Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ACARA VI : ENDAPAN VMS DAN SKARN

LAPORAN

OLEH :
YOUNDREE RUDY
D061171507

GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam mineral dijumpai bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang

bervariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal

dalam rongga-rongga atau celah batuan, mineral juga sering ditemukan dalam

bentuk terendapkan seperti pada vein-vein hidrotermal yang tersingkap ke

permukaan.

Endapan mineral (bahan tambang) merupakan salah satu kekayaan alam

yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk

mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu

diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan

eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat

keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan cadangan..

Keberadaan suatu mineral logam pada suatu daerah tertentu dibagi

menjadi dua kategori yaitu sumber daya yang teridentifikasi dan yang tidak

teridentifikasi. Sumber daya atau resources merupakan konsentrasi dari material

dalam wujud padat, cair, maupun gas pada kerak bumi yang secara ekonomis

layak untuk ditambang baik diwaktu sekarang ataupun diwaktu yang akan datang.

Seiring berjalannya waktu, disetiap daerah bermunculan perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencari emas, tembaga, perak,

galena, dan lain-lain. Dari mineral-mineral bijih tersebut cara keterdapatannya,

pembentukanya, pengontrolnya, dan lain sebagainya berbeda-beda tergantung dari


penciri dari masing-masing mineral tersebut. Oleh karena itu diperlukan

pemahaman lebih lanjut mengenai endapan mineral akan dibahas pada laporan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan pengolahan data

dari deskripsi mineral dan menentukan tekstur khusus dan jenis endapannya

kemudian menyusun dalam bentuk laporan.

Tujuan dalam praktikum ini antara lain :

1. Untuk mengetahui genesa pembentukan endapan VMS dan SKARN.

2. Untuk mengetahui tipe endapan VMS.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Sampel

2. Porselen

3. Kikir Baja

4. Paku Baja

5. Magnet

6. Hcl 0,1 M

7. Kaca

8. Komprator

9. Lab Kasar

10. Lab Halus

11. Koin Logam


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai

mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain

mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara

terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos,

dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan

dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik

(anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli

geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun

persesuaian umum untuk definisinya (Amijaya,2010) .

2.2 Endapan VMS

Endapan Volcanic-Hosted Massive Sulphide atau menyebutkan Volcanic-

Associated Massive Sulphide, Volcanogenic Massive Sulphide (VMS) merupakan

endapan sulfida logam dasar yang berhubungan dengan vulkanisme terkait

dengan proses hidrotermal di lingkungan bawah laut.

Endapan ini terjadi sebagai lensa polymetallic masif sulfida yang terbentuk

pada atau mendekati di lingkungan vulkanik submarine. Sebagian besar

endapan VMS berupa akumulasi mineral sulfida berlapis yang mengendap dari

cairan hidrotermal di bawah dasar laut dalam berbagai setting geologi dari masa

terbentuknya hingga sekarang. Adapun beberapa hal yang khas dari endapan VMS

adalahEndapan bijih dengan kadar sulfida sangat tinggi (mencapai 95%)


Kandungan barit dan anhidrit yang dominan. Kandungan logam dasar mempunyai

nilai ekonomis yang lebih besar daripada depositemasnya.

2.3 Genesa Endapan

2.3.1 Sumber atau Jenis Batuan Induk

Endapan VMS diduga bersasosiasi dengan beberapa mineral berbeda

seperti calc-alkaline. Pada beberapa kasus, calc-alkaline merupakan batuan

induk. Dugaan inilah yang membuat beberapa scientist untuk melakukan tes untuk

memastikannya. Dari hasil tes, tidak terlihat distribusi waktu pembentukan

endapan yang berkisar pada umur 3500 SM di Blok Pilbara-Australia.

