Anda di halaman 1dari 181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN


PARAGRAF PADA KARANGAN GURU-GURU SD
KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Dewi Wulansari
NIM: 121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SK鵬 覆PSI

UNSUR中 UNStiR PARAGRAF DAN POLA IDENGEDlBANGAN


PARAGRAF PADA KARANGAN GURUく 〕1:IRII SD

KABUPATEN ⅣIAHAKム 脚EULU,KAI:`Iル IANrrAN TIⅣ IIIR

1)isllsun oleh:

Dewい Ⅳ ulalllsari
121224037

Telah disct可 ui olCh:

Pembimbing I


Dr B.WidhalyarltO,M.Pd. tanp,gal: I Desember 2015

Pembimhing II


I)「 ン.Karlllin,Ⅳ I Pd lanpy4al: 8 f)e-qember 20i6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sK]uPsI

UNSUR■ UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGE卜 lBANGAN


IPARAGRAF PADA KAMNGAN GURU― (]I」 R■ lS》

KABUPATEN AHAKノゝRI
Ⅳ質 ULll,KALIMIANTAN TIIttillR

Disllslli1 01eli:

Dewi Wlllallsari

121224037

Tclah dipeianggunttawabkall di dcpan Panitia l)cl18■ 1

Facla tanggal 10 Januari 2077


Dan dinyatakan telah memenuhi syarat"

Susunan Panitia tsenguii:

Nanla Iノ ellgkap

Ketua Dr.Yuliana Setyaningsihシ Ⅳl.Pd.

Sckctaris Dr.R.Kun」 ana Rahardi,M.Hum.


施 ggota Dr.B:Widhalyantoゥ A4.1)d.

Anggota Dr.Y.Karmin,WI Pd.


Anggota Dr.R.Kll町 ana Rahar(漂 ,MI HulDi.

Yogyakafla, I 0 Janirin'i 201'1


tas Pclldidikan dan lllnll I)cndidikan

Sanata I)t-Larira

lt(Dllalldi二 Ph l).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya.
(Matius 21 : 22)

Learn from yesterday,


Live for today,
And hope for tomorrow.
(Albert Einstein)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:


1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya.
2. Ayah dan Ibu tercinta, Yohanes Leonardus Subroto dan Elisabeth Suratinah
yang tak pernah lelah berjuang demi memberi dorongan moral maupun materiil
sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.
3. Kakakku tersayang, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu
Wijayati, S.Pd., yang selalu memberi semangat dan doa.
4. Sahabatku Payung Mahakam Ulu, Maria Magdalena Damar Isti
Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah
Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji yang saling memberi semangat
untuk menyelesaikan skripsi.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyttakan dcngan sesunggllhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak lnelnuat karya atau bagian karya orang lain,kecuali yang tclah discbutkan

dalam kutipan dan da■ ar ttukan SCbagdmana la.yaknya karya ilmiah.

Yogyakalta,10 Januan 2017


Pcnulis


Dcwi Wulallsa五

Vl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LED/1BAR PERSYARATAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILⅣ IIAⅡ UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama :DewI Wulansan

Nomor Induk Mahasiswa :121224037

Delni pengembangan ilmu pengdahuan9saya memberikan kepada P(型 uttakaan


Universitas Sanata Dharlna karya ilmiah saya Fng b"udul:

UNSIIIR‐ UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN


PARAGRAF PADAI《 LALItし IIGAN GURUttGURU SD KABUPATEN
4ビ

ⅣIAⅡ AKAⅣ I ULU,KALIDIANTAN TIⅣ IUR

Dcngan demikian, saya membenkan kepada Pttustakaan Universitas Sanata


DhaFIna hak untuk mcnyll■ pan, mengalihkan dalaln bentuk media lain,
mcngclolanya ddam bentuk pangkdan data,mendistl・ ibusikan secara terbttas,dan
memublikaSikannya di intcrllet atau rnedia lain untuk kcpcntingan akadelnis tanpa
perlu nlelninta izin darl saya maupun royalti kepada saya sclama tetap
mcncantumkan nalna saya sebagai pcnulis。

Dcmikian pernyataan ini saya buat dcngan sebenamya

Yogyakarta,1 0 Janual■ 2017

Yang mcnyatakan,

Dewi Wulansari

V‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Wulansari, Dewi. 2016. Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan
Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupetan Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Penelitian ini mengkaji unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan
paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur
paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru
SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data
penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Sumber data dalam penelitian ini
adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Objek dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur-unsur paragraf dan pola
pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59
paragraf dari 20 karangan. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan
paragraf berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang
digunakan oleh guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf
yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
adalah pola (1) Umum khusus, (2) Khusus Umum, (3) Sebab Akibat, (4) Akibat
Sebab, (5) Kronologi, (6) Contoh, (7) Pertentangan, (8) Perbandingan, dan
(9) Definisi Luas. Sementara itu, unsur-unsur paragraf yang muncul adalah
kalimat utama dan kalimat penjelas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan
beberapa saran. Pertama, Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan
menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti
unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru Bahasa
Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai
kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis
kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini
diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif.
Ketiga, bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang
mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan
dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola
pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

Kata kunci: karangan, unsur-unsur paragraf, dan pola pengembangan


paragraf.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Wulansari, Dewi. 2016. Paragraph Elements and Development Patterns in


Writings by Teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan
Timur. THESIS. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research reviewed paragraph elements and development patterns in


writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. This
research aimed to describe the paragraph elements and development patterns
found in the teachers’ writings.
The research was categorized as a descriptive qualitative research since the
research data were words instead of numbers. The data sources were writings by
teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The research objects
were paragraph elements and development patterns comprehensiveness in the
teachers’ writings. The research data consisted of 59 paragraphs out of 20
writings. The data analysis was conducted by grouping the paragraphs based on
the paragraph elements and development patterns applied by the teachers in SD
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
The results showed that the paragraph development patterns used were
(1) General-Specific, (2) Specific-General, (3) Cause-Effect, (4) Effect-Cause,
(5) Chronology, (6) Examples, (7) Contradictory, (8) Comparison, and (9) Broad
Definition. Meanwhile, the paragraph elements found were topic and supporting
sentences.
Based on the research result, several suggestions were addressed. Firstly,
the teachers in SD Kabupaten Mahakan Ulu, Kalimantan Timur becoming the
research subjects should master and give more attention to materials going to give
to their pupils, like paragraph and development patterns. Secondly, Indonesian
teachers should be good examples of applying good and correct Indonesian. In
teaching writing competence, the teachers should give extra writing exercises to
pupils, especially writing paragraphs. The writing exercise competence was hoped
to improve varied paragraph development patterns. Thirdly, other scholars were
expected to follow up similar research. This research could be consideration and
reference for next scholars conducting researches related to paragraph: paragraph
elements and development patterns.

Keyword: writings, development patterns, and paragraph elements.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada
Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini
dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian
skirpsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi
ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. B. Widharyanto, M.P.d., selaku dosen pembimbing pertama yang
dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi
berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal
hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua dan selaku
triangulator yang juga dengan sabar berkenan membimbing, mengarahkan,
memberi masukan dan memotivasi hingga selesainya penulisan proposal
skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang bersedia


meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan,
bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah
sampai selesai.
8. Bapak Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu
sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam
menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.
9. Kedua orang tua, Bapak Yohanes Leonardus Subroto dan Ibu Elisabeth
Suratinah yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral
maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai
selesai ini.
10. Kakakku, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu Wijayati,
S.Pd., yang sudah memberikan dukungan, doa, dan perhatian dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Para sahabatku, Laurensia Erlina Apriliawati, Cicilia Wardani Pelawi, dan
R.Aj.Diajeng Eva Surya Putrianti atas dukungan dan kebersamaannya
selama ini.
12. Maria Magdalena Damar Isti Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta
Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji
teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang
untuk menyelesaikan skirpsi ini.
13. Teman-teman terkasih, Yohacim Tito Setyo Budiharjo, Hendra
Sigalingging, Wilvridus Yolesa Rosando, Yohanes Krista yang selalu
menemani, memberikan semangat, doa, bimbingan, dan inspirasi kepada
penulis untuk terus mengerjakan skripsi ini hingga selesai.
14. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI)
angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terima kasih atas dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal
perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai
cara telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa mengurangi rasa


hormat kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sernpat disebutkan
satu per satu di dalam tulisan ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempuma.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
referensi bagi siapa pun yang mempunyai minat pada bidang kebahasaan,
khususnya ilmu pragmatik untuk penelitian lebih lanjut.

Yogyakarta,8]Desember 2016

Penulis

Dewi Wulallsan

X‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................ 6
1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................ 8

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ................................................................ 9


2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9
2.2. Landasan Teori .......................................................................................... 13
2.2.1 Paragraf ............................................................................................ 13
2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf ....................................................................... 14
2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ........................................ 15
2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf ................................................................ 17
2.2.1.4 Struktur Paragraf....................................................................... 22
2.2.1.5 Paragraf menurut isinya ............................................................. 23
2.2.2 Pengembangan Paragraf ................................................................... 28
2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) ............................................ 36
2.2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 41
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................... 42
3.3 Objek Penelitian ......................................................................................... 43
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 45
3.7 Triangulasi.................................................................................................. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 48


4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 48
4.1.1 Unsur-unsur Paragraf ........................................................................... 50
4.1.2 Pola Pengembangan Paragraf ............................................................... 51
4.2 Analisis Data .............................................................................................. 55
4.2.1 Unsur-unsur Paragraf ........................................................................... 55
4.2.2 Pola Pengembangan Paragraf ............................................................... 66
4.3 Pembahasan Hasil ..................................................................................... 86
4.3.1 Pembahasan Unsur-unsur Paragraf ...................................................... 86

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.2 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf .......................................... 88

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 91


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 91
5.2 Implikasi ..................................................................................................... 91
5.3 Saran ........................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94


LAMPIRAN ..................................................................................................... 97
BIODATA PENULIS ...................................................................................... 163

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Sumber Data...................................................................................... 41

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian ............................................................................. 94

Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi...................................................... 120

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur merupakan daerah

otonomi baru (DOB) yang masih terus berbenah dalam segala bidang

termasuk bidang pendidikan. Misalnya, Kepala Sekolah merangkap

menjadi guru bahasa Indonesia karena dari segi tenaga pengajar memang

masih sangat kekurangan. Selama ini pun proses belajar mengajar di

Kabupaten Mahakam Ulu dibantu guru PTT yang dengan segala

keterbatasannya berbakti untuk mengajar (http://bppd.kaltimprov.go.id).

Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan bagi guru-guru di Mahakam Ulu

untuk memaksimalkan proses belajar mengajar dengan harapan kualitas

pendidikan semakin baik.

Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia pada era globalisasi saat ini. Melalui pendidikan,

manusia mengalami beberapa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun,

masih ada beberapa daerah seperti Kabupaten Mahakam Ulu yang masih

terus berbenah dalam bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional fungsi pendidikan

nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, manusia

memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan dan

fungsi ini merupakan tantangan bagi para pendidik (guru) sebagai modal

dasar untuk mendidik para siswa. Para pendidik (guru) perlu terus

mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman guna

meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu, upaya

meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek para pendidik

(guru) sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Guru merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia

pendidikan. Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 dan Undang-

Undang No.14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar,

pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta

didik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi

bagi peserta didik dan lingkungannya. Salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah kualitas guru. Guru

harus mempunyai standar kualitas tinggi seperti memiliki wawasan yang

luas, terbuka terhadap hal baru, bertanggungjawab, berwibawa, mandiri,

dan disiplin karena guru berperan penting di tengah-tengah kehidupan

masyarakat.

Seorang guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat ini, penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia yang baik dan benar sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan

semakin banyak bermunculan bahasa-bahasa yang susah untuk dimengerti.

Oleh karena itu, sebagai guru harus siap menghadapi segala tantangan

yang terus berkembang khususnya dalam berbahasa Indonesia.

Penelitian ini mengamati bahasa Indonesia yang digunakan para

guru. Dalam hal ini bahasa yang diamati yaitu bahasa tertulis, meneliti

kemampuan mereka khususnya paragraf. Pada penelitian ini, peneliti

memfokuskan pada unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf

pada karangan guru-guru SD di Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan

Timur. Peneliti melihat dalam karangan tersebut banyak paragraf yang

tidak berpola. Paragraf-paragraf yang tidak berpola tersebut dapat dilihat

pada contoh berikut ini Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita

semua sudah sadar dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat??

Apakah kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan

orang lain?’’

Contoh di atas merupakan paragraf yang tidak berpola karena tidak

mengandung pola pengembangan paragraf. Selain itu, contoh di atas tidak

bisa dikatakan sebagai paragraf karena sebuah paragraf minimal terdapat

dua kalimat. Oleh sebab itu, dalam menuangkan gagasan atau pikiran kita

dituntut mampu menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat yang

lain agar menjadi kesatuan yang padu. Hubungan ini menyatakan kesatuan

yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wiyanto (2004: 15) menyebut paragraf adalah sekelompok kalimat

yang berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran

yang lebih besar, yaitu buah pikiran seluruh tulisan. Buah pikiran itu

diungkapkan dengan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan

bersama-sama mendukung sebuah unit pikiran. Menulis paragraf

memerlukan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat

dituangkan dalam satu kalimat atau lebih. Ketepatan menyusun gagasan-

gagasan penunjang menjadi suatu paragraf yang memiliki kesatuan dan

kepaduan merupakan ketepatan pengembangan paragraf. Pengembangan

paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat

topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal

gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan

bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Dalam

mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan,

diantaranya adalah: secara alamiah, klimaks dan anti-klimaks, umum-

khusus dan khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi,

contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Suyitno, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil topik penelitian

dengan judul ‘’Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf

pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur’’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut.

a. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

b. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat dalam

karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

1.3 Tujuan

Selaras dengan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan ini

adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan

oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

dalam menulis karangan.

b. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam

karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur dalam menulis karangan.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

kepada para guru, mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, dan bagi

peneliti lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Bagi Guru

Bagi Guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, hasil

penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bahwa

terdapat pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang

bervariasi.

b. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat serta sebagai referensi yang berkaitan dengan paragraf,

khususnya pada pola pengembangan dan unsur paragraf.

c. Bagi Peneliti lain

Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi

bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola

pengembangan dan unsur paragraf.

