Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T.

LOPA 1

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 12-13

Program Studi : Teknik Sipil


Nama Mata Kuliah/Kode : Pengembangan Sumber Daya Air / 332D1102
Jumlah SKS : 2
Pengajar : 1. DR.Eng.Ir. Hj. Rita T. Lopa, MT.
2. DR.Eng.Ir. H. Farouk Maricar, MT.
3. Tim Dosen KBK Keairan

Sasaran Belajar : Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu


merekonstruksi pengembangan sumber daya air secara
umum dan mengetahui perundang-undangan yang
berhubungan dengan tata guna air di Indonesia,
mengenal IWRM dan perspektif IWRM di Indonesia,
mampu mendeskripsikan waduk, mampu menghitung
optimisasi pengembangan sumber daya air,
membedakan berbagai jenis bendungan dan prinsip
perhitungannya, mampu menghitung dan mendimensi
pelimpah dari segi hidrolis dan struktur, merumuskan
syarat navigasi dalam sungai dan merencanakan
perlengkapan navigasi.

Mata Kuliah Prasyarat : Rekayasa Hidrologi dan Hidrolika

Deskripsi Mata Kuliah : Ruang lingkup mata kuliah pengembangan sumber


daya air membahas tentang pengembangan sumber
daya air secara umum, pengenalan tentang reservoir
(kapasitas,sedimentasi,operasi), bendungan
(gravity,arch,buttress,rockfill), pelimpah, navigasi,
kanalisasi sungai dan saluran navigasi.

Kaitannya dengan kompetensi lulusan Program


Studi yang telah ditetapkan, mata kuliah ini
mendukung kompetensi lulusan untuk mahasiswa
mampu menerapkan rekayasa sumber daya air dalam
kaitannya dengan pekerjaan rekayasa sipil.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 2

I PENDAHULUAN

1.1 Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran


Mahasiswa diharapkan membaca pelimpah memahami dan kemudian
menganalisis

1.2 Sasaran Pembelajaran.


Setelah mengikuti perkuliahan XII - XIII ini, maka mahasiswa mampu
menghitung dan mendimensi pelimpah dari segi hidrolis dan struktur.

1.3 Prilaku awal mahasiswa.

Mahasiswa akan diberi penjelasan bahwa mahasiswa sebaiknya telah


memiliki kemampuan dalam Rekayasa Hidrologi dan Hidrolika agar dapat
mengikuti pembahasan mata kuliah ini dengan baik.

1.4 Manfaat Mata Kuliah


Manfaat yang diperoleh setelah menempuh mata kuliah ini, para
mahasiswa dapat merekonstruksi pengembangan sumber daya air secara
umum dan mengetahui perundang-undangan yang berhubungan dengan
tata guna air di Indonesia, mengenal IWRM dan perspektif IWRM di
Indonesia, mampu mendeskripsikan waduk, mampu menghitung
optimisasi pengembangan sumber daya air, membedakan berbagai jenis
bendungan dan prinsip perhitungannya, mampu menghitung dan
mendimensi pelimpah dari segi hidrolis dan struktur, merumuskan syarat
navigasi dalam sungai dan merencanakan perlengkapan navigasi.

1.5 Urutan Pembahasan

1. Definisi Pelimpah

2. Contoh Analisis
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 3

1.6 Petunjuk Belajar.

Mahasiswa sebagai subjek dalam pembelajaran hendaknya menyimak dan


memperhatikan dan sewaktu-waktu dosen akan melontarkan pertanyaan-
pertanyaan.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 4

II PENYAJIAN

2.1 Definisi Pelimpah

Pelimpah adalah bangunan pelengkap bendungan yang berfungsi


mengalirkan debit banjir dari hulu ke hilir bendungan sehingga air di hulu
bendungan tidak melebihi tinggi tertentu yang berbahaya terhadap mercu
dan tubuh bendungan (Gambar 1).

Spillway dapat merupakan bagian dari bendungan atau terpisah, yang


terletak di samping bendungan. Spillways adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk melimpaskan air waduk pada waktu muka air waduk
melebihi suatu elevasi tertentu.

Gambar 1. Spillway Bili-Bili


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 5

Pelimpah terdiri dari tiga komponen pokok : 1) bangunan kontrol yang


berfungsi mengatur debit pelimpah, 2)saluran pelimpah yang berfungsi
mengalirkan air dari sebelah hulu ke sebelah hilir bendungan, 3) bangunan
akhir yang berfungsi meredam energi aliran air.