Hutcison mencatat bahwa umur endapan VMS disesuaikan dengan periode

ketebalan endapan, akumulasi supracrustal, sehingga tidak termasuk dalam

fenomena metalogenik serta dari area singkapan endapan dapat diperkirakan umur

endapan. Bagaimanapun tidak ada keraguan bahwa aktifitas vulkanik dilaut

dalam, berumur dan memilike tipe petrokimia yang distribusi sebagian pada

endapan VMS. Sebagai contoh, 83 endapan VMS ekonomis diketahui terjadi

di tahun 2650-2730 yang terjadi akibat sabuk vulkanik di Canadian Shield, tapi

hanya 2 komposisi sabuk vulkanik yang diketahui berumur sama dengan yang

ada di Australia (Franklin et al, 1981). Pada endapan yang termetamorfosa,

biasanya bijih akan mengalami peningkatan kekasaran dengan meningkat

struktur pada kebanyakan pada lapisan sulfida massif yang telah

termetamorfosa dan terdeformasi lebih tepatnya dideskripsikan sebagai

gneiss. Kemungkinan ciri-ciri yang didasarkan pada endapan VMS telah

terlihat pada zonasi dari kimia, mineralogi dan tekstur bijih dan perubahan
metasomatisme menjadi batuan induk. Mineral logam lainnya, pirotit,

magnetit dan bornit (jika ada) cenderung untuk terkonsentrasi pada inti

zona stockwork dan bagian tengah basalt pada lapisan sulfida massif. Barit,

umumnya terjadi dengan konsentrasi spalerit dan galena yang paling tinggi pada

zona paling luar dari lapisan sulfida massif. Pirit, umumnya lebih dulu berada di

sepanjang pola zonasi sulfida, cenderung untuk mencapai bagian yang relatif

maksimum dimana spalerit menjadi dominan daripada kalkopirit.

2.4 Proses Pembentukan Endapan

Tahapan-tahapan mineralisasi endapan VMS sebagai berikut :

Karena adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap melalui rekahan-rekahan yang

terbentuk di lantai samudera (recharge). Air laut ini mempunyai karakter kimiawi

tertentu. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada

kerak samudera sampai ketinggian temperatur 400°C. Reaksi fluida magmatis

dengan air laut menyebabkan tingginya kadar sulfida dan sulfat. Fluida yang

panas perlahan naik ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan suhu

(discharge) Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker.

Gambar 2.4 Pembentukan endapan VMS


2.5 Tipe Endapan VMS

Tipe endapan VMS diklasifikasikan berasarkan pada kandungan logam dasar,

kandungan emas dan litologi hostrock-nya. Terdapat beberapa klasifikasi VMS:

 Klasifikasi Silitoe (1973):

1. Endapan yang terbentuk di pusat penyebaran dan biasanya banyak mengandung

Cu –Zn.

2. Endapan yang terbentuk di busur pulau yang biasanya memiliki konsentrasi

dari Pb, Zn, Ag dan Ba yang relatif tinggi.

 Klasifikasi Sawkins (1976):

1. Tipe Kuroko, felsic, calc-alkali urutan Arkean usiaTersier di lempeng

konvergen pada wilayah laut.

2. Tipe Cyprus, terjadi di batuan basaltik vulkanik.

3. Tipe Besshi, terjadi pada sedimen klastik dan volkanik mafik.

 Klasifikasi menurut Hutchinson (1973)

1. tipe Zn-Cu

2. tipe Pb-Zn-Cu

3. tipe Cu

 Klasifikasi Solomon (1976):

1. jenis Zn-Pb-Cu

2. jenis Zn-Cu
3. jenis Cu

 Klasifikasi Hannington dan Poulsen (1996).

Klasifikasi ini berdasarkan kandungan logam dasar relatif (Cu+Zn+Pb)

dibandingkan dengan kandungan logam mulia (Ag, Au).

Gambar 4.5 Endapan VMS normal vs kaya Au

 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Hostrock

Klasifikasi berdasarkan jenis hostrock termasuk semua urut-urutan litologi dalam

ruang dan waktu yang berbeda, berhubungan dengan lingkungan tektonik bawah

laut yang berbeda, dari lingkungan ophiolite ke oceanic rift arc, continental back

arc dan sediment back arc, diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Klasifikasi berdasarkan hostrock


2.6 Black Smoker dan White Smoker

1. Black smoker

Endapan ini terbentuk di pusat penyebaran. Black smoker mempunyai suhu

lebih dari 3600C, endapan mineral yang dihasilkan, yaitu pirit (FeS2),

kalkopirit (CuFeS2), anhidrit (CaSO4) dan mineral yang dihasilkan yaitu mineral

sulfida. Bahan bijih yang diendapkan dalam fumarol atau black smoker

ketika didorong ke laut dingin dan bercampur dengan air laut

mengakibatkan pengendapan mineral sulfida sebagai bijih sulfida

stratiform.