1.5 Batasan istilah

Berikut ini adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang

merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan

mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan

(Tarigan, 2008).

b. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf

berdasarkan sebuah kalimat topik (Keraf, 2004).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Unsur-unsur paragraf adalah alat bantu untuk menciptakan susunan

logis-sistematis suatu paragraf (Tarigan, 2008).

d. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa

tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002).

e. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya

adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007).

f. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian

dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari

objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1981).

g. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang

berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran,

yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang

membaca uraian tersebut (Keraf, 1981).

h. Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk

menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki

pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf,

2007).

i. Karangan argumentasi adalah dasar yang paling fundamental dalam

ilmu pengetahuan (Keraf, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6 Sistematika Penyajian

Dalam sistematika peneyajian, penulis memaparkan bagian-bagian

skripsi secara ringkas. Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I

Pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Bab II Landasan Teori yang berisi penelitian terdahulu yang relevan,

kerangka teori dan kerangka berpikir. Bab III Metodologi Penelitian yang

berisi jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, objek

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi deskripsi data,

analisis data, dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan,

implikasi, dan saran-saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggun Gitasari (2009), Hedwigis Risa

Verawati (2011), dan Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014). Secara ringkas

berikut uraian mengenai penelitian terdahulu itu.

Anggun Gitasari (2009) melakukan penelitian dengan judul Pola

Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII

SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuannya

adalah mendeskripisikan pola-pola pengembangan paragraf yang digunakan

peserta didik dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan grafik dan

mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat dari

tingkat keseringannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola

pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola

pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut

Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola

pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi

pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab

akibat dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah

yang tidak terlalu jauh.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Relevansi penelitian Anggun Gitasari dengan peneliti ini adalah

tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan. Perbedaannya adalah

penelitian Anggun Gitasari tidak membicarakan jenis karangan pada

umumnya, sedangkan penelitian ini membicarakan jenis karangan pada

umumnya. Selain itu, penelitian Anggun Gitasari termasuk penelitian

deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif.

Penelitian Anggun Gitasari berfokus pada pola pengembangan paragraf

deduktif berdasarkan grafik, sedangkan penelitian ini berfokus pada pola

pengembangan paragraf pada karangan. Adapun perbedaan lain, yaitu sumber

data penelitian. Penelitian Anggun Gitasari bersumber paragraf siswa kelas

XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta, sedangkan penelitian ini bersumber

karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hedwigis Risa Verawati (2011) melakukan penelitian dengan judul

Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi

Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran

2010/2011. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola pengembangan dan

struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD

Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan

paragraf karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan

pola pengembangan paragraf itu adalah pola pengembangan deduktif, pola

pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan

perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh,

dan pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf dalam karangan

narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah

(1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas),

(2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat

penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan

transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas,

kalimat penegas, dan transisi).

Relevansi penelitian Hedwigis Risa Verawati dengan penelitian ini

adalah sama-sama meneliti pola pengembangan paragraf. Persamaan lain

adalah kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan

sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber

paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian ini

bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur.

Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014) melakukan penelitian dengan

judul Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada

Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,

Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Penelitian ini mengkaji pola

pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf karangan narasi karya

guru-guru SD di lingkungan YPPL Maybrat, Manokwari, Papua Barat.

Tujuannya adalah mendeskripsikan pola-pola pengembangan dan unsur-unsur

paragraf karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Keuskupan Manokwari, Papua. Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif.

Data penelitian berupa 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data

dilakukan dengan langkah yaitu (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara

membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap

tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis

pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi

setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Relevansi penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening dengan

penelitian ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dan unsur- unsur

paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun

perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening

bersumber karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK

Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua, sedangkan penelitian ini bersumber

karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan

dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan obyek

penelitian, yaitu tentang pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah

sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan

yang peneliti temukan adalah perbedaan subyek data dan sumber penelitian.

Pada tiga penelitian terdahulu yang relevan, subyek data adalah siswa di

sekolah dan guru guru SD. Sumber datanya adalah karangan siswa, karangan

guru dan tajuk rencana dari surat kabar. Dalam penelitian ini, subyek datanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

adalah guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan

sumber datanya adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur.

2.2 Landasan Teori

Teori yang digunakan adalah teori paragraf yang meliputi pengertian

paragraf, ciri paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf, unsur-unsur

paragraf, paragraf menurut isinya, dan pola pengembangan paragraf.

2.2.1 Paragraf

Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli

bahasa atau pakar bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf

adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih

luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang

bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam

alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang

maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih

jelas. Menurut Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun

logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan

dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang

mengungkapkan satu gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan

dari sebuah karangan atau wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

(1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang berkaitan erat antara satu dengan

yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut aturan tertentu dengan

makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas

(Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah

sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama

menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang

diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan

atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan

informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993:

31) mendefinisikan paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang

memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan,

dan menjelaskan gagasan tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

paragraf adalah seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang

berkaitan erat antara satu dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas

paragraf yang berkaitan erat bergantung pada gagasan atau ide. Dengan kata

lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir dari penulisnya sendiri.

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf

Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini.

Menurut Soewandi (2000: 52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri,

yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1) penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa

ketukan.

2) satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri

atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.

3) salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi

gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan

penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada

akhir paragraf.

4) pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan

yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus

sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan.

5) memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi)

yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6) bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah

pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai

dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan

penulisan karangan serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda

baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Pola pengembangan paragraf, harus menyajikan atau

mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan

yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut.

A. Kesatuan

Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama.

Paragraf berfungsi mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam

pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak

berhubungan dengan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai

kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya. Setiap

kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan dengan topik.

B. Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah

koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan

kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh

kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran

yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau

koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.

C. Kelengkapan

Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang

cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama.

Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan

atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

(1) Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka

tidak suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan

pengulangan. Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan

bersengketa.

Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang

dikemukakan oleh Gorys Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus

memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan yang merupakan semua kalimat

membina paragraf untuk membentuk tema, (2) koherensi yang merupakan

kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3) perkembangan

alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf

Menurut Tarigan (1981: 13) bahwa unsur-unsur paragraf ialah

beberapa unsur pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi

seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk

menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca. Paragraf

merupakan wadah bagi penulis untuk menuangkan atau menjelaskan satu unit

pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu paragraf yang sistematis dan logis,

didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto (2011), paragraf terdiri

atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat

pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keempat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut

ini uraian keempat unsur paragraf.

A. Transisi

Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi

menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul

ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara

memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan

dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan

melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a. Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut.

Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan,

penanda waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras,

penanda hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda

syarat/pengandaian, dan penanda simpulan.

1) penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi,

bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

2) penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah,

sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

3) penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-.

4) penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak.

5) penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

6) penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh.

7) penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

8) penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya.

9) penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan

seandainya.

10) penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan

rangkuman.

b. Transisi berupa kalimat

Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat

penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai

transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan atau diperbincangkan.

Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik, letaknya

selalu mendahului kalimat topik.

c. Transisi berupa paragraf

Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’

antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang

kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru

tetap bergerak pada topik yang sama.

B. Kalimat Utama (Topik)

Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari

suatu paragraf. Kalimat utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir

paragraf. Kalimat utama pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang

belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau

kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

C. Kalimat Penjelas (Pengembang)

Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok.

Kalimat penjelas menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena

kalimat penjelas berisi menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi

contoh ide sentral dalam kalimat utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak

sembarangan. Kalimat penjelas harus berkaitan erat dengan kalimat utama

dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral

dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat penjelas

merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga

menjadi paragraf yang padu.

D. Kalimat Penegas

Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas

atau penjelas kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat-

kalimat sebelumnya. Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai

selingan. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang

kalimat penegas ditulis bukan untuk memperjelas informasi atau

menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.

Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur paragraf sebelumnya,

menurut Wiyanto (2004: 28) unsur paragraf dibagi menjadi paragraf dengan

empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan

paragraf hanya satu unsur. Berikut ini uraian mengenai unsur-unsur paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

a. Paragraf dengan empat unsur

Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat

penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf

dengan empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan

kalimat penegas.

(2) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar
mandi kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu
bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita
kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita
perhatikan. Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan.
Semua sampah, baik sampah besar maupun kecil, kita buang di
tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di tempat
pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir.
Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama
nyaman dan sehat.

b. Paragraf dengan tiga unsur

i) Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas.

Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(3) Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan


bakar. Lokomotif kereta api memerlukan solar agar kuat menarik
rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda motor ‘’minum’’ bensin
untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan, kapal
api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal
terbang. Agar dapat mengudara ia harus dibekali bensol.

ii) Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat

penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(4) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan


rumput kini bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya
tetap minta jatah makanan dan minuman. Sementara itu, tanaman
palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya. Apalagi dalam
musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke
sawah. Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

c. Paragraf dengan dua unsur


Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat

penjelas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.

(5) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir


semester ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima
puluh soal Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak
mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di
kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan
Geografi. Dia hanya memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa
itu segera terobati karena dalam ulangan mata pelajaran Fisika dia
mendapat nilai sembilan.

d. Paragraf hanya satu unsur


Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai

unsur di dalamnya. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu

unsur.

(6) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya


hitam pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan
dan merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar
memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan
telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari
langit bersamaan dengan tiupan angin kencang.

2.2.1.4 Struktur Paragraf

Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau

posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur

paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf.

Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi-kalimat topik-kalimat

pengembang-kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga

unsur yang terdapat dalam paragraf seperti transisi-kalimat topik-kalimat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas.

Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat

topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf

dalam paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat

topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan

posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang

dikembangkan pengarang.

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya

Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan

kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis

paragraf menurut isinya yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan

argumentasi.

a. Narasi

Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang

berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-

olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu,

Gie (1995) berpendapat bahwa karangan narasi menyampaikan suatu

peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca

dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu

dari pangkal awal sampai titik akhir.

Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara

harfiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang

diceritakan. Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada

karya nonfiksi.

Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan

sebuah peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai

berikut.

a. Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.

b. Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan

peristiwa awal sampai akhir.

c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.

d. Latar digambarkan secara hidup dan terperinci.

e. Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi.

(7) S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang


bersembyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara
gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang
Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu
langsung ikut kabur (Nasucha, 2009).

b. Deskripsi

Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah

bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan

perincian-perincian dari obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi,

penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan

perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua

perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam

karangannya. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai

berikut.

a. Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu.

b. Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca.

c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu.

d. Penulisannya dapat menggunakan cara/metode realistis (objektif),

impresionistis (subyektif), atau sikap penulis.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi.

(8) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun.
Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya
mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur dan
matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas
bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba
menyempurnakan kecantikannya (Nasucha, 2009).

c. Eksposisi

Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu

bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan

menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau

pengentahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuan yang paling

menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah memperluas pandangan dan

pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau menerangkan suatu persoalan.

Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan keputusannya kepada

pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk

memperluas wawasan dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik

lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Menjelaskan informasi dan ada permasalahan

b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)

c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak

d. Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif

e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja

sesuatu

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi.

(9) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil.


Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung
dalam bahan-bahan bakarnya, yakni makanan yang ditelan
menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana
bensin dibakar dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).

d. Persuasi

Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang

bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang

dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.

Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan

yang diambilnya merupakan keputusan yang benar, bijaksana dan dilakukan

tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi yaitu menyodorkan

bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan argumentasi.

Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf persuasi.

(10) Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap


kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga.
Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato
yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari
pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato
yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan
dan sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula
ketrampilan pembicara.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam
obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya
diri itu susah semakin besar, pembicara dapat tampil tanpa digoda
rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu,
untuk memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran
berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato MP
(Nasucha, 2009).

e. Argumentasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika

yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar

mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha

merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan

apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi

pendapat. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang

sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.

b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

c. Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap,

pendapat, atau pandangan pembaca.

d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan

emosi dan menjauhkan subjektivitas.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi.

(11) Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan


harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan
kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka tidak ada
mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa
pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan
melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi
pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok, dan lain-
lainnya (Nasucha, 2009).

2.2.2 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf

berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan

merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan

pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007).

Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan

paragraf adalah sebagai berikut.

A. Klimaks dan antiklimaks

Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan

menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci

dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah

kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan

yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan paragraf antiklimaks


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling

tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-

gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B. Sudut Pandangan

Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat

sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu

barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu

dengan mengambil sautu posisi tertentu.

C. Perbandingan dan Pertentangan

Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan

kesamaan atau perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak

dari segi-segi tertentu.

D. Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka

analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda,

tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.

E. Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan

ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami

pembaca.

F. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan

dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

G. Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan

sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,

sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga

terbalik.

H. Umum-khusus dan Khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan

paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf,

sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula

sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah

pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir

diulang lagi.

I. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang

yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu,

klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama

mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua

memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J. Definisi Luas

Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk

memberikan keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama

mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A. Secara alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan

waktu. Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang

(spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang

berdekatan dalam sebuah ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang,

dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya.

Urutan selanjutnya adalah urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan

urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B. Klimaks dan Antiklimaks

Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah

kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin

tinggi kedudukannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang

mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(12) Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke


zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat
manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor
yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi
pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti
tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di
samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam
pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun
tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang
khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang
bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya (Keraf, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami

perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga

gagasan yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang

memakai roda rantai, dan (3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C. Umum-Khusus

Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis

paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke

bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya

diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Bentuk

paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut ini adalah contoh dari

paragraf yang mengandung pola umum-khusus.

(13) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai


bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang
mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama
berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya
persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang
lain untuk mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional.

D. Khusus-Umum

Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau

sempit ke bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan

dengan memaparkan hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat

umum. Gagasan utama biasanya terletak di akhir paragraf dan didahului oleh

perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf induktif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola

khusus-umum.

(14) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-


menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan
kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato
terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam
bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi
kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi
dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat
dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata
lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan
masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa
Indonesia.

E. Perbandingan dan Pertentangan

Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan

membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam

hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Hal yang

dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang tingkatnya sama dan

kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut ini adalah

contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(15) Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu
berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan
rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan pakaian yang
praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan
Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai
konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia
membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke
pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya
parlemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

F. Analogi

Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk

membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum

dikenal. Analogi ini berguna untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola

analogi.