Beberapa tipe spillway: Overflow Spillway, Side Channel Spilway dan Shaft
Spillway

Overflow spillway adalah merupakan jenis spillway yang paling banyak


digunakan pada bendungan, khususnya untuk gravity dam atau buttress
dam. Elevasi tampang spillway dibuat lebih rendah dibandingkan dengan
elevasi tampang pada bagian bendungan lainnya, yang memungkinkan
melimpahkan air waduk di atas elevasi tertentu. Contoh overflow spillway
bendungan beton Booth Wood (concrete gravity dam) di Yorkshire,
England, Gambar 2.

Gambar 2. overflow spillway bendungan beton Booth Wood


(concrete gravity dam) di Yorkshire, England
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 6

Overflow spillway dapat juga merupakan seluruh bagian dari tubuh bendungan.
Contoh Limpasan air di atas overflow spillway pada Bendungan Caban Coch di
Mid-Wales.

Side Channel Spillway biasanya digunakan pada bendungan urugan, dan biasa
dibangun pada sisi bendungan di bagian hulu. Dari side spillway, air melimpas
masuk ke dalam saluran samping (side channel) menuju ke sungai.

Shaft spillway yang juga dikenal sebagai "morning glory" spillway, adalah
merupakan suatu spillway dengan bentuk seperti terowongan (corong) vertikal,
dan biasanya berbentuk lingkaran, Gambar 3. . Pada waktu muka air waduk
mencapai elevasi spillway, air akan masuk ke dalam corong (shaft), dan setelah
sampai dasar masuk ke dalam terowongan (tunnel) untuk dialirkan menuju ke
sungai di hilir bendungan. Contoh shaft spillway bendungan Ladybower in
England dan Lyn Pontsticill in Wales.

Gambar 3. morning glory spillway


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 7

Pelimpah overflow
Bentuk Bangunan Pelimpah Ogee
Kontrol
Pelimpah samping
Pelimpah "morning glory"
BENTUK & OPERASI
BANGUNAN KONTROL

Operasi Bangunan Pelimpah berpintu


JENIS PELIMPAH

Kontrol Pelimpah tak berpintu

Pelimpah luncur
BENTUK SALURAN
Pelimpah terowong
PELIMPAH
Pelimpah gorong-gorong
Pelimpah terjun bebas

Pelimpah baffle
Pelimpah cekungan
BENTUK BANGUNAN
AKHIR Pelimpah kisi peredam
Pelimpah kolam penenang
Pelimpah tanpa pemecah energi

Selain spillway, pada bendungan juga dibangun outlet, untuk tujuan


mengalirkan air ke luar dari waduk. Beberapa jenis outlet yang dikenal, adalah :
Outlet Tower, Compensation Water Outlet dan Scour.

Outlet tower biasanya dibangun di dekat tubuh bendungan utama. Di dalam


tower (menara) dipasang pipa vertikal yang memungkinkan dialirkannya air
keluar dari waduk. Pada bagian atas dari menara tersebut dibangun rumah
control untuk mengatur pintu air (valve) yang ada pada pipa vertikal. Untuk
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 8

waduk yang difungsikan sebagai supply air (air minum, industri, dll), pipa
vertikal yang dipasang pada menara dihubungkan dengan beberapa pipa
horisontal yang masing-masing dilengkapi dengan pintu air (valve) untuk
memungkinkan pengambilan air pada beberapa elevasi yang berbeda. Air yang
diambil dari pipa-pipa tersebut selanjutnya dialirkan menuju ke tempat
pengendalian kualitas air (water treatment). Contoh outlet tower (Gambar 4)
pada Bendungan Roadford di Devon, Inggris (sedang dalamtahap konstruksi)
dan sketsa potongan outlet tower pada suatu bendungan, Gambar 5. Pada
bagian bawah terdapat terowongan (tunnel), untuk mengalirkan air keluar dari
kedua menara tersebut. Bilamana menara digunakan untuk keperluan
pembangkit listrik (PLTA), maka diperlukan inlet khusus. Dan menara untuk
inlet khusus ini sering dinamakan sebagai intake tower, Gambar 6.

