Tugas Pengantar Ilmu Hukum Supriadi
Tugas Pengantar Ilmu Hukum Supriadi
DISUSUN OLEH
SUPRIADI
NIM : 2102021027
UNIVERSITAS OSO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa telah memberi
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nyatentunya saya tidaklah sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Semoga terlimpah curahkan kepada kita segala Anugerah dari Tuhan. Penulis
mengucap syukur kepada Tuhan maha esa karena atas limpahan nikmat Sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah pengantar ilmu hukum yang berjudul
"Asas Asas Hukum" penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Demikian, Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. TERIMA KASIH.
PENULIS
ASAS ASAS HUKUM :
1. In dubio pro reo = Dalam keadaan yang meragukan, hakim harus mengambil keputusan
yang menguntungkan terdakwa.
2. Lex temporis delicti = perbuatan seseorang harus diadili menurut aturan yang berlaku
pada waktu perbuatan dilakukan.
3. Freie rechtslehre = Judge made law = memperbolehkan hakim untuk menciptakan hukum.
5. Nebis in idem = asas hukum yang melarang terdakwa diadili lebih dari satu kali atas satu
perbuatan kalau sudah ada keputusan yang menghukum atau membebaskannya (terdakwa
hanya boleh diadili satu kali).
6. Pacta sund servanda = doktrin perjanjian harus ditaati (sanctity of contract), prinsip ini
bersandar pada asas itikad baik (bonafides) logikanya tidak ada gunanya jika sejak semula
kontrak dibuat untuk dilanggar. (Perjanjian mengikat layaknya Undang-Undang bagi para
pembuatnya).
7. Nemo iudex in causa sua = asas nemo iudex, dimaknai bahwa tidak ada orang yang boleh
diadili oleh hakim yang berkepentingan, prinsip ini didukung doktrin “no conflict of interest”
diberlakukan ketat, hakim harus mengundurkan diri atas suatu perkara jika dalam perkara itu
ada keluarganya sebagai pihak diadili
8. Ultimum remedium = hukum pidana hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam hal
penegakan hukum
9. Non ultra petita = doktrin ini berasal dari bahasa Latin, lengkapnya: “Ne eat iudex ultra
petita partium”, arti arfiahnya: jangan membuat hakim meminta lebih dari para pihak. Prinsip
ini dimaknai bahwa pengadilan/hakim dilarang memutus melebihi dari apa yang dimohonkan
10.Ex aequo et bono = doktrin ini dimaknai bahwa pada prinsipnya demi keadilan
pengadilan/hakim dapat memutus apa yang dipandang wajar dan adil yang diserahkan
memutus kepadanya oleh pihak yang berperkara.
11.Lex dura sed tamen scripta = hukum adalah keras dan memang itulah bunyinya atau
keadaannya, semua demi kepastian dalam penegakannya.
13.Lex posteriori derogat lex priori = Ketentuan Undang-Undang yang ada kemudian
mengesampingkan ketentuan yang sudah ada sebelumnya
14.Lex superior derogat lex inferior = Ketentuan Undang-Undang yang lebih tinggi
diutamakan dibandingkan dengan Undang-Undang yang ada di bawahnya (lebih rendah)
16.Unus Testis Nullus Testis = Satu saksi bukan sanksi, maksudnya keterangan seorang saksi
harus dilengkapi dengan bukti-bukti lain.
17.Punitive damages (Ganti rugi penghukuman) = Suatu ganti rugi dalam jumlah besar yang
melebihi dari jumlah kerugian yang sebenarnya, ganti rugi itu dimaksudkan sebagai hukuman
bagi si pelaku
18.Lex Loci Contractus = Dalam Perjanjian Perdata Internasional, hukum yang berlaku
adalah hukum negara dimana perjanjian dibuat
19.Maritaal beslaa (Sita maritaal) = Penyitaan yang dilakukan untuk menjamin agar barang
yang yang disita tidak dijual, untuk melindungi hak pemohon selama pemeriksaan sengketa
perceraian di pengdilan berlangsung antara pemohon dan lawannya
20.Audit Et Alteram Partem = Asas ini mewajibkan pada hakim untuk mendengar kedua
belah pihak secara bersama-sama, termasuk dalam hal kesempatan memberikan alat-alat
bukti dan menyampaikan kesimpulan.
21.Actio Pauliana = Hak kreditur untuk mengajukan pembatalan terhadap segala perbuatan
yang tidak perlu dilakukan oleh debitur yang merugikannya.
24.In dubio pro reo = Dalam hal terjadi keragu – raguan maka yang diberlakukan adalah
peraturan yang paling menguntungkan terdakwa
25.Asas Individualiteit = Obyek hak kebendaan selalu merupakan barang yang individueel
bepaald, yaitu barang yang dapat ditentukan . Artinya seseorang hanya dapat memiliki barang
yang berwujud yang merupakan kesatuan.
26.Asas Totaliteit = Seseorang yang mempunyai hak atas suatu barang maka ia mempunyai
hak atas keseluruhan barang itu / bagian-bagian yang tidak tersendiri.
29.Asas Publiciteit = Dalam hal pembebanan tanggungan atas benda tidak bergerak (Hipotik)
maka harus didaftarkan didalam register umum
30.Asas Spesialiteit = Hipotik hanya dapat diadakan atas benda – benda yang ditunjuk secara
khusus (letaknya, luasnya, batas-batasnya)
31.Asas Reciprositas = Seorang anak wajib menghormati orang tuanya serta tunduk kepada
mereka dan orang tua wajib memelihara dan membesarkan anaknya yang belum dewasa
sesuai dengan kemampuannya masing-masing (Pasal 298 BW , dan seterusnya)
32.Asas Konsensualitas = Suatu perjanjian sudah sah dan mengikat ketika telah tercapai
kesepakatan para pihak dan sudah memenuhi sayarat sahnya kontrak
33.Asas Canselling = Suatu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang tidak memenuhi
syarat subyektif dapat dimintakan pembatalan.
34.Asas Preferensi = Para kreditor yang memegang hipotik, gadai dan privilege diberi hak
prseferensi yaitu didahulukan dalam pemenuhan piutangnya. Asas ini merupakan
penyimpangan dari asas persamaan.
35.Lex Causae = Hukum yang akan dipergunakan adalah hukum yang berlaku bagi persoalan
pokok ( pertama ) yang mendahului persoalan yang akan diselesaikan kemudian
36.Medebewind ( Tugas Pembantuan ) = Penentuan kebijaksanaan, perencanaan dan
pembiayaan tetap ditangan pemerintah pusat tetapi pelaksanaannya ada pada pemerintah
daerah.
38.Asas Priorrestraint ( kendali dini ) = Suatu asas yang mempunyai makna pencegahan
untuk mengadakan unjuk rasa setelah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
39.Ne Bis Vexari Rule = asas yang menghendaki agar setiap tindakan administrasi negara
harus didasarkan atas undang – undang dan hukum
42.Het Vermoeden van Rechtmatigheid atau Presumtio Justea Causa = Asas ini menyatakan
bahwa demi kepastian hukum, setiap keputusan tata usaha negara yang dikeluarkan harus
dianggap benar menurut hukum, karenanya dapat dilaksanakan lebih dahulu selama belum
dibuktikan sebaliknya dan belum dinyatakan oleh Hakim Administrasi sebagai keputusan
yang bersifat melawan hukum
43.Asas Exteritorial = Seorang Diplomat / Duta yang ditugaskan disuatu negara harus
dianggap berada diluar wilayah negara dimana dia ditempatkan tersebut.
44.Mobilia Personam Sequuntur = Status hukum benda-benda bergerak mengikuti status
hukum orang yang menguasainya
45.Asas Receprocitet = Apabila suatu negara menerima duta dari negara sahabat, maka
negara itu juga harus mengirimkan dutanya.
46.Asas Statuta mixta = Dalam menghukum suatu perbuatan, digunakan hukum negara
dimana perbuatan itu dilakukan.
47.Asas Non Distorsi = Pajak tidak boleh menimbulkan distorsi ekonomi, inflasi,
psikologikal effeck dan kerusakan-kerusakan.
48.Actio in pauliana = Tuntutan hukum untuk pernyataan batal segala perbuatan yang tidak
diwajibkan yang dilakukan oleh pihak yang berhutang, yang menyebabkan penagih hutang
dirugikan (pasal 1341 KUHPerdata)
49.Aequo et bono = Suatu istilah yang terdapat pada akhir dokumen hukum dalam peradilan,
baik perdata maupun pidana yang prinsipnya menyerahkan kepada kebijaksanaan hakim
pemeriksa perkara. Arti harfiahnya: apabila hakim berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya.
53.Actual damages (Ganti rugi aktual) = Kerugian yang benar-benar diderita secara aktual
dan dapat dihitung dengan mudah sampai ke nilai rupiah.
55.Barang bukti/corpus delicti = Barang yang digunakan untuk melakukan suatu kejahatan
atau hasil dari suatu kejahatan
56.Beban pembuktian terbalik = Beban yang menjadi tanggung jawab pelaku untuk
membuktikan ada tidaknya unsur kesalahan dalam kasus pidana
57.De auditu testimonium de auditu = Keterangan saksi yang disampaikan di muka sidang
pengadilan yang merupakan hasil pemikiran saja atau hasil rekaan yang diperoleh dari orang
lain
58.Contempt of Court = Setiap tindakan dan/perbuatan, baik aktif maupun pasif, tingkah
laku, sikap dan/ucapan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, yang bermaksud
merendahkan dan merongrong kewibawaan, martabat dan kehormatan instirusi peradilan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga mengganggu dan merintangi
sistem serta proses peradilan yang seharusnya.
59.Crisis der democratie = krisis yang timbul akibat penganutan pada demokrasi formal
semata – mata.
60.Events of defaults – wanprestasi – cidera janji – trigger clausel opeisbaar clause =
Tindakan-tindakan bank sewaktu-waktu dapat mengakhiri perjanjian kredit dan untuk
seketika akan menagih semua utang beserta bunga dan biaya lainnya yang timbul