(16) Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya


menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita
wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau.
Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan
gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik
dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah
membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan
garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan.
Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan
kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi
telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.

G. Contoh-contoh

Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk

memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan

sebuah generalisasi yang terlalu umum, agar pembaca dapat dengan mudah

menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang

mengandung pola contoh.

(17) Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang


pembangunan ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai
usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI masuk desa (AMD)
sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya
perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung.
Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil
yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan,
misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan
buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-
lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan


program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa
Indonesia) masuk desa.

H. Sebab-Akibat

Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama,

sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan

tersebut bisa juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama,

sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini

adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola sebab-akibat.

(18) Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut.
Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan
perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan
memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda
pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang.
Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran
pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.

I. Definisi Luas

Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa

kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal

yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang

bersifat menjelaskan arti dari suatu kata. Paragraf berikut ini adalah contoh

dari paragraf yang mengandung pola definisi luas.

(19) Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang


dapat bekerja dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar
atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan
memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan
mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi.
Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub
limbah, katub pengantar, katub udara, ruang udara, dan pipa
pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang


cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat
dan mengalirka air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya.
Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa sehingga
dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal

yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi

lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut

ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(20) Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa


kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan
kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang
termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan
ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan
menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan,
subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan
dalam urutan yang sistematik.

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD)

Menurut UU No.14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat

(10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Peraturan

Pemerintah No. 15 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru

menjelaskan bahwa kompetensi yang di perlukan oleh guru terbagi atas

empat kategori, yaitu kompetensi pedagogik (akademik), kompetensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

(kemasyarakatan).

Menurut Mulyasa (2013) kompetensi pedagogik (akademik) adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah

kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi

profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.

Kompetensi sosial (kemasyarakatan) adalah kemampuan pendidik

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik dan

masyarakat. Keempat macam kompetensi ini dijadikan landasan dalam

rangka mengembangkan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Oleh karena

itu, keempat kompetensi tersebut dapat dipandang sebagai tolak ukur

keberhasilan pendidikan guru.

Menguasai mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu

kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru SD terutama guru kelas.

Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, merupakan mata pelajaran wajib

diajarkan. Salah satunya adalah pengetahuan tentang mata pelajaran bahasa

Indonesia. Dalam pembelajarannya, salah satu komponen pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis masuk dalam kompetensi profesional. Kemampuan

profesional merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi

pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek

yang diajarkan, mampu mengikuti kode etik profesional dan menjaga serta

mengembangkan kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu, guru harus

memiliki kompetensi dan bekal wawasan yang baik dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.

2.2.4 Kerangka Berpikir


Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jumlah karangan sebanyak 20

karangan. Berdasarkan karangan-karangan karya guru-guru SD Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti merumuskan dua rumusan

masalah, yaitu (1) Unsur-unsur paragraf apa saja yang terdapat dalam

karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? dan

(2) Pola pengembangan paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan

karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan data karangan lalu

menganalisis. Penganalisisan karangan ini didasarkan atas dua rumusan

masalah, yaitu peneliti menggunakan teori unsur-unsur paragraf menurut

Wiyanto (2011) dan Keraf (1980) serta teori menggunakan pola

pengembangan paragraf menurut Suyitno (2012) dan Tarigan (2008). Setelah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

memperoleh hasil analisis data, lalu peneliti dapat menarik simpulan. Berikut

ini kerangka berpikir yang peneliti susun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Bagan 1. Kerangka Berpikir

KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN


MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

Rumusan masalah

2. Unsur paragraf apa sajakah


1.Pola pengembangan paragraf apa
yang terdapat pada karangan
sajakah yang cenderung digunakan
guru-guru SD Kabupaten
guru-guru SD Kabupaten Mahakam
Mahakam Ulu, Kalimantan
Ulu, Kalimatan Timur?
Timur?

Klasifikasi

20 karangan yang terdiri dari karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan
eskposisi (Keraf, 2007)

Teori pola pengembangan Analisis


paragraf menurut Suyitno
(2012) adalah secara
alamiah (spasial dan Teori unsur menurut Wiyanto
kronologi), klimaks dan (2011) adalah paragraf dengan
antiklimaks, umum-khusus, empat unsur, paragraf dengan tiga
khusus-umum, perbandingan unsur, paragraf dengan dua unsur,
dan pertentangan, analogi, dan paragraf dengan satu unsur.
contoh-contoh, sebab-akibat, Teori unsur menurut Tarigan
definisi luas, dan klasifikasi. (2008).
Teori pola pengembangan
paragraf menurut Keraf
Hasil Analisis Unsur-unsur paragraf dan
(1980) adalah klimaks-
Pola pengembangan paragraf
antiklimaks, sudut
pandangan, perbandingan-
pertentangan, analogi,
contoh, proses, sebab-akibat, Kesimpulan
umum-khusus dan khusus-
umum, klasifikasi, definisi
luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian berjudul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan

Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur pada Tahun 2015, termasuk dalam penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan

kata-kata dan gambar (bukan angka-angka) sebagai datanya (Moleong, 2006:

11). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia

(Sukmadinata, 2011). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan sifat keadaan sementara objek yang diamati pada saat

penelitian (Arikunto, 2006: 10).

Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2008), merupakan

penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami

subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara

holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks dasar khusus yang alamiah yang memanfaatkan berbagai metode

ilmiah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif didasarkan pada

tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan fenomena yang berupa paragraf

dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

pada Tahun 2015.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Karangan tersebut berjumlah

20 buah. Adapun karangan yang meliputi karangan narasi, karangan

deskripsi, karangan eksposisi, karangan persuasi, dan karangan argumentasi.

Karangan tersebut diperoleh dari hasil Pelatihan dan Magang Guru-guru SD

Mahakam Ulu yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli sampai dengan 28

September 2015 di Hotel Museum Batik Jalan Dr. Sutomo 13 A Yogyakarta.

Tabel 1. Sumber Data

No Nama Judul Jenis Asal Sekolah


Karangan
1 Antonius Anyeq Lingkungan Eksposisi SDN No 002 Ujoh
Bilang
2 Antonius Bunsu Lingkungan Narasi SDN 004 Noha Silat
Kec. Long Apari
3 Albertus Hajang Lingkungan Persuasi SDN 008 Mamahak
Besar
4 Donatus Dia Jagalah Eksposisi SDN 001 Laham
Kebersihan
5 Eka Saptha Bahaya Banjir Narasi SDN 001 Ujoh Bilang

6 Havui Larah, Buanglah Persuasi SDN 005 Long Lunuk


S.Pd Sampah pada
Tempatnya
7 Jumsaber Oang Lingkungan Narasi SDN 003 Long Penareh

8 Laan Lenjau Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

9 Leris Uluk, S.Pd, Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang


SD
10 Marta Hibau Lingkungan Eksposisi SDN 003 Long Bangun
Rumahku Ilir
11 Martha Tukau Lingkungan Narasi SDN 008 Mamahak
Luhau Teboq
12 Monika H. Lingkungan Narasi SDN 008 Mamahak
Besar
13 Muhamad Nasir Lingkungan Eksposisi SDN 002 Muara Hatah

14 Natalia Hong Lingkungan Narasi SDN 002 Datah Bilang


Kec. Long Hubung
Kab. Mahakam Ulu
15 P. Jaang Ajat Lingkungan Eksposisi SDN 002 Long
Pahangai
16 Teofilus Ledok Lingkungan Persuasi SDN 001 Tiong Bu’u

17 Theresia Hipui Lingkungan Narasi SDN 007 Mamahak


Teboq
18 Theresia Novi Lingkungan Narasi SDN 001 Long Hubung
Partiwi B.
19 Luhung Huvat Menciptakan Eksposisi SDN 003 Long Juyoq
Lingkungan
Sehat
20 Ester MS Libe Akibat Banjir Narasi SDN 011 Long Hurai

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) unsur-unsur paragraf, dan (2)

pola pengembangan paragraf. Kedua objek tersebut terdapat dalam karangan

guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

3.4 Instrumen Penelitian


Menurut Moleong (2006: 9), instrumen penelitian adalah alat bantu

bagi peneliti dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan oleh

peneliti dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Ciri khas peneliti sebagai

instrumen penelitian yakni peran serta peneliti tersebut. Dalam suatu

penelitian, peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang akan

ditelitinya. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan data dan mampu

memahami serta menilai bentuk dari interaksi di lapangan. Maksudnya

adalah, peneliti mampu melihat bagaimana kondisi di lapangan yang

sebenarnya. Peneliti sendiri, melakukan pengamatan terhadap data yang

berupa karangan kedua puluh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur. Menurut Moleong (2006: 168), kedudukan peneliti dalam

penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana,

pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya

menjadi pelapor penelitiannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk

memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk

keperluan penelitian (Nasir, 2011). Menurut Arikunto (1990: 134), metode

pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan

cara studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 329), dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini

menggunakan studi dokumentasi karena karangan guru-guru SD Mahakam

Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Jenis data yang

diambil berupa paragraf berdasarkan wujud yang ditulis oleh guru-guru SD

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dengan demikian tidak memandang

paragraf memenuhi syarat atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui

empat tahap.

Secara rinci, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur.

b. Peneliti membaca setiap karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam

Ulu, Kalimantan Timur.

c. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf dalam karangan para guru.

d. Peneliti memberi kode data unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf dalam karangan para guru.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis unsur-unsur

paragraf dan pola pengembangan paragraf. Analisis data menurut Moleong

(1989: 112) adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Langkah-

langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur.

b. Paragraf yang sudah ditandai dan diidentifikasi kemudian dicatat dalam

pembahasan. Pembahasan meliputi kutipan jenis pola pengembangan

paragraf dan unsur-unsur paragraf.

c. Peneliti melakukan triangulasi data, setelah dianalisis data hasil penelitian

akan dikonsultasikan kepada ahli untuk mendapatkan data penelitian yang

valid dan sahih.

d. Peneliti melakukan penyajian data, setelah mendapatkan data yang valid,

data hasil disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata dengan rumusan

masalah dalam penelitian ini.

3.7 Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008:330). Triangulasi

dilakukan untuk melihat hasil analisis peneliti sudah benar atau belum

berdasarkan teori. Triangulasi penyidik adalah triangulasi dengan

memanfaatkan pengamat atau orang yang ahli dalam bidangnya untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

memeriksa derajat kepercayaan data. Pemanfaatan lain membantu

mengurangi kemelencengan dalam analisis data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan penyidik untuk mengolah data yang diperoleh.

Dalam triangulasi penyidik, peneliti memilih Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku

dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma dan Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen program studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam triangulasi ini, peneliti menggunakan beberapa teori untuk memeriksa

keabsahan dan menganalisis data. Data yang akan dianalisis yaitu karangan

yang telah dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan

pembahasan. Bagian pertama mendeskripsikan data penelitian. Bagian kedua

menjelaskan hasil temuan analisis data dari dua rumusan masalah yaitu (1) unsur-

unsur paragraf yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur dan (2) pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh

guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bagian ketiga

pembahasan hasil-hasil temuan dari analisis data.

4.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini berupa paragraf yang unsur-unsur dan pola

pengembangan dalam paragraf. Unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf yang ditemukan sebanyak 138. Data penelitian berupa paragraf yang di

dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan para guru SD Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Apabila dirinci, data yang berupa unsur-unsur

paragraf dapat dirinci atas: (1) data paragraf dengan tiga unsur, (2) data pargaraf

dengan dua unsur, dan (3) data paragraf dengan satu unsur. Paragraf dengan tiga

unsur sebanyak 14 data, paragraf dengan dua unsur sebanyak 35 data, dan

paragraf dengan satu unsur sebanyak 7 data.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Apabila dirinci, data yang berupa pola pengembangan paragraf dapat dirinci

atas : (1) data pola Umum-Khusus, (2) data pola Khusus-Umum, (3) data pola Sebab-

Akibat, (4) data pola Akibat-Sebab, (5) data pola Kronologi, (6) data pola Definisi

Luas, (7) data pola Contoh, (8) data pola Pertentangan, dan (9) data pola

Perbandingan. Pola Umum-Khusus sebanyak 17 data, Pola Khusus-Umum sebanyak

3 data, pola Sebab-Akibat sebanyak 23 data, pola Akibat-Sebab sebanyak 1 data, pola

Kronologi sebanyak 10 data, pola Definisi Luas sebanyak 1 data, pola Contoh

sebanyak 7 data, pola Pertentangan sebanyak 3 data, dan pola Perbandingan sebanyak

1 data. Selain itu, peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola sebanyak 4

data dan paragraf yang memiliki dua pola pengembangan paragraf sebanyak 12 data.

Karangan para guru bentuknya bervariasi yang terdiri beberapa jenis karangan

yaitu karangan narasi berjumlah 9, karangan eksposisi berjumlah 6, dan karangan

persuasi berjumlah 3. Karangan narasi ditemukan pada karangan 5, 7, 8, 11, 12, 14,

17, 18, dan 20. Karangan eksposisi ditemukan pada karangan 1, 4, 10, 13, 15, dan 20.

Karangan persuasi ditemukan pada karangan 3, 6, dan 16. Peneliti tidak menemukan

jenis karangan deskripsi dan argumentasi dalam 20 karangan guru-guru SD Mahakam

Ulu Kalimantan Timur. Sesuai dengan tema, sebagian besar karangan berjudul

‘’Lingkungan’’. Karangan tersebut berisi akibat yang terjadi apabila tidak menjaga

kebersihan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

4.1.1 Unsur-unsur paragraf

Berikut merupakan contoh unsur-unsur paragraf yang dikaji dalam penelitian

ini.

a) Paragraf dengan tiga unsur

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki tiga unsur.

(1) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah


hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan
pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang
rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang
pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadi-
pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b)

Paragraf (1) di atas terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat

penjelas, dan transisi. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 13

paragraf.

b) Paragraf dengan dua unsur

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki dua unsur.

(2) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang
berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk
dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari
ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a)

Paragraf (2) di atas terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat

penjelas. Hal serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 38 paragraf.

c) Paragraf dengan satu unsur

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki satu unsur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

(3) 1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak


pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan
pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut dibiarkan terus-
menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati
akibat air yang sudah tercemar. (7-c)

Paragraf (3) di atas terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Hal serupa

juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 18 paragraf.

