Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jombang, 27 Oktober 2022


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A . BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang………………………………………………………………..….1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………..…...1
1.3.Tujuan ……………………………………………………………………..…..1

B. BAB 2 PEMBASAN
2.1. Definisi sikap beragama ……...…………………………………………….…2
2.2. Sikap beragama dan toleransi …………………………………………………2
2.3. Pengertian ruang lingkup akhlak serta perbedaan antara moral dan etika …….3
2.4. Konsep akhlak berhubungan dega tuhan, manusia , dan ligkungan ………….4,6

C . BAB 3 PENUTUP
3.1. kesimpulan dan saran ………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDHULUAN

A.Latar Belakang
PENDIDIKAN agama merupakan proses sosialisasi yang di dalamnya terda- pat transmisi keilmuan,
sikap, dan perilaku dengan standar yang terdapat di dalam ajaran agama. Dalam proses sosialisasi,
individu dan obyek didik meng- adopsi kebiasaan, sikap, dan ide-ide dari orang lain dan
menyusunnya kem- bali sebagai suatu sistem dalam diri pribadinya. (Vebrianto, 1993). Agama pa- da
hakekatnya bersifat mendasar dan umum berkenaan dengan eksistensi dan perjalanan hidup manusia
yang masuk akal dan rasional sesuai dengan keyakinan keagamaannya, serta penuh dengan muatan
emosi dan perasaan yang manusiawi (Geertz, 1996). Muatan emosi tersebut terwujud dalam berbagai
tindakan dan gejala-gejala keagamaan yang berbentuk sikap dan perilaku, baik secara individual
maupun secara kelompok dalam masyarakat. Kesadaran agama dan pengalaman agama seseorang
lebih menggam- barkan sisi-sisi batin dalam kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu yang
sakral dan dunia gaib. Dari kesadaran agama dan pengalaman agama ini pula, kemudian muncullah
sikap keagamaan yang ditampilkan seseorang. Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama. Sikap keagamaan tersebut oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap
agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap aga- ma sebagai unsur afektif, dan perilaku terhadap
agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara
pengeta- huan agama, perasaan agama serta tindakan keagamaan dalam diri sese- orang. (Jalaluddin,
1998). Secara psikologis manusia sulit dipisahkan dari agama. Pengaruh psikologis yang tercermin
dalam sikap dan tingkah laku keagamaan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun dalam
kehidupan sosialnya. Dalam kehi- dupan manusia sebagai individu, pengaruh psikologis itu
membentuk keyakin- an dalam dirinya dan menampakkan pola tingkah laku sebagai realisasi dari
keyakinan tersebut. Sedangkan dalam kehidupan sosial keyakinan dan pola tingkah laku tersebut
mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan pranata keagamaan sebagai pedoman dan
sarana kehidupan beragama di masyarakat.

B.Rumusan Masalah
1. definisi dari agama .
2. sebutkan contoh etika dalam beragama
3.jelaskan pengertian dari toleransi

C.Tujuan
1. sebagai acuan belajar untuk mahasiswa
2.sebagai bahan untuk penugasan mata kuliah agama
3.sebagai sumber referensi belajar

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SIKAP BERAGAMA


Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seorang yang
mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan bentuk kepercayaannya. Sikap
merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang, setuju atau tidak
setuju terhadap objek tertentu berdasarkan komponen kejiwaan; kognisi, afeksi dan
konasi. Artinya sikap merupakan interaksi dari komponenkomponen kejiwaan
manusia secara kompleks terhadap lingkungannya. Masyarakat madani dibentuk
dengan landasan motivasi dan etos keagamaan. masyarakat madani menunjukkan
lingkungan masyarakat yang beradab, berbudi luhur, berakhlak mulia, egalitarianisme
dan menghargai seseorang berdasarkan prestasi kerja. Dan menegakkan hukum,
toleransi, berkeadilan sosial dan menghidupkan demokrasi dalam wadah musyawarah.
Masyarakat yang lahir dari konteks sosial masyarakat Barat kontemporer, yaitu dari
gerakan perlawanan rakyat guna melepaskan diri dari rezim-rezim penindas dan
otoriter serta tidak ada hubungannya dengan akhlak atau budi pekerti luhur dan
agama. Intelektual muslim konptemporer berusaha untuk memformulasikan nilai-nilai
agama dalam masyarakat sebagai landasan operasional dalam bersikap dan bertindak
setiap individu dalam kehidupan masyarakat.
B. SIKAP BERAGAMA DAN TOLERASI BERAGAMA
Toleransi merujuk pada sikap saling menghargai antar sesama. Sikap menghargai ini
penting untuk lingkungan yang damai dan beragam.Toleransi termasuk sikap positif
yang baik untuk menjaga kerukuranan, serta mencegah konflik dari masyarakat.
Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama yang bisa memicu
diskriminasi. Banyak kasus intoleransi akibat perbedaan suku dan keyakinan.
Sikap toleransi perlu disiapkan sejak kecil, untuk menjaga perbedaan yang ada di
masyarakat.
Toleransi berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan, untuk menumbuhkan
toleransi, tanggung jawab, disiplin, dan berpikir kritis.
Nilai-nilai toleransi ini menjadi bekal, untuk menghargai perbedaan dan pendapat
sesama warga negara.
1.Pengertian Toleransi

