Anda di halaman 1dari 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Banyak metode perhitungan untuk menganalisis daya dukung tiang pancang, namun
perlu dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi. Untuk itu perlu dilakukan
analisis daya dukung dari beberapa metode berdasarkan data lapangan dengan
menggunakan data sondir (CPT) yang dikomparasi satu sama lainnya, sehingga
didapatkan hasil yang lebih realistis. Metode yang digunakan adalah Metode
Meyerhof, Begeman, E.E.De Beer dan Trofimenkove. Menunjukkan bahwa Metode
Meyerhof lebih realistis. Jumlah tiang pancang dari masing-masing metode berbeda
satu sama lainnya, nilai daya dukung tunggal yang rendah akan menghasilkan jumlah
tiang yang lebih besar, hal ini terjadi pada Metode Meyerhof, dan Trofimenkove.

Nainggolan (2013) melakukan perhitungan Daya dukung ultimate (Qult) berdasarkan


data CPT, SPT dan PDA. Dari perhitungan tersebut dengan kedalaman yang sama
didapat hasil yang relatif sama.

Girsang (2009) melakukan perhitungan daya dukung ultimate tiang tunggal


berdasarkan data CPT dan SPT. Daya dukung tiang pancang yang sebaiknya
digunakan adalah berdasarkan data CPT karena pada prinsip cara kerja alat penekan
hidrolis hamper sama saat diaplikasi dilapangan sehingga data sondir sangat baik
untuk digunakan untuk day dukung rencana pada pihak perencanaan pondasi.

Nurdin (2014) melakukan perhitungan daya dukung ultimate dan penurunan pondasi
tiangborberdasarkandataCPT,SPTdanPDAmengalami

commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perbedaa yang tidak terlalu jauh. Dan menunjukkan dengan kapasitas dukung pondasi
yang telah diuji dan terpasang dapat mendekati hasil uji PDA.

Iskandar (2013) melakukan perhitungan daya dukung ultimate dan penurunan


pondasi tiang bor berdasarkan data SPT, uji Laboratorium mengalami hasil yang
tidak terlalu jauh. Dan pada penurunan tiang yang hasil beban maksimum mendekati
hasil test PDA.

Rosita (2014) perbandingan kapasitas dukung pondasi minipile yang didapat dengan
rumus statis, hasil uji SPT, dan hasil uji PDA mengalami perbedaan yang satu dengan
lainnya, adalah kurang dari 1. Nilai ini menunjukkan bahwa Qulab dan QuSPT yang
didapat mendekati dengan kapasitas dukung pondasi yang sudah terpasang dan telah
diuji pembebanan dengan uji PDA.

Pramana (2015) perbandingan kapasitas dukung pondasi minipile yang didapat


dengan rumus dinamis, hasil uji SPT, dan hasil uji PDA mengalami perbedaan antara
rumus Meyerhof dan persamaan Hiley yang hasilnya lebih besar dari rumus
Meyerhof. Maka daya dukung tiang dapt dinyatakan aman.

Arganata (2015) hasil dari studi kasus untuk mendapatkan daya dukung ultimate
dengan cara konvensional, grafik dari Terzaghi dan Peck menunjukkan bahwa daya
dukung Terzaghi dan Peck tidak memperhitungkan daya dukung selimut, sehingga
tidak disarankan untuk digunakan pada pondasi dalam atau sumuran.