2. White Smoker

Endapan ini terbentuk di busur pulau yang memiliki suhu antara 2600-3000C,

endapan mineral yang dihasilkan yaitu pirit (FeS2) dan sphalerit (ZnS),

dan kaya akan zinc. Disebut white smoker karena menghasilkan unsur Al sebagai

ciri khasfelsic.

Gambar 2.6 Black smoker dan white smoker

Endapan VMS berdasarkan litologi footwall dan sistem geoteknik:

1. Cyprus type : berhubungan dengan tholeiitic batuan basalt dalam

sekuenofiolit(back arc spreading ridge), contoh: Troodos Massif (Siprus).


2. Besshi-type : berasosiasi dengan lempeng vulkanik dan

turbiditkontinental, contoh: Sanbagwa (Jepang).

3. Kuroko-type : berasosiasi dengan batuan vulkanik felsik terutama

kubahrhyolite (back arc rifting), contoh: Kuroko deposits (Jepang).

4. Primitive-type : berasosiasi dengan differensiasi magma, contoh: Canadian

archean rocks.

2.7 Bentuk Endapan, Variasi dan Karakteristik Setiap Bentuk Endapannya

Karakteristik dan genesa endapan ini sangat menarik karena berbeda dengan

tipe endapan lain, sehingga masih menjadi perdebatan diantara para geoscientist.

Namun belakangan ini telah ditemukan bahwa endapan ini dapat ditemukn

akibat semburan larutan hidrotermal bersuhu tinggi (350oC) yang timbul akibat

celah di sepanjangtimur punggungan samudera pasifik yang juga menunjukan

aktifitas presipitasi mineral logam, yang serupa dengan endapan VMS. Dari

penemuan tersebut dihasilkan model endapanbijih yang terdiri dari 2 komponen

utama, yaitu:

1. Model deskriptif: menceritakan model badan bijih antara lain geologi,

morfologi, sifat kimia, mineralogi setiap tipe endapan.

2. Model genetik: memberikan penjelasan yang rasional dan konsisten tentang

karakteristik tipe endapan yang menceritakan tentang proses geologi yang terjadi.

Endapan VMS terdiri dari lapisan konkordan pada kadar sulfida yang tinggi,

komposisi 60% atau lebih mineral sulfida (Sangster dan Scott, 1976), yang secara

stratigrafi didasari olehstockwork diskordan atau pada zona urat-

urat stringer. Mineralisasi tipe sulfida terjadi pada jalur alterasi batuan
hidrotermal. Kontak bagian atas dari lapisan VMS (dengan batuan dinding atas)

tajam, kontak terendah biasanya tergadrasi masuk ke zona stringer.

Perbandingan panjang dengan ketebalan yaitu antara 3-10 : 1. Endapan yang akan

ditambang mungkin terdiri dari beberapa lapisan VMS dan lapisan tersebut

mendasari zona stockwork.

Gambar 2.7 Anatomi (cross-section VMS)

2.8 Endapan skarn

Endapan skarn pertama kali dinyatakan sebagai batuan metamorf hasil kontak
antara batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli petrologi
metamorf, dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya
karbonat, besi, dan magnesium menjadi kaya akan kandungan Si, Al, Fe dan Mg
dimana proses yang bekerja berupa metasomatisme pada intrusi atau di dekat
intrusi batuan beku (Best 1982).

Endapan skarn terbentuk sebagai efek dari kontak antara larutan hidrothermal
yang kaya silika dengan batuan sedimen yang kaya kalsium. Proses
pembentukannya diawali pada keadaan temperatur 400°C – 650°C dengan
mineral-mineral yang terbentuk berupa mineral calc-silicate seperti diopsid,
andradit, dan wollastonit sebagai mineral-mineral utama pembawa mineral bijih
(Einaudi et al. 1981). Tapi terkadang dijumpai juga pembentukan endapan skarn
juga terbentuk pada temperatur yang lebih rendah, seperti endapan skarn yang
kaya akan kandungan Pb-Zn (Kwak 1986). Pengaruh tekanan yang bekerja selama
pembentukan endapan skarn bervariasi tergantung pada kedalaman formasi batuan

Singkatnya:

Stage 1: Metamorfisme (proses isokimia) à intrusi à kontak dengan batuan


samping (batugamping)à reksristalisasi à batuan jadi lebih brittle à media
rekahan à infiltrasi fluida.