Toleransi adalah kemampuan individu untuk memperlakukan seseorang dengan baik.


Sikap toleransi ini membiarkan orang lain punya pendapat berbeda dari kita. Pada
hakikatnya, toleransi menjadi sebuah kesadaran untuk menerima dan menghargai
perbedaan.Toleransi berasal dari kata bahasa Inggris “Tolerance” berarti membiarkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi diartikan sebagai sikap
toleran, mendiamkan, dan membiarkan. Jadi, toleransi adalah cara menghargai,

2
membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan
yang bertentangan dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga kedamaian dan
kerukunan di dalam masyarakat.

a.Toleransi Beragama

Sila pertama Pancasila, berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Artinya Indonesia
adalah negara Ketuhanan, menghendaki warganya untuk menganut satu agama atau
kepercayaan.Di Indonesia, ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Tanpa adanya toleransi umat beragama akan terjadi
diskriminasi, kekerasan, dan konflik antar masyarakat berbeda keyakinan.Pasal 29
Ayat 2 UUD 1945, mengatur setiap warga negara untuk memeluk agama dan
menjamin perlindungan. Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya.Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak memeluk agama,
serta negara melindungi warganya untuk beribadah.

b. Contoh Toleransi Beragama

1. Tidak memaksakan agama yang dianut ke seseorang yang berbeda keyakinan. 


2. Menghargai dan menghormati agama yang dianut orang lain. 
3. Tidak menganggu ibadah dan jalannya kegiatan keagamaan orang lain. 
4. Tidak merusak tempat ibadah dan mengganggu ketenangan agama lain. 
5. Tidak menghina dan merendahkan agama orang lain. 
6. Berteman dengan orang yang berbeda keyakinan. 
7. Tidak berlaku diskriminasi pada seseorang yang berbeda agama di sekolah, tempat
kerja, dan lingkungan. 
8. Tidak mengucilkan warga yang berbeda keyakinan di lingkungan tempat tinggal. 
9. Menerima perbedaan orang lain. 

C. PENGERTIAN RUANG LINGKUP AKHLAK SERTA ANTARA


MORAL DAN ETIKA
1. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak Adalah sebenarnya, apa yang dimaksud dengan akhlak? Secara umum,
pengertian akhlak adalah suatu sifat atau perangai yang melekat pada diri
seseorang yang tercermin dari tindakan dan perbuatan orang tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari.
Pendapat lain mengatakan bahwa arti akhlak adalah perilaku atau budi pekerti
seseorang yang tercermin dari tindakan dan kebiasaan orang tersebut secara
spontan sebagai bentuk manifestasi pencerminan dan refleksi jiwa serta
batinnya.Secara etimologi, istilah akhlak berasal dari bahasa Arab “Khuluk” yang
artinya perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun perilaku tercela. Dalam hal ini,
akhlak seseorang tercermin dari perilakunya sehari-hari tanpa banyak berpikir/
pertimbangan dan tidak ada unsur paksaan dari luar
3
2.GOLONGAN AKHLAK
Akhlak dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu akhlak terpuji dan akhlak
tercela. Mengacu pada pengertian akhlak di atas, adapun penggolongan akhlak
adalah sebagai berikut:

a. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang
dilakukan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Beberapa yang
termasuk dalam kategori akhlak terpuji:

