Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AGAMA & ETIKA

Disusun Oleh :
Elfriska Jesilia – 911210009

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI PJJ


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BUNDA MULIA
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Agama & Etika ini sesuai dengan tenggat waktu
yang diberikan. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Fabianus Fensi,
S.Fil, M.I.Kom selaku dosen Mata Kuliah Agama & Etika atas bimbingannya selama ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Penulis juga menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalan. Untuk itu kami mengharapkan kritik & saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah...................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pandangan Dasar Agama Mengenai Relasi........................................................................................5
B. Pandangan Agama Tentang Peran Sosial Masyarakat dan Negara.................................................6
C. Berbagi sebagai Keutamaan Moral.....................................................................................................7
E. Tindakan Moral dan Etis sebagai Ciri Khas Manusia sebagai Makhluk Sosial.............................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya makalah ini dibuat bertujuan untuk menyempurnakan nilai dalam
Ujian Tengah Semester pada semester ganjil ini. Penulis berharap, tanggapan yang
diberikan penulis dapat berguna bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Pandangan dasar agama mengenai relasi


2. Pandangan agama tentang peran social masyarakat dan Negara
3. Berbagi sebagai keutamaan moral
4. Kerelaan berbagi sebagai ekspresi tanggung jawab umat beragama
5. Tindakan moral dan etis sebagai ciri khas manusia sebagai makhluk social

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu :

1. Memberikan tanggapan dalam rumusan masalah


2. Mencapai penyelesaian dalam proyek UTS

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Dasar Agama Mengenai Relasi


Dalam situasi pandemic Covid-19 saat ini, peran agama juga ikut berpengaruh di
Indonesia. Walaupun larangan untuk beribadan di tempat ibadah sempat diadakan tetapi
masyarakat mengikuti ketetapan yang berlaku. Tetap menjalankan ibadah sesuai dengan
kepercayaan agama masing – masing meskipun melalui streaming youtube atau online.

Jika peran agama tidak begitu kuat dalam situasi seperti ini maka, terjadi kenaikan kasus
positif yang sangat signifikan. Usaha lain yang dijalani pun terasa sia – sia karena tidak
adanya penurunan kasus yang signifikan. Pemerintah sangat berupaya agar pemuka agama
di Indonesia dapat ikut peran andil dalam memerangi kasus covid-19 ini.

Tidak banyak juga yang menentang peraturan ini. Ada yang menganggap bahwa ibadah
tetap harus diadakan karena merupakan suatu kewajiban bagi pemeluk agama. Walaupun
ada masalah seperti ini mereka tetap tidak menghiraukannya. Padahal Yang Mahakuasa
juga menuntun kita untuk mengikuti pemerintah. Ibadah dapat dilakukan dimana saja.
Tergantung hati kita saat beribadah. Apakah ada ketekunan dan sungguh – sungguh dalam
beribadah.

Yang Mahakuasa juga menuntun kita untuk menjadi orang yang penuh dengan hikmat
kepandaian. Dalam keadaam seperti ini contohnya, perlu berfikir dengan hikmat
kepandain. Berfikir secara realistis dan logis. Apa yang kita lakukan akan menguntungkan
diri sendiri atau merugikan orang lain.

Pemerintah juga menerapkan cara yang efektif agar semua masyarakat mau divaksin.
Para pemuka agama terlebih dahulu dianjurkan vaksin. Ini dapat memicu juga bagi para
masyarakat untuk dapat percaya. Ketika semua para pemuka agama sudah terlebih dahulu
divaksin, para masyarakat jadi lebih percaya diri untuk ikut divaksin. Karna dapat dilihat
bahwa efek yang terjadi setelah vaksin adalah efek biasa seperti kita melakukan vaksin
lainnya.

6
B. Pandangan Agama Tentang Peran Sosial Masyarakat dan Negara
Agama ikut andil dalam peran social masyarakat. Hokum social dan hokum agama
sama tetapi beda dalam hukuman atau sanksi nya. Sama sepertu hokum di negara, memang
berbeda saja hukuman yang diterima. Dalam kehidupan social hukuman yang diterima lebih
ke arah sanksi social. Sedangkan hukum agama hukuman yang diterima itu
dipertanggungjawabkan di akhirat dengan Yang Maha Kuasa. Dan kalau hokum di negara,
hukuman yang diterima berupa pidana atau perdata sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ketiga nya ini, ketetapan peraturan yang berlaku biasanya sama. Seperti, dalam hukum
negara tidak boleh mencuri, jika tertangkap mencuri beserta ada bukti yang kuat maka akan
dikenakan sanksi pidana yang berlaku. Dalam hukum agama, berzinah tentu saja dilarang
keras jika belum menikah. Tetapi jika melakukannya hukumannya dipertanggung jawabkan
saat di akhirat nanti. Sedangkan di hukum social masyarakat, hukuman yang diterima berupa
sanksi social di wilayahnya jika ketahuan berzinah.

Melihat pernyataan diatas, kita bisa menilai bahwa ketiga nya ini sama dan saling
berhubungan. Agama di negara kita dibebaskan memilih sesuai dengan kepercayannya
masing-masing. Tidak ada paksaan untuk memeluk suatu agama. Semua berdasarkan dengan
keinginan hati. Seperti beribadah juga tidak ada larangan untuk beribadah dimana saja.
Rumah ibadah yang dibangun dekat dengan pemukiman juga dibutukan peran social
masyarakat. Masyarakat biasanya juga akan dimintakan pendapat apakah diperbolehkan atau
tidak dengan dibangunnya rumah ibadah di sekitar wilayahnya.

Pastinya kita tidak dapat memilih, ketiga nya sama pentingnya dalam hidup. Penting
untuk meninjau kehidupan kita. Tidak menyimpang dan dapat menjadi panutan dalam hidup
agar hidup sesuai dengan peraturan hidup yang berlaku. Manusia dapat bebas tetapi
berdasarkan ketentuan – ketentuan yang berlaku di agama, social dan negara. Dengan tidak
merugikan orang lain atau orang sekitar kita.

7
C. Berbagi sebagai Keutamaan Moral
Berbagi adalah memberi atau menerima sesuatu dari barang, cerita, kisah, uang,,
makanan dan segala hal yang penting bagi hidup kita kepada orang lain yang lebih
membutuhkan. Dalam kehidupan, hendaknya kita saling berbagi dan peduli kepada orang
lain. Manusia dianggap makhluk social. Manusia tidak dapat hidup sendiri, membutuhkan
orang lain. Karena itu, berbagilah kepada sesama sehingga kita bisa sedikit memberi
kebahagiaa kepada orang lain.

Berbagi juga cermin seseorang yang bermoral. Mempedulikan orang lain dan tidak
egois. Peduli kepada sesame merupakan salah satu contoh moral kita sudah dibentuk. Mudah
berempati pada orang lain yang kesusahan.

Biaya hidup di negara kita sekarang ini semakun tinggi. Banyak yang tidak sanggup
membiayai kehidupan. Jangankan membiayai hidup orang lain ataupun keluarga.
Membiayai hidup sendiri saja sulit. Dengan adanya masalah seperti ini, tingkat
pengangguran di Jakarta semakin tinggi. Banyak pengangguran, naik juga kemiskinan di
negara kita. Sehingga banyak masyrakat yang tidak bisa makan, memakai baju yang layak,
hidup yang layak.

Masyarakat Indonesia, khususnya yang hidup berkecukupan, tidak sedikit juga yang
berempati dengan situasi ini. Banyak dibuka galangan dana untuk panti asuhan, tunawisma,
dan sebagainya. Sekarang juga tersedia platform – platform khusus untuk penggalangan
dana seperti kita bisa, rumah zakat, aksi cepat tanggap, indo relawan, wecare.id. Platform ini
pastinta terpercaya dan sudah diawasi khusus oleh OJK.

Platform ini juga bisa memverikasi akun sesorang yang menggalang dana. Apakah
orang itu terpercaya, sudah terbukti dana nya diberikan dengan benar. Tidak heran banyak
kalangan artis, influencer ataupun yotuber membuka penggalangan dana melalui media ini.
Caranya yang mudah dan terpercaya juga salah satu kunci penggalangan dana ini dilakukan.

Selain melalui platform, aksi berbagi bisa melalui aplikasi ojek online. Seperti grab atau
gojek, mengadakan fitur berbagi dengan driver. Hal ini juga dapat menguntungkan para
driver. Tidak sedikit juga para driver yang berada dalam ekomoni yang sulit. Sehingga fitur
ini dapat memudahkan aksi berbagi kepada sesama.

8
9
D. Kerelaan Berbagi sebagai Ekspresi Tanggung Jawab Umat Beragama
Sebagai umat beragama, berbagi merupakan hal yang tidak wajib tetapi kerelaan kita
dalam berbagi. Di agama manapun, diajarkan unutk saling berbagi dengan sesame. Berbagi
dengan kerelaan dan kesungguhan hati. Berbagi juga masuk ke dalam amal ibadah. Seperti
hal nya agama islam. Dikatakan bahwa sedikit dari penghasilan yang kita dapat ada
diselipkan berkat untuk yang kesulitan.