Stage 2: Metasomatisme à infiltrasi fluida tahap 1 à endapan skarn à pluton mulai


mendingin à pengendapan mineral bijih (mineral anhydrous) à pengendapan
mineral oksida (magnetit, kasiterit) à pengendapan mineral sulfida

Stage 3: Retrograde alteration à pelarutan kalsium à pembentukan epidot (low-


iron), klorit, aktinolit, dll. à penurunan temperaturà pembentukan mineral
sulfida à larutan sisa kontak dengan marbelà netralisasi larutan
hidrothermal à pembentukan mineral bijih berkadar sulfida tinggi.

Gambar 2.8 Tahapan 1 dan 2 dalam pembentukan endapan skarn


Gambar 2.8 Tahapan 3 dalam pembentukan endapan skarn

2.9 Klasifikasi Endapan Skarn

1. Berdasarkan batuan yang terubah (tergantikan)/batuan sedimen

a. Eksoskarn

Eksoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk di sekitar intrusi batuan beku,
tidak mengalami kontak langsung dengan intrusi.

b. Endoskarn

Endoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk pada kontak batuan sedimen
dengan intrusi ataupun di dalam batuan beku intrusi itu sendiri sebagai xenolith.

2. Berdasarkan jenis mineralnya

a. Skarn Prograde Mineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang tinggi,
dan terjadi pada fase awal. Beberapa jenis mineral pencirinya adalah; garnet,
klinopiroksen, biotit, humit,dan montiselit.
b. Skarn Retrograde Minineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang
rendah. Beberapa contoh mineral pencirinya adalah; serpentin, amfibol, tremolit,
epidot, klorit dan kalsit.

Gambar 2.9 model penampang endapan Skarn

Gambar 2.9 model penampang endapan Skarn


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sampel X

Gambar 3.1 Galena

Pada sampel 01 merupakan mineral dengan warna hitam. Cerat atau warna

mineral dalam bentuk hancuran (serbuk) pada mineral ini adalah putih.

Kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena

cahaya atau biasa disebut Kilap pada mineral ini adalah logam. Belahan atau

kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu

apabila kita pukul tidak hancur, belahan pada mineral ini adalah 1 arah. Pecahan

adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur

apabila mineral dikenai gaya, pecahan mineral ini adalah uneven (tidak rata).

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu tekanan, kekerasan pada

mineral ini adalah 5,5-6 skala mohs. Berat jenis atau perbandingan antara berat

mineral dengan volume mineral pada mineral ini adalah 4,5 – 4,8 gr/m3 . Sifat

kemagnetan atau sifat mineral terhadap gaya magnet pada mineral ini adalah

paramagnetik (memiliki sedikit daya magnet). Bentuk mineral atau kenampakan


luar dari mineral akibat adanya sistem kristal didalamnya, bentuk mineral pada

mineral ini adalah lamelar (bentuknya bergarisgaris). Derajat kejernihan atau

kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya berdasarkan bidang mineral,

derajat kejernihan mineral ini adalah Opak (Tidak dapat meneruskan cahaya).

Tenacity adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan,

memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris, tenacity pada

mineral ini adalah Brittle (bidang pecahnya tidak rata). Komposisi kimia dari

mineral ini adalah (Ce,Ca,Y)2 PbS. Sistem kristal atau cara untuk

mengklasifikasikan bentuk Kristal berdasarkan geometri sel unit yaitu

berdasarkan letak atom dalam sumbu xyz, sistem kristal pada mineral ini adalah

Isometrik. Jenis endapan hidrotermal dengan tipe endapan VMS. Mineral alterasi

sulfur dan kalkopirit mineralisasi yaitu galena. Tekstur khusus segregasi. Zona

alterasi tidak ada dan zona mineralisasi peripheral. Golongan Mineral Sulfida.

Nama mineral Galena.

Karena adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap melalui rekahan-

rekahan yang terbentuk di lantai samudera (recharge). Air laut ini mempunyai

karakter kimiawi tertentu. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam

yang melebur pada kerak samudera sampai ketinggian temperatur 400°C. Reaksi

fluida magmatis dengan air laut menyebabkan tingginya kadar sulfida dan sulfat.

Fluida yang panas perlahan naik ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan

suhu (discharge) Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker

dan membentuk mineral galena.