4.1.2 Pola pengembangan paragraf

Berikut merupakan contoh pola pengembangan paragraf yang peneliti analisis.

a) Pola pengembangan Umum-Khusus

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan umum-khusus.

(4) 1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat,
padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali bagaimana
tidak? 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan
membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan
kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan
yang penuh dengan kotoran. (1-b)

Paragraf (4) di atas menggunakan pola pengembangan umum-khusus. Hal

serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 16 paragraf.

b) Pola pengenmbangan Khusus-Umum

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan khusus-umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

(5) 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan kesadaran


masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang
tercemar. 2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman.(6-c)

Paragraf (5) di atas menggunakan pola pengembangan khusus-umum. Hal

serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 2 paragraf.

c) Pola pengembangan Sebab-Akibat

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan sebab-akibat.

(6) 1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit


yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit
tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit. 2) Penyakit yang sering
timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare,
muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya. (7-e)

Paragraf (6) di atas menggunakan pola pengembangan sebab-akibat. Hal

serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 22 paragraf.

d) Pola pengembangan Akibat-Sebab

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan akibat-sebab.

(7) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah


hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan
pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang
rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending, menebang
pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan pribadi-
pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b)

Paragraf (7) di atas menggunakan pola pengembangan akibat-sebab.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

e) Pola pengembangan Pertentangan

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan pertentangan.

(8) 1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayam-
ayam jagopun belum melakukan tugasnya. 2) Namun, Lukman telah
keluar dari rumahnya. 3) Hembusan angin pagi yang dingin berusaha
membekukannya. 4) Tangannya yang kekar telah memegang sebuah
ember hendak menimba air. (12-a)

Paragraf (8) di atas menggunakan pola pengembangan pertentangan. Hal

serupa juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 2 paragraf.

f) Pola pengembangan Kronologi

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan kronologi.

(9) 1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai,


langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan. 2)
Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke
sungai. 3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari
pandangannya. 4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak
Hadi berlalu begitu cepat. 5) Lukman kembali melanjutkan langkah
kakinya menuju sungai untuk mengambil air. 6) Usai mengambil air
Lukman pun kembali ke rumah. (12-b)

Paragraf (9) di atas menggunakan pola pengembangan kronologi. Hal serupa

juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 9 paragraf.

g) Pola pengembangan Perbandingan

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

(10) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan
membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan
terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang
kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan
tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b)

Paragraf (10) di atas menggunakan pola pengembangan perbandingan.

h) Pola pengembangan Contoh

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan contoh.

(11) 1) Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap- rumah
untuk menyelamatkan diri bersama kucingnya. 2) Musibah yang tidak
disangkah-sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang
membawa kerugian yang sangat besar. 3) Seperti barang-barang yang
tidak sempat diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa
resah dan kecewa. (8-b)

Paragraf (11) di atas menggunakan pola pengembangan contoh. Hal serupa

juga terlihat dalam data lainnya sebanyak 7 paragraf.

i) Pola pengembangan Definisi luas

Berikut ini adalah contoh paragraf yang diidentifikasi memiliki pola

pengembangan definisi luas.

(12) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang
berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk
dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari
ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a)

Paragraf (12) di atas menggunakan pola pengembangan definisi luas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

4.2 Analisis Data

Berikut diuraikan analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Analisis data

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola pengembangan paragraf apa saja

yang digunakan untuk mengembangkan karangan-karangan tersebut. Selain pola

pengembangan paragraf, peneliti juga melakukan analisis unsur-unsur paragraf dalam

karangan yang dibuat guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hasil analisis dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola

pengembangan paragraf.

4.2.1 Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten


Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Unsur-unsur paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan

dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Paragraf dengan tiga unsur merupakan

paragraf yang lengkap. Apabila dirinci, data yang berupa paragraf dengan tiga unsur

dapat dirinci atas: (1) kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi, (2) kalimat utama,

kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf dengan dua unsur terbagi menjadi

lengkap dan tidak lengkap. Paragraf dengan dua unsur yang lengkap yaitu memiliki

kalimat utama dan kalimat penjelas. Apabila dirinci, data yang berupa paragraf

dengan dua unsur yang tidak lengkap dapat dirinci atas: (1) kalimat penjelas dan

transisi, (2) kalimat utama dan transisi. Paragraf yang hanya satu unsur merupakan

paragraf yang hanya memiliki satu unsur, yaitu kalimat-kalimat penjelas. Berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

peneliti akan menganalisis unsur-unsur paragraf dalam karangan yang dibuat guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

4.2.1.1 Paragraf yang memiliki tiga unsur

Peneliti menemukan banyak paragraf yang memiliki tiga unsur yaitu transisi,

kalimat utama, dan kalimat penjelas. Selain itu, ada satu paragraf yang memiliki tiga

unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut ini adalah

contoh (13), (14), (15), (16) yang diidentifikasi memiliki tiga unsur.

(13) 1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan


tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan. 2) Membersihkan
seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi
bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan
berkembang. 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas,
menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk
tidak bisa berkembang baik di sana. (4-c)

(14) 1) Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan. 2) Akibat ulah
Baim, maka di kampungnya mengalami Banjir Bandang. 3) Keadaan ini
berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati
atap rumahnya. (5-b)

(15) 1) Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya. 2)
Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan
lainnya lumpuh total. 3) Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari
pasca banjir. 4) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena
terkena penyakit diare dan demam berdarah. (5-c)

Paragraf (13) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan

transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Selain

menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

sangat penting untuk dilakukan. Paragraf ini juga terdiri dari dua kalimat penjelas

yang berada pada kalimat 2) dan 3), yaitu 2) Membersihkan seisi rumah dan

lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi

sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. 3) Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur

barang-barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga

nyamuk tidak bisa berkembang baik di sana. Selain itu, paragraf ini juga memiliki

transisi di kalimat 1), yaitu Selain menjaga kebersihan tubuh.

Paragraf (14) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan

transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2) yaitu 2) Akibat ulah

Baim, maka di kampungnya mengalami Banjir Bandang. Paragraf ini hanya terdiri

dari satu kalimat penjelas, yaitu 3) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga

ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya. Selain itu, paragraf ini juga

memiliki transisi berupa kalimat, yaitu 1) Suatu hari terjadi musim hujan yang

berkepanjangan.

Paragraf (15) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan

transisi. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Akibat dari

kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya. Paragraf ini juga terdiri dari

tiga kalimat penjelas yang berada pada kalimat 2), 3), dan 4) yaitu 2) Diantaranya

adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. 3)

Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari pasca banjir. 4) Baim harus

terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Akibat. Penemuan

peneliti tentang paragraf dengan tiga unsur juga terdapat di paragraf 7-b, 8-b, 8-c, 12-

c, 14-b, 14-c, 17-b, 17-c, 18-c, dan 20-c.

(16) 1) Aku mempunyai seorang teman yang bernama Baim. 2) Baim memiliki
kebiasaan buruk yang dilakukannya. 3) Seringkali Baim membuang
sampah di sembarangan tempat. 4) Ketika membuang sampah Baim
hanya membuang sampah di selokan depan rumahnya. 5) Kebiasaan
buruk ini sudah diperingati. (5-a)

Paragraf (16) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan

kalimat penegas. Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1)

Aku mempunyai seorang teman yang bernama Baim. Paragraf ini juga terdiri dari tiga

kalimat penjelas yang berada pada kalimat 2), 3), dan 4), yaitu 2) Baim memiliki

kebiasaan buruk yang dilakukannya. 3) Seringkali Baim membuang sampah di

sembarangan tempat. 4) Ketika membuang sampah Baim hanya membuang sampah

di selokan depan rumahnya. Selain itu, paragraf ini memiliki satu kalimat penegas,

yaitu 5) Kebiasaan buruk ini sudah diperingati.

4.2.1.2 Paragraf memiliki dua unsur

Peneliti menemukan paragraf yang hanya terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat

utama dan kalimat penjelas. Berikut ini adalah contoh (17), (18), (19), (20), (21),

(22), (23), (24), dan (25) yang diidentifikasi memiliki dua unsur.

a. Berikut contoh paragraf yang lengkap

(17) 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing
lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri
khas warga kota bagaimana tidak? 2) Seperti masih banyak sampah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat


banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran
simbah.(1-a)

(18) 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita
harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 2) Jangan
membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam
parit. (3-a)

(19) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan
membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan
terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang
kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan
tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b)

Paragraf (17) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Kebiasaan buruk

dengan membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa

lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak? Paragraf ini

hanya terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 2) Seperti masih banyak sampah yang

berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah,

hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah. Berdasarkan paparan di

atas, paragraf ini lengkap karena memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas.

Paragraf (18) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Untuk menjaga

lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada

tempat yang sudah disediakan. Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat penjelas,

yaitu 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

kedalam parit. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini lengkap karena memiliki

kalimat utama dan kalimat penjelas.

Paragraf (19) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

Pada paragraf ini, kalimat utama berada di awal paragraf, yaitu 1) Apabila kita

membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-

ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. Paragraf ini juga

terdiri dari satu kalimat penjelas, yaitu 2) Demikian juga apabila sampah dibuang

kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran-

saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. Berdasarkan paparan di atas,

paragraf ini lengkap karena memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Penemuan

peneliti tentang paragraf dengan dua unsur juga terdapat di paragraf 3-c, 4-a, 6-a, 6-

b, 6-c, 7-a, 10-a, 12-a, 12-b, 12-d, 13-b, 13-c, 14-a, 14-d, 15-a, 16-a, 17-a, 18-a, 18-b,

19-a, 19-e, 19-f, 20-a, dan 20-c.

b. Berikut contoh paragraf yang tidak lengkap

(20) 1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang


kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dasyat
berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada pemupukan sampah,
limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang
tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat
berkembang biak dengan cepat. (1-c)

(21) 1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan.
2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik
kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat
dan terhindar dari penyakit yang mengancam. (4-d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

(22) 1) Namun sekarang kurang lebih lima tahun terakhir ini telah datang
orang-orang tidak kami kenal sebelumnya untuk mengambil dan merusak
semua kekayan alam yang kami miliki tanah, hutan, emas, batu bara,
batu koral, pasir, dan kayu. 2) Kayu yang kami miliki di ambil dengan
cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan
penggrusakan terhadap hutan secara besar-besaran namun ujungnya
selalu masyarakat pedesaan yang disalahkan dan ini lah buktinya yang
kira rasakan sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya
ini dengan kejam seperti kejamnya para pengusaha kaya. 3) Tidak hanya
itu banjirpun sering datang melanda sehingga segala macam penyakit
pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam merengut jiwa-jiwa tak
berdosa. (11-c)

Paragraf (20) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Penyakit tak datang

dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh

dengan cepat bahkan dasyat berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada

pemupukan sampah, limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang

tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak

dengan cepat. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu

Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor. Paragraf

ini mempunyai kalimat penjelas, tetapi tidak memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu,

paragraf ini tidak koheren dengan kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini

termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.

Paragraf (21) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Demikian cara hidup

bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan. 2) Oleh karena itu, marilah kita

semua menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit yang mengancam. Selain itu, paragraf

ini juga memiliki transisi di kalimat 1), yaitu Demikian. Paragraf ini mempunyai

kalimat penjelas, tetapi tidak memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu, paragraf ini

tidak koheren dengan kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk

paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.

Paragraf (22) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat penjelas dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat penjelas terdiri dari tiga kalimat, yaitu 1) Namun sekarang

kurang lebih lima tahun terakhir ini telah datang orang-orang tidak kami kenal

sebelumnya untuk mengambil dan merusak semua kekayan alam yang kami miliki

tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu. 2) Kayu yang kami miliki

di ambil dengan cara membuka perusahaan yang berujung pada pembabatan dan

penggrusakan terhadap hutan secara besar-besaran namun ujungnya selalu

masyarakat pedesaan yang disalahkan dan ini lah buktinya yang kira rasakan

sekarang kabut asap yang tebal menutupi alam, jagat raya ini dengan kejam seperti

kejamnya para pengusaha kaya. 3) Tidak hanya itu banjirpun sering datang melanda

sehingga segala macam penyakit pun datang tiba-tiba ha..ha..ha..ha dengan kejam

merengut jiwa-jiwa tak berdosa. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi di

kalimat 1), yaitu Namun. Paragraf ini mempunyai kalimat penjelas, tetapi tidak

memiliki kalimat utama. Oleh sebab itu, paragraf ini tidak koheren dengan kalimat

penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan

tetapi memiliki transisi. Penemuan peneliti tentang paragraf dengan dua unsur juga

terdapat di paragraf 1-b dan 12-e.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

(23) 1) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditaman didalam tanah,
supaya tidak mencemari lingkungan. 2) Lingkungan yang tercemar
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat, membuang
sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi
penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga
waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana
mestinya. (10-b)

(24) 1) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun


menjadi bulan-bulan air tergenang. 2) Semuanya ini menyebabkan
penyakit salah satunya diare dll. (10-c)

(25) 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita
tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis
penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam
penyakit lainnya. 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga
kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta
sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan
dan penghasilan hidup. (16-c)

Paragraf (23) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Lingkungan yang tercemar

menyebabkan timbulnya berbagai penyakit salah satu akibat, membuang sampah

sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah

disungai, sungaipun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak

bisa tertampung dengan semana mestinya. Selain itu, paragraf ini juga memiliki

transisi berupa kalimat, yaitu 1) Sampah tidak berguna atau tidak berfungsi ditaman

didalam tanah, supaya tidak mencemari lingkungan. Paragraf ini mempunyai kalimat

utama, tetapi tidak memiliki kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini

termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Paragraf (24) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Semuanya ini menyebabkan

penyakit salah satunya diare dll. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi berupa

kalimat, yaitu 1) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun

menjadi bulan-bulan air tergenang. Paragraf ini mempunyai kalimat utama, tetapi

tidak memiliki kalimat penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf

yang tidak lengkap, akan tetapi memiliki transisi.

Paragraf (25) terdiri dari dua unsur, yaitu kalimat utama dan transisi. Pada

paragraf ini, kalimat utama berada di kalimat 2), yaitu 2) Maka hendaklah kita

bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada

tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk

keperluan dan penghasilan hidup. Selain itu, paragraf ini juga memiliki transisi

berupa kalimat, yaitu 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang

perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam

jenis penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit

lainnya. Paragraf ini mempunyai kalimat utama, tetapi tidak memiliki kalimat

penjelas. Lalu, menurut teori paragraf ini termasuk paragraf yang tidak lengkap, akan

tetapi memiliki transisi.

