Anda di halaman 1dari 24

JUDUL

MINE HEALTH , SAFETY & ENVIRONMENTAL


MANAGEMENT PLAN
Rencana Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Pertambangan

BKN – HSE – MP - 01

Dibuat Oleh Direview Oleh Disetujui Oleh

Shane Bennett Wahyu Yunanto


HSE Superintendent
Quality Advisor Manager Project Manager

Riwayat Revisi
No. Revisi Tanggal Penjelasan Perubahan
0 30 Sept 2017 Initial Release

Distribution List

Kepala Teknik Tambang Engineering Dept. Head

Client Representative Plant Dept. Head

Operation Manager Production Dept. Head

Project Manager Arsip

Page 1 of 24
DAFTAR ISI

1. TUJUAN.................................................................................................................................................3
2. RUANG LINGKUP...............................................................................................................................3
3. DEFINISI...............................................................................................................................................3
4. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB........................................................................................5
4.1 Project Manager...............................................................................................................................5
4.2 Superintendent / Supervisor.............................................................................................................5
4.3 Foreman...........................................................................................................................................5
4.4 HSE Superintendent........................................................................................................................6
4.5 HSE Supervisor...............................................................................................................................6
4.6 HSE Officer.....................................................................................................................................6
4.7 Environment Engineer.....................................................................................................................7
4.8 Helper Enviro..................................................................................................................................7
5. RENCANA PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN
KERJA DAN LINGKUNGAN...................................................................................................................12
5.1 Kebijakan dan Kepeminimpinan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan...................................12
5.2 Pengeloaan Rencana Kerja........................................................................................................................13
5.3 Manajemen Resiko...................................................................................................................................13
5.4 Inspeksi & Commissionng........................................................................................................................16
5.5 Pelatihan dan Kompetensi.........................................................................................................................17
5.6 SMK3L Subkontraktor..............................................................................................................................18
5.7 Informasi, Komunikasi dan Konsultasi K3L.............................................................................................19
5.8 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).....................................................................................20
5.9 Penanganan Keadaaan Darurat.................................................................................................................21
5.10 Pelaporan dan Penyelidikan Kecelakaan...................................................................................................22
5.11 Audit dan Tinjauan Manajemen................................................................................................................23
5.12 Penghargaan dan Sanksi...........................................................................................................................24
6. REFERENSI.........................................................................................................................................24

Page 2 of 24
1. TUJUAN
HSE Management Plan ini bertujuan untuk memberikan Pedoman kepada pihak karyawan,
kontraktor, penyedia jasa di BRUDER KONSTRUKSI NUSANTARA untuk menjalankan
Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di seluruh aspek
kegiatan perusahaan. Tujuannya adalah :
a. Tidak ada cidera maupun gangguan kesehatan terhadap seluruh karyawan
b. Melindungi, Melestarikan dan Mencegah Pencemaran Lingkungan
c. Mengkomunikasikan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja melalui identifikasi
bahaya, penyelidikan dan pelaporan insiden
d. Perbaikan berkelanjutan dalam penerapan K3L
e. Mewujudkan K3L sebagai budaya perusahaan

2. RUANG LINGKUP
Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) diterapkan pada
Semua Unit Organisasi di lingkungan BRUDER KONSTRUKSI NUSANTARA serta pihak lain
yang terikat perjanjian kerjasama untuk penyediaan jasa dan barang dengan BRUDER
KONSTRUKSI NUSANTARA.

3. DEFINISI
Audit adalah Proses sistematis, independen, dan terdokumentasi untuk mendapatkan “bukti
audit” dan mengevaluasinya secara objektif untuk menetukan apakah “kriteria audit” telah
dipenuhi
Peningkatan Berkelanjutan adalah Proses terus menerus untuk meningkatkan Sistem
Manajemen K3L untuk mencapai peningkatan – peningkatan kinerja K3L secara keseluruhan
sesuai dengan kebijakan K3L dan organisasi.
Tindakan Perbaikan adalah Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan.
Dokumenadalah Informasi dan media pendukungnya dapat berupa kertas, elektronik, foto atau
contoh master atau foto.
Bahaya adalah Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau
penyakit akibat kerja atau kombinasi dari semuanya
Identifikasi Bahaya adalah Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan
karakteristiknya