Galena adalah mineral yang sangat penting karena berfungsi sebagai bijih

untuk sebagian besar produksi timbal di dunia. Galena juga merupakan bijih yang

signifikan dari perak. Kegunaan timbal paling penting saat ini adalah dalam

baterai timbal. Sebuah baterai khusus mengandung sekitar 20 pon timbal dan

harus diganti setiap empat atau lima tahun. Baterai timbal juga digunakan sebagai

sumber pasokan listrik darurat untuk jaringan komputer, fasilitas komunikasi, dan

sistem penting lainnya. Timbal juga merupakan salah satu logam yang digunakan

dalam sistem penyimpanan energi yang terkait dengan pembangkit listrik dan

kendaraan hybrid.

3.2 Sampel EM 17

Gambar 3.2 Pirit

Sampel dengan nomor urut 02 dan nomor peraga EM 17 memiliki golongan

mineral Sulfida. Ketika lapuk akan bewarna Hitam dan ketika segar bewarna

keemasan, cerat hitam, kilap logam, belahan tidak jelas. Pecahan tidak ada.

Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 6-6,5 dan tergores pada porselen. Berat

jenis sampel ini adalah 5,0 – 5,2g/cm3dengan sifat kemagnetan diamagnetik.

Diamagnetik merupakan sifat yang tidak memiliki sifat daya tarik magnet. Derajat
kejernihan opaq, Opaq merupakan sifat yang dimiliki mineral yang sukar atau

tidak bisa mentramisikan cahaya masuk ke dalam mineral. Tenacity brittle, brittel

merupakan sifat dalam yang mudah hancur jika dipukul. , system Kristal

isometrik, dan komposisi kimia mineral FeS2. Jenis endapan hidrotermal dengan

tipe endapan VMS. Minetal alterasi sulfur dan Mineralisasi yaitu pirit dengan

tekstur khusus segregasi dan zona mineralisasi pyrite shell Nama mineralnya

adalah pyrite.

Terbentuk melalui proses hidrotermal,terutama terdapat dalam deposit

mesotermal dan hipotermal. Karena adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap

melalui rekahan-rekahan yang terbentuk di lantai samudera (recharge). Air laut ini

mempunyai karakter kimiawi tertentu. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan

bagian dalam yang melebur pada kerak samudera sampai ketinggian temperatur

400°C. Reaksi fluida magmatis dengan air laut menyebabkan tingginya kadar

sulfida dan sulfat. Fluida yang panas perlahan naik ke permukaan dikarenakan

adanya perbedaan suhu (discharge) Lalu memancar ke permukaan dan

terbentuklah black smoker dan membentuk mineral pirit. Dalam deposit

hipotermal, pirit terdapat bersama kalkopirit, turmalin, kuarsa dan kasiterit.

Dijumpai juga dalam batuan beku, retas pegmatit dan dalam deposit

metamorfisme kontak. Berasosiasi dengan mineral pirit, galena, malasit, azurite

dan sulfur.

Mineral pirit dapat berasosiasi dengan mineral kuarsa , Au , Ag ,

kalkopirit, galena dan sphalerit, malasit dan azurite. Kegunaan mineral ini sebagai

penciri mineral ekonomis pada suatu daerah, sebagai ciri penentuan zona tektonik,
sebagai bahan dasar industri, sebagai material penelitian geologi, sebagai bahan

pembuatan kabel elektronik

3.3 Sampel EM 15

Gambar 3.3 Molybdenit

Sampel dengan nomor urut 03 dan nomor peraga EMI 15 memiliki

golongan mineral Sulfida. Ketika lapuk akan bewarna abu-abu dan ketika segar

bewarna hitam, cerat abu-abu metalik, kilap logam, belahan tidak jelas. Pecahan

tidak ada. Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 1-1,5 dan tergores pada kuku.

Berat jenis sampel ini adalah 4,7 g/cm3 dengan sifat kemagnetan paramagnetic.

Paramagnetik merupakan sifat yang memiliki sifat daya tarik magnet yang lemah.

