Diusulkan Oleh:
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Etika Beragama Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tanggung jawab. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan,
jika tidak dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Hak
merupakan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan tersebut dibatasi oleh
undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak
sampai melanggar hak orang lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang,
artinya kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Sikap
toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan
tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan
cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Kebebasan
beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat
beragama.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan
diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya. Penganut
agama yang baik tidak mesti bertentangan dengan sikap toleran. Sikap militan dan
fanatik dalam membela agama yang dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya
sikap toleran. Untuk bersikap toleran, seseorang hanya dituntut kesediaannya untuk
menghargai dan menghormati pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggapnya
benar, tanpa mereduksi keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya sendiri.
Mengikuti dan mengamalkan ajaran agama lain demi toleransi. Dalam pembukaan
UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama
dan kepercayaanya itu.“ Warga negara sudah sepatutnya 3 menjunjung tinggi sikap
saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan
kewajiban yang ada diantara kita demi kebutuhan Negara.
3
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimanaharus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.Etika
yang mengenai norma-norma yangmenuntun tingkah laku manusia dalam
kehidupansehari-hari.
4
sekolah, kita sering kaliberkumpul dengan teman sebaya yang memiliki
kesamaan dengan kita dalam beberapa hal.Pada saat kita kesulitan,
merekalah orang yang tepat untuk m\dimintai tolong baik bersifatpribadi pun
kita lebih terbuka.Manusiaadalah makhluksosialyang selalu berhubungan dan
saling membutuhkansatu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan serta memerlukanbantuanorang lain. Dalam pergaulan sehari-hari
kita sela bersama mereka, maka kita patutmenghormatinya serta
menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka
akanmenghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan
mereka (orang sebaya)yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan
mempedulikan persoalan dan kesulitan merekaserta turut meringankan
beban permasalahannya.
3. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda Dalam pergaulan
tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang menjadi perhatiankita
untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang lebih muda. Islam
menganjurkankita agar bersikap merendah dan santun sesama mukmin,
termasuk orang yang lebih mudadari kita. Walau kita banyak kelebihan
dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dancongkak pada mereka justru
kita harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segalakecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang yang
keadaanperekonomiannya rendah,pengetahuandan pengalamannya lebih
lemah dari kita, juga anakyatim danfakir miskin. Terhadap mereka kita wajib
menyantuni dan bersikap penuh kasihsayang, tidak berbuat dan berkata
kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jikakita tidak hormat dan
tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka niscayamereka
pun tidak akan menghormati kita.
4. Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim Dan Umat Islam
Pergaulan antar sesama muslim berkaitan dengan peraturan-peraturan
tentangpergaulan umat Islam antar satu golongan atau satu agama. Kita
sebagai muslim dan umatIslam yang menganut ajaran Allah harus
mengetahui bagaimana etika pergaulan dikalanganmasyarakat muslim, yaitu
kita harus bertingkah laku yang sopan santun, lemah lembut dantidak
bertindak salah (keliru) kita harus bisa membedakan yang baik dan buruk
seperti halnyabagaimana kita menghadapi berita khayal (kosong) yang
dibawa dan disebarkan oleh orangfasik dan jail. Cara menyelesaikan
persengketaan antar sesama orang muslim yang timbuldikalangan umat
Islam, yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan melawan kejahilan orang
karena pada dasarnya muslim danmu’min itu bersaudarahubungannya
sangat eratsekali bagaikan bangunan, jika satu penyangga hilang akan roboh,
begitu dengankaummuslimsatu ceroboh akan mendatangkan musibah.
5
5. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan orang-
orang yangberbeda agama denganagama kita. Pada dasarnya mereka pun
sama dengan kita (makhlukciptaan Allah) hanya saja berbeda keyakinan,
banyak beraneka sifat prilaku dan keinginan,juga kepercayaan dan keyakinan
yang berbeda namun merupakan bagian darimasyarakatbangsa. Kita
membutuhkan mereka dalam hal pekerjaan, perniagaan dan
kemasyarakatan.Tak selayaknya kita membedakan orang yang berbeda
agama, kita harus tetap bergaul denganmereka sebagai sesama makhluk
Allah dan sebagai anggota masyarakat.
6. Etika Dalam Berpakaian Dan Memandang
Fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat sekaligus
perhiasanagamaIslammemerintahkan agar setiap orang memakai pakaian
yang baik dan bagus, baik berartisesuai dengan fungsinya yaitu menutupi
aurat, sedangkan bagus berarti memadai (serasi)sebagai perhiasan penutup
tubuh yang sesuai kemampuan si pemakai. Untuk keperluanibadah sholat di
masjid kita dianjurkan pakai pakaian yang baik dan suci bersih
(terhindarnajis). erpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah digariskan
olehAl Qur’anadalahmenutup seluruh auratnya. Pada dasarnya pakaian
muslim tidak menghalangi si pemakaimelakukan kegiatan sehari-hari
dalammasyarakat, semua kembali pada niat si pemakaidalam melaksanakan
ajaran Allah. Selain berpakaian kita juga memandang, mata adalah anugerah
Allah yang palingpenting yaitu untuk melihat, mata disini yang dimaksud
adalah untung memandang hal-halyang baik-baik saja, karena Rasulullah
mengatakan “janganlah kalian kaumku sekaian semuamemandangi sesuatu
yang tidak baik (buruk) dengan matamu sekalian umatku.
7. Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara,
dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat
mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang
(teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-
pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik.Agama Islammengajarkan
agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri
ataupun orang lain.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toleransi setiap penganut suatu agama harus tetap konsisten dengan
agamanya sendiri, bahkan Islam bersikap baik terhadap penganut agama yang
lain merupakan salah satu indikator dari kesempurnaan keberislaman
seseorang. Sikap toleransi, diperlukan saling menghargai dan menghormati
paham dan pandangan masing-masing, kita yakin akan kekeliruan dan
kesalahan paham atau agama seseorang, tidak ada hak kita untuk membenci
dan memarahinya. Tidak ada hak seseorang untuk menghukum orang lain atas
kekeliruan paham dan kesalahan agamanya. Toleransi antar umat beragama
dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat
penganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-
prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan
tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke
pihak lain. Sebagai implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat
dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap
kebersamaan antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang
boleh mencabutnya. Penganut agama yang baik tidak mesti bertentangan
dengan sikap toleran. Sikap militan dan fanatik dalam membela agama yang
dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya sikap toleran. Untuk bersikap
toleran, seseorang hanya dituntut kesediaannya untuk menghargai dan
menghormati pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggapnya benar,
tanpa mereduksi keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya sendiri.
Mengikuti dan mengamalkan ajaran agama lain demi toleransi. Dalam
pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya itu.“ Warga negara sudah
sepatutnya 3 menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan
saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi
kebutuhan Negara.
7
3.2 Saran
Penerapan etika dalam beragama harus diterapkan dalam kehidupan
seahri-hari. Mengingat betapa pentingnya hal tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dan untuk menerapkannya.