 Sikap jujur; yaitu perilaku di dalam diri seseorang yang mau mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya
dan orang lain.
 Perilaku baik; yaitu reaksi psikis seseorang dalam merespon hal-hal yang berada
di sekitarnya dengan cara yang terpuji.
 Rasa malu; yaitu bentuk emosi negatif di dalam diri seseorang sehingga membuat
orang tersebut meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela yang dapat membuatnya
malu.
 Rendah hati; yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu memposisikan dirinya
sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
 Murah hati; yaitu sifat seseorang yang mudah memberi kepada orang lain tanpa
ada keinginan untuk pamer atau pamrih.
 Sabar; yaitu sifat di dalam diri seseorang yang dapat bersikap bijak atau menahan
diri dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.

b.Akhlak Tercela
Akhlak terpuji adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang
cenderung melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Beberapa yang
termasuk dalam kategori akhlak tercela:

Suka mencuri; yaitu sifat dan perbuatan seseorang yang mengambil hak milik
orang lain tanpa seijin dari pemiliknya.

Pemarah; sifat seseorang yang mudah marah ketika sesuatu tidak sesuai dengan
keinginannya.

Pembohong; sifat seseorang yang suka berbohong kepada orang lain dengan
tujuan tertentu.
4

Fitnah; komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk


memberikan stigma negatif terhadap pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang
dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.
3. PERBEDAAN MORAL DAN ETIKA
.Ciri khas nilai moral adalah hanya nilai inilah yang menimbulkan suara dari hati
nurani, baik yang menuduh, karena orang meremehkan atau menentang nilai – nilai
moral atau memuji bila orang mewujudkan nilai – nilai moralnya. Nilai moral
mewajibkan secara absolut dan tak bisa ditawar-tawar.

B.Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:

C.Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

D.Etika sifatnya absolut atau mutlak.

E.Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.

F.Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

D. KONSEP AKHLAK BERHBUNGAN TERHADAP


TUHAN ,MANUSIA,DAN LNGKUNGAN

1. AKHLAK BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN


Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT, diantaranya:
1.Menaati segala perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah
SWT adalah dengan mentaati segala perintah-perintah–Nya. Allah SWT–lah yang
telah memberikan segala-galanya pada hambanya.
2.Beribadah kepada Allah
Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya.
Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
3.Berzikir kepada Allah
Mengingat Allah dalam berbagai kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun
dalam hati.
4.Berdo’a kepada Allah
Memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus
pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
2. AKHLAK BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA
Contoh Akhlak Mulia Terhadap Sesama Manusia
1.Menjaga hubungan baik.
2. saling tolong menolong dengan tetangga
3. saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.
4.Berkata benar. ...
5.Tidak meremehkan orang lain. ...
6.Bersangka baik (Husnuzon) ...
7.Kasih sayang.
5

3.AKHLAK BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN


Berikut adalah beberapa contoh perwujudan akhlak seorang muslim terhadap alam
sekitar:
a. Tidak membuang sampah sembarangan
b. senantiasa menjaga kebersihan sebab salah satu cabang iman dalam islam
adalah kebersihan
c. Tidak menebang pohon sembarangan. ...
d. Mengasihi semua makhluk Allah SWT termasuk binatang dan tumbuhan
6

BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam umat beragama pastilah penting untuk berakhlak , bersikap , beretika serta
bermoral. Karena pada dasarnya manusia yang baik adalah manusia yang memiliki
kualitas diri yang baik . sikap yang baik dan perlaku yang baik. Penerapan moral serta
etika seseorang dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku serta bersikap.
Beretika tidak hanya kepada akhlk tapi juga kepada tuhan yang maha esa .
Jadi sebagai seorang makhluk jagalah tingkah laku serta tidakan .

B. SARAN

Carilh referensi sebanyak mungkin dari berbagi sumber yag ada sebagai penunjang
Kebutuhan materi serta literasi
7
DAFTAR PUSTAKA

Devi, D. A. (2020). Toleransi Beragama. Jakarta: Alprin.


Casram. (2016). MEMBANGUN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DALAM
MASYARAKAT PLURAL. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1(2), 187-
198.
Hulalango, A. G., & Rostitawati, T. (2019). Guru Dan Penanaman Nilai-Nilai Toleransi antar
umat beragama. Jurnal Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti, 1(1), 39- 55.
Permana , I. S. (2019). IMPLEMENTASI TOLERANSI BERAGAMA DI PONDOK
PESANTREN (Studi Kasus di Pondok Pesantren Universal Bandung). Jurnal Studi Agama-
Agama, 2(1), 1-15
Ruslan, Elly, R., & Aini, N. (2016). PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA
DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD, 1(1), 68-77.

Anda mungkin juga menyukai