Gambar 4. Outlet tower pada Bendungan Roadford di Devon, Inggris


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 9

Gambar 5. Sketsa potongan outlet tower pada suatu bendungan,

Gambar 6. intake tower


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 10

Outlet untuk Compensation Water, dengan dibangunnya bendungan melintang


pada suatu sungai, aliran air pada sungai di bagian hilir bendungan akan
terhenti. Untuk menjaga agar sungai di hilir bendungan tidak kering, perlu
dipasang pipa oulet (dengan terowongan di bawah bendungan) dengan maksud
agar masih ada air yang keluar dari waduk menuju ke sungai di bagian hilir
bendungan. Menjaga sungai di bagian hilr bendungan tidak kering sangat
diperlukan dengan pertimbangan masih banyak penduduk di hilir bendungan
yang memanfaatkan air sungai tersebut (termasuk binatang ternak, dll),
disamping untuk menjaga agar sungai tidak rusak (lingkungan). Air ini sering
dinamakan sebagai compensation water.

Scour adalah sebuah pipa outlet yang dipasang di dasar bendungan, dan
biasanya berukuran besar sesuai dengan fungsinya. Scour dilengkapi dengan
pintu air (valve atau gate) untuk mengontrol kecepatan aliran. Scour dapat
difungsikan untuk : 1)mengeluarkan air waduk dengan cepat pada kondisi
darurat, misalnya pada kondisi ada kerusakan pada tubuh bendungan yang
dikuatirkan dapat menyebabkan ambrolnya bendungan, 2) untuk menggelontor
endapan sedimen di dalam waduk, terutama endapan sedimen yang berada di
dekat dengan tubuh bendungan. Dengan kecepatan aliran yang tinggi,
diharapkan sedimen dapat ikut keluar terbawa bersama aliran.

Kapasitas pelimpah harus ditentukan terutama berdasarkan debit banjir


rancangan. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam penentuan kapasitas
pelimpah antara lain :sifat banjir rancangan, biaya pembuatan, dan resiko
tingkat kerugian apabila terjadi kegagalan pelimpah.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 11

Tabel 1. Debit banjir rancangan menurut SNYDER

DANGER POTENSIAL
CATAGORY FAILURE DESIGN
STORAGE HEIGHT (m) POTENTIAL FLOOD
(million m3)
Major failure More than 60 More than 20 Considerable Probable
cannot be loss of life, maximum
tolerated excessive
damage
Intermidiate 1 to 60 10 to 30 Possible small Most severe
loss of lofe, considered
damage reasonable
within 40 - 60% of
financial MPF
capability of
owner
Minor Less than 1 Less than 15 No loss of life 50 to 100 year
damage of storm
same order of according to
magnitude as cost.
cost of dam

Bentuk Mercu Pelimpah:

Mercu pelimpah merupakan bagian terpenting untuk pengaturan debit yang


dialirkan melalui pelimpah. Untuk pelimpah terkontrol, mercu dilengkapi dengan
pintu. Jenis pintu antara lain :- stoplog, pintu geser, dan pintu radial

Bentuk mercu ideal adalah bentuk yang mengikuti garis alir lengkung bawah
peluapan melalui ambang tajam. Dengan bentuk seperti di atas, hambatan
terhadap aliran melalui mercu kecil, sehingga kemampuan meluapkan cukup
besar Bentuk mercu semacam ini yang umum dipakai adalah bentuk Ogee.

Persamaan umum bentuk mercu ogee adalah sebagai berikut :


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 12

n
y æ x ö
= -K ç
çH ÷ ÷
Ho è o ø
(1)

dengan x dan y adalah jarak horizontal dan vertikal (diukur dari titik tertinggi
mercu), K dan n adalah konstanta yang nilainya bergantung pada kemiringan
bagian muka mercu dan kecepatan datang, serta Ho adalah tinggi energi
rancangan.

Jenis pintu pada pelimpah terkontrol:

Pintu stoplog umumnya berupa balok kayu atau baja yang disusun melintang
di atas mercu. Pintu jenis ini digunakan untuk kapasitas pelimpah yang tidak
besar. Apabila debit banjir besar, stoplog tidak tepat digunakan karena
pembukaan (pelepasan) stoplog tidak dapat dilakukan dengan cepat.

Pintu geser umumnya berupa pelat baja atau kayu yang dipasang pada suatu
alur di pilar atau kayu yang dipasang pada suatu alur dipilar. Pembukaan pintu
dilakukan dengan mesin pengangkat dengan bukaan ke arah vertikal atau
miring ke hilir. Apabila dimensi pintu geser cukup besar, pintu dilengkapi
dengan roda yang dipasang disisi daun pintu di alur penyangga.