Page 3 of 24
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah Kondisi kelainan fisik atau mental yang teridentifikasi
berasal dari dan / atau bertambah buruk karena kegiatan kerja dan / atau situasi yang terkait
dengan pekerjaan
Insiden adalah Suatu kejadian yang tidak menyebabkan cidera, penyakit akibat kerja atau
kerugian.
Kecelakaan Kerja adalah Suatu kejadian yang menyebabkan cidera, penyakit akibat kerja atau
kerugian.
Keadaan Darurat adalah Keadaan atau kejadian yang dapat menimbulkan dampak negatif atau
kerugian yang sangat besar baik pada proses, aset dan lingkungan.
Pihak – Pihak Terkait adalah Individu atau kelompok baik di dalam dan diluar tempat kerja
yang mempunyai kaitan atau berdampak pada kinerja K3L
Ketidak Sesuaian adalah Tidak dipenuhinya suatu persyaratan baik standar kerja, prosedur,
peraturan perundangan maupun persyaratan sistem manajemen K3L
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah Kondisi – kondisi dan faktor – faktor yang
berdampak atau dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan karyawan atau pekerja lain
(termasuk pekerja kontrak dan personil kontraktor atau orang lain di tempat kerja)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah Bagian dari suatu
sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan
K3 dan mengelola risiko – risiko K3
Tujuan K3 adalah Sasaran sasaran K3 dimana hal ini digunakan untuk mengukur kinerja K3
sesuai dengan target yang ditetapkan oleh organisasi
Kinerja K3 adalah Hasil yang terukur dari pengelolaan – pengelolaan risiko – risiko K3 dalam
suatu organisasi
Kebijakan K3 adalah Keseluruhan tujuan dan arahan dari suatu organisasi terkait dengan
kinerja K3 yang secara formal disampaikan oleh manajemen puncak
Organisasi adalah Perusahaan, unit operasi, firma, kelompok usaha, institusi dan asosiasi baik
kelompok atau tidak, publik atau pribadi yang memiliki fungsi dan administrasi sendiri
Tindakan Pencegahan adalah Tindakan untuk menghilangkan penyebab potensi
ketidaksesuaian atau potensi situasi yang tidak diinginkan lainnya
Prosedur adalah Penetapan cara untuk melakukan suatu aktivitas atau suatu proses
Catatan adalah Dokumen yang menyatakan hasil – hasil yang dicapai atau pemberian bukti
bahwa aktivitas telah dilaksanakan

Page 4 of 24
Risiko adalah Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan
keparahan suatu cidera atau penyakit akibat kerja yang dapat disebabkan oleh kejadian atau
paparan
Penilaian Risiko adalah Proses evaluasi risiko – risiko yang diakibatkan adanya bahaya –
bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki dan menentukan apakah
risikonya dapat diterima atau tidak.
Tempat Kerja adalah Setiap lokasi fisik dimana aktivitas – aktivitas terkait dengan pekerjaan
dilaksanakan dalam kendali organisasi
PH adalah derajat keasaman pada air yang ditunjukkan melalui hasil pengukuran
TSS (Total Suspension Solid) adalah jumlah material padat yang ter larut dalam air

4. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB


4.1 Project Manager
a) Sebagai Ketua P2K3 di Site
b) Melakukan review terhadap kebutuhan training pekerja
c) Melakukan review Program K3L Site
d) Mempimpin Investigasi Kecelakaan
e) Memimpin Rapat Bulanan K3L secara berkala

4.2 Superintendent / Supervisor


a) Membuat analisa kebutuhan training pekerja
b) Membuat SOP dan JSEA terkait pekerjaan
c) Memastikan perbaikan terkait temuan telah dilakukan
d) Ikut serta dalam Investigasi Kecelakaan
e) Melaksanakan Inspeksi pada area kerjanya secara berkala
f) Memastikan Pelaksaan Safety Talk pada area kerjanya
g) Mengikuti Rapat K3L secara berkala
h) Sebagai Anggota P2K3 di Site

4.3 Foreman
a) Memastikan kondisi pekerja sehat secara jasmani dan rohani
b) Memastikan alat yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam kondisi
yang layak pakai
c) Memastikan bahwa lingkungan kerja dalam kondisi yang aman
d) Melaksanakan Inspeksi secara berkala

Page 5 of 24
e) Menyelesaikan semua temuan terkait dengan pelaksaan aktifitas pekerjaan
f) Mensosialisasikan SOP dan JSEA pada pekerjaan masing masing
g) Menindaklanjuti teamua Pelaporan Bahaya
h) Melakukan Investigasi kecelakaan
i) Memimpin Safety Talk pada area kerjanya
j) Mengikuti Rapat K3L secara berkala
k) Sebagai Anggota P2K3 di Site

4.4 HSE Superintendent


a) Membuat HSE Program
b) Memastikan bahwa semua aktifitas pekerjaan sesuai dengan peraturan K3L yang
berlaku
c) Memastikan semua personil memiliki kualifikasi K3L yang sesuai
d) Memastikan semua Program K3L dilaksanakan di masing masing dept.
e) Mereview dan menyetujui SOP K3L
f) Mereview Laporan Mingguan dan Bulanan K3L
g) Ikut serta dalam Investigasi Kecelakaan
h) Melaksanakan Rapat K3L secara berkala
i) Sebagai Sekretaris P2K3 di Head Office

