Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A . BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang………………………………………………………………..….1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………..…...1
1.3.Tujuan ……………………………………………………………………..…..1
B. BAB 2 PEMBASAN
2.1. Definisi sikap beragama ……...…………………………………………….…2
2.2. Sikap beragama dan toleransi …………………………………………………2
2.3. Pengertian ruang lingkup akhlak serta perbedaan antara moral dan etika …….3
2.4. Konsep akhlak berhubungan dega tuhan, manusia , dan ligkungan ………….4,6
C . BAB 3 PENUTUP
3.1. kesimpulan dan saran ………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDHULUAN
A.Latar Belakang
PENDIDIKAN agama merupakan proses sosialisasi yang di dalamnya terda- pat transmisi keilmuan,
sikap, dan perilaku dengan standar yang terdapat di dalam ajaran agama. Dalam proses sosialisasi,
individu dan obyek didik meng- adopsi kebiasaan, sikap, dan ide-ide dari orang lain dan
menyusunnya kem- bali sebagai suatu sistem dalam diri pribadinya. (Vebrianto, 1993). Agama pa- da
hakekatnya bersifat mendasar dan umum berkenaan dengan eksistensi dan perjalanan hidup manusia
yang masuk akal dan rasional sesuai dengan keyakinan keagamaannya, serta penuh dengan muatan
emosi dan perasaan yang manusiawi (Geertz, 1996). Muatan emosi tersebut terwujud dalam berbagai
tindakan dan gejala-gejala keagamaan yang berbentuk sikap dan perilaku, baik secara individual
maupun secara kelompok dalam masyarakat. Kesadaran agama dan pengalaman agama seseorang
lebih menggam- barkan sisi-sisi batin dalam kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu yang
sakral dan dunia gaib. Dari kesadaran agama dan pengalaman agama ini pula, kemudian muncullah
sikap keagamaan yang ditampilkan seseorang. Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama. Sikap keagamaan tersebut oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap
agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap aga- ma sebagai unsur afektif, dan perilaku terhadap
agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara
pengeta- huan agama, perasaan agama serta tindakan keagamaan dalam diri sese- orang. (Jalaluddin,
1998). Secara psikologis manusia sulit dipisahkan dari agama. Pengaruh psikologis yang tercermin
dalam sikap dan tingkah laku keagamaan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun dalam
kehidupan sosialnya. Dalam kehi- dupan manusia sebagai individu, pengaruh psikologis itu
membentuk keyakin- an dalam dirinya dan menampakkan pola tingkah laku sebagai realisasi dari
keyakinan tersebut. Sedangkan dalam kehidupan sosial keyakinan dan pola tingkah laku tersebut
mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan pranata keagamaan sebagai pedoman dan
sarana kehidupan beragama di masyarakat.
B.Rumusan Masalah
1. definisi dari agama .
2. sebutkan contoh etika dalam beragama
3.jelaskan pengertian dari toleransi
C.Tujuan
1. sebagai acuan belajar untuk mahasiswa
2.sebagai bahan untuk penugasan mata kuliah agama
3.sebagai sumber referensi belajar
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan
yang bertentangan dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga kedamaian dan
kerukunan di dalam masyarakat.
a.Toleransi Beragama
Sila pertama Pancasila, berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Artinya Indonesia
adalah negara Ketuhanan, menghendaki warganya untuk menganut satu agama atau
kepercayaan.Di Indonesia, ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Tanpa adanya toleransi umat beragama akan terjadi
diskriminasi, kekerasan, dan konflik antar masyarakat berbeda keyakinan.Pasal 29
Ayat 2 UUD 1945, mengatur setiap warga negara untuk memeluk agama dan
menjamin perlindungan. Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya.Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak memeluk agama,
serta negara melindungi warganya untuk beribadah.
a. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang
dilakukan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Beberapa yang
termasuk dalam kategori akhlak terpuji:
Sikap jujur; yaitu perilaku di dalam diri seseorang yang mau mengungkapkan
sesuatu yang sebenarnya dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya
dan orang lain.
Perilaku baik; yaitu reaksi psikis seseorang dalam merespon hal-hal yang berada
di sekitarnya dengan cara yang terpuji.
Rasa malu; yaitu bentuk emosi negatif di dalam diri seseorang sehingga membuat
orang tersebut meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela yang dapat membuatnya
malu.
Rendah hati; yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu memposisikan dirinya
sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
Murah hati; yaitu sifat seseorang yang mudah memberi kepada orang lain tanpa
ada keinginan untuk pamer atau pamrih.
Sabar; yaitu sifat di dalam diri seseorang yang dapat bersikap bijak atau menahan
diri dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.
b.Akhlak Tercela
Akhlak terpuji adalah sifat dan perilaku seseorang kepada orang lain yang
cenderung melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Beberapa yang
termasuk dalam kategori akhlak tercela:
Suka mencuri; yaitu sifat dan perbuatan seseorang yang mengambil hak milik
orang lain tanpa seijin dari pemiliknya.
Pemarah; sifat seseorang yang mudah marah ketika sesuatu tidak sesuai dengan
keinginannya.
Pembohong; sifat seseorang yang suka berbohong kepada orang lain dengan
tujuan tertentu.
4
C.Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam umat beragama pastilah penting untuk berakhlak , bersikap , beretika serta
bermoral. Karena pada dasarnya manusia yang baik adalah manusia yang memiliki
kualitas diri yang baik . sikap yang baik dan perlaku yang baik. Penerapan moral serta
etika seseorang dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku serta bersikap.
Beretika tidak hanya kepada akhlk tapi juga kepada tuhan yang maha esa .
Jadi sebagai seorang makhluk jagalah tingkah laku serta tidakan .
B. SARAN
Carilh referensi sebanyak mungkin dari berbagi sumber yag ada sebagai penunjang
Kebutuhan materi serta literasi
7
DAFTAR PUSTAKA