4.2.1.3 Paragraf memiliki satu unsur

Peneliti menemukan beberapa paragraf yang terdiri dari satu unsur, yaitu

kalimat-kalimat penjelas. Biasanya paragraf ini merupakan lanjutan penjelasan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

paragraf sebelumnya. Berikut ini adalah contoh (26), (27), (28) yang diidentifikasi

memiliki satu unsur.

(26) 1) Yang pertama adalah menjaga kebersihan diri sendiri. 2) Menjaga


kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku dan
menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih. 3) Sehingga jika
kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak
akan mudah terserang oleh penyakit. (4-b)

(27) 1) Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak


pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan
pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut dibiarkan terus-
menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan mati
akibat air yang sudah tercemar. (7-c)

(28) 1) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah
ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan terjadinya banjir. 2)
Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi manusia,
misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta
berdampak buruk bagi kesehatan manusia. (7-d)

Paragraf (26) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini,

kalimat penjelas terdiri dari tiga kalimat yaitu 1) Yang pertama adalah menjaga

kebersihan diri sendiri. 2) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali

sehari, memotong kuku dan menggosok gigi akan membuat tubuh kita selalu bersih.

3) Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan

tidak akan mudah terserang oleh penyakit.

Paragraf (27) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini,

kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Semakin sering manusia membuang

sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang

akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. 2) Jika hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

dibiarkan terus-menerus maka seluruh komponen hidup yang ada didalam air akan

mati akibat air yang sudah tercemar.

Paragraf (28) terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas. Pada paragraf ini,

kalimat penjelas terdiri dari dua kalimat yaitu 1) Hal terburuk yang terjadi akibat

tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan

terjadinya banjir. 2) Tentu saja dengan adanya banjir sangat berdampak buruk bagi

manusia, misalnya rumah terendam banjir, lingkungan menjadi kotor serta

berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Penemuan peneliti tentang paragraf

dengan satu unsur juga terdapat 7-e, 11-b, 19-b, dan 19-j.

4.2.2 Pola pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten


Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu pola umum khusus, khusus

umum, sebab akibat, akibat sebab, kronologi, definisi luas, contoh, pertentangan, dan

perbandingan. Apabila dirinci, data yang berupa pola pengembangan paragraf dapat

dirinci atas: (1) pola umum-khusus memaparkan gagasan utama yang bersifat umum

ke bagian-bagian yang lebih khusus, (2) pola khusus-umum memaparkan gagasan

utama yang bersifat khusus ke bagian-bagian yang lebih umum, (3) pola sebab-akibat

memaparkan bahwa pola sebab berfungsi sebagai gagasan utama, sedangkan akibat

sebagai rincian pengembangnya, (4) pola akibat-sebab memaparkan bahwa pola


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian

pengembangannya, (5) pola kronologi (waktu) menggambarkan urutan terjadinya

peristiwa, perbuatan, atau tindakan, (6) pola definisi luas memberikan penjelasan

terhadap sesuatu, mengemukakan hal yang berupa definisi formal atau definisi

dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari satu kata,

(7) pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca

agar mudah menerimanya, (8) pola pertentangan dan perbandingan dengan

membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini,

persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Berikut ini peneliti akan

menganalisis pola pengembangan paragraf dalam karangan yang dibuat guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

4.2.2.1 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus

Pola pengembangan paragraf umum-khusus adalah pola pengembangan yang

digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Pola ini

hampir digunakan di setiap paragraf yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (29), (30), (31) yang

diidentifikasi memiliki pola umum- khusus.

(29) 1) Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sudah tak akan asing
lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri
khas warga kota bagaimana tidak? 2) Seperti masih banyak sampah
yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat
banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran
simbah.(1-a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

(30) 1) Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat,
padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali bagaimana
tidak? 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan
membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan
kebersihan, bukan dengan membiarkannya dengan bermain di
lingkungan yang penuh dengan kotoran. (1-b)

(31) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang
berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk
dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari
ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a)

Paragraf (29) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umum-

khusus. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Kebiasaan buruk dengan

membuang sampah sudah tak akan asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa

lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota bagaimana tidak?, merupakan

kalimat utama yang berada dalam paragraf tersebut. Kalimat ini memberi informasi

tentang kebiasaan buruk membuang sampah. Kalimat 2) Seperti masih banyak

sampah yang berserakan di lingkungan terlebih di sungai terlihat jelas terdapat

banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencermaran simbah,

memberikan penjelasan sampah masih banyak yang berserakan di lingkungan dan

sungai sehingga mengakibatkan pencemaran limbah. Kalimat 1) merupakan kalimat

utama dan kalimat 2) merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini

termasuk pola umum-khusus.

Paragraf (30) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umum-

khusus. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Bukan hanya itu lingkungan

kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

kontrakan sekali bagaimana tidak? Kalimat ini memberi penjelasan selain

lingkungan yang kotor, pemukiman padat, pabrik, pariwisata hingga kontrakan juga

kotor. Kalimat 2) Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan

membiasakan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya,

membersihkan rumah rutin dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan

dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran,

memberi penjelasan seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan cara

membiasakan hidup bersih, contohnya membuang sampah pada tempatnya. Kalimat

1) dan 2) merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola

umum-khusus.

Paragraf (31) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan umum-

khusus. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1) Kebersihan adalah suatu

keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana, memberi

penjelasan kebersihan adalah keadaan dimana tidak ada sampah yang berserakan

dimana-mana. Kalimat 2) Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena

dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang

datang, memberi penjelasan bahwa menjaga kebersihan sangatlah penting agar tidak

ada penyakit yang datang. Kalimat 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk

mendapatkan kebersihan, memberi penjelasan ada beberapa cara untuk menjaga

kebersihan. Kalimat 1) merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat 2) dan 3)

merupakan kalimat penjelas. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola umum-

khusus. Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola definisi luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain

yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 4-b, 4-

c, 5-a, 6-a, 6-b, 7-a, 10-a, 13-a, 14-a, 15-a, 16-a, 19-a, 19-e, dam 19-f.

4.2.2.2 Pola Pengembangan Paragraf Khusus-Umum

Pola pengembangan paragraf khusus-umum adalah pola pengembangan yang

digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Akan

tetapi, pola ini tidak banyak ditemukan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah contoh

(32), (33), (34) yang diidentifikasi memiliki pola khusus-umum.

(32) 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita
harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 2) Jangan
membuang sampah sembarang, seperti kekali atau sungai, atau kedalam
parit. (3-a)

(33) 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan kesadaran


masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang
tercemar. 2) Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman.(6-c)

(34) 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita
tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis
penyakit seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam
penyakit lainnya. 2) Maka hendaklah kita bersama-sama menjaga
kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya serta
sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan
dan penghasilan hidup. (16-c)

Paragraf (32) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khusus-

umum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok dalam

paragraf ini dikembangkan mengikuti alur pemikiran induktif. Paragraf ini terdiri dari

dua kalimat. Kalimat 1) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan,

memberikan penjelasan untuk menjaga lingkungan harus membuang sampah pada

tempatnya. Kalimat 2) Jangan membuang sampah sembarang, seperti kekali atau

sungai, atau kedalam parit, memberikan informasi jangan membuang sampah

sembarangan ke sungai atau parit. Berdasarkan paparan tersebut, kalimat utama

berada pada kalimat 1) membahas hal khusus, sedangkan kalimat penjelas berada

pada kalimat 2) membahas hal umum. Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola

khusus-umum.

Paragraf (33) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khusus-

umum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok dalam

paragraf ini dikembangkan mengikuti alur pemikiran induktif. Paragraf ini terdiri dari

dua kalimat. Kalimat 1) Kebersihan lingkungan harus di jaga bersama dengan

kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang

tercemar, memberikan penjelasan kebersihan lingkungan harus dijaga dengan

kesadaran masyarakat hidup sehat. Kalimat 2) Mencerminkan kebersihan adalah

sebagian dari iman, memberikan informasi kebersihan itu sebagian dari iman.

Berdasarkan paparan tersebut, kalimat utama berada pada kalimat 1) membahas hal

khusus, sedangkan kalimat penjelas berada pada kalimat 2) membahas hal umum.

Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola khusus-umum.

Paragraf (34) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan khusus-

umum. Paragraf ini menggunakan pola khusus-umum karena ide pokok berada pada

kalimat 2) yaitu ajakan menjaga kebersihan lingkungan. Paragraf ini terdiri dari dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kalimat. Kalimat 1) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian

kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit

seperti diare, gatal-gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya, memberi

informasi kurangnya perhatian tentang kebersihan lingkungan. Kalimat 2) Maka

hendaklah kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang

sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan

untuk keperluan dan penghasilan hidup, memberi penjelasan ajakan untuk bersama-

sama menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan paparan tersebut kalimat utama

berada pada bagian akhir paragraf, yaitu kalimat 2). Kalimat penjelas berada pada

bagian awal paragraf, yaitu kalimat 1). Oleh sebab itu, paragraf ini termasuk pola

khusus-umum.

4.2.2.3 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab akibat menempatkan unsur sebab sebagai

kalimat utamanya dan unsur akibat sebagai kalimat-kalimat penjelasnya. Berikut ini

adalah contoh (35), (36), (37) yang diidentifikasi memiliki pola sebab-akibat.

(35) 1) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang


kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dasyat
berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada pemupukan sampah,
limbah pabrik, hingga ada pada air yang tergenang. 2) Air yang
tergenang kenapa dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat
berkembang biak dengan cepat. (1-c)

(36) 1) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai


macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. 2)
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada
tempatnya. (3-c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

(37) 1) Demikian cara hidup bersih dan bermanfaat yang bisa kita dapatkan.
2) Oleh karena itu, marilah kita semua menjaga kebersihan baik
kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan agar kita menjadi sehat
dan terhindar dari penyakit yang mengancam. (4-d)

Paragraf (35) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebab-

akibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) dan 2) merupakan sebab

akibat. Kalimat 1) menjelaskan sebabnya yaitu lingkungan yang kotor seperti

penumpukan sampah serta limbah pabrik, sedangkan akibatnya yaitu penyakit yang

datang tidak dengan sendirinya dapat tumbuh dengan cepat. Kalimat 2) menjelaskan

sebabnya yaitu air yang tergenang, sedangkan akibatnya yaitu dapat merangsang

serangga nyamuk untuk berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan paparan di atas,

paragraf ini termasuk pola sebab akibat.

Paragraf (36) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebab-

akibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) merupakan sebab akibat.

Kalimat 1) dan 2) menjelaskan sebabnya yaitu membuang sampah sembarangan,

sedangkan akibatnya yaitu akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare,

demam berdarah, tipus dan lain-lain. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini

termasuk pola sebab akibat. Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola

contoh.

Paragraf (37) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan sebab-

akibat. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) dan 2) merupakan sebab

akibat. Kalimat 1) dan 2) menjelaskan sebabnya yaitu cara hidup bersih dan menjaga

kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, sedangkan akibatnya yaitu menjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

sehat dan terhindar dari pernyakit yang mengancam. Berdasarkan paparan di atas,

paragraf ini termasuk pola sebab akibat.

Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain

yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 5-b, 5-

c, 6-a, 7-b, 7-c, 7-d, 7-e, 8-a, 8-b, 8-c, 10-b, 10-c, 11-c, 13-b, 14-c, 14-d, 17-b, 17-c,

18-b, dan 18-c.

4.2.2.4 Pola Pengembangan Paragraf Akibat-Sebab

Pola pengembangan akibat sebab memaparkan bahwa akibatlah hadir sebagai

kalimat utama dalam paragraf, sedangkan sebab menjadi kalimat-kalimat

penjelasnya. Pada penelitian ini tidak banyak yang menggunakan pola akibat sebab.

Berikut ini adalah contoh (38) yang diidentifikasi memiliki pola akibat-sebab.

(38) 1) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah


hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan
pemukiman penduduk. 2) Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang
rakus. 3) Mereka dengan keinginan yang tidak bisa di bending,
menebang pohon dan membunuh binatang-binatang demi kepentingan
pribadi-pribadi dan kantong-kantong mereka sendiri. (14-b)

Paragraf (38) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan akibat-

sebab. Paragraf ini berpola akibat-sebab, karena kalimat yang menjadi akibatlah yang

hadir sebagai kalimat utama dalam paragraf, sedangkan yang menjadi kalimat

penjelas merupakan sebabnya. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1)

merupakan akibatnya yaitu hutan hilang kelestariannya. Kalimat 2) merupakan

sebabnya yaitu manusia rakus dengan menebang pohon dan membunuh binatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

demi kepentingan pribadi dan kantong mereka sendiri. Berdasarkan paparan di atas,

paragraf ini termasuk pola akibat sebab.

4.2.2.5 Pola Pengembangan Paragraf Kronologi

Pola pengembangan paragraf kronologi tidak terlalu banyak digunakan dalam

penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur. Berikut ini adalah contoh (39), (40), (41) yang diidentifikasi memiliki pola

kronologi.