4.5 HSE Supervisor


a) Mensosisalisasikan Program K3L kepada Masing – masing Dept. Head
b) Membuat SOP K3L
c) Mereview Hasil Training K3L
d) Melakukan Koordinasi Rapat K3L dengan dept. lainnya
e) Mereview Statistik kecelakaan
f) Membuat Laporan Mingguan dan Bulanan K3L
g) Ikut serta dalam Investigasi kecelakaan
h) Melaksanakan Rapat K3L secara berkala
i) Sebagai Sekretaris P2K3 di Site

4.6 HSE Officer


a) Melakukan Induksi
b) Melakukan update data Inspeksi dan Pelaporan Bahaya

Page 6 of 24
c) Mempersiapkan sarana dan pra sarana Safety Talk
d) Meneruskan temuan Inspeksi dan Pelaporan Bahaya ke dept. Terkait
e) Melaksanakan Rapat K3L secara berkala
f) Melaksanakan Training K3L
g) Melakukan Investigasi kecelakaan
h) Sebagai Anggota P2K3 di Proyek

4.7 Environment Engineer


a) Membuat rencana revegetasi tambang
b) Mempersiapkan kegiatan mingguan team enviro
c) Membuat laporan kegiatan environmental secara mingguan
d) Menganalisa temuan terkait pengelolaan air limbah
e) Menangani Kondisi dan Tindakan Tidak Aman
f) Menyediakan kebutuhan terkait penanganan instalasi air limbah

4.8 Helper Enviro


a) Melakukan pemantauan PH, TDS dan Debit Air harian pada Settling Pond
b) Melakukan penanaman tanaman di area reklamasi tambang
c) Melakukan penanaman bibit dan pemupukan di area nursery
d) Melaporkan setiap temuan kekurangan pada kegiatan enviro kepada Environment
Engineer

Page 7 of 24
KEBIJAKAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL POLICY

Visi Bruder Konstruksi Nusantara untuk menjadi penyedia jasa Quarry, Crushing, Mining dan
Konstruksi terkemuka penerapan dan kepatuhan terhadap Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan
(K3L) pada seluruh kegiatan operasi Bruder Konstruksi Nusantara, berkomitmen untuk :
The Vision of Bruder Konstruksi Nusantara is to be a industry leading provider of quarrying,
crushing, mining and construction services. Through the implementation and compliance with
Health, Safety and Environmental standards and policies within all operational activities, Bruder
Konstruksi Nusantara is committed to:
1. Menempatkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan setara dengan Produksi / Operasi .
Treat Occupational Health, Safety, Environment and Operations equally.
2. Mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan.
Comply with all rules and regulations related to Health, Safety and Environment.
3. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam setiap proses
kerja untuk mencegah terjadinya kondisi-tindakan berbahaya, kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, pencemaran lingkungan dan kerugian terhadap aset perusahaan.
Implement Health, Safety and Environment Management Systems to all work processes to prevent
unsafe actions – including all conditions, accidents, illness, environmental damage and loss of
company assets.
4. Menyediakan sarana dan prasana untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan untuk mencapai target Keselamatan Operasi.
Provide all means and facilities to support the implementation of Health, Safety and Environmental
Management Systems to achieve Safe Operational Targets.
5. Meninjau pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara berkala sebagai
perbaikan berkelanjutan.
Review the implementation of the Health, Safety and Environmental Management System
periodically for continual improvement.
Kebijakan ini harus didukung, dipahami dan di laksanakan oleh Manajemen, Karyawan, Penyedia
Jasa dan Subkontraktor sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya pada perusahaan ini.
This policy shall be supported, understood and adhered to by Management, Employees, Vendors
and Subcontractors according their roles and responsibilities within this company.

Denpasar, ............................2017

Johanes Kevin
President Director

Page 8 of 24
Page 9 of 24
Page 10 of 24
Page 11 of 24
5. RENCANA PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN
KERJA DAN LINGKUNGAN

5.1 Kebijakan dan Kepeminimpinan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Kebijakan K3L merupakan pedoman umum dan arah pendekatan Keselamatan, Kesehatan,
Keamanan dan Lingkungan Kerja yang diprakarsai oleh Pimpinan Tertinggi untuk pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan pada setiap kegiatan perusahaan.