Derajat kejernihan opaq, Opaq merupakan sifat yang dimiliki mineral yang sukar

atau tidak bisa mentramisikan cahaya masuk ke dalam mineral. Tenacity brittle,

brittel merupakan sifat dalam yang mudah hancur jika dipukul. , system Kristal

heksagonal, dan komposisi kimia mineral MoS2. Jenis endapannya yaitu

hidrotermal dengan tipe endapan VMS. Komposisi mineral primer yaitu kuarsa

sedangkan komposisi mineralisasi yaitu molybdenit. Tekstur khusus segregasi,

Zona mineralisasi yaitu Low Grade Core. Nama mineralnya adalah Molybdenit.
Proses pembentukan mineral ini berasal dari proses hydrothermal Karena

adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap melalui rekahan-rekahan yang

terbentuk di lantai samudera (recharge). Air laut ini mempunyai karakter kimiawi

tertentu. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada

kerak samudera sampai ketinggian temperatur 400°C. Reaksi fluida magmatis

dengan air laut menyebabkan tingginya kadar sulfida dan sulfat. Fluida yang

panas perlahan naik ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan suhu

(discharge) Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker dan

membentuk mineral molybdenit. Mineral ini berasosiasi dengan beberapa mineral

lainnya berupa Calcopyrite, Sphalerite, Kuarsa dan Galena..

Kegunaan mineral ini sebagai mineral bahan industri, bahan penelitian

dibidang geologi dan sebagai penentuan mineral yang terdapat mineral ekonomis.

3.4 Sampel EM 5

Gambar 3.4 Pirit

Sampel dengan nomor urut 04 dan nomor peraga EM 5 memiliki golongan

mineral Sulfida. Ketika lapuk akan bewarna Hitam dan ketika segar bewarna

keemasan, cerat hitam, kilap logam, belahan tidak jelas. Pecahan tidak ada.
Sampel ini memiliki tingkat kekerasan 6-6,5 dan tergores pada porselen. Berat

jenis sampel ini adalah 5,0 – 5,2g/cm3dengan sifat kemagnetan diamagnetik.

Diamagnetik merupakan sifat yang tidak memiliki sifat daya tarik magnet. Derajat

kejernihan opaq, Opaq merupakan sifat yang dimiliki mineral yang sukar atau

tidak bisa mentramisikan cahaya masuk ke dalam mineral. Tenacity brittle, brittel

merupakan sifat dalam yang mudah hancur jika dipukul. , system Kristal

isometrik, dan komposisi kimia mineral FeS2. Jenis endapan hidrotermal dengan

tipe endapan SKARN. Mineralisasi yaitu pirit dengan tekstur khusus disemination

dan zona mineralisasi pyrite shell Nama mineralnya adalah pyrite.

Endapan skarn terbentuk sebagai efek dari kontak antara larutan hidrothermal

yang kaya silika dengan batuan sedimen yang kaya kalsium. Proses

pembentukannya diawali pada keadaan temperatur 400°C – 650°C dengan

mineral-mineral yang terbentuk berupa mineral calc-silicate seperti diopsid,

andradit, dan wollastonit sebagai mineral-mineral utama pembawa mineral bijih

(Einaudi et al. 1981). Tapi terkadang dijumpai juga pembentukan endapan skarn

juga terbentuk pada temperatur yang lebih rendah, seperti endapan skarn yang

kaya akan kandungan Pb-Zn (Kwak 1986). Pengaruh tekanan yang bekerja selama

pembentukan endapan skarn bervariasi tergantung pada kedalaman formasi batuan

Mineral pirit dapat berasosiasi dengan mineral kuarsa , Au , Ag , kalkopirit,

galena dan sphalerit, malasit dan azurite. Kegunaan mineral ini sebagai penciri

mineral ekonomis pada suatu daerah, sebagai ciri penentuan zona tektonik,

sebagai bahan dasar industri, sebagai material penelitian geologi, sebagai bahan

pembuatan kabel elektronik


3.5 Sampel EM 100

Gambar 3.5 Kalkopirit

Mineral ke 05 dengan no peraga EM 100 ini memiliki warna segar

kekuningan dan warna lapuk coklat kehitaman. Warna merupakan warna yang di

terlihat ketika mineral tersebut terkena sinar. Cerat berwarna coklat dimana cerat

merupakan warna yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk. Kilap

mineral ini ialah kilap logam , dimana kilap logam ialah Kesan ketika mineral ini

terkena cahaya menyerupai logam. Mineral ini belahan tidak sempurna. Pecahan

dari mineral ini ialah pecahan Uneven, dimana Uneven ialah suatu permukaan

yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral tidak sempurna. Kekerasan ialah