Pintu radial adalah pintu yang berbentuk lengkung yang merupakan segmen
silinder yang ditumpu pada engsel putar melalui lengan radial. Titik pusat
lengkung pintu berimpit dengan engsel putar sehingga tekanan air ditahan
oleh engsel putar dan operasi buka tutup pintu tidak memerlukan gaya angkat
yang besar. Mekanisme buka tutup pintu radial kerja dapat otomatis ataupun
manual.

Lokasi Mercu Pelimpah:

Lokasi mercu dan pelimpah secara keseluruhan, umumnya berada di bagian


yang memiliki daya dukung tinggi. Untuk bendungan beton, mercu umumnya
berada di tubuh bendungan, sedang untuk bendungan urugan, mercu
ditempatkan terpisah dari tubuh bendungan, misalnya di pangkal bendungan.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 13

Kapasitas Mercu Pelimpah:

Debit yang melalui pelimpah ditentukan oleh dimensi (lebar) mercu dan tinggi
energi di atas mercu. Debit maksimum (kapasitas) melalui pelimpah dibatasi
oleh kapasitas pelimpahan. Debit mercu pelimpah ditentukan oleh tinggi
energi di atas mercu dan lebar mercu yang dinyatakan dengan persamaan
berikut :

Q = C x L x H3/2 (2)

dengan Q (m3/detik) adalah debit melalui pelimpah, C adalah koefisien debit,


dan L (m) adalah lebar mercu, H (m) adalah tinggi energi di atas mercu.

Koefisien Debit:

Untuk bentuk mercu peluap ambang tajam dengan tinggi mercu P lebih besar
daripada seperlima tinggi energi Ho, nilai koefisien debit C diambil sebesar
3,0, sedangkan untuk bentuk mercu peluap ambang lebar, nilai C adalah 3,1.
Untuk bentuk mercu Ogee, nilai C bervariasi antara 3,0 sampai 3,95 pada nilai
P/Ho antara 0 sampai 3. Debit melalui mercu ogee dengan pintu bergantung
pada bukaan pintu. Untuk pintu radial dengan bukaan pintu sebagian, debit
melalui mercu dinyatakan dalam persamaan :

Q = CDL 2 gH
(3)

dengan Q (m3/detik) adalah debit, C adalah koefisien debit mercu, D (m)


adalah bukaan pintu, L (m) adalah lebar mercu, g adalah percepatan gravitasi,
dan H adalah tinggi energi diukur dari tengah bukaan pintu. Nilai koefisien
debit C bervariasi antara 0,65 sampai 0,75 bergantung pada sudut (lebar)
bukaan pintu dan letak pintu.

Lebar Mercu Pelimpah:

Lebar mercu harus ditentukan dengan mempertimbangkan pengaruh pilar dan


pangkal mercu (kalau ada). Nilai koefisien kontraksi pilar (Kp) dipengaruhi
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 14

oleh bentuk dan letak ujung pilar, tebal pilar, tinggi energi rancangan, dan
kecepatan datang. Nilai koefisien kontraksi pangkal mercu (Ka) dipengaruhi
oleh bentuk pangkal, sudut antara dinding pengaruh (approach wall) dan
sumbu aliran , tinggi energi rancangan, dan kecepatan datang. Untuk tinggi
energi rancangan Ho, nilai Ka adalah ditunjukkan pada table 2 dan 3.

Tabel 2. Nilai Konstraksi Pilar Kp

Tabel 2. Nilai Koefisien Konstraksi Pangkal Mercu Ka

Saluran Pengarah:

Saluran pengarah diperlukan untuk mengatur aliran dimuka mercu pelimpah.


Sebelum melewati mercu, aliran dikehendaki mempunyai kecepatan rendah dan
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 15

terdistribusi merata di seluruh lebar mercu. Kecepatan aliran yang besar di


saluran pengarah mengakibatkan bertambahnya tinggi hilang, serta timbulnya
gelombang kejut dan susupan udara (air entrainment) yang memperkecil
kapasitas pelimpah. Sebagai acuan, batas maksimum kecepatan aliran di
saluran pengarah adalah 4 m/s.

Tekanan Negatif:

Tekanan negatif harus diperhitungkan minimum 50% dari tinggi air rencana
yang mungkin terjadi diatas mercu pelimpah.