Struktur Organisasi K3L :

Target Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


BRUDER KONSTRUKSI NUSANTARA menetapkan target sebagai parameter pencapaian
prestasi kinerja K3 dimana hal ini menggambarkan efektivitas program kerja. Target dan
parameter tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fatality = 0 ( Zero)
2. Lost Time Injury = 0 ( Zero)
3. Frequency Rate = 0 ( Zero)
FR = (Jumlah Incident / Total Manhours) x 1.000.000
4. Severity Rate = 0 ( Zero)
SR = (Jumlah hari hilang akibat Incident / Total Manhours) x 1.000.000

Page 12 of 24
5. Environment ( pemantauan setiap 6 bulan )
a. Kebisingan = 85 db
b. Debu / Udara = 50 µg
c. Baku Mutu Air Limbah
- PH (6–9)
- Anion Fe 2+ ( 7 ppm)
- Anion Mn 2+ ( 4 ppm)
- TSS ( Maks 400 ppm)

5.2 Pengelolaan Rencana Kerja

Pengelolaan Rencana Kerja ini dilakukan melalui pemantauan secara berkala terhadap rencana kerja,
pelaksanaan dan hasil kerja dari Internal, Subkontraktor dan Supplier maupun Vendor BRUDER
KONSTRUKSI NUSANTARA.

Rencana kerja BRUDER KONSTRUKSI NUSANTARA harus menyesuaikan dengan Pertauran dan
perundangan yang berlaku.

Penerapan Peraturan perundangan harus menjamin bahwa:


1. Salinan Peraturan Perundang – undangan K3L, standar, kode dan persyaratan lainnya
(termasuk lisensi dan izin) dapat diakses dalam format baik Hard Copy maupun Soft Copy)
2. Peraturan dan Perundang undangan yang berlaku didokumentasikan dan dikomunikasikan
kepada mereka yang bertanggung jawab (klien, kontraktor, manajer proyek dan pihak lain
yang berkepentingan).
3. Mekanisme untuk memperbarui perubahan pada undang-undang, standar, kode dan
persyaratan lainnya dilakukan secara berkala.
4. Perizinan terkait dengan pelaksaan / penerapan pelaksanaan pertambangan, antara lain : Ijin
Settling Pond ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ), Ijin Tempat Penyimpanan Sementara B3
( TPS B3 ) dll.

5.3 Manajemen Resiko

Manajemen resiko dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang bahaya dan resiko yang mungkin
saja dapat muncul di area kerja.

Page 13 of 24
Beberapa cara untuk melakukan Manajemen Resiko sebagai berikut :
a. Safe Behavior Observation
Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan dan pekerja juga perlu dilakukan melalui
Observasi (Pengamatan Langsung) .

b. Hazard Identification Risk Assessment


Sebuah sarana yang dipergunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
diakibatkan pada proses kerja hingga diberikan cara pengendalian sampai dengan batas aman
yang dapat diterima.
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dilakukan bersama User, Dept yang bersangkutan
dan HSE Dept dengan cara diskusi dan wawancara.
Beberapa Risk Assessment yang perlu dilakukan antara lain :
1. Operasional Tambang
2. Maintenance
3. Engineering
4. Konstruksi
5. Fasilitas Pendukung

c. Job Safety & Environmental Analysis


Merupakan suatu sarana dalam analisa potensi bahaya dan memberikan pengendalian pada
setiap langkah pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman diseluruh area
kerja BRUDER KONSTRUKSI NUSANTARA dan Sub. Cont-nya

d. Standart Operational Procedure


Panduan mengenai tata cara kerja aman dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan diseluruh
area kerja BRUDER KONSTRUKSI dan Sub. Cont-nya.

e. Hazard Report
Merupakan sarana dalam melakukan identifikasi bahaya yang dapat muncul setiap saat terkait
tindakan dan kondisi tidak aman.

f. Risk Register
Daftar atau list hasil identifikasi bahaya yang menempatkan prioritas, pengawasan dan
perbaikan. Terbagi menjadi 4 kategori : Extreme, High, Medium dan Low. Risk Register akan

Page 14 of 24
diperbarui atau direview setiap ada temuan baik dari Inspeksi, Hazard Report maupun
Comissioning

g. Akses Kontrol
Proses untuk melakukan monitoring atau kontrol terhadap pengunjung maupun karyawan
yang akan keluar atau memasuki area site / proyek. Akses kontrol ini dilakukan oleh petugas
keamanan (Security) dengan memberlakukan beberapa hal, antara lain :
1. Pemeriksaan kendaraan pada pintu masuk meliputi bendera, rotary, dan penggunaan sealt
belt pengemudi dan penumpang.
2. Pemeriksaan pengemudi dengan memastikan ID Bagde, Mine Permit maupun Simper.
3. Pemeriksaan barang bawaan dan memastikan tidak membawa senjata api atau senjata
tajam tanpa ijin .
4. Tamu wajib mengkomunikasikan keperluan dan personil yang akan ditemui diarea site.
5. Apabila diijinkan memasuki area site, tamu diwajibkan meunkarkan Identitas Diri yang
berlaku dengan ID Card Visitor.
6. Security wajib memberikan pamflet induksi site di sebelum memasuki area site sehingga
tamu dapat memahami bahaya yang mungkin saja dapat terjadi serta arah evakuasi pada
saat terjadi kondisi emergency.
7. Security wajib mencatat setiap kendaraan dan setiap orang yang keluar masuk diarea site.
8. Security wajib melarang setiap kendaraan dan setiap orang yang akan memasuki site
tanpa ijin dari pihak berwenang ( BPCI maupun Bruder Konstruksi Nusantara )

h. Alat Pelindung Diri ( APD )