suatu sifat yang ditentukan dari susunan dalam atom-atom dan menurut

percobaan, kekerasan dari mineral ini berdasarkan skala mosh adalah 3 karena

dapat tergores oleh Kawat tembaga. Berat jenis yang dimiliki oleh mineral ini

ialah sebesar 4,1-4,3 gr/cm3 dimana berat jenis merupakan perbandingan antara

berat mineral diudara terhadap volume. Sifat kemagnetan dari mineral ini ialah

diamagnetik atau mineral tidak dapat tertarik oleh gaya magnet dimana sifat

kemagnetan sendiri merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Derajat
kejernihan dari mineral ini ialah Opaq atau mineral tidak dapat mentransmisikan

cahaya. Mineral ini memiliki tenacity brittle, dimana tenacity ialah sifat mineral

itu bilamana kita berusaha mematahkannya, memotongnya, menghancurkannya,

ataupun mengirisnya dapat mudah hancur. Mineral ini memiliki sistem kristal

isometrik dengan komposisi kimia CuFeS2. Mineral ini tergolong dalam golongan

mineral Sulfida. Jenis endapan hidrotermal dan tipe endapan VMS dengan mineral

alterasi malasit dan mineralisasi kalkopirit dan galena dengan tekstur khusus

disemination, zona alterasi prophylitik dan zona mineralisasi low grade core.

Berdasarkan deskripsi ciri fisik di atas, nama mineral ini adalah Kalkopirit.

Proses pembentukan mineral ini berasal dari proses hydrothermal Karena

adanya tekanan hidrostatis, air laut meresap melalui rekahan-rekahan yang

terbentuk di lantai samudera (recharge). Air laut ini mempunyai karakter kimiawi

tertentu. Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada

kerak samudera sampai ketinggian temperatur 400°C. Reaksi fluida magmatis

dengan air laut menyebabkan tingginya kadar sulfida dan sulfat. Fluida yang

panas perlahan naik ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan suhu

(discharge) Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker dan

membentuk mineral kalkopirit.

Kegunaan dari mineral chalcopyrite sebagai mineral bijih sumber logam

tembaga, bahan baku industri, bahan pembuatan kabel, bahan penelitian dibidang

geologi lainnya.
3.6 Sampel EM 30

Gambar 3.6 Barit

Sampel dengan nomor urut 06, nomor peraga EM 30 memiliki warna segar

putih ke abuan, lapu kecokelatan, memiliki warna cerat abu-abu, kilap non logam

yaitu dimana kilapnya seperti non logam, belahan tidak ada, memiliki kekerasan

2,5-3,5, berat jenis 4,8 gr/cm3, sifat kemagnetan diamagnetik yaitu tidak adanya

tarik magnet, derajat kejernihan opaq yaitu tidak dapat ditembus oleh cahaya,

Tenacity Brittle yaitu rapuh, komposisi kimia BaSO4, sistem kristal orthorombik,

golongan mineral sulfat. Jenis endapan hidrotermal dan tipe endapan VMS dengan

mineral primer tidak dijumpai dan tekstur khusus segregasi. Berdasarkan ciri-ciri

diatas dapat disimpulkan bahwan ini mineral Barit.

Endapan Hidrotermal merupakan hasil interaksi antara larutan hidrotermal

dengan batuan yang dilewatinya pada kondisi fisika dan kimia tertentu. Larutan

hidrotermal adalah cairan panas, yang umumnya berasosiasi dengan proses

magmatik, namun dapat pula berasal dari air meteorik, air connate, atau air yang
mengandung mineral yang dihasilkan selama proses metamorfisme dan kemudian

terpanaskan di dalam perut bumi. Proses naiknya larutan hidrotermal ke

permukaan menyebabkan terjadinya ubahan pada batuan samping.