Saluran pelimpah berfungsi sebagai penuntun dan pengarah aliran dari mercu
ke bangungan akhir atau ke sungai di hilir dam, agar aliran tersebut senantiasa
dalam kondisi hidraulik yang baik. Aspek hidraulika yang harus diperhatikan
dalam perancangan saluran pelimpah adalah :Tampang saluran, Kedalaman
aliran, Kemiringan saluran, dan Tinggi jagaan.

Jenis Saluran pelimpah

Saluran pelimpah, ditinjau secara hidraulik dapat berupa saluran terbuka,


terowong, dan pelimpah terjun bebas. Bentuk fisik saluran yang umum
digunakan adalah saluran terbuka, terowongan, atau pipa. Persamaan aliran di
saluran pelimpah adalah persamaan kontinuitas :

Q=VA (4)

1 2/3
Q= R Sf A
n (5)

dengan V adalah kecepatan aliran, n adalah kekasaran Manning, R adalah


radius hidraulik, Sf adalah kemiringan garis energi, dan A adalah luas tampang
aliran.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 16

2.2 Contoh Analisis

Hitung elevasi muka air banjir pada bangunan pelimpah type pelimpah bebas
dimana mercu pelimpah pada elevasi +132 m, lebar pelimpah 30 meter.Debit
banjir rencana adalah 280.391 m3/detik

Penyelesaian:

Debit yang lewat dihitung dengan formula Q = C x L x H3/2

dengan Q (m3/detik) adalah debit melalui pelimpah, C adalah koefisien debit,


dan L (m) adalah lebar mercu, H (m) adalah tinggi energi di atas mercu.
Asumsi bahwa tinggi energy kecepatan di atas mercu = 0 maka total energy di
atas mercu H adalah tinggi muka air di atas mercu.

1 + 2a ( H / Hd )
C = 1.6 _________________________ (6)
1 + a ( H / Hd )

dengan :

harga konstanta a dengan asumsi pada saat h + Hd berarti C = Cd

1 / 1.6 ( 2.2 – 0.0416 ( Hd / W ) 0.99 - 1


a = ___________________________________________ (7)
2 - 1 / 1.6 ( 2.2 – 0.0416 ( Hd / W ) 0.99 - 1

Panjang efektif ambang pelimpah diformulasikan :

L = L’ - 2 (N Kp + Ka ) H (8)
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 17

Dengan:

L’ = 30 m

N = jumlah pilar = 0

Kp = konstraksi pada pilar = 0

Ka = Konstraksi pada dinding samping = 0.12

Maka panjang efektif ambang pelimpah antara lain :

L = 30 - 2 ( 0 x 0 + 0.12 ) x H

= 30 - 0.24 H

Hd = ( Q / C x L ) 2/3

Dengan:

Q = Q1000 = Debit banjir rencana 1000 tahun adalah 280.391 m3/detik

L = lebar pelimpah = 2.43 m  asumsi

Hd = ( 280.391 / 2.43 x 30 )2/3 = 2.46 m

1 / 1.6 ( 2.2 – 0.0416 ( 2.46/ 2 ) 0.99 - 1


a = ___________________________________________
2 - 1 / 1.6 ( 2.2 – 0.0416 ( 2.46 / 2 ) 0.99 - 1

= 1.093

1 + 2 x 1.093 ( H / Hd )
C = 1.6 _________________________
1 + 1.093 ( H / Hd )

= 2.43

Hd sebenarnya = (280.391 / 2.43 x 30 ) 2/3


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 18

= 2.46

sehingga koefisien C dapat dinyatakan :

1 + 2 x 1.093 ( H / 2.46 )
C = 1.6 _________________________
1 + 1.093 ( H / 2.46 )
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 19

III PENUTUP

3.1 Rangkuman

1. Pelimpah adalah bangunan pelengkap bendungan yang berfungsi


mengalirkan debit banjir dari hulu ke hilir bendungan sehingga air di
hulu bendungan tidak melebihi tinggi tertentu yang berbahaya
terhadap mercu dan tubuh bendungan
2. Pelimpah terdiri dari tiga komponen pokok : bangunan kontrol yang
berfungsi mengatur debit pelimpah, saluran pelimpah yang
berfungsi mengalirkan air dari sebelah hulu ke sebelah hilir
bendungan, dan bangunan akhir yang berfungsi meredam energi
aliran air.

3.2 Soal tes di kelas.

Mahasiswa diminta menggambarkan bagian / komponen dari pelimpah


dan menjelaskan fungsinya masing-masing.