(39) 1) Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai,


langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan.
2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke
sungai. 3) Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak Hadi berlalu dari
pandangannya. 4) Lukman ingin sekali menegur pak Hadi, namun Pak
Hadi berlalu begitu cepat. 5) Lukman kembali melanjutkan langkah
kakinya menuju sungai untuk mengambil air. 6) Usai mengambil air
Lukman pun kembali ke rumah. (12-b)

(40) 1) Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba


hujanpun turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang. 2) Hujan
langsung sangat lama, air sungaipun mulai menguap. 3) Rumah Lukman
yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai, lama-kelamaan tenggelam
oleh luapan air sungai. 4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang
menimpanya dan warga yang ada di desanya. 5) Dalam sekejap saja
desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah
malam. (12-c)

(41) 1) Lukman duduk termenung diatas atap rumahnya. 2) Melepaskan


pandangannya ke sekeliling, hatinya sedih. 3) Dalam hatinya
menggerutu, kapankah manusia mempunyai kesadaran agar tidak
membuang sampah lagi ke sungai. 4) Inilah salah satu akibat yang
sering terjadi jika kita sering membuang sampah ke sungai, yang
mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan
banjir. (12-d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Paragraf (39) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

kronologi. Paragraf ini terdiri dari enam kalimat. Kalimat 1) Pada saat Lukman

melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu

pemandangan yang tidak mengenakkan, memberi informasi kegiatan yang dilakukan

Lukman menuju ke sungai. Kalimat 2) Dilihat Pak Hadi yang dengan seenaknya saja

membuang sampah ke sungai, memberi informasi kegiatan Pak Hadi yang

seenanknya membuang sampah ke sungai. Kalimat 3) Tanpa rasa berdosa dan

bersalah pak Hadi berlalu dari pandangannya, memberi informasi kegiatan Pak Hadi

yang tanpa merasa berdosa dan bersalah. Kalimat 4) Lukman ingin sekali menegur

pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat, memberi informasi kegiatan yang

dilakukan Lukman yang menegur Pak Hadi. Kalimat 5) Lukman kembali melanjutkan

langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air, memberi informasi kegiatan

Lukman yang melanjutkan langkah ke sungai untuk mengambil air. Kalimat (6) Usai

mengambil air Lukman pun kembali ke rumah, memberi informasi kegiatan Lukman

yang kembali ke rumah setelah mengambil air. Pola pengembangan paragraf ini

adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti berlalu (kalimat

3), berlalu begitu cepat (kalimat 4), melanjutkan (kalimat 5), dan usai (kalimat 6).

Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola kronologi.

Paragraf (40) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

kronologi. Paragraf ini terdiri dari lima kalimat. Kalimat 1) Setelah beberapa saat

beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba hujanpun turun dengan derasnya, yang

disertai angin kencang, memberi informasi turunnya hujan yang deras disertai angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

kencang. Kalimat 2) Hujan langsung sangat lama, air sungaipun mulai menguap,

memberi informasi hujan yang turun sangat lama sehingga mengakibatkan air sungai

menguap. Kalimat 3) Rumah Lukman yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai,

lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai, memberi informasi bahwa rumah

Lukman dekat dengan sungai dan lama-kelamaan tenggelam oleh luapan air sungai.

Kalimat 4) Lukman sangat sedih dengan musibah yang menimpanya dan warga yang

ada di desanya, memberi informasi Lukman bersedih karena musibah yang

menimpanya dan warga di desanya. Kalimat 5) Dalam sekejap saja desanya desanya

tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah malam, memberi informasi

bahwa keadaan desanya sudah tergenang oleh luapan air sungai. Pola pengembangan

paragraf ini adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti

setelah beberapa saat (kalimat 1). Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk

pola kronologi.

Paragraf (41) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

kronologi. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Lukman duduk

termenung diatas atap rumahnya, memberi penjelasan kegiatan Lukman yang sedang

duduk diatas rumahnya. Kalimat 2) Melepaskan pandangannya ke sekeliling, hatinya

sedih, memberi penjelasan bahwa hati Lukman sedang bersedih. Kalimat 3) Dalam

hatinya menggerutu, kapankah manusia mempunyai kesadaran agar tidak membuang

sampah lagi ke sungai, memberi penjelasan bahwa kapan manusia mempunyai

kesadaran agar tidak membuang sampah. Kalimat 4) Inilah salah satu akibat yang

sering terjadi jika kita sering membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

tersumbatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, memberi penjelasan

akibat apa saja karen membuang sampah ke sungai. Pola pengembangan paragraf ini

adalah kronologi karena ditandai kata penanda urutan waktu seperti kapankah

(kalimat 3), sering (kalimat 4). Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk

pola kronologi.

Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain

yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 12-e,

17-b, 18-a, 18-b, 20-a, 20-b, dan 20-c.

4.2.2.6 Pola Pengembangan Paragraf Definisi Luas

Pola pengembangan paragraf definisi luas dalam paragraf dikembangkan

dengan teknik pemberian definisi. Artinya, definisi dapat dipahami sebagai uraian

atau penjabarana pengertian. Paragraf ini pola definisi luas hanya sedikit digunakan

dalam penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (42) yang diidentifikasi memiliki pola

definisi luas.

(42) 1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang
berserakan dimana-mana. 2) Kebersihan sangatlah penting untuk
dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari
ancaman-ancaman penyakit yang datang. 3) Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan. (4-a)

Paragraf (42) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan definisi

luas. Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 1) Kebersihan adalah suatu

keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana-mana, memberi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

penjelasan definisi atau pengertian dari kebersihan. Kalimat 2) Kebersihan sangatlah

penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita dari

ancaman-ancaman penyakit yang datang, memberi penjelasan bagaimana kebersihan

sangat penting untuk dilakukan dan dijaga agar terhindar dari ancaman penyakit.

Kalimat 3) Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan,

memberi penjelasan tentang cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan.

Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola definisi luas. Paragraf ini

juga merupakan paragraf yang berpola umum khusus.

4.2.2.7 Pola Pengembangan Paragraf Contoh

Pola pengembangan paragraf contoh dikembangkan dengan memberikan bukti

konkret dari sebuah generalisasi yang sifatnya abstrak, sehingga memperjelas sesuatu

yang sifatnya belum konkret. Pola pengembangan contoh adalah pola yang tidak

terlalu banyak digunakan dalam penelitian ini yang dibuat oleh guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini adalah contoh (43), (44),

(45) yang diidentifikasi memiliki pola contoh.

(43) 1) Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai


macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. 2)
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada
tempatnya. (3-c)

(44) 1) Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan


tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan. 2) Membersihkan
seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi
bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan
berkembang. 3) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-barang bekas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk
tidak bisa berkembang baik di sana. (4-c)

(45) 1) Banjir biasanya sangat identik dengan timbulnya berbagai penyakit


yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari penyakit-penyakit
tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit. 2) Penyakit yang sering
timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal, diare,
muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya. (7-e)

Paragraf (43) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh.

Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Membuang sampah sembarangan

juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: diare, demam berdarah,

tipus, dan lain-lain, memberi penjelasan contoh-contoh penyakit akibat dari

membuang sampah sembarangan. Kalimat 2) Oleh karena itu untuk menjaga

kesehatan buanglah sampah pada tempatnya, memberi penegasan bahwa untuk

menjaga kesehatan harus membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan paparan

di atas, kalimat yang menunjukan pola contoh berada di kalimat 1). Paragraf ini juga

merupakan paragraf yang berpola sebab akibat.

Paragraf (44) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh.

Paragraf ini terdiri dari tiga kalimat. Kalimat 3) Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita seperti, mengubur barang-

barang bekas, menguras bak mandi dan menutup semua sumber air sehingga nyamuk

tidak bisa berkembang baik di sana, memberi penjelasan tentang contoh untuk

menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan paparan di atas, kalimat yang

menunjukan pola contoh berada di kalimat 3). Paragraf ini juga merupakan paragraf

yang berpola umum khusus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Paragraf (45) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan contoh.

Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Banjir biasanya sangat identik

dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyerang tubuh manusia dan akibat dari

penyakit-penyakit tersebut manusia sering dirawat di rumah sakit, memberi

penjelasan contoh penyakit-penyakit yang timbul akibat adanya banjir. Kalimat 2)

Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatal-gatal,

diare, muntaber cacar dan masih banyak penyakit lainnya, memberi penjelasan

tentang macam penyakit yang timbul karena bencana banjir seperti DBD, malaria dan

sebagainya. Berdasarkan paparan di atas, kalimat yang menunjukan pola contoh

berada di kalimat 2). Paragraf ini juga merupakan paragraf yang berpola sebab akibat.

Selain ketiga paragraf yang telah diuraikan sebelumnya, ada paragraf lain

yang memiliki pola sejenis. Paragraf-paragraf tersebut terdapat dalam paragraf 8-b, 8-

c, 10-c, 13-b, dan 13-c.

4.2.2.8 Pola Pengembangan Paragraf Pertentangan dan Perbandingan

Pola pengembangan paragraf pertentangan, ide-ide dalam paragraf dilihat

perbedaannya bukan persamaannya. Selain itu, dapat juga berisi kalimat-kalimat

penolakan dari sebuah ide atau gagasan tertentu. Berikut ini adalah contoh (46), (47),

(48) yang diidentifikasi memiliki pola pertentangan dan contoh (49) yang

diindetifikasi memiliki pola perbandingan.

(46) 1) Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya.
Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. 2) Namun, Lukman
telah keluar dari rumahnya. 3) Hembusan angin pagi yang dingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

berusaha membekukannya. 4) Tangannya yang kekar telah memegang


sebuah ember hendak menimba air. (12-a)

(47) 1) Suatu sore Anto disuruh ibu nya membuang sampah ditempat
pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di
tempat yang bukan tempat pembuangan sampah, Anto membuang
sampah dipinggir jalan. 2) padahal disitu ada tulisan yang berupa
larangan yaitu ‘’dilarang membuang sampah sembarangan’’, akan
tetapi Anto malah melanggar aturan itu. (17-a)

(48) 1) Pada suatu hari Andi diperintahkan Ibunya untuk pergi membuang
sampah di tempat pembuangan sampah. 2) Andi pun bergegas
mengambil sampah itu, namun pada saat Andi ingin pergi membuang
sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir
‘’dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini
saja.’’ 3) Andi pun Menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai
tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang
bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai
tersebut. 4) Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak
mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak
buruk bagi semua warga.(18-a)

Paragraf (46) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

pertentangan. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Kala itu disuatu

desa, mentari belum bangun dari Peraduannya. Ayam-ayam jagopun belum

melakukan tugasnya, merupakan makna tersirat yaitu suasana pagi di pedesaan.

Kalimat ini mengandung pertentangan. Kalimat 2) Namun, Lukman telah keluar dari

rumahnya, memberi penjelasan bahwa Lukman telah keluar rumah. Kalimat 1) dan 2)

menunjukan bahwa adanya kalimat pertentangan, yaitu Lukman yang sudah keluar

dari rumah akan tetapi mentari belum bangun dari peraduannya. Kalimat 3)

Hembusan angin pagi yang dingin berusaha membekukannya, memberi penjelasan

bahwa udara pagi sangat dingin sekali. Kalimat 4) Tangannya yang kekar telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

memegang sebuah ember hendak menimba air, memberi penjelasan bagaimana

tangan yang kekar telah memegang ember untuk menimba air. Berdasarkan paparan

di atas, paragraf ini termasuk pola pertentangan yang berada di kalimat 1).

Paragraf (47) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

pertentangan. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Suatu sore Anto

disuruh ibu nya membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tapi Anto

ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah,

Anto membuang sampah dipinggir jalan, memberi penjelasan bagaimana adanya

pertentangan antara yang disuruh ibunya dengan yang dilakukan Anto yaitu Anto

tidak membuang sampah pada tempatnya, akan tetapi Anto membuang sampah di

pinggir jalan. Kalimat 2) padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu

‘’dilarang membuang sampah sembarangan’’, akan tetapi Anto malah melanggar

aturan itu, memberi penjelasan bahwa Anto telah melanggar aturan dengan

membuang sampah sembarangan. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk

pola pertentangan yang berada di kalimat 1).

Paragraf (48) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

pertentangan. Paragraf ini terdiri dari empat kalimat. Kalimat 1) Pada suatu hari Andi

diperintahkan Ibunya untuk pergi membuang sampah di tempat pembuangan

sampah, memberi penjelasan Andi yang diperintahkan ibunya untuk membuang

sampah pada tempatnya. Kalimat 2) Andi pun bergegas mengambil sampah itu,

namun pada saat Andi ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai,

Andi berhenti sejenak lalu berfikir ‘’dari pada saya jauh-jauh membuang sampah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

lebih baik buang disini saja.’’, memberi penjelasan adanya pola pertentangan yaitu

Andi membuang sampah di disembarang tempat padahal ibunya telah menyuruh

membuang sampah di tempat pembuangan sampah. Kalimat 3) Andi pun

Menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran

sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh

membuang sampah di sungai tersebut, memberi penjelasan adanya pola pertentangan

yaitu Andi membuang sampah ke sungai padahal disitu sudah ada papan yang

bertuliskan larangan tidak boleh membuang sampah ke sungai. Kalimat 4) Karena

sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap

lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga, memberi penjelasan

tentang kebiasaan warga yang tidak mempunyai rasa prihatin dengan menjaga

lingkungan sekitar. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola

pertentangan yang berada di kalimat 2) dan 3). Paragraf ini juga merupakan paragraf

yang berpola kronologi.

(49) 1) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan
membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan
terhadap kali tersebut. 2) Demikian juga apabila sampah dibuang
kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan
tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b)

Paragraf (49) yaitu paragraf yang menggunakan pola pengembangan

perbandingan. Paragraf ini terdiri dari dua kalimat. Kalimat 1) Apabila kita

membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi, sehingga ikan-

ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut, kalimat ini

memberi penjelasan untuk membandingkan apabila membuang sampah ke sungai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

akan terjadi polusi dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. Kalimat 2)

Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir,

sebab pada saat musim hujan tiba saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah

banjir, kalimat ini juga memberi penjelasan apabila sampah dibuang ke dalam parit

akan menyebabkan banjir. Selain itu, pada saat hujan akan menyebabkan saluran air

tersumbat. Berdasarkan paparan di atas, paragraf ini termasuk pola perbandingan

yang berada pada kalimat 1) dan 2).

4.2.2.9 Paragraf Tidak Berpola

Peneliti juga menemukan adanya paragraf yang tidak memiliki pola. Berikut

ini adalah contoh (50), (51), (52) yang diidentifikasi tidak berpola.

(50) 1) Sekarang kisah desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah
menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu
menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu,
kehidupan masyarakat sangat lah mudah baik dalam hal bercocok
tanam, maupun usaha-usaha lainnya karena lingkungan hidup seperti air
dan hutan di sekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman. (2) Karena
semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung
dan kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat
segala hewan-hewan berteduh. (11-b)

(51) 1) Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita semua sudah sadar
dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat?? (2) Apakah kita
sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang
lain? (19-b)

Selain paragraf-paragraf di atas, paragraf yang tidak berpola terdapat dalam

paragraf 19-c, dan 19-i.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

4.3 Pembahasan Hasil

4.3.1 Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten


Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Penelitian yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan

Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur bertujuan mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang digunakan dan

mendeskripsikan kelengkapan unsur-unsur paragraf. Data penelitian berupa paragraf

yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan para guru SD Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Terdapat empat unsur paragraf yang ada dalam karangan guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yaitu (1) kalimat utama, (2) kalimat

penjelas, (3) kalimat penegas, dan (4) transisi. Berdasarkan hasil temuan, paragraf

dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur dapat

dilklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) paragraf dengan tiga unsur, (2)

paragraf dengan dua unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur.

