ID Analisis Potensi Longsor Pada Lereng Gal
ID Analisis Potensi Longsor Pada Lereng Gal
Roby Hambali
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email: rhobee04@yahoo.com
ABTRAK
Akibat kegiatan penambangan Timah terbentuklah sebuah lereng galian. Lereng dengan
strukturtanah dan kemiringan tertentu menimbulkan potensi longsor yang membahayakan
keselamatan pekerja tambang. Oleh karenanya dilakukan analisis potensi kelongsoran
pada lereng galian penambangan Timah tersebut dengan melihat faktor keamanan (SF)
lereng, serta menganalisis sejauh mana pergerakan tanah (deformasi) akibat penggalian.
Analisis dilakukan dengan memodelkan lereng galian menggunakan program Plaxis 2D-
Versi 8, berdasarkan data primer dan studi parametrik. Data yang diperlukan yaitu tinggi
lereng (H), stratigrafi, sudut kemiringan lereng (α), berat volume tanah (γ), koevisien
permeabilitas (k), modulus elastisitas tanah (E), angka poisson (v), kohesi tanah (c), sudut
geser tanah (ϕ) dan asumsi muka air tanah. Selain itu dilakukan juga simulasi perbaikan
lereng dengan mengubah geometri asli lereng berdasarkan dua alternatif solusi perbaikan
yaitu dengan memperkecil sudut kemiringan lereng dan membuat berm/trap pada lereng.
Hasil analisis kelongsoran pada lereng galian penambangan Timah mendapatkan faktor
keamanan (SF) sebesar 1,18 sehingga lereng teridentifikasi pada kondisi keruntuhan
pernah terjadi artinya lereng berpotensi longsor. Adapun deformasi yang terjadi sebesar
31,01*10 3 meter, artinya akibat penggalian memungkinkan massa tanah bergarak sejauh
31,01*10 3 meter sebelum terjadi keruntuhan sempurna. Dari dua alternatif analisis
perbaikan yang direkondasikan, solusi terbaik didapatkan dengan membuat berm/trap
sebanyak 6 berm dengan sudut kemiringan pada setiap berm sebesar 50ᵒ dan lebar antar
berm sebesar 3 meter. SF yang disapatkan sebesar 2,56 mengalami peningkatan sebesar
116,96 %, dengan deformasi sebesar 17,71*10-3 meter, mengalami pengecilan sebesar
42,89 %. Karena penggalian tetap mengalami pergerakan massa tanah (deformasi), tetapi
berdasarkan analisis faktor keamanan, lereng pada kondisi aman (tidak berpotensi
longsor).
Pulau Bangka merupakan pulau 1. Berapakah faktor aman (SF) pada lereng
penghasil Timah terbesar di Indonesia yang galian penambangan Timah dan apakah
selanjutnya disusul Pulau Belitung, lereng galian penambangan Timah
Karimun, Kundur, dan Singkep.Khususnya berpotensi longsor ?
pada penambangan darat, akibat proses 2. Berapa besarandeformasi yang terjadi
penambangan terbentuklah sebuah lereng pada lereng galian penambangan
galian. Hardiyatmo (2007) menjelaskan, Timah?
pada penggalian tanah, selama periode 3. Apa alternatif solusi terbaik yang
diberikan agar menjadikan kondisi
penggalian yang dilakukan dengan cepat,
tegangan geser yang timbul bertambah lereng galian penambangan Timah
sedangkan kuat geser relatif tetap. Hal ini menjadi aman ?
mengakibatkan faktor aman berkurang. Tujuan Penelitian
Pada akhir penggalian, walaupun 1. Menganalisis faktor aman (SF) dan
tengangan geser yang terjadi tetap, menganalisis potensi longsor pada
pengurangan kuat geser mengakibatkan lereng galian penambangan Timah.
berkurangnya faktor aman. Artinya baik 2. Menganalisis besaran Deformasi yang
dalam proses penggalian dan setelah selesai terjadi pada lereng galian penambangan
penggalian faktor aman yang terjadi relatif Timah.
berkurang. Berkurangnya faktor aman serta 3. Menentukan solusi terbaik terhadap
perbedaan elevasi tanah, mendorong massa keamanan lereng galian penambangan
tanah bergerak atau longsor yang dapat Timah.
membahayakan keselamatan pekerja
tambang. Oleh karenanya dilakukan
analisis potensi kelongsoran pada lereng TINJAUAN PUSTAKA
galian penambangan Timah tersebut Masalah yang terjadi pada lereng
dengan melihat faktor keamanan (SF) adalah hilangnya kestabilan sehingga
lereng, serta menganalisis sejauh mana terjadi gerakan-gerakan tanah, retak-retak,
pergerakan tanah (deformasi) akibat bahkan longsor karena adanya perbedaan
penggalian dengan program Plaxis 2D- elevasi tanah. Jika permukaan tanah tidak
Versi 8. datar, komponen berat tanah yang sejajar
dengan kemiringan lereng akan
menyebabkan tanah bergerak ke arah
bawah.
Sudut Kemiringan
Tinggi Lereng (H)
Alternatif Lereng
(m) (ᵒ)
1A 69
1B 65
1C 18 60
1D 55
1E 50
Tabel 5. Alternatif bentuk berm/trap pada analisis solusi perbaikan lereng galian
Tanah Kedalaman 5 m
Satuan Nilai
(pasir berlanau)
Modulus elastisitas (E) kN/m² 20000
Angka poisson (μ) 0,25
Koefisien permeabilitas ( k x & k y ) m/hr 0,1
Berat volume tanah normal (γ) kN/m³ 17,67
Berat volume tanah jenuh air ( sat ) kN/m³ 18,33
Kohesi Tanah (c) kN/m² 25
Sudut Geser (ɸ) ᵒ 36
Sumber : Hasil Perhitungan
18 72 1,18 31,01
Hardiyatmo, Hary Christady, 2007, SNI 1967, 2008, Badan Standar Nasional,
Mekanika Tanah 2, Edisi Keempat, Cara Uji Penentuan Batas Cair
Gadjah Mada University Press, Tanah, Jakarta.
Yogyakarta.
SNI 2813, 2008, Badan Standar Nasional,
Hidayati, 2012, Analisa Stabilitas Lereng Cara Uji Kuat Geser Langsung
Pada Campuran Padir dan Tanah Tanah Terkonsolidasi dan
Lempung Dengan Menggunakan Terdrainase, Jakarta.
Pemodelan di Loboratorium, Jurnal
Rekayasa Sipil, Volume 8 No. 1 SNI 1967, 2008, Badan Standar Nasional,
Cara UjiAnalisis Ukuran Butiran,
Hasnawir, 2012, Intensitas Curah Hujan Jakarta.
Memicu Tanah Longsor Dangkal di
Sulawesi Selatan, Jurnal Penelitian Wesley, Laurence D, 2012, Mekanika
Kehutanan Wallacea, Volume 1 No. Tanah Untuk Tanah Endapan dan
1, 62-73. Residu, Andi, Yogyakarta.