Alat yang digunakan untuk melindungi diri dari kontak langsung dengan sumber bahaya yang
ada di setiap pekerjaan atau area kerja. Alat pelindung diri yang dipergunakan memliki
spesifikasi sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
APD Wajib berupa : Helm & Sepatu
APD lain menyesuaikan dengan potensi bahaya di lokasi kerja dan kondisi kerja masing –
masing.
Kacamata : Perlindungan mata ( Bening )
Earplug : Perlindungan Pendengaran
Life Jacket : Perlindungan Bahaya Tenggelam
Masker : Perlindungan Bahaya Pernafasan
Safety Harness : Perlindungan Bahaya Jatuh

Page 15 of 24
i. Work Permit / Ijin Kerja
Tujuan dari work permit adalah komunikasi formal antara beberapa unit kerja yang saling
bersinggungan dan untuk mengkoordinasikan pekerjaan sehingga bisa menetapkan dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Work permit dibuat dengan memprioritaskan risk assesment untuk memastikan semua bahaya
sudah diperhitungkan dan dilakukan pengendalian sebelum pekerjaan dimulai. Hal ini
dilakukan untuk memastikan setiap personil melakukan pekerjaan sesuai dengan work permit
yang disetujui.

j. Stop Work Authority (SWA)


Tujuan dari SWA adalah adanya perbaikan dari pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang
dari aturan K3L. Dimana SWA ini digunakan pada saat ada kondisi kritis yang dapat
menimbulkan insiden, kecelakaan bahkan kematian.

k. Medical Check Up (MCU)


Medical Check up dilakukan untuk mendapatkan informasi kondisi kesehatan setiap pekerja /
karyawan sehingga dapat disesuiakan dengan posisi pekerjaan yang akan dibebankan
kepadanya.
1. MCU Awal Bekerja, disaat pekerja akan di rekrut.
2. MCU Berkala , dilakukan setiap satu tahun.

5.4 Inspeksi & Commissionng


Inspeksi merupakan sarana dalam melakukan identifikasi bahaya yang ada disetiap pekerjaan
yang ada meliputi Manusia, Mesin, Material, Metode Kerja dan Lingkungan.
Inspeksi tidak terbatas pada
1. Inspeksi Harian : Kondisi dan Tindakan Tidak Aman
2. Inspeksi Mingguan : Inspeksi Area Kerja, Inspeksi Lingkungan dll
3. Inspeksi Mendadak ( Sidak )
4. Inspeksi Peralatan : Light Vehicle, Bus, Heavy Equipment, Lifting Equipment, Electrical
Equipment, Fire Extinguisher.

Page 16 of 24
Commissioning :
Merupakan sebuah sarana dalam melakukan identifikasi adanya bahaya pada peralatan yang
digunakan dan tindakan yang perlu diambil untuk mencegah timbulnya cedera akibat
pekerjaan ataupun kerugian terhadap properti perusahaan. Commissioning dilakukan sebelum
peralatan / unit memasuki area site / proyek dan sebelum meninggalkan site / proyek.

5.5 Pelatihan dan Kompetensi

Salah satu dari cara untuk terus meningkatkan kinerja K3L adalah dengan memastikan personil
diberikan akses ke pendidikan, pelatihan dan pengembangan kompetensi sehingga menghasilkan
personel yang kompeten dalam melaksanakan tugas.
Kompetensi dan pelatihan direkomendasikan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan perundang –
undangan yang berlaku. Selain itu, karyawan didorong untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
mereka sendiri dan meminta persetujuan dari atasan mereka untuk berpartisipasi dalam program
pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan baru. Hasil dari pelatihan akan
direview ulang untuk menentukan pelatihan selanjutnya.

Kompetensi setiap personil dalam melaksanakan tugasnya wajib untuk dipenuhi. Hal ini berkaitan
erat dengan produktifitas dan efektifitas kinerja perusahaan.
Setiap pekerja yang akan ditugaskan di suatu proyek, wajib mengikuti pelatihan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan yang ditentukan Departemen HSE sesuai dengan posisi dan
jabatannya.

Non
Jenis Training Mngmt Supt Supv Foreman Mechanic Operator
Operator

Pengawas Operasional Madya V V

Pengawas Operasional Pratama V V

Ahli K3 Umum V V

Bekerja Di Ketinggian V V V V V V

Bekerja Di Atas / Dekat Air V V V V V

JSEA & SOP V V V

Pelaporan &Investigasi Kecelakaan V V V V

Basic First Aid V V V V V

Page 17 of 24
Pemadaman Kebakaran V V V V V V V

Inspeksi V V V V V V

Fatique Management V V V V V V V

Safe Behavior Observation V V V V

Pengawasan Keselamatan V V V V

Risk Assessment V V V V

Confined Space V V V V

Internal Audit V V V V

Lock Out Tag Out V V V V V V V

Manual Handling V V V V

Environment Awareness V V V V V V V

Sim Perusahaan (SIMPER)


Setiap karyawan yang mengemudikan unit wajib memiliki SIMPER ( Sim Perusahaan ) yang
diregister oleh HSE Departemen. Beberapa kelengkapan permohonan simper sebagai berikut :
1. Fotocopy ID Card
2. Fotocopy SIM POL
3. Lulus Test Tulis dan Test Praktek

5.6 SMK3L Subkontraktor

Subkontraktor dapat menjadi bagian penting dalam keberlangsungan suatu site. Subkontraktor
(Vendor maupun Suplier) diminta untuk menjalani penilaian terkait dengan penerapan K3L dalam
kegiatan yang dilakukan sebagai bukti bahwa subkontraktor tersebut bekerja sesuai dengan standar
K3L.

Subkontraktor perlu mengisi formulir kajian terkait K3L dan menunjukkan bukti secara dokumen
(termasuk Rencana Manajemen K3L secara lengkap). Jika diperlukan, standar penerapan Sistem
Manajemen K3L minimum harus ditetapkan sehingga kinerja K3L kontraktor merupakan bagian dari
Persyaratan Kontrak.

Subkontraktor dapat dikenakan Audit Sistem Manajemen K3L setelah kontrak diberikan dan berjalan
dalam periode tertentu. Apabila ada hasil Audit ditemukan ketidaksesuaian dengan Sistem
menajemen K3L yang berlaku akan tetapi masih dalam kategori dapat ditoleransi, maka Kontraktor

Page 18 of 24
diberi kesempatan untuk memperbaiki item ketidaksesuaian tersebut dalam jangka waktu yang
disepakati dalam Audit.

Akan tetapi apabila ditemukan ketidaksesuaian yang bersifat mayor, maka akan ditindaklanjuti sesuai
dengan kontrak kerja yang berlaku. Pada penyelesaian kontrak, subkontraktor akan dinilai terhadap
kinerja terhadap kesesuaian Rencana Sistem Manajemen K3L dengan penerapan K3L di area site.

Adapun beberapa hal yang wajib dipatuhi oleh pihak subkontraktor antara lain :
a. Induksi Safety
b. Work Permit
c. Kelengkapan APD
d. Comissioning Unit
e. Sertifikat Unit dan Kompetensi Personil
f. Safety Committee Representative
g. JSEA dan SOP
h. Weekly Meeting
i. Penanganan B3 dan Limbah B3
j. Safety Talk / Tool Box Meeting
k. Inspeksi & Audit

5.7 Informasi, Komunikasi dan Konsultasi K3L

Informasi, Komunikasi dan Konsultasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan wajib diberikan dan dikomunikasikan dengan baik sehingga pekerja
dapat memahami maksud dan tujuan serta target Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
antara lain :
a. Induksi
Pengarahan mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di area kerja kepada
karyawan baru, karyawan sehabis cuti dan tamu.
b. Safety Talk
Penyampaian materi mingguan mengenai isu K3L yang ada dilingkungan kerja perusahaan
maupun diluar perusahaan.
c. Buletin K3
Merupakan media informasi dalam bentuk cetak yang berisi berupa Tips dan
perkembangan mengenai K3L.

Page 19 of 24
d. HSE Alert
Merupakan media untuk memberikan informasi bahaya yang harus diperhatikan oleh
seluruh pekerja / karyawan baik berupa temuan maupun kecelakaan di lokasi kerja
lainnya.
e. Poster / Banner K3L
Merupakan media unutk mengkomunikasikan bahaya maupun petunjuk kerja yang wajib
diperhatikan oleh pekerja / karyawan.

5.8 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Memastikan bahwa semua aspek yang berkaitan dengan penyimpanan, pemindahan / transportasi dan
penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) memenuhi persyaratan peraturan perundangan dan
standar pedoman teknis. Memastikan bahwa semua bahaya dan risiko yang berkaitan dengan
berbahaya dan beracun teridentifikasi dan terdapat rencana pengelolaan yang tepat. Memastikan
bahwa karyawan telah terlatih dan mengerti bahaya dan risiko yang berkaitan dengan bahan
berbahaya dan beracun di tempat karyawan bekerja.

Adapun beberapa hal yang wajib dilaksanakan dalam pengelolaan B3 antara lain :
a. Pemesanan dan Pembelian ( Wajib Menyediakan MSDS
Setiap B3 yang dipesan dan dibeli wajib disertai oleh Material Safety Data Sheet (MSDS).
Hal ini dikarenakan di dalam MSDS terdapat tata cara dalam penanganan apabila terjadi
insiden, pertolongan pertama pada kecelakaan B3 dan spesifikasi APD yang sesuai dengan
bahan kimia yang digunakan.
MSDS wajib disediakan di area penyimpanan bahan kimia, dilokasi penggunaan bahan
kimia dan Tempat Penyimpanan Sementara.

b. Penggunaan (SOP dan APD)


Dalam penggunaan B3, karyawan harus diberikan panduan mengenai tata cara kerja aman
dan Alat Pelindung Diri sesuai dengan potensi risiko yang ada.

c. Pengelolaan Limbah B3 (Manifest)


Limbah B3 yang dihasilkan harus dikelola dengan sebaik mungkin agar tidak terjadi
pencemaran lingkungan. Setiap limbah B3 yang dikeluarkan dari site / proyek wajib
disertai dengan manifest / daftar jumlah muatan limbah B3. Limbah B3 yang ada disimpan
di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS).

Page 20 of 24
d. Penanganan Tumpahan
Setiap kejadian tumpahan wajib diaporkan dan ditangani dengan tepat dan aman.
Penyediaan peralatan penanganan tumpahan wajid disediakan antara lain : Oil spill kit baik
menggunakan serbuk kayu ataupun pasir, Kantong Plastik, Sarung Tangan Karet,
Cangkul / Sekop untuk mengambil tanah yang terkontaminasi dan Masker ( jika diperlukan
). Tanah yang terkontaminasi harus di simpan di TPS Limbah B3

e. Instalasi Pengolahan Air Limbah


Setiap area penambangan wajib memiliki instalasi pengolahan air limbah berupa instalasi
pengolahan air limbah ( IPAL ) yang biasa disebut dengan Settling Pond yang terdiri dari:
1. Sedimen Pond sebagai kolam pengendapan awal (sedimentasi)
2. Safety Pond sebagai kolam penanganan (treatment) menggunakan tawas dan atau
kapur untuk mendapatkan PH maupun TSS yang sesuai.
3. Mud Pond sebagai kolam pengendapan akhir hasil dari treatment

Perawatan Settling Pond ini akan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan dan atau jika
terjadi pendangkalan pada settling pond.

Beberapa hal yang perlu disiapkan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah antara lain :
1. Rumah penyimpanan Kapur dan atau Tawas
2. Record pencatatan harian PH, TSS dan Debit air ( Papan Pencatatan dan Record
Sheet)
3. Alat ukur PH, TSS dan Debit Air
4. Alat pendukung untuk perawatan Setting Pond ( Excavator, Alat Transportasi dan
Manpower )

5.9 Penanganan Keadaaan Darurat

Perencanaan Darurat merupakan bagian dari penerapan Sistem Manajemen K3L. Perencanaan
darurat meliputi unsur-unsur berikut:
a. Prosedur untuk mengidentifikasi dan menilai semua kejadian darurat yang mungkin dapat
terjadi.
b. Prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan respon terhadap kecelakaan dan situasi darurat.
c. Desain rencana tanggap darurat dibuat secara rinci dan spesifik.

Page 21 of 24
d. Delegasi orang yang kompeten untuk tim tanggap darurat;
e. Program pelatihan, latihan (pengujian berkala) dan informasi tanggap darurat direncanakan
sesuai dengan potensi resiko yang dapat terjadi di masing - masing area kerja.
f. Melengkapi fasilitas penunjang Penanganan Keadaan Darurat
g. Melakukan review / tinjauan ulang terhadap Sistem Pengendalian Keadaan Darurat sesuai
dengan kondisi dan situasi area kerja / site.
h.
Fasilitas Penunjang Penanganan Keadaan Darurat ini meliputi :
- Perlengkapan P3K
- Ambulance / Kendaraan Pengangkut
- Tim Penanganan Keadaan Darurat ( Emergency Response Team )
- Radio Komunikasi dan Peta Tambang

Percobaan (Drill) tanggap darurat dilakukan pada setiap 6 Bulan secara berkala. Hal ini dilakukan
untuk memaksimalkan keberhasilan dalam melakukan Penanganan Keadaan Darurat.
Beberapa emergency response drill yang dapat dilakukan antara lain :
1. Communication Response Drill
2. Oil Spill Response Drill
3. Accident Response Drill
4. Tanggul Bocor
5. Kecelakaan Tambang

5.10 Pelaporan dan Penyelidikan Kecelakaan

Tujuan dilakukan pelaporan dan penyelidikan kecelakaan adalah mencegah terulangnya kembali
kecelakaan atau insiden yang sama. Penyelidikan dilakukan dengan seksama dan efektif agar
mendapatkan penyebab dasar dan penyebab langsung kecelakaan dengan tepat dan rinci. Setiap
kejadian kecelakaan dilaporkan oleh pengawas yang bertanggung jawab di area kerja terjadinya
kecelakaan.
- Laporan Awal kecelakaan dibuat dan dilaporkan maksimal 1 x shift kerja (12 jam).
- Laporan Investigasi Kecelakaan dibuat dan dilaporkan maksimal 2 x 24 jam.

Tim Investigasi kecelakaan terdiri dari :


a. Atasan Langsung
b. Kepala Departemen

Page 22 of 24
c. HSE Departemen

Rekomendasi perbaikan ditetapkan sesuai dengan penyebab terjadinya kecelakaan. Batas waktu
rekomendasi perbaikan ditentukan sesuai dengan kesepakatan dari tim investigasi.

5.11 Audit dan Tinjauan Manajemen

Program Audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh organisasi,
berdasarkan hasil penilaian risiko dari kegiatan organisasi, dan hasil audit sebelumnya.

Tim audit bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja K3L terhadap Rencana Pengelolaan K3L
Site untuk menetapkan:
a. Prosedur penerapan Audit yang tepat dan penunjukan Auditor.
b. Kontrol penerapan prosedur, benar diterapkan dan dipraktekkan di tempat kerja.
c. Setiap anggota tema Auditor memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kontrol, adanya
kontrol dan koordinasi;
d. Tanggung jawab, kompetensi, dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit,
pelaporan hasil dan penyimpanan rekaman yang terkait.

Audit Dibagi menjadi 2 jenis :


a. Audit Internal
Audit yang dilakukan oleh Team di Internal Project / Internal Perusahaan, dimana Tim
Auditor ditunjuk oleh Pimpinan

b. Audit Eksternal
Audit yang dilakukan oleh klien atau hukum terkoordinasi sebagai Auditor.
Internal ( Penerapan dimulai ) Project K3L Audit bisa diganti dengan eksternal audit jika
dianggap tepat oleh Pimpinan Perusahaan jika dianggap lebih bermanfaat.

Tinjauan manajemen dilakukan sebgai sarana pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang
berdampak negatif terhadap K3L. Tinjauan Manajemen dibagi menjadi 2 :
a. Rapat K3L Mingguan ( Weekly Meeting )
Koordinasi semua departemen untuk membahas isu mengenai K3L yang ada di area kerja.

b. P2K3 Meeting

Page 23 of 24
Koordinasi dengan team P2K3 untuk membahas Isu yang berkembang dan jadwal kegiatan
yang akan dilaksanakan mengenai K3L.
c. Meeting Khusus
Meeting Koordinasi untuk membahas tentang temuan maupun hasil audit secara
keseluruhan, perbaikan terhadap sistem HSE, peraturan baru maupun review peraturan lama.

5.12 Penghargaan dan Sanksi

Penghargaan ini diberikan kepada karyawan pada proyek Bruder Konstruksi Nusantara sebagai
bentuk apresiasi atas pencapaian baik secara individu maupun kelompok terhadap penerapan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di dalam pekerjaan sehari – hari. Jenis penghargaan
yang diberikan antara lain :
1) Non Lost Time Injury Awards
2) Hazard Report Awards ( Monthly Safety Awards )

Sanksi diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan. Tingkat pelanggaran tersebut, antara lain :
1) Low Risk – Non Injury  Konseling / Teguran
2) Low Risk – Injury  Surat Peringatan I
3) Medium Risk – Non Injury  Surat Peringatan I
4) Medium Risk – Injury  Surat Peringatan II
5) High Risk – Non Injury  Surat Peringatan III
6) High Risk – Injury  Surat Peringatan IV

6. REFERENSI
6.1. Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6.2. Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6.3. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6.4. Peraturan Pemerintahan No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
6.5. Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan.
6.6. OHSAS 18001 : 2007 About Occupational Health And Safety Management Systems
6.7. ISO 14001 : 2004 About Environmental Management System
6.8. ISO 9001 : 2008 About Quality Management Systems

Page 24 of 24

Anda mungkin juga menyukai