Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SEBARAN POLUTAN KARBON MONOKSIDA (CO) DI UDARA

AMBIEN DENGAN MODEL CALINE4

Bima Tri Indrasworo


Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Email korespondensi: bima08214012@std.trisakti.ac.id

ABSTRAK
Pencemaran udara menjadi masalah bagi banyak negara di dunia, terutama kota – kota besar. Polusi udara ini
menyebabkan kualitas udara ambien yang buruk berpotensi membahayakan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Salah satu sumber pencemaran udara adalah dari sistem transportasi (kendaraan bermotor). Kendaraan
bermotor di Indonesia sudah sebagai kebutuhan sehari – hari. Akibat dari kendaraan motor tersebut, mengakibatkan
pencemaran udara yang dimana udara adalah bagian dari lingkungan. Tercemaranya kualitas udara saat ini tidaklah
jauh dari hadirnya substansi di udara dalam kondisi konsentrasi yang menyebabkan gangguan pada makhluk hidup.
Konsentrasi yang dimaksud pencamaran udara adalah dalam emisi gas kendaraan bermotor, antara lain gas tersebut
adalah Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.. Karbon
monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran
dalam. California membuat program permodelan Cal-Line4. Cal-Line4 adalah program penyederhaan untuk
memprediksi sebaran dari gas kendaraan bermotor yang dikembangkan oleh California Departemen of
Transportation (Caltrans). Program ini menggunakan konsep zona untuk membuat prediksi dispersi polutan di
sekitar jalan raya.
Kata Kunci: Udara; Kendaraan bermotor; Karbon Monoksida; caline4;

PENDAHULUAN
Pencemaran udara menjadi masalah bagi banyak negara di dunia, terutama kota – kota besar.
Polusi udara ini menyebabkan kualitas udara ambien yang buruk berpotensi membahayakan
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu sumber pencemaran udara adalah dari
sistem transportasi. Sistem Transpotrasi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan
perubahan, khususnya negara Indonesia (Agustine, 2015). Salah satu transportasi yang
dibutuhkan di Indonesia adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor di Indonesia sudah
sebagai kebutuhan sehari – hari. Akibat dari kendaraan motor tersebut, pencemaran udara yang
dimana udara adalah bagian dari lingkungan. Menurut Suryani, (2011). Tercemaranya kualitas
udara saat ini tidaklah jauh dari hadirnya substansi di udara dalam kondisi konsentrasi yang
menyebabkan gangguan pada makhluk hidup. Konsentrasi yang dimaksud pencamaran udara
adalah dalam emisi gas kendaraan bermotor, antara lain gas tersebut adalah Karbon Monoksida
(CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

Dalam pengelolaan kualitas udara, aspek pemantauan sudah tidak cukup memadai lagi menjadi
informasi dasar terhadapa apa yang telah diupayakan untuk pengendalian pencamaran udara. Hal
ini karena identifikasi sumber – sumber pencemar udara dalam periode waktu. Oleh karena itu,
invetarisasi emisi diperlukan sebagai dasar membuat kebijakan terkait dengan strategi dan
peraturan, mengevaluasi status kualitas udara, efektivitas kebijakan pengendalian pencamaran
udara dan perubahan – perubahan kebijakan yang suatu waktu dibutuhkan (Handika, 2019).

Dengan demikian, hal ini akan menjadi informasi mendasar terhadap rencana dan strategi
pengelolaan kualitas udara yang komprehensif dan tepat sasaran, selain juga merupakan amanah
dalam Undang – Undang dan kewajiban Pemerintah dalam melaksanakannya (UU6/1994; UU
32/2009; UU 31/2009; Pepres 61/2011; Pepres71/2011).

TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya (PP No. 41
Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara). Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber – sumber alami maupun kegitan manusia (antropogenik) (Basri, 2010). Beberapa
gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Adapun klasifikasi sumber pencemar udara sebagai berikut :
1. Berdasarkan asal – usul, sumber pencemaran udara :
a. Sumber Alamiah : Sumber alamiah berasal dari fenomena alam yang terjadi
seperti, letusan gunung berapi.
b. Sumber Antropogenik : Bersumber dari segala macam kegiatan manusia yang
menghasilkan emisi gas buangan, terutama akibat kegiatan transportasi.
2. Berdasarkan pola Emisi :
a. Titik : Bersumber dari satu titik saja, seperti cerobong asap.
b. Garis : Bersumber dari jalan raya dengan volume kendaraan yang cukup tinggi.
c. Area : Bersumber dari pola titik dalam jumlah banyak pada suatu batasan area.
3. Berdasarkan fisik pencemar dan susunan kimianya :
a. Gas : Polutan dari Karbon Monoksida, Nitrogen Monoksida, Amonia, Sulfur
Dioksida
b. Partikulat : Bersumber dari debu atau TSP
4. Berdasarkan Pergerakan :
a. Sumber Bergerak : Emisi dapat bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat
yang berasal dari kendaraan bermotor.
b. Sumber Tidak bergerak : Emisi yang tetap pada suatu tempat, biasanya terdapat
pada industri – industri yang memiliki cerobong.

Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.. Karbon
monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada
mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen
dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api
berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran
yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon
monoksida. Penyebaran polutan di atmosfer dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penyebaran
polutan di atmosfer melibatkan tiga mekanisme utama yaitu gerakan udara secara global,
fluktuasi kecepatan turbulensi yang akan menyebarkan polutan ke seluruh arah, dan difusi massa
akibat perbedaan konsentrasi (Suryani, 2011).

Dampak dari keberadaan gas CO di udara berbahaya bagi kesehatan, bahkan dalam keadaan
konsentrasi rendah sekalipun karena mengingat afinitas gas CO yang sangat tinggi. Sifat ini
dapat mempengaruhi makhluk hidup, karena makhluk hidup membutuhkan oksigen, terutama
manusia. Adapun paparan CO pada tubuh manusia (PP. No. 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara).

Tabel 1. Dampak Paparan CO Terhadap Tubuh


Kadar CO Waktu Kontak Dampak Bagi Tubuh
≤ 100 ppm Sebentar Dianggap Aman
± 30 ppm 8 jam Menimbulkan Pusing dan
Mual
± 1000 ppm 1 jam Pusing dan Kulit Berubah
Kemerahan
± 1300 ppm 1 jam Kulit Merah Tua dan Pusing
Hebat
> 1300 ppm 1 jam Dapat Menimbulkan Kematian

Permodelan diartikan sebagai gambaran penyederhanaan miniatur atau peniruan. Kelebihan dari
permodelan dapat digunakan sebagai sarana, simulasi, sehingga dengan model dapat
memperkirakan, memprediksi, dan mempelajari berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
dengan berbagai macam skenario. Model – Model ini biasanya melibatkan penggunaan solusi
umum yang memungkinkan konsentrasi nyata untuk menentukan pada berbagai kondisi, seperti
jarak dari sumber yang menimbukan material. Permodelan untuk membantu memprediksi
dampak dari proyek – proyek yang berdampak terhadap pencemaran udara (Putut, 2017).

Amerika, khususnya kota California membuat program permodelan Cal-Line4. Cal-Line4 adalah
program penyederhaan untuk memprediksi sebaran dari gas kendaraan bermotor yang
dikembangkan oleh California Departemen of Transportation (Caltrans). Program ini
menggunakan konsep zona untuk membuat prediksi dispersi polutan di sekitar jalan raya.
Program ini memesukan beberapa data parameter untuk membantu prediksi dispersi polutan,
seperti volume lalu lintas per link, faktor gas emisi kendaraan, meteorologi dan geomerti lokasi.
Cal-Line4 membagi jaringan yang berisi sejumlah jalan menjadi link dimana setiap garis lurus
dari suatu jalan yang memiliki karakteristik emisi yang bervariasi. Link tersebut akan menjadi
sumber garis (line source) dalam perhitungan konsentrasi pada reseptor dengan konsentrasi
ambien akibat gambaran dispersi tertentu yang sudah terakomodasi dari metode Gaussian
sederhana (Muchtar, 2018).