3.3 Soal take home essay.

Salah satu bendungan yang terletak di Luwu Utara yang dibangun


pada awal tahun 70 an,sampai saat ini masih beroperasi dengan baik.
Walaupun demikian perlu kiranya diadakan studi keamanan bendungan
terhadap banjir yang mungkin terjadi, sehingga kelangsungan fungsi
dari bendungan tersebut masih dapat dipertahankan. Apabila diketahui
data karakteristik bendungan, karakteristik DAS dan juga data hidrologi
seperti di bawah ini, hitung kapasitas bangunan pelimpah yang ada
baik untuk banjir 100 tahunan maupun untuk probable maximum flood/
PMF. Apa kesimpulan saudara terhadap hasil telusuran banjir baik
untuk Q100 maupun PMF ?
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 20

Data bangunan pelimpah (spillway) dan bendungan :

Elevasi puncak bendungan : + (117,00 + A) m

Panjang puncak bendungan : (90 + B) m

Lebar puncak bendungan : 7,0 m

Type pelimpah : Ogee tanpa pintu

Elevasi mercu pelimpah : + (115 + A) m

Panjang mercu pelimpah : (45 + B) m

Data karakteristik DAS :

Luas DAS : (86,7 + B) Km2, panjang sungai utama : (17,7 + A) m,


jumlah pertemuan sungai 22, perbandingan antara jumlah pangsa sungai
tingkat 1 dengan jumlah pangsa sungai keseluruhan : 0,738,
perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah
panjang sungai keseluruhan : 0,66, kerapatan drainase 1,045 Km/Km2,
factor simetri DAS : 0,274, factor lebar DAS : 0,634, perbandingan luas
DAS sebelah hulu terhadap luas DAS : 0,432, dan kemiringan rata-rata
sungai : 0,00678 Km/Km2.

Catatan :

1. Kapasitas pelimpah dapat dihitung dengan :


Q = C.B.H3/2

Dengan :

Q = debit pelimpah (m3/det) B = lebar bersih


pelimpah (m)

C = koefisien debit, diambil C = 2 H = tinggi total air diatas mercu


pelimpah (m)
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 21

2. Hidrograf inflow dapat dihitung dengan menggunakan HSS Gama I atau


Nakayasu
3. Distribusi hujan menggunakan model ABM dengan lama hujan kritik
dianggap terjadi selama waktu konsentrasi Tc yang dapat dihitung
dengan rumus Kirpich, Tc = 0,066 L0,77.S-0,385
4. Rumus Mononobe dapat digunakan untuk menentukan identitas hujan
untuk waktu yang lebih pendek dari hujan harian.
5. Besar hujan PMP diambil ( 700 + C ) mm

2 3
No. ( P + C ) mm No. ( Elev. + A ) m Luas (m ) Volume (m )
1 53,0 1 91 137000 240000
2 55,0 2 92 190000 404000
3 55,0 3 93 268000 633000
4 56,0 4 94 406000 969000
5 59,7 5 95 531000 1437590
6 63,0 6 96 628000 2007080
7 63,0
7 97 905000 2764080
8 64,8
8 98 961000 3697260
9 67,0
9 99 1153000 4754980
10 67,1
10 100 1310000 6087130
11 72,0
11 101 1583000 7433280
12 72,6
12 102 1810000 9129950
13 73,0
13 103 1940000 11004430
14 81,9
14 104 2035000 12991880
15 87,2
15 105 2133000 15078380
16 88,6
17 94,0 16 106 2222000 17268320

18 97,0 17 107 2492000 19435530


19 99,3 18 108 2870000 22243200
20 105,0 19 109 3053000 25005530
21 109,0 20 110 3141000 28007740
22 110,0 21 111 3370000 31097810
23 121,0 22 112 3615000 34336000
24 139,0 23 113 3878000 37811660
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (12-13) – RITA T. LOPA 22

3.4 Umpan balik, atau Tindak Lanjut.

Mahasiswa diharapkan membaca bahan pada bab ini dan selanjutnya


yakni membaca bahan pada pertemuan 14-15.

3.5 Daftar Pustaka

1. Djoko Sudjono, 1998. Bahan Kuliah Bangunan Hidraulik, Yogyakarta


2. Linsley,R.K. and JB.Franzini, 1985. Teknik Sumber Daya Air, Jilid Satu,
Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Nadjadji Anwar, Rekayasa Pengembangan Sumber Daya Air.

Anda mungkin juga menyukai