terdiri dari


saluran pengarah, pelimpah, saluran peluncur
dan pemecah energi. Kapasitas bagian pengarah
dan bagian peluncur harus mampu menampung
debit banjir maksimum yang direncanakan
sedemikian sehingga elevasi muka air banjir di
reservoir tetap terkendali di bawah rencana
muka air banjir maksimum, sedangkan suatu
pemecah energi dibangun guna melindungi
dasar sungai, tebing dan fasilitas lainnya.

Untuk membuat desain bangunan pelimpah,


diperlukan debit banjir rencana yang realistis.
Untuk perencanaan bendungan biasa digunakan
banjir rencana dengan kala ulang 2, 5, 10, 25,
50, 100, 1000 tahun dan Banjir Maksimum
Boleh (BMB) atau dikenal sebagai “Probable
Maximum Flood” (PMF). Bangunan pelimpah
harus direncanakan untuk debit banjir
maksimumboleh jadi (BMB) dan elevasi puncak
dinding saluran pengarah dan saluran yang
dibangun harus telah mempertimbangkan debit
banjir tersebut.

Dalam merencanakan pemecah energi harus


telah mempertimbangkan terhadap aliran air
sungai di hilirnya sebelum bendungan itu
dibangun dan biasanya dengan menggunakan
rencana 100 tahun atau 1000 tahun. Pemecah
energi harus dipasang secukupnya agar selalu
dapat memperkecil energi setiap aliran yang
melimpah dan kapasitas pemecah enersi tidak
harus sama dengan rencana debit banjir
maksimum.
DAFTARPUSTAKA

Chow, VenTe.(1989)HidrolikaSaluran
Terbuka.Erlangga,Jakarta.
Hager, W. H., (1992) Energi Dissipators and
Hydraulic Jump, Kluwer Academic
publisher.
Montes,Sergio.(1998) HydraulicsofOpen
ChannelFlow,ASCE Press,Reston USA.
Priyantoro&Suprijanto.(1998)Pengujian
Karakteristik DebitPengaliranpada
BangunanBagiDebitTipe ALB-II (Ambang
LebarBerconduit-II)dengan Pendekatan
ModelFisik.Fakultas Teknik
UniversitasBrawijaya, Malang.
Raju, K. G. R. (1986) Aliran Melalui
Saluran Terbuka.Erlangga,Jakarta.
Subramanya, (1986) Flow in Open
Channel, McGraw-Hill Publishing
CompanyLimited,New Delhi.
Triatmodjo, B. (1996) Hidraulika II. Beta
Offset,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai