Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“HUBUNGAN AGAMA, ETIKA, MORAL, DAN HUKUM”

NAMA : LAI SUSAN MARTINI


NIM : 16190016
JURUSAN : BAHASA & BUDAYA TIONG HOA (1PBC1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL HUMANIORA


2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan anugerah sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan
Agama & Etika dengan judul "Kasus-kasus dalam masyarakat dari amoral menjadi immoral"
tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Pendidikan Agama & Etika berjudul Etika dan Moral.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya saya haturkan terima kasih kepada :
1. Dr. Drs. Alfredo Rimper S.Ag.M.Hum.M.Pd.
2. Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moral maupun material.
3. pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Akhir salam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan
makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.

Jakarta Utara, 31 Agustus 2019


Penulis,

Lai Susan Martini

II
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR..............................................................................................,...................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................................III

KASUS AWALNYA DIAJAK NONTON KUDA LUMPING, GADIS INI DI PERKOSA


DAN DICABULI 3 PRIA DI SEMAK-SEMAK
A. CERITA KASUS..............................................................................................................1
B. SEGI NORMA MORAL..................................................................................................2
C. SEGI NORMA AGAMA...............................................................................................2-3
D. HUBUNGAN NORMA MORAL DAN AGAMA...........................................................3
E. PERSPEKTIF MORAL DAN AGAMA......................................................................3-4

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................5

III
Awalnya Diajak Nonton Kuda Lumping, Gadis ini Diperkosa
dan Dicabuli 3 Pria di Semak-semak

Seorang remaja perempuan asal Sukoharjo Pringsewu Lampung diperdaya


kenalan Facebook. Cewek berinisial DS (15) tahun tersebut diperkosa seorang pria dan
dicabuli 2 pria lainnya. Ketiganya berinisial IR (18), SK (21), dan YM (16). Aku butuh
waktu lama, polisi berhasil mengamankan ketiganya. Kapolsek Sukoharjo Polres
Tanggamus Iptu Deddy Wahyudi mengatakan, ketiga pelaku kasus pemerkosaan ini
diamankan di rumah masing-masing. "Para pelaku diamankan Sabtu, 13 Juli 2019 pukul
19.00 WIB di rumahnya masing-masing," kata Deddy mewakili Kapolres Tanggamus
AKBP Hesmu Baroto, Senin, 15 Juli 2019. Deddy mengungkapkan kronologi
pemerkosaan dan pencabulan, IR merudapaksa korban di areal pesawahan Pekon
Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo, Minggu, 30 Juni 2019 sekitar pukul 23.30
WIB. Di sanalah, IR memaksa korban melayani nafsunya berkali-kali. Kemudian pelaku
membawa korban ke rumahnya dengan mengajak dua rekannya, YM dan SK. Namun
korban berhasil menolak permintaan YM dan SK. Meski tak melakukan hubungan badan,
keduanya masih sempat mencabuli korban.

"Berdasarkan pengakuan para pelaku, IR yang menyetubuhi korban sebanyak


delapan kali. Sementara dua rekannya hanya mencabuli korban," ungkap Deddy.
Kapolsek mengungkapkan, korban mengenal IR sekitar satu bulan melalui Facebook.
Setelah akrab, pelaku kemudian mengajak korban menonton kuda lumping. Korban yang
merasa sudah akrab tidak menaruh curiga. Namun, IR bersama dua temannya
memanfaatkan kepolosan korban untuk melampiaskan nafsunya.

Kini ketiga pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Para pelaku


terancam pasal 76 D jo pasal 81 ayat 1 dan 2 dan 76 E jo pasal 82 ayat 1 tentang
Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. "Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," pungkasnya.
Polsek Sukoharjo mengamankan celana jins warna hitam, kemeja, jilbab warna kuning,
pakaian dalam korban, seprai, dan satu unit sepeda motor Honda Vario nopol B 3465 SUJ
warna hitam.

1
Segi Norma Moral
Ditinjau dari segi moral, pelecehan seksual sebagai perilaku yang melanggar
tatanan moral harus dipertanggungjawabkan. Sebagai manusia yang di anugerahi akal
budi, maka apapun yang di lakukan manusia haruslah di pertimbangkan actu humanus-
nya. Actus Humanus mengandaikan bahwa rasio manusia berada dalam fungsinya
sedemikian rupa sehingga ia adalah tuan dan pemilik atas perbuatannya sendiri. Karena
memiliki akal budi tersebut, manusia memiliki pengetahuan untuk melakukan suatu
tindakan.
Dalam kasus Gadis Diperkosa dan Dicabuli 3 Pria di Semak-semak dapat kita
lihat bahwa pelaku memiliki hati nurani yang tumpul (Conscientia Laxa) karena
melakukan pemerkosaan dan pencabulan terhadap korban. Manusia yang hatinya tumpul
menjadi kurang peka pada nilai-nilai kebenaran, sehingga lama-kelamaan kesetiaannya
pada nurani menjadi tumpul. Seperti yang kita ketahui bahwa semakin rendahnya
pendidikan moral dan pandangan terhadap setiap orang pada di karenakan tindakan-
tindakan yang melanggar moral serta di lakukan secara sengaja. Sama halnya dengan
kasus Gadis Diperkosa dan Dicabuli 3 Pria di Semak-semak. Korban percaya kepada
pelaku yang mengajaknya keluar untuk nonton kuda lumping tetapi kepercayaan korban
hancur dan timbul trauma karena tindakan pemerkosaan dan pencabulan pelaku beserta 2
temannya kepada korban. Pelaku melakukan pemerkosaan dan pencabulan tanpa berfikir
panjang akibat dari kejadian tersebut karena pelaku melakukan hanya untuk kepuasan diri
sendiri dan yang ada pada akhirnya pelaku mendapat hukuman atas tindakannya sendiri
yang melanggar moral dan nilai kemanusiaan. Akibat dari kasus pemerkosaan dan
pencabulan menandakan bahwa nilai-nilai dan pendidikan moral dalam setiap orang
masih rendah dan menghilangkan martabat yang ada dalam dirinya sendiri. Kasus ini
juga mengajarkan kita bahwa moral masyarakat di sekitar kita masih tergolong buruk,
karena jika seseorang percaya kepada kita seharusnya kita mempertahankan kepercayaan
orang tersebut bukan sebaliknya menghancurkan masa depan dan kepercayaan orang
tersebut.

Segi Norma Agama


Ditinjau dari segi agama, pemerkosaan dan pencabulan melanggar norma-norma
agama. Sejak kecil kita di ajarkan dalam norma agama bahwa melakukan seks sebelum
menikah apalagi melakukan tindak pemerkosaan dan pencabulan adalah larangan dalam
ajaran agama dan disebut sebagai haram. Akibat dari kasus Gadis Diperkosa dan
Dicabuli 3 Pria di Semak-semak pelaku sudah melanggar ajaran agama karena
melakukan pemerkosaan dan pencabulan yang tidak bisa di toleransi. Tuhan mengajarkan
kita yang baik agar terbebas dari dosa tetapi pelaku memasukkan dirinya ke dalam dosa
yang telah di perbuatnya tanpa memikir panjang dan secara tidak langsung sudah
memutuskan hubungannya dengan Tuhan. Pelaku tidak memiliki iman dan

2
mempertahankan kepercayaan yang telah di berikan dari sesama sebaliknya pelaku
malahan tidak menjalankan perintah dan larangan dari Tuhan yang di tujukan kepadanya.
Pelaku kasus diatas yang sudah melanggar perintah dan larangan Tuhan maka akan
menerima sanksi yang bukan saja di alam dunia akan tetapi juga di terima pada tempat
yang berbeda (alam akhirat).

Hubungan Norma Moral dan Agama


Berbicara tentang moral maka tidak akan bisa lepas dari agama, karena di dalam
agama terkandung nilai-nilai moral. Keith A. Robert mengatakan bahwa pada umumnya
individu penganut agama memandang agama sangat erat hubungannya dengan ajaran
moralitas sehari-hari. Moralitas dalam agama juga di pandang sebagai sesuatu yang
luhur, tatanan dalam kehidupan sosial di jadikan pedoman. Bisa di bilang, agama
melahirkan moral. Sehingga seseorang yang beragama dan menjalankan ajaran agamanya
dengan baik semestinya juga memiliki moral yang baik. Contoh kasus pemerkosaan dan
pencabulan mengajarkan bahwa moral dalam masyarakat di sekitar kita masih tergolong
buruk. Lantas apakah yang mendasari pelaku tega melakukan pemerkosaan dan
pencabulan terhadap korban. Tindakan yang di lakukan oleh pelaku dapat di ketahui
bahwa tidak adanya keimanan di dalam hati mereka sehingga pelaku merasa asalnya
dirinya puas atas tindakannya dan tidak berfikir dari akibatnya. Padahal Tuhan
mengajarkan setiap manusia supaya berlaku baik antarsesama manusia dan tidak
menyiksa sesama manusia. Salah satu fungsi agama adalah penanaman nilai moral dan
memperkuat ketaatan terhadap nilai moral yang ada. Oleh karena itu marilah kita
bersama-sama meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hal
tersebut adalah dasar dari segala tindakan dan hanya dengan keimananlah seseorang bisa
memiliki moral dah perilaku yang baik.

Bagimanana kasus Gadis Diperkosa dan Dicabuli 3 Pria di Semak-semak di tangani


dengan menggunakan perspektif moral dan agama
Memerkosa berarti mendudukkan dengan kekerasan, memaksa dengan kekerasan,
mengagahi, melanggar dengan kekerasan. Sedangkan pemerkosaan di artikan sebagai
proses, cara, perbuatan memperkosa, pelanggaran dengan kekerasan. Jika secara hukum,
pemerkosa akan mendapat ancaman hukum sebagaimana terdapat pada pasal 285 KUHP
yang menyatakan bahwa “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar pernikahan, diancam karena
melakukan pemerkosaan, dengan pidana penjara paling lama 12 tahun”. Ancaman bagi
pelaku pemerkosaan itu cukup ringan di banding apa yang telah di terima korban
perkosaan. Korban pemerkosaan memang tidak terima hukum secara formal akan tetapi
dia menerima “hukuman” dari masyarakat yang akan dia terima seumur hidup.

3
Dalam gerakan moral melawan pemerkosaan dan pencabulan , akan baik bagi
rakyat Indonesia lebih menggalakkan gerakannya, umpamanya dengan menjadikan
perlawanan terhadap kasus-kasus pemerkosaan dan pencabulan. Dengan begitu, sasaran
gerakan moral ini menjadi lebih jelas, manfaatnya juga besar sekali bagi para korban.
Selain itu, kita juga harus memberikan pelajaran bagi pelaku bukan dalam bentuk
kekerasan. Kita bisa memberikan pelajaran berupa pendidikan dan hukum sebagai
peringatan yang akan di terima para pelaku.
Jika kasus ini di tangani dengan menggunakan perspektif agama maka kita harus
percaya kepada Tuhan kita sendiri. Tuhan akan memberi jalan keluar terhadap kasus ini.
Para pelaku akan mendapat karma atas tindakannya sendiri kepada korban. Sebab Tuhan
bisa melihat dan bertindak apa yang setiap orang perbuat. Jika kita melakukan hal yang
benar makan Tuhan akan selalu menyertai dan selalu di sisi kita. Jika kita melakukan hal
yang jahat seperti kasus pemerkosaan dan pencabulan, itu berarti kita telah menolak
Tuhan di sisi kita dan menyingkirkan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan tidak akan diam
begitu saja sebab dia akan memberi balasan pada orang yang jahat baik dalam waktu
dekat maupun lama, sebab karma itu ada. Percayalah pada Tuhan dan kuatkan iman
dalam diri kita sendiri.

4
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.tribunnews.com/regional/2019/07/16/awalnya-diajak-nonton-kuda-lumping-
gadis-ini-diperkosa-dan-dicabuli-3-pria-di-semak-semak
 https://medium.com/@TERRAITB/agama-dan-moralitas-9ede4d36a014
 https://www.academia.edu/12725643/ISBD_-_Manusia_Nilai_Moral_dan_Hukum

Anda mungkin juga menyukai