Penentuan kapasitas dukung pondasi dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa di


antaranya adalah faktor jenis pondasi yang digunakan, pengujian lapangan yang
dilakukan dan rumus-rumus perhitungan. Merujuk dari uraian penelitian yang sudah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ada, rata-rata menggunakan pondasi tiang pancang. Pada penelitian ini peneliti akan
mengkaji sistem pondasi minipile dan sumuran, hal ini dianggap perlu dilakukan
analisa guna memberikan gambaran nyata saat dilakukan desain. Penelitian yang
pernah dilakukan berkaitan dengan kapasitas dukung tiang pancang yang disajikan
dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1 Beberapa penelitian mengenai kapasitas dukung tiang pancang

Variabel Jenis Metode yang


Peneliti Data
Perhitungan Pondasi Digunakan
Girsang (2009) Daya dukung Tiang CPT dan SPT  Aoki dan De
tiang bor bor Alencar
 Reese dan Wright

Nainggolan Daya dukung Minipile CPT, SPT, PDA  Meyerhof


(2013) kelompok
Minipile
Iskandar (2013) Daya dukung Tiang SPT, PDA dan  Meyerhof
dan penurunan pancang uji
tiang pancang Laboratorium
Nurdin (2014) Daya dukung Tiang CPT dan SPT  Meyerhof
dan penurunan bor  Reese dan Wright
tiang bor  Paulus dan Davis

Rosita (2014) Daya dukung Minipile SPT dan PDA  Statis


pondasi minipile
Pramana (2015) Daya dukung Minipile SPT dan PDA  Dinamik
pondasi minipile
tunggal
Arganata (2015) korelasi dimensi Bor pile SPT  Reese and O’neill
penampang dan
panjang pada
pondasi bore
pile

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Pondasi

Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan ketanah
atau batuan yang berada dibawahnya. Pondasi dibagi menjadi dua macam sesuai
dengan metode yang dibutuhkan berdasarkan jenis bangunan yaitu pondasi dangkal
dan dalam. Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung
dengan kedalaman Df/B, sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan
beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan dengan
kedalaman Df/B≥4B. Untuk penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah
ini:

Pondasi dangkal : Df ≤ B
Df Pondasi dalam : Df >4B

B
Gambar 2.1 Penentuan pondasi dalam (Hardiyatmo, 2010)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pondasi dalam untuk di analisis, pondasi
dalam yang digunakan yaitu:

1. Pondasi Minipile

Pondasi yang digunakan bila tanah pada pondasi dengan kedalaman yang normal
tidak mampu mendukung beban dan lapisan tanah aman (keras) terletak pada
kedalaman yang sangat dalam. (Bowles, 1991)

2. Pondasi sumuran

Yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang
(Gambar 2.1), digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang
relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B) lebih
besar 5 sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.2 Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah (soil investigation) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui sifat–sifat dan karakteristik tanah untuk keperluan rekayasa
(engineering). Penyelidikan tanah pada umunya dipakai sebagai dasar perencanaan
pondasi, yaitu untuk mengetahui susunan lapisan tanah pada lokasi proyek dengan
cara melihat hasil dari boring log dan hasil dari laboratorium. Salah satu metode
penyelidikan tanah yang hasilnya digunakan untuk penelitian yaitu Cone Penetration
Test (CPT).

Pengujian CPT atau sondir adalah pengujian dengan menggunakan alat sondir yang
ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60° dan dengan luasan ujung 1,52 in2 (10
cm2). Alat ini digunakan dengan cara ditekan kedalam tanah terus menerus dengan
kecepatan tetap 20 mm/detik, sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap
kerucut penetrasi (qc) juga terus ditukar.

Keuntungan utama dari penggunaan alat ini adalah tidak perlu diadakan pengeboran
tanah untuk penyelidikan, dengan alat sondir sampel tanah tidak dapat diperoleh
untuk penyelidikan langsung ataupun untuk uji laboratorium. Tujuan dari sondir ini
adalah untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang
merupakan indikator dari kekuatan tanahnya dan juga dapat menetukan kedalaman
lapisan tanah yang berbeda.

Dari alat penetrometer yang lazim dipakai, sebagian besar menyerumpai selubung
geser (bikonus) yang dapat bergerak megikuti kerucut penetrasi tersebut. Jadi
pembacan harga perlawanan ujung konus dan harga hambatan geser dari tanah dapat
dibaca secara terpisah. Ada dua tipe ujung konus pada sondir mekanis yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.2 Tipe ujung konus pada sondir mekanis (Girsang, 2009)

1. Konus biasa, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan biasanya
digunakan pada tanah yang berbutir kasar, dimana besar perlawanannya lekatnya
kecil.
2. Bikonus, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan hambatan letaknya dan
biasanya digunakan pada tanah yang berbutir halus.

2.2.3 Daya Dukung Tiang

Daya dukung tiang adalah kemampuan tiang dalam memikul beban yang disalurkan
oleh struktur di atasnya (upper structure) dengan sejajar sumbu tiang (axial load).
Dalam perhitungan daya dukung tiang, di dapat dari data uji laboratorium yaitu
terdiri dari pengujian direct shear, konsolidasi, triaksial, tekan bebas dan lain-lain.
Sedangkan data uji lapangan terdiri dari CPT (Cone Penetrasion Test), SPT
(Standard Penetrasion Test), dan lain–lain.

Daya dukung pondasi pada penelitian ini disesuaikan dengan pondasi minipile dan
sumuran. Rumus umum daya dukung ultimate (Qu) adalah:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

A. Daya Dukung Ultimate pada Pondasi Sumuran

- Metode Meyerhof (1976; 1983)

Kapasitas daya dukung tiang dapat diperoleh dari data CPT. Tahanan ujung yang
termobilisasi pada tiang pancang harus setara dengan tahann ujung saat uji
penetrasi. Dalam menentukan daya dukung ultimit tiang dapat ditentukan pada
persamaan (2.1) berikut ini:

Qu = Qb + Qs (2.1)

dengan:
Qu = Daya dukung ultimit tiang (kg)
Qb = Daya dukung ultimit ujung tiang (kg)
Qs = Daya dukung ultimit selimut tiang (kg)

Daya dukung ujung tiang ditentukan pada persamaan (2.2) berikut ini:

Qb = Ab × qc (2.2)

dengan:
Qb = Daya dukung ujung (kg)
Ab = Luas penampang (cm²)
qc = Tekanan rata-rata (kg/cm²)
Nilai qc diambil dari rata-rata dari 4d di atas ujung tiang dan 1d dibawahnya.

Rumus menghitung daya dukung selimut:

Qs = As × fs (2.3)

dengan:
Qs = Daya dukung kulit (kg)
As = Luas selimut (cm²)
fs = Tahanan dinding (kg/cm²)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Menurut deRuiter dan Beringen fs ditentukan dengan persamaan (2.4) sebagai


berikut:

fs = 0,05 × α × qc (2.4)

dengan:
fs = Tahanan gesek satuan, dengan nilai maksimum 1,2 kg/cm² (120 kPa)
α = Faktor adhesi, diambil 1 untuk lempung terkonsolidasi normal dan 0,5
untuk lempung terkonsolidasi berlebihan
qc = Tahanan konus pada ujung tiang (kg/cm²)

Qall = (2.5)

dengan:
Qu = Daya dukung batas (kg)
SF = Angka keamanan diambil 3 untuk beban tetap

- Metode Aoki dan De Alencar (1975)

Penetuan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode Aoki dan De
Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data
CPT. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) ditentukan dengan persamaan
(2.6) sebagai berikut:

q c (base )
qb = (2.6)
Fb

dengan:
qc (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang dan 1,5D
dibawah ujung tiang
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang tergantung pada tipe tanah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Tahanan kulit persatuan luas (f) ditentukan dengan persamaan (2.7) sebagai berikut:
s
f = q c ( side ) (2.7)
Fs
dengan:
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapis sepanjang tiang
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang tergantung pada tipe tanah
Fs = Faktor empirik tahanan kulit tergantung pada tipe tanah

Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.2 dan nilai-nilai faktor empirik αs diberikan
pada Tabel 2.3

Tabel 2.2 Faktor empirik Fb dan Fs (Titi dan Farsakh, 1999)


Tipe Tiang Pancang Fb Fs
Tiang Bor 3,5 7,0
Baja 1,75 3,5
Beton Pratekan 1,75 3,5

Tabel 2.3 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda (Titi dan Farsakh, 1999)
Tipe Tanah αs Tipe Tanah αs Tipe Tanah αs
Pasir 1,4 Pasir berlanau 2,2 Lempung berpasir 2,4
Pasir kelanauan 2,0 Pasir berlanau 2,8 Lempung berpasir 2,8
dengan lempung dengan lanau
Pasir kelanauan dengan 2,4 Lanau 3,0 Lepung berlanau 3,0
lempung dengan dengan pasir
Pasir berlempung 2,8 Lanau berlempung 3,0 Lempung berlanau 4,0
dengan lanau dengan pasir
Pasir berlempung 3,0 Lanau berlempung 3,4 Lempung 6,0

Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen dan
nilai αs untuk lempung = 1,4 persen.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

B. Daya Dukung Ultimate pada Pondasi Minipile

- Metode Meyerhof (1976; 1983)

Didalam perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan
dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang
sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit
dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan
(2.8) sebagai berikut:

Qb = Ab × qc (2.8)

dengan :
Qb = Tahanan ujung ultimate tiang (kg)
Ab = Luas penampang ujung tiang (cm²)
qc = Tahanan konus pada ujung tiang (kg/cm²)

Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan metode langsung saja karena


banyaknya data sondir. Metode langsung ini dikemukakan oleh beberapa ahli
diantaranya Meyerhof, Tomlinson dan Bagemann. Pada metode langsung ini,
kapasitas daya dukung ultimit (Qu) yaitu beban maksimum yang dapat dipikul
pondasi tanpa mengalami keruntuhan, ditunjukkan pada persamaan (2.9) berikut ini:

Qu =(qc × Ab) + (JHL × K) (2.9)

dengan:
Qu = Kapasitas daya dukung maksimal / akhir (kg)
qc = Tahanan konus pada ujung tiang (kg/cm²)
Ab = Luas penampang ujung tiang (cm²)
JHL= Tahanan geser total sepanjang tiang (kg/m)
K = Keliling tiang (cm)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

- Metode LCPC (1991)

Insinyur dari Laboratorium Central Ponts et des Chaussees (LCPC) di Perancis


juga telah mengembangkan metode CPT berbasis (Bustamante dan Gianeselli,
1982; Briaud dan Miran, 1991). Metode ini berlaku untuk berbagai kondisi tanah
dan mempertimbangkan baik tiang dan pondasi cor-di-tempat. Tahanan ujung
ultimit ditentukan dengan persamaan (2.10) sebagai berikut:

Qb = kb × qca (2.10)

dengan:
Qb = Tahanan ujung ultimate tiang (kg)
kb = Faktor nilai konus
qca = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang dan 1,5D
dibawah ujung tiang

Untuk menentukan daya dukung kulit (Qs) ditentukan dengan persamaan (2.11)
sebagai berikut

Qs = fs × As (2.11)

dengan:
Qs = Daya dukung kulit (kg)
As = Luas selimut (cm²)
fs = Tahanan dinding (kg/cm²)

Menurut deRuiter dan Beringen fs ditentukan dengan persamaan (2.12) sebagai


berikut:

fs = 0,05 × α × qc (2.12)

dengan:
fs = Tahanan gesek satuan, dengan nilai maksimum 1,2 kg/cm² (120 kPa)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

α = Faktor adhesi, diambil 1 untuk lempung terkonsolidasi normal dan 0,5


untuk lempung terkonsolidasi berlebihan
qc = Tahanan konus pada ujung tiang (kg/cm²)

Tabel 2.4 Nilai kb (Titi dan Abu Farsakh, 1991)


Faktor konus ujung tiang
Jenis tanah
Drilling Pile Driven Pile
Lempung dan Lanau 0,375 0,600
Pasir dan Kerikil 0,15 0,375
Kapur 0,200 0,400

commit to user

Anda mungkin juga menyukai