Mineral ini berasosiasi dengan mineral sulfur, kuarsa dan mineral Au/Ag,

dengan kegunaan sebagai bahan penelitian geologi dalam bidang petrologi dan

sebagai bahan baku utama industri

3.7 Sampel EM 116

Gambar 3.7 Covellit

Sampel dengan nomor urut 7 dan nomor peraga EM 116 memiliki

kenampakan ketika lapuk akan bewarna hitam dan ketika segar bewarna pink

keunguan, cerat hitam, kilap logam, belahan tidak jelas. Sampel ini memiliki

tingkat kekerasan 1,5-2 . Berat jenis sampel ini adalah 4,59-4,76 g/cm3 dengan

sifat kemagnetan paramagnetic. Paramagnetik merupakan sifat yang memiliki

sifat daya tarik magnet yang lemah. Derajat kejernihan opaq, Opaq merupakan

sifat yang dimiliki mineral yang sukar atau tidak bisa mentramisikan cahaya

masuk ke dalam mineral. Tenacity brittle, brittel merupakan sifat dalam yang

mudah hancur jika dipukul. , system Kristal heksagonal, dan komposisi kimia
mineral CuS. Jenis endapan hidrotermal dengan tipe endapan VMS dengan

mineralisasi kalkopirit dan covellit, tekstur khusus segregasi dan zona alterasi

yaitu argilik. Zona mineralisasi low pyrite shell. Nama mineralnya adalah pyrite.

Proses pembentukan mineral ini berasal dari proses hydrothermal pada

daerah sekitar gunung api bawah laut yang larutan sisa magma bercampur dengan

air laut dan membentuk mineral covellit

Mineral ini berasosiasi dengan beberapa mineral lainnya berupa

Calcopyrit.

3.8 Sampel EM 116

Gambar 3.8 Cu (Tembaga)

Sampel dengan nomor urut 08, nomor peraga EM 116 mineral dengan

warna segar hitam dan warna lapuk kecoklatan. Cerat atau warna mineral dalam

bentuk hancuran (serbuk) pada mineral ini adalah hitam. Kenampakan atau cahaya

yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya atau biasa disebut

Kilap pada mineral ini adalah logam. Kekerasan adalah ketahanan mineral

terhadap suatu tekanan, kekerasan pada mineral ini adalah 2,5-3. Berat jenis atau

perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral pada mineral ini adalah
8,93 gr/m3 . Sifat kemagnetan atau sifat mineral terhadap gaya magnet pada

mineral ini adalah Paramagnetik ( memiliki daya magnet rendah ). Bentuk mineral

atau kenampakan luar dari mineral akibat adanya sistem kristal didalamnya,

bentuk mineral pada mineral ini adalah anhedral. Derajat kejernihan atau

kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya berdasarkan bidang minera,

derajat kejernihan mineral ini adalah Opak (Tidak dapat meneruskan cahaya).

Tenacity adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan,

memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris, tenacity pada

mineral ini adalah Brittel. Komposisi kimia dari mineral ini adalah Cu.. Sistem

kristal pada mineral ini adalah Isometrik. Golongan mineral native elements. Jenis

endapan Hidrotermal dan tipe endapan VMS. Mineralisasi Cu. Tekstur khusus

segregasi dan zona mineralisasi peripheral Nama mineral Cu(Tembaga).

Proses pembentukan mineral ini berasal dari proses hydrothermal pada

daerah sekitar gunung api bawah laut yang larutan sisa magma bercampur dengan

air laut dan membentuk mineral Cu

Mineral ini berasosiasi dengan beberapa mineral lainnya berupa

Calcopyrit dan covellit.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum Tekstur Khusus

Kuarsa adalah sebagai berikut :

1. Genesa pembentukan Jenis endapan Karena adanya tekanan hidrostatis, air laut

meresap melalui rekahan-rekahan yang terbentuk di lantai samudera

(recharge). Air laut ini mempunyai karakter kimiawi tertentu. Fluida tersebut

dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada kerak samudera

sampai ketinggian temperatur 400°C. Reaksi fluida magmatis dengan air laut

menyebabkan tingginya kadar sulfida dan sulfat. Fluida yang panas perlahan

naik ke permukaan dikarenakan adanya perbedaan suhu (discharge) Lalu

memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker.

2. Tipe endapan hidrotermal yaitu terdiri dari VMS dan SKARN

4.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum endapan mineral, asisten dapat memberikan

sampel yang bagus dan mudah untuk dibedakannya.


DAFTAR PUSTAKA

Graha, Setia, Doddy (1987). Batuan dan Mineral. Bandung: Nova

Mottana, A. (1977). Guide to Rocks and Minerals, Simon and Schuster’s, New

York

Mindat.org. https://www.mindat.org/. Diakses pada hari Kamis, tanggal 13

September 2018, pukul 22.45

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Dasar. Bogor: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai