Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA DAN ETIKA

agama sebagai salah satu komponen dasar persatuan dan kesatuan


bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Diusulkan Oleh:

SOPYAN (018 04 039)

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN


POLITEKNIK BOSOWA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang
mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. Dengan dasar yang disebutkan
demikian, etika merupakan sebuah perangkat yang dimiliki oleh manusia untuk
mengatur kehidupan nyata di dunia baik dengan manusia itu sendiri maupun
makhluk lainnya atau bahkan dengan sang pencipta alam semesta ini. Berbicara
tentang manusia pasti tidak terlepas dari etika, kepribadian, dan kedudukan
manusia itu sendiri. Dipandang dari etikanya manusia memiliki kedudukan yang
khusus di alam dunia ini. Masalah yang muncul pada diri seorang manusia yang
ideal dan sangat real di kehidupan dunia ini yang pertama adalah mengenai
etika manusia itu sendiri.

Hampir di setiap agama banyak membahas tentang etika, baik itu


agama samawi ataupun agama ardhi. Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu
tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam
teori nilai mengenal lima ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral,
buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah
maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya.

Berbicara masalah etika ini berbagai agama pasti membahas tentang


etika walaupun dalam porsi yang berbeda-beda antara satu ajaran agama
dengan ajaran agama yang lainnya. Etika sering diidentikan dengan moral (atau
moralitas). Namun, meskipun sama-sama terkait dengan baik-buruk tindakan
manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih
condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia
itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan
buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik
dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pemyusunan makalah ini adalah :

1. Bagaimana Etika Beragama Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Etika Beragama Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai


makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu
lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Menjalani kehidupan sosial dalam
masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang
berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Indonesia adalah
bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap toleransi dan
sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan sara tidak muncul kepermukaan, dalam kehidupan masyarakat
sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara
satu sama lain. Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau
memperbolehkan orang lain untuk berpendapat atau berpendirian yang berbeda
dengan dirinya.

Toleransi setiap penganut suatu agama harus tetap konsisten dengan


agamanya sendiri, bahkan Islam bersikap baik terhadap penganut agama yang lain
merupakan salah satu indikator dari kesempurnaan keberislaman seseorang. Sikap
toleransi, diperlukan saling menghargai dan menghormati paham dan pandangan
masing-masing, kita yakin akan kekeliruan dan kesalahan paham atau agama
seseorang, tidak ada hak kita untuk membenci dan memarahinya. Tidak ada hak
seseorang untuk menghukum orang lain atas kekeliruan paham dan kesalahan
agamanya. Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk
dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain dengan memiliki kebebasan
untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya
paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke
pihak lain. Sebagai implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat dimulai dari
sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan
antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan


yang akan terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun
agama dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka
diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekangesekan
yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk
saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang
lainnya. Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan

2
tanggung jawab. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan,
jika tidak dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Hak
merupakan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan tersebut dibatasi oleh
undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak
sampai melanggar hak orang lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang,
artinya kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Sikap
toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan
tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan
cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Kebebasan
beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat
beragama.

Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan
diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya. Penganut
agama yang baik tidak mesti bertentangan dengan sikap toleran. Sikap militan dan
fanatik dalam membela agama yang dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya
sikap toleran. Untuk bersikap toleran, seseorang hanya dituntut kesediaannya untuk
menghargai dan menghormati pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggapnya
benar, tanpa mereduksi keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya sendiri.
Mengikuti dan mengamalkan ajaran agama lain demi toleransi. Dalam pembukaan
UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama
dan kepercayaanya itu.“ Warga negara sudah sepatutnya 3 menjunjung tinggi sikap
saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan
kewajiban yang ada diantara kita demi kebutuhan Negara.

Ada beberapa manfaat yang kita dapatkan dengan menambahkan sikap


toleransi, manfaat tersebut adalah:

1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram


2. Persatuan, bangsa Indonesian akan terwujud
3. Pembangunan Negara akan lebih mudah
Ada dua macam etika, yaitu:
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara tentang suatu fakta. Yaitu tentang nilai dan pola
perilakumanusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam
kehidupan masyarakat.Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis
tentang apa yang diharapkan manusiamengenai sesuatu yang bernilai.
2. Etika normatif

3
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimanaharus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.Etika
yang mengenai norma-norma yangmenuntun tingkah laku manusia dalam
kehidupansehari-hari.

Adapun Penerapan Penerapan Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari, yaitu:

1. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua


Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua kita,
yaitu Bapak,ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang lebih
tua dari kita.Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita
dan membesarkan, mendidikdan membiayai hidup kita, tidak sedikit
pengorbanan mereka lahir dan batin, baik materi,tenaga dan pikiran yang
telah dicurahkan untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupunmereka tidak
mengharapkan balasan atas kasih sayang dan pengorbanan kepada kita.
Namun tidak selayaknya kita mengabaikan kewajiban menghormati dan
menurutisegala nasehat dan perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan
kerabat kita yang lebih tuajuga harus kita hormati dan kita perlakukan seperti
orang tua kita. Oleh karena itu kita harusberlaku hormat dan sopan, tidak
bersikap melawan atau menentang pada saat adaperselisihan. Karena bila
kita bersikap hormat dan sopan insya’ Allah mereka pun akanberlaku
sama.Agama Islam mengajarkan agar kita selalu hormat dan sopan kepada
semua orangyang lebih tua, dari mereka yang sudah mengenyam banyak
pengalaman, kita memperolehilmu untuk bekal dimasa datang. Kita
mendapat warisan kebudayaan yang akan kita teruskan,apalagi para
pahlawan yang turut memerdekakan bangsa kita. Barang siapa yang
bersikaphormat kepada orang yang lebih tua, maka akan dijanjikan
olehRasulullah SAW, akandihormati pula pada masa tuanya nanti dan apabila
tidak menghormati orang yang lebih tuamakaRasulullah SAW, pun tidak
hendak mengakui seseorang tersebut sebagai umatnya.
Tiada seorang pemuda yang menghormati orang yang tua usianya,
melainkan Allah akanmenyediakan orang-orang yang akan menghormatinya
jika ia telah tua usianya. (HRTurmudzi).Tidak termasuk golonganku orang
yang tidak menyayangi orang yang lebih (muda), dan tidakmengerti hak-hak
orang yang lebih (tua). Bukanlah termasuk golonganku orang yang
menipukami,seorang mukminyang lain, seperti mencintai diri sendiri.
(Tabrani dari Damrah).
2. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang
sebaya sangatpenting. Hampir setiap hari, dikalanganmasyarakatmaupun di

4
sekolah, kita sering kaliberkumpul dengan teman sebaya yang memiliki
kesamaan dengan kita dalam beberapa hal.Pada saat kita kesulitan,
merekalah orang yang tepat untuk m\dimintai tolong baik bersifatpribadi pun
kita lebih terbuka.Manusiaadalah makhluksosialyang selalu berhubungan dan
saling membutuhkansatu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan serta memerlukanbantuanorang lain. Dalam pergaulan sehari-hari
kita sela bersama mereka, maka kita patutmenghormatinya serta
menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka
akanmenghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan
mereka (orang sebaya)yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan
mempedulikan persoalan dan kesulitan merekaserta turut meringankan
beban permasalahannya.
3. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda Dalam pergaulan
tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang menjadi perhatiankita
untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang lebih muda. Islam
menganjurkankita agar bersikap merendah dan santun sesama mukmin,
termasuk orang yang lebih mudadari kita. Walau kita banyak kelebihan
dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dancongkak pada mereka justru
kita harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segalakecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang yang
keadaanperekonomiannya rendah,pengetahuandan pengalamannya lebih
lemah dari kita, juga anakyatim danfakir miskin. Terhadap mereka kita wajib
menyantuni dan bersikap penuh kasihsayang, tidak berbuat dan berkata
kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jikakita tidak hormat dan
tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka niscayamereka
pun tidak akan menghormati kita.
4. Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim Dan Umat Islam
Pergaulan antar sesama muslim berkaitan dengan peraturan-peraturan
tentangpergaulan umat Islam antar satu golongan atau satu agama. Kita
sebagai muslim dan umatIslam yang menganut ajaran Allah harus
mengetahui bagaimana etika pergaulan dikalanganmasyarakat muslim, yaitu
kita harus bertingkah laku yang sopan santun, lemah lembut dantidak
bertindak salah (keliru) kita harus bisa membedakan yang baik dan buruk
seperti halnyabagaimana kita menghadapi berita khayal (kosong) yang
dibawa dan disebarkan oleh orangfasik dan jail. Cara menyelesaikan
persengketaan antar sesama orang muslim yang timbuldikalangan umat
Islam, yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan melawan kejahilan orang
karena pada dasarnya muslim danmu’min itu bersaudarahubungannya
sangat eratsekali bagaikan bangunan, jika satu penyangga hilang akan roboh,
begitu dengankaummuslimsatu ceroboh akan mendatangkan musibah.

5
5. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan orang-
orang yangberbeda agama denganagama kita. Pada dasarnya mereka pun
sama dengan kita (makhlukciptaan Allah) hanya saja berbeda keyakinan,
banyak beraneka sifat prilaku dan keinginan,juga kepercayaan dan keyakinan
yang berbeda namun merupakan bagian darimasyarakatbangsa. Kita
membutuhkan mereka dalam hal pekerjaan, perniagaan dan
kemasyarakatan.Tak selayaknya kita membedakan orang yang berbeda
agama, kita harus tetap bergaul denganmereka sebagai sesama makhluk
Allah dan sebagai anggota masyarakat.
6. Etika Dalam Berpakaian Dan Memandang
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat sekaligus
perhiasanagamaIslammemerintahkan agar setiap orang memakai pakaian
yang baik dan bagus, baik berartisesuai dengan fungsinya yaitu menutupi
aurat, sedangkan bagus berarti memadai (serasi)sebagai perhiasan penutup
tubuh yang sesuai kemampuan si pemakai. Untuk keperluanibadah sholat di
masjid kita dianjurkan pakai pakaian yang baik dan suci bersih
(terhindarnajis). erpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah digariskan
olehAl Qur’anadalahmenutup seluruh auratnya. Pada dasarnya pakaian
muslim tidak menghalangi si pemakaimelakukan kegiatan sehari-hari
dalammasyarakat, semua kembali pada niat si pemakaidalam melaksanakan
ajaran Allah. Selain berpakaian kita juga memandang, mata adalah anugerah
Allah yang palingpenting yaitu untuk melihat, mata disini yang dimaksud
adalah untung memandang hal-halyang baik-baik saja, karena Rasulullah
mengatakan “janganlah kalian kaumku sekaian semuamemandangi sesuatu
yang tidak baik (buruk) dengan matamu sekalian umatku.
7. Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara,
dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat
mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang
(teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-
pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik.Agama Islammengajarkan
agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri
ataupun orang lain.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Toleransi setiap penganut suatu agama harus tetap konsisten dengan
agamanya sendiri, bahkan Islam bersikap baik terhadap penganut agama yang
lain merupakan salah satu indikator dari kesempurnaan keberislaman
seseorang. Sikap toleransi, diperlukan saling menghargai dan menghormati
paham dan pandangan masing-masing, kita yakin akan kekeliruan dan
kesalahan paham atau agama seseorang, tidak ada hak kita untuk membenci
dan memarahinya. Tidak ada hak seseorang untuk menghukum orang lain atas
kekeliruan paham dan kesalahan agamanya. Toleransi antar umat beragama
dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat
penganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-
prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan
tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke
pihak lain. Sebagai implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat
dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap
kebersamaan antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang
boleh mencabutnya. Penganut agama yang baik tidak mesti bertentangan
dengan sikap toleran. Sikap militan dan fanatik dalam membela agama yang
dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya sikap toleran. Untuk bersikap
toleran, seseorang hanya dituntut kesediaannya untuk menghargai dan
menghormati pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggapnya benar,
tanpa mereduksi keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya sendiri.
Mengikuti dan mengamalkan ajaran agama lain demi toleransi. Dalam
pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya itu.“ Warga negara sudah
sepatutnya 3 menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan
saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi
kebutuhan Negara.

7
3.2 Saran
Penerapan etika dalam beragama harus diterapkan dalam kehidupan
seahri-hari. Mengingat betapa pentingnya hal tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dan untuk menerapkannya.

Anda mungkin juga menyukai