METODE DAN ANALISIS


Untuk menentukan titik sampling dilakukan berdasarkan pemantauan kualitas udara roadside
yang mengacu pada SNI. No. 19-7119.9.2005. Sedangkan, penentuan lokasi sampel mengacu
pada SNI No. 19-7119.6.2005. Kemudian, alat yang digunakkan saat Sampling adalah COmeter,
Anemometer, Barometer, dan Hygrometer. Pengukuran dilakukan selama 24 jam, dalam 24 jam
dibagi menjadi empat waktu periode untuk mewakili selang waktu dengan menetapkan
pagi,siang, sore, dan malam hari. Contoh dalam melakukan jadwal sampling sebagai berikut :

1. Pagi : Pukul 06.00 – 10.00


2. Siang : Pukul 12.00 – 15.00
3. Sore : Pukul 17.00 – 20.00
4. Malam : Pukul 21.00 – 00.00

Secara keseluruhan, pengolahan data sekunder dan data primer menggunakan beberapa
perangkat lunak yaitu Microsoft Excel 2010 untuk perhitungan koefisien dispersi Gauss serta
konsentrasi teoritis tiap polutan dengan model Gauss, Lakes Environmental WRPLOT (Wind
Rose Plots for Meteorological Data) View versi 7.0.0 untuk pembuatan mawar angin dan grafik
distribusi frekuensi kelas angin, dan ArcMap 10,1 untuk pembuatan peta daerah administratif
sebagai dasar peta isopleth semburan tiap polutan yang dikerjakan secara manual. Pada
pengolahan data yang bertujuan untuk menentukan musim, metode yang digunakan ialah metode
Mohr. (Katherina, 2015).Setelah mendapatkan keseluruhan data yang telah dihitung dengan
model Gaussian maka, memasukan data ke program permodelan Cal-Line4 untuk melihat
perbedaan antara dua model tersebut yang kemudian akan dianalisa perbedaan dari kedua model.

PENUTUP
Berdasarkan karya ilmiah diatas, Karbon Monoksida (CO) merupakan hasil buangan gas dari
kendaraan bermotor yang bisa menjadi salah satu paramater untuk dianalisa di udara ambien
yang kemudian setelah hasilnya sudah di dipersikan, hasil tersebut dapat dimodelkan ke program
caline4 dan dibandingkan dengan model gaussian. Hasil dari analisa CO ini adalah untuk
mengetahui nilai CO dilapangan yang kemudian dimasukan kedalam program model caline4 dan
dibandingkan dengan baku mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, Intan. 2015. Application of Open Air Model (R Package) to Analyze Air Pollution
Data. Jakarta, Teknik Lingkungan Universitas Trisakti.
DOI: https://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v1i1.2430
Basri, Iwan Setiawan. 2010. Pencemaran Udara Dalam Antisipasi Teknik Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan. Palu. Teknik Arsitektur, Universitas Tadaluka.
Fakhrizal Muchtar. 2018. Analisis Emisi Kendaraan Berbasis Model Caline4 Di Jalan
Nasional Pada Kawasan Mamminasata. Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin.
Makasar
DOI: https://doi.org/10.25077/Dampak.16.1.7-14.2019
Handika, Rizki Andre, Zuli Rodhiyah dkk, 2019. Analisa Beban Emisi Kendaraan di
Gerbang Masuk Jalan – Jalan Arteri ke Kota Jambi. Jambi. Teknik Lingkungan
Universitas Jambi.
DOI: https://doi.org/10.29080/alard.v3i2.336
Nurmaningsih, Dyah Ratri. 2018. Analisis Kualitas Udara Ambien Akibat Lalu Lintas
Kendaraan Bermotor di Kawasan Coyudan. Surakarta. Teknik Lingkungan, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
DOI: https://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v7i2.717
Liandy, Maria Katherina Gnadia, 2015. Analisis Sebaran Total Suspended Particulate (TSP),
Sulfur Dioksida (SO2), dan Nitrogen Dioksida (NO2) Di Udara Ambien Dari Emisi
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar Dengan Model Gaussian,
Jakarta. Teknik Lingkungan Universitas Trisakti.
Putut, Endrayana. 2017. Simulasi Model Dispersi Polutan Karbon Monoksida di Jalan
Layang (Studi Kasus Line Source di Jalan Layang Waru, Sidoarjo). Surabaya, Teknik
Lingkungan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Suryani, Anih Sri. 2011. Studi Beban Emisi Pencemaran Udara Karbon Monoksida Dari
Kendaraan Bermotor Di DKI Jakarta. Jakarta.
~ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pencemaran Udara.

Anda mungkin juga menyukai