Dalam agama Kristen, memang tidak dikatan hal yang sama. Tetapi diajarkan untuk
saling berbagi dan peduli terhadap sesama, karena kita semua adalah saudara seiman. Di
agama islam diajarkan untuk pemberian zakat kepada anak yatim, janda kurang mampu,
tunawisma, dan sebagainya.

Agama Kristen pun tidak jauh berbeda. Bahkan para penganutnya juga memberi kepada
Tuhan karena menganggap bahwa semua ini karena berkat dan kasih-Nya yang teramat baik.
Sehingga dapat diberkati melimpah. Semua agama pastinya mengajarkan berbagi.
Tergantung dari para penganutnya, apakah ada kerelaan hati untuk berbagi atau tidak.

Berbagi merupakan bentuk ekspresi bertanggung jawab dalam umat beragama. Sekecil
apapun pemberiam kita itu sangat berarti bagi yang lain. Mulailah untuk berbagi dari hal –
hal yang kecil. Agar kita terbiasa berbagi kepada orang lain.

10
E. Tindakan Moral dan Etis sebagai Ciri Khas Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri, membutuhkan bantuan
orang lain. Saling membutuhkan dan tidak lepas bantuan dari sesama. Karena kita hidup
saling berdampingan, pasti nya harus saling peduli, berempati dan simpati. Memperhatikan
sekitar apakah ada seseorang yang membutuhkan bantuan kita atau tidak. Tidak hidup
dengan kepentingan diri sendiri.

Dengan kita saling peduli kepada sekitar, menunjukkan kita sebagai manusia yang
bermoral dan etis. Sangat miris jika terjadi sebuah kejadian yang menimpa individu atau
kelompok tapi tidak ada yang membantu, karena yang di sekitarnya hanya mementingkan
diri nya sendiri. Kurang tinggi nya tingkat empati masyarakat di Indonesia.

11
BAB III

KESIMPULAN

Jika peran agama tidak begitu kuat dalam situasi seperti ini maka, terjadi kenaikan kasus
positif yang sangat signifikan. Usaha lain yang dijalani pun terasa sia – sia karena tidak adanya
penurunan kasus yang signifikan. Yang Mahakuasa juga menuntun kita untuk menjadi orang
yang penuh dengan hikmat kepandaian. Sedangkan hukum agama hukuman yang diterima itu
dipertanggungjawabkan di akhirat dengan Yang Maha Kuasa. Dan kalau hokum di negara,
hukuman yang diterima berupa pidana atau perdata sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Seperti, dalam hukum negara tidak boleh mencuri, jika tertangkap mencuri beserta ada bukti
yang kuat maka akan dikenakan sanksi pidana yang berlaku. Tidak menyimpang dan dapat
menjadi panutan dalam hidup agar hidup sesuai dengan peraturan hidup yang berlaku. Manusia
dapat bebas tetapi berdasarkan ketentuan – ketentuan yang berlaku di agama, social dan negara.
Dalam kehidupan, hendaknya kita saling berbagi dan peduli kepada orang lain. Sehingga banyak
masyrakat yang tidak bisa makan, memakai baju yang layak, hidup yang layak. Masyarakat
Indonesia, khususnya yang hidup berkecukupan, tidak sedikit juga yang berempati dengan situasi
ini. Tidak sedikit juga para driver yang berada dalam ekomoni yang sulit. Dikatakan bahwa
sedikit dari penghasilan yang kita dapat ada diselipkan berkat untuk yang kesulitan. Dalam
agama Kristen, memang tidak dikatan hal yang sama. Bahkan para penganutnya juga memberi
kepada Tuhan karena menganggap bahwa semua ini karena berkat dan kasih-Nya yang teramat
baik. Dengan kita saling peduli kepada sekitar, menunjukkan kita sebagai manusia yang
bermoral dan etis. Sangat miris jika terjadi sebuah kejadian yang menimpa individu atau
kelompok tapi tidak ada yang membantu, karena yang di sekitarnya hanya mementingkan diri
nya sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Knight, Johm f. 2001, Family Medical Care Vol. 4. Bandung : Indonesia Publishing House.
Asyari, Hasyim. 2011, Relasi Negara dan Agama di Indonesia. Semarang : Rechtsvinding.
Mubil, Rizat. 2016, Peran Agama Dalam Multikulturalisme Masyarakat Indonesia. Jakarta :
Perspektih (2005).
Prastowo, Dirga Enggar. 2017, Pengembangan Aplikasi Berbagi Makanan (Food Sharing)
Berbasis Web Untuk Membantu Mengurangi Makanan Sisa. Undergraduate thesis,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Haryanto, Tri Joko. 2015, Relasi Agama dan Budaya Dalam Hubungan Intern Umat Islam.
Semarang : Peneliti Balai Litbang.

13

Anda mungkin juga menyukai