Paragraf dengan tiga unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat

penegas dan transisi. Polanya dapat berupa KU-KPJ-T dan KU-KPJ-KPG. Paragraf

dengan dua unsur meliputi kalimat utama, kalimat penjelas dan transisi. Polanya

dapat berupa KU-KPJ, KU-T, dan KPJ-T. Paragraf dengan satu unsur meliputi

kalimat penjelas. Polanya dapat berupa KPJ.

Setelah peneliti melakukan analisis, peneliti menemukan nsur-unsur paragraf

yang relevan dengan teori Wiyanto (2011). Peneliti menemukann tiga tipe unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan

paragraf dengan satu unsur. Hal ini dipertegas dengan teori Tarigan (2008) bahwa

kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu

paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi, kalimat topik, kalimat

pengembang, kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur

yang terdapat dalam paragraf seperti (1) transisi, kalimat topik, kalimat penegas dan

(2) kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Kemungkinan ketiga, yakni

hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik dan kalimat pengembang.

Namun, beberapa hasil penelitian menunjukkan tidak semua karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menggunakan unsur paragraf

secara lengkap. Terdapat 14 paragraf yang lengkap menggunakan ketiga unsur

paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi). Terdapat pula paragraf yang

menggunakan dua dan satu kelengkapan unsur paragraf. Karangan yang

menggunakan dua unsur paragraf berjumlah 35 paragraf, sedangkan paragraf yang

menggunakan satu unsur paragraf berjumlah 7 paragraf. Jadi, dapat diklasifikasikan

ada tiga tipe pengelompokan unsur, yaitu (1) paragraf dengan tiga unsur, (2) paragraf

dengan dua unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur. Dengan demikian, para guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini menggunakan paragraf

dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur seperti

yang disampaikan oleh Wiyanto (2011).

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai unsur-unsur

paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu. Peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

menemukan tiga kelompok unsur paragraf, yaitu paragraf dengan tiga unsur, paragraf

dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan peneliti mengenai unsur-unsur paragraf, hasil temuan penelitian ini berbeda

dengan penelitian yang terdahulu. Hasil penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening

(2014) mengenai Paragraf dalam Karangan Narasi menunjukkan bahwa unsur-unsur

paragraf terdiri dari paragraf dengan dua unsur dan paragraf dengan satu unsur. Oleh

sebab itu, dalam hasil analisis ini ditemukan beberapa unsur-unsur paragraf yang

berbeda dengan penelitian terdahulu.

4.3.2 Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten


Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Ada sembilan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan

guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur, yaitu (1) pola Umum

Khusus, (2) pola Khusus Umum, (3) pola Sebab Akibat, (4) pola Akibat Sebab, (5)

pola Kronologi, (6) pola Contoh, (7) pola Definisi Luas, (8) Pertentangan, dan (9)

Perbandingan. Peneliti menemukan hampir semua paragraf menggunakan pola

pengembangan paragraf. Paragraf yang menggunakan pola umum-khusus sebanyak

17 paragraf, pola khusus-umum sebanyak 3 paragraf, pola sebab-akibat sebanyak 23

paragraf, pola akibat-sebab sebanyak 1 paragraf, pola definisi luas sebanyak 1

paragraf, pola kronologi sebanyak 10 paragraf, pola contoh sebanyak 7 paragraf, pola

pertentangan sebanyak 3 paragraf, dan pola perbandingan sebanyak 1 paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Peneliti juga menemukan paragraf yang tidak berpola pada karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan tidak

adanya kalimat utama dalam paragraf dan hanya terdapat satu kalimat dalam

paragraf. Jumlah paragraf yang tidak berpola yakni sebanyak 4 paragraf. Peneliti juga

menemukan hal lain, beberapa paragraf ditemukan beberapa pola didalamnya seperti

pola Umum Khusus dan pola Sebab Akibat, pola Umum Khusus dan pola Contoh,

pola Umum Khusus dan pola Definisi Luas, pola Sebab Akibat dan pola Contoh, pola

Sebab Akibat dan pola Kronologi, serta pola Kronologi dan Pertentangan.

Kecenderungan pola pengembangan yang digunakan oleh guru-guru SD

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan sebab-

akibat. Namun, pemakaian pola pengembangan sebab-akibat kebanyakan terdapat

pada karangan narasi. Pola pengembangan sebab-akibat dapat menjadi karangan

narasi (kronologi) kalau menggunakan konjungsi misalnya kemudian, lalu, setelah itu

dan lain-lain. Hal ini ada hubungannya antara pola pengembangan dengan jenis

karangan karena pola pengembangan mempengaruhi jenis karangan. Selain itu,

masing-masing pola pengembangan salah satu yang membedakan yaitu konten dan

konjungsi.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai pola

pengembangan paragraf, hasil temuan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu.

Hasil penelitian Anggun Gitasari (2009) menunjukkan bahwa pola pengembangan

rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan

peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

paragraf deduktif. Adapun hasil penelitian Hedwigis Risa Verawati (2011)

menunjukkan bahwa pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola

pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan

menerangkan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat,

pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci pada karangan narasi

siswa kelas V SD Negeri Kalibening.

Terakhir, hasil penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014)

menunjukkan bahwa pola kronologi pada karangan narasi karya guru-guru SD di

Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Perbedaan

penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu adalah hasil penelitian. Hasil

penelitian ini adalah pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola pengembangan

paragraf umum khusus, khusus umum, sebab-akibat, akibat-sebab, kronologi, contoh,

definisi luas, pertentangan, perbandingan, dan ada paragraf yang tidak berpola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik

kesimpulan yang meliputi tentang unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan

paragraf. Pertama, unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam paragraf karya guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu kalimat utama,

kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi. Kemunculan keempat unsur

paragraf itu ditemukan bervariasi dalam tiga pola. Apabila dirinci, tiga pola unsur

paragraf dapat dirinci atas: (1) paragraf dengan tiga unsur, (2) paragraf dengan dua

unsur, dan (3) paragraf dengan satu unsur.

Kedua, pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu (1) Umum-khusus

sebanyak 17 data, (2) Khusus-Umum sebanyak 3 data, (3) Sebab-Akibat sebanyak

23 data, (4) Akibat-Sebab sebanyak 1 data, (5) Kronologi sebanyak 10 data, (6)

Contoh sebanyak 7 data, (7) Pertentangan sebanyak 3 data, (8) Perbandingan

sebanyak 1 data, dan (9) Definisi Luas sebanyak 1 data. Pola pengembangan

paragraf yang paling dominan adalah pola pengembangan paragraf Sebab-Akibat.

5.2 Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur paragraf yang digunakan

dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Timur ada empat unsur hanya kemunculannya bervariasi. Selain itu, peneliti juga

menemukan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam karangan guru-

guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ada sepuluh pola. Namun,

pola pengembangan paragraf yang paling dominan adalah pola sebab akibat. Oleh

sebab itu, para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur harus lebih

meningkatkan ilmu kebahasaanya. Hal ini perlu dilakukan karena pemahaman

terhadap paragraf dapat membantu pembaca dalam memahami isi yang terdapat

dalam suatu karangan yang ditulis penulis, sehingga isi dari penulis tersebut dapat

tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

Guru merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia pendidikan.

Walaupun guru hanya menjadi salah satu unsur terpenting, tetapi guru seharusnya

memiliki peran yang dominan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Para guru

SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur juga menjadi unsur penting

dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi pertimbangan karena mereka belum

sepenuhnya menguasai semua materi yang menjadi bidangnya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut.

1. Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi

subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai

materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf

dan pola pengembangan paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

2. Bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan

pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak

memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan

kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan

paragraf yang lebih variatif.

3. Bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang

mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan

paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
___________.1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Melton Putra.

Gitasari, Anggun. 2008. “Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan


Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Pembangunan Indonesia 1,
Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.

Hasbullah, 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. “Pola Pengembangan Paragraf dan


Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di
Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada
Tahun 2014”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikkan Bahasa
Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

___________.2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

___________.1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.

Moleong. Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Nasir, Moh. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Galia Indah.

Nasucha, Yakub. Dkk. 2009. Bahasa Indonesia: untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

Rahardi, Kunjana. 2006. Paragraf Jurnalistik. Yogyakarta. Santusta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

___________.2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf. Yogyakarta:


Universitas Atma Jaya.

Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya. Yogyakarta: Andi


Offset.

Republik Indonesia. 2003. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Sekretariat Negara.

___________.2005. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Sekretariat Negara.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Soewandi, A. M. Slamet, dkk. 2000. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia di Sekolah (Berdasarkan Pendekatan Komunikatif). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujanto. 1988. Keterampilan Membaca, Menulis, dan Berbicara untuk Mata


Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Suyitno, Imam. 2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung: Refika Aditama.
Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty


bekerja sama dengan Balai Bimbingan.

_______.2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Tribun Kaltim. 2015. Pendidikan Mahakam Ulu Terus Berbenah.


http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-819-pendidikan-mahakam-ulu-terus-
berbenah.html.

Tribun Kaltim. 2015. Disdik dan LMPM Latih Guru Mahulu Profesional.
http://bppd.kaltimprov.go.id/berita-629-disdik-dan-lmpm-latih-guru-
mahulu-profesional-html

Verawati, Hewigis Risa. 2011. “Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur


Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Dukun, Magelang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Yogyakarta: PBSID,


FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia.

Widyamartaya, A. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran ini adalah lampiran data penelitian yang berupa karangan.

Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berikut ini adalah daftar nama guru.

No Nama Judul
1 Antonius Anyeq Lingkungan

2 Antonius Bunsu Lingkungan

3 Albertus Hajang Lingkungan

4 Donatus Dia Jagalah Kebersihan

5 Eka Saptha Bahaya Banjir

6 Havui Larah, S.Pd Buanglah Sampah pada Tempatnya

7 Jumsaber Oang Lingkungan

8 Laan Lenjau Lingkungan

9 Leris Uluk, S.Pd, SD Lingkungan

10 Marta Hibau Lingkungan Rumahku

11 Martha Tukau Luhau Lingkungan

12 Monika H. Lingkungan

13 Muhamad Nasir Lingkungan

14 Natalia Hong Lingkungan

15 P. Jaang Ajat Lingkungan

16 Teofilus Ledok Lingkungan

17 Theresia Hipui Lingkungan

18 Theresia Novi Partiwi B. Lingkungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

19 Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat

20 Ester MS Libe Akibat Banjir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU,

KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

DEWI WULANSARI

121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi

TABEL ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Kode Data Unsur-unsur Pola Pendapat Alasan


Data Paragraf Pengembangan Triangulator Triangulator
Paragraf 1 2
S TS S TS

K.N a (1) Kebiasaan buruk dengan Tidak ada transisi. Umum-Khusus.


1 membuang sampah sudah tak akan Kalimat (1) =
asing lagi, bahkan seakan sudah Kalimat utama.
terbiasa lingkungan kotor sudah Kalimat (2) =
menjadi ciri khas warga kota kalimat penjelas.
bagaimana tidak? (2) Seperti masih
banyak sampah yang berserakan di
lingkungan terlebih di sungai terlihat

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jelas terdapat banyak sampah, hingga


hitam pekat warna air adanya
pencermaran simbah.
b (1) Bukan hanya itu lingkungan Transisi di kalimat Umum-Khusus.
kotor pun terdapat di pemukiman (1) = Bukan hanya
padat, padat pabrik, padat pariwisata, itu lingkungan
hingga kontrakan sekali bagaimana kotor pun terdapat
tidak? (2) Seharusnya warga sadar di pemukiman
akan kebersihan lingkungan dengan padat,
membiasakan hidup bersih seperti Kalimat (1), (2) =
membuang sampah pada tempatnya, kalimat penjelas.
membersihkan rumah rutin dan
membiasakan anak hidup dengan
kebersihan, bukan dengan
membiarkannya dengan bermain di
lingkungan yang penuh dengan
kotoran.
c (1) Penyakit tak datang dengan Transisi di kalimat Sebab-Akibat.
sendirinya melainkan lingkungan (1) : Penyakit tak
yang kotor, sumber penyakit dapat datang dengan

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tumbuh dengan cepat bahkan dasyat sendirinya


berkembangnya sumber penyakit pun melainkan
terdapat pada pemupukan sampah, lingkungan yang
limbah pabrik, hingga ada pada air kotor,
yang tergenang. (2) Air yang Kalimat (1), (2) =
tergenang kenapa dapat merangsang kalimat penjelas.
serangga nyamuk untuk dapat
berkembang biak dengan cepat.
K.N a (1) Untuk menjaga lingkungan agar Tidak ada transisi. Khusus-Umum.
3 tetap bersih, indah dan sehat, kita Kalimat (1) =
harus membuang sampah pada kalimat utama.
tempat yang sudah disediakan. (2) Kalimat (2) =
Jangan membuang sampah kalimat penjelas.
sembarang, seperti kekali atau
sungai, atau kedalam parit.
b (1) Apabila kita membuang sampah Tidak ada transisi. Perbandingan.
kedalam sungai atau kali akan Kalimat (1) =
membuat polusi, sehingga ikan-ikan kalimat utama.
akan mati, dan terjadi pendangkalan Kalimat (2) =
terhadap kali tersebut. (2) Demikian kalimat penjelas.

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

juga apabila sampah dibuang


kedalam parit, akan menyebabkan
banjir, sebab pada saat musim hujan
tiba saluran-saluran air akan
tersumbat dan terjadilah banjir.
c (1) Membuang sampah sembarangan Tidak ada transisi. Sebab-Akibat
juga akan menimbulkan berbagai Kalimat (1) = dan Contoh.
macam penyakit, seperti: diare, kalimat utama.
demam berdarah, tipus, dan lain-lain. Kalimat (2) =
(2) Oleh karena itu untuk menjaga kalimat penjelas.
kesehatan buanglah sampah pada
tempatnya.
K.N a (1)Kebersihan adalah suatu keadaan Tidak ada transisi. Umum-Khusus
4 dimana tak ada sampah yang Kalimat (1) = dan Definisi
berserakan dimana-mana. kalimat utama. luas.
(2)Kebersihan sangatlah penting Kalimat (2) dan
untuk dilakukan karena dengan (3) = kalimat
kebersihanlah yang akan menjaga penjelas.
kita dari ancaman-ancaman penyakit
yang datang. (3)Ada beberapa cara

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang bisa dilakukan untuk


mendapatkan kebersihan.
b (1) Yang pertama adalah menjaga Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
kebersihan diri sendiri. (2) Menjaga Kalimat (1), (2),
kebersihan diri sendiri seperti mandi dan (3) = kalimat
2 kali sehari, memotong kuku dan penjelas.
menggosok gigi akan membuat tubuh
kita selalu bersih. (3) Sehingga jika
kebersihan telah didapat, maka tubuh
kita akan menjadi sehat dan tidak
akan mudah terserang oleh penyakit.
c (1) Selain menjaga kebersihan tubuh, Transisi berada di Umum -Khusus
menjaga kebersihan lingkungan kalimat (1) = dan Contoh.
tempat tinggal juga sangat penting Selain menjaga
untuk dilakukan. (2) Membersihkan kebersihan tubuh,
seisi rumah dan lingkungan sekitar Kalimat (1) =
akan membuat lingkungan menjadi kalimat utama.
bersih dan tidak menjadi sarang bagi Kalimat (2) dan
penyakit untuk tumbuh dan (3) = kalimat
berkembang. (3) Ada beberapa cara penjelas.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dapat dilakukan untuk menjaga


kebersihan lingkungan kita seperti,
mengubur barang-barang bekas,
menguras bak mandi dan menutup
semua sumber air sehingga nyamuk
tidak bisa berkembang baik di sana.
d (1) Demikian cara hidup bersih dan Transisi berada di Sebab-Akibat.
bermanfaat yang bisa kita dapatkan. kalimat (1) =
(2) Oleh karena itu, marilah kita Demikian
semua menjaga kebersihan baik Kalimat (1) dan
kebersihan diri maupun kebersihan (2) = kalimat
lingkungan agar kita menjadi sehat penjelas.
dan terhindar dari penyakit yang
mengancam.
K.N a (1) Aku mempunyai seorang teman Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
5 yang bernama Baim. (2) Baim Kalimat (1) =
memiliki kebiasaan buruk yang kalimat utama.
dilakukannya. (3) Seringkali Baim Kalimat (2), (3),
membuang sampah di sembarangan dan (4) = kalimat
tempat. (4) Ketika membuang penjelas.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampah Baim hanya membuang Kalimat (5) =


sampah di selokan depan rumahnya. kalimat penegas.
(5) Kebiasaan buruk ini sudah
diperingati.
b (1) Suatu hari terjadi musim hujan Transisi berupa Sebab-Akibat.
yang berkepanjangan.(2) Akibat ulah kalimat yaitu
Baim, maka di kampungnya kalimat (1).
mengalami Banjir Bandang. (3) Kalimat (2) =
Keadaan ini berlangsung cukup parah kalimat utama.
sehingga ketinggian Banjir hampir Kalimat (3) =
melewati atap rumahnya. kalimat penjelas.

c (1) Akibat dari kejadian tersebut, Transisi berada di Sebab-Akibat.


banyak hal buruk yang menimpanya. kalimat (1) =
(2) Diantaranya adalah seluruh harta Akibat
bendanya rusak akibat banjir, Kalimat (1) =
kegiatan lainnya lumpuh total. (3) kalimat utama.
Belum lagi penyakit yang dideritanya Kalimat (2), (3),
akibat dari pasca banjir. (4) Baim dan (4) = kalimat
harus terbaring lemas di rumah sakit penjelas.

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena terkena penyakit diare dan


demam berdarah.
K.N a (1) Membuang sampah di sembarang Tidak ada transisi. Umum-Khusus
6 tempat akan berakibat tidak baik bagi Kalimat (1) = dan Sebab-
kesehat tubuh dan lingkungan kalimat utama. Akibat.
sampah sebaiknya di buang di tempat Kalimat (2) =
pembuangan sampah agar tidak kalimat penjelas.
menimbulkan banyak masalah pada
lingkungan. (2) Sampah yang
dibuang tidak pada tempatnya akan
menyebabkan terserangnya berbagai
penyakit.
b (1) Menjaga lingkungan agar tetap Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
bersih dan terhindar dari berbagai Kalimat (1) =
macam penyakit, sampah harus di kalimat utama.
buang pada tempatnya. (2) Kesadaran Kalimat (2) =
akan pentingnya lingkungan bersih kalimat penjelas.
dan sehat bebas dari sampah
masyarakat harus disiplin dalam
menangani sampah agar tidak

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi sumber penyakit.


c (1) Kebersihan lingkungan harus di Tidak ada transisi. Khusus-Umum.
jaga bersama dengan kesadaran Kalimat (1) =
masyarakat akan hidup sehat dan kalimat utama.
nyaman tanpa polusi udara yang Kalimat (2) =
tercemar. (2) Mencerminkan kalimat penjelas.
kebersihan adalah sebagian dari
iman.

K.N a (1) Dalam bermasyarakat kita sering Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
7 dihadapkan pada suatu permasalahan Kalimat (1) =
alam yang terjadi dilingkungan kalimat utama.
sekitar kita. (2) Permasalahan - Kalimat (2) dan
permasalahan tersebut timbul karena (3) = kalimat
ulah manusia yang tidak mampu penjelas.
berterima kasih atas nikmat yang
telah alam ini berikan. (3) Manusia
pada dasarnya tidak pernah puas
dengan apa yang sudah ada, setelah
dinikmati/menggunakan maka pada

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akhirnya manusia tidak pernah


mempertimbangan dampaknya
kedepan, bahkan manusia tidak
pernah sadar bahwa hal yang
dilakukan berdampak sangat fatal
bagi manusia.
b (1) Dari sekian banyak kegiatan Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
manusia yang sering merusak Kalimat (2) =
lingkungan dan alam. (2) kalimat utama.
Pembuangan sampah tidak pada Kalimat (3) =
tempatnya merupakan salah satu hal kalimat penjelas.
terburuk yang dilakukan. (3) Jelas
sekali manusia begitu paham bahwa
jika membuang sampah sembarangan
terutama didaerah aliran sungai dapat
menyebabkan terjadinya banjir.
c (1) Semakin sering manusia Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
membuang sampah sembarangan Kalimat (1) dan
atau tidak pada tempatnya maka (2) = kalimat
semakin banyak sampah yang akan penjelas.

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menumpuk dan pada akhirnya siklus


air tersumbat. (2) Jika hal tersebut
dibiarkan terus-menerus maka
seluruh komponen hidup yang ada
didalam air akan mati akibat air yang
sudah tercemar.
d (1) Hal terburuk yang terjadi akibat Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
tersumbatnya air karena sampah ialah Kalimat (1) dan
ketika hujan turun maka akan (2) = kalimat
menyebabkan terjadinya banjir. (2) penjelas.
Tentu saja dengan adanya banjir
sangat berdampak buruk bagi
manusia, misalnya rumah terendam
banjir, lingkungan menjadi kotor
serta berdampak buruk bagi
kesehatan manusia.
e (1) Banjir biasanya sangat identik Tidak ada transisi. Sebab-Akibat
dengan timbulnya berbagai penyakit Kalimat (1) dan dan Contoh.
yang menyerang tubuh manusia dan (2) = kalimat
akibat dari penyakit-penyakit tersebut penjelas.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia sering dirawat di rumah


sakit. (2) Penyakit yang sering timbul
dikala banjir yaitu DBD, malaria,
penyakit gatal-gatal, diare, muntaber
cacar dan masih banyak penyakit
lainnya.
K.N a (1) Dimana-mana kita sering melihat Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
8 tulisan, baik dipinggir jalan maupun Kalimat (2) =
di sekolah, dikantor, bahkan dirumah kalimat utama.
kita sekalipun, ada tulisan yang
membuat kita sadar dan harus kita
pikirkan akibat perbuatan tersebut
yaitu dilarang membuang sampah
sembarangan. (2) Karena jika kita
membuang sampah sembarangan,
maka semua- kita akan terkena
dampaknya yaitu banjir akan
melanda kita karena sampah
membuat selokan-selokan air
tersumbat, sehingga air hujan tidak

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lancar mengalir, terjadilah genangan


air meluap-hingga meluap dengan
ketinggian yang tidak diduga oleh-
masyarakat.
b (1) Dengan adanya banjir, warga Transisi di kalimat Sebab-Akibat
terpaksa mengungsi keatas atap- (1) = Dengan dan Contoh.
rumah untuk menyelamatkan diri adanya banjir,
bersama kucingnya. (2) Musibah Kalimat (1) =
yang tidak disangkah-sangkah seperti kalimat utama.
ini, kalau dilihat sepeleh tetapi Kalimat (2) dan
kadang membawa kerugian yang (3) = kalimat
sangat besar. (3) Seperti barang- penjelas.
barang yang tidak sempat
diselamatkan, atau peliharaan, tentu
membuat kita merasa resah dan
kecewa.
c (1)Dampak banjir dapat membawa Transisi di kalimat Sebab-Akibat
wabah penyakit, seperti diare atau (1): Dampak dan Contoh.
penyakit malaria, karena akibat banjir dapat
genangan air dapat membuat membawa wabah

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lingkungan jadi kotor, sehingga penyakit,


membuat rasa udara tidak sedap dan Kalimat (1) =
segar. (2)Jadi semoga kita tidak kena kalimat utama.
musibah banjir, diharapkan pada Kalimat (2) =
semua warga sadar akan akibat atau kalimat penjelas.
dampak membuang sampah
sembarangan.
K.N a (1) Lingkungan tempat tinggal kita Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
10 merupakan hal yang tidak terlepas Kalimat (1) =
dari masyarakat banyak atau kalimat utama.
khalayak ramai, dimana kesadaran Kalimat (2), (3),
masing-masing anggota rumah (4), dan (5) =
berbeda antara yang satu dengan kalimat penjelas.
yang lain. (2) Supaya tercapai
lingkungan rumah yang sehat perlu
ditamankan rasa cinta lingkungan
kepada anak sejak masih balita dan
selanjutnya masa anak-anak. (3)
Apabila anak sudah tertanam rasa
cinta lingkungan, pasti mudah

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

selanjutnya kejenjang yang lebih


tinggi, termasuk yang paling mudah
kita ajari kepada anak bagaimana
supaya rumah tetap bersih? yaitu
salah satu membuang sampah pada
tempatnya, sampah harus dipilah
pilah yaitu sampah organik dan
organik. (4) Sampah organik bisa
kita olah menjadi hal yang berguna
untuk lingkungan rumah. (5) Sampah
organik diolah manjadi pupuk;
digunakan untuk tanaman disekitar
rumah supaya lingkungan rumah
tetap hijau.
b (1) Sampah tidak berguna atau tidak Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
berfungsi ditaman didalam tanah, Kalimat (2) =
supaya tidak mencemari lingkungan. kalimat utama.
(2) Lingkungan yang tercemar
menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit salah satu akibat,

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuang sampah sembarangan


berakibat parit/Got meluap sehingga
terjadi penumpukan sampah
disungai, sungaipun menjadi dangkal
sehingga waktu musim hujan air
sungai tidak bisa tertampung dengan
semana mestinya.
c (1) Akibat semua itu banjir melanda Transisi di kalimat Sebab-Akibat
perkampungan dan rumahpun (1). dan Contoh.
menjadi bulan-bulan air tergenang. Kalimat (2) =
(2) Semuanya ini menyebabkan kalimat utama.
penyakit salah satunya diare dll.
K.N b (1) Sekarang kisah desaku yang Tidak ada transisi. Tidak berpola.
11 nyaman, aman dan indah itu telah Kalimat (1) dan
menjadi dongeng sebelum tidur oleh (2) = kalimat
ayahku tercinta, ayah selalu penjelas.
menceritakan kepada anak-anak dan
cucu-cucunya bahwa dulu,
kehidupan masyarakat sangat lah
mudah baik dalam hal bercocok

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanam, maupun usaha-usaha lainnya


karena lingkungan hidup seperti air
dan hutan di sekitar kampung
sangatlah teduh dan nyaman. (2)
Karena semua warga kampung
sangat aktif dalam menjaga
kebersihan kampung dan kelestarian
hutannya yang sangat hijau, rimbun
dan teduh tempat segala hewan-
hewan berteduh.
c (1) Namun sekarang kurang lebih Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
lima tahun terakhir ini telah datang Kalimat (1), (2),
orang-orang tidak kami kenal dan (3) = kalimat
sebelumnya untuk mengambil dan penjelas.
merusak semua kekayan alam yang
kami miliki tanah, hutan, emas, batu
bara, batu koral, pasir, dan kayu. (2)
Kayu yang kami miliki di ambil
dengan cara membuka perusahaan
yang berujung pada pembabatan dan

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penggrusakan terhadap hutan secara


besar-besaran namun ujungnya selalu
masyarakat pedesaan yang
disalahkan dan ini lah buktinya yang
kira rasakan sekarang kabut asap
yang tebal menutupi alam, jagat raya
ini dengan kejam seperti kejamnya
para pengusaha kaya. (3) Tidak
hanya itu banjirpun sering datang
melanda sehingga segala macam
penyakit pun datang tiba-tiba
ha..ha..ha..ha dengan kejam
merengut jiwa-jiwa tak berdosa.
K.N a (1) Kala itu disuatu desa, mentari Tidak ada transisi. Pertentangan.
12 belum bangun dari Peraduannya. Kalimat (1) =
Ayam-ayam jagopun belum kalimat utama.
melakukan tugasnya. (2) Namun, Kalimat (2), (3),
Lukman telah keluar dari rumahnya. dan (4) = kalimat
(3) Hembusan angin pagi yang dingin penjelas.
berusaha membekukannya. (4)

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tangannya yang kekar telah


memegang sebuah ember hendak
menimba air.
b (1) Pada saat Lukman melangkahkan Tidak ada transisi. Kronologi.
kakinya menuju ke sungai, Kalimat (1) =
langkahnya terhenti oleh suatu kalimat utama.
pemandangan yang tidak Kalimat (2), (3),
mengenakkan. (2) Dilihat Pak Hadi (4), (5), dam (6) =
yang dengan seenaknya saja kalimat penjelas.
membuang sampah ke sungai. (3)
Tanpa rasa berdosa dan bersalah pak
Hadi berlalu dari pandangannya. (4)
Lukman ingin sekali menegur pak
Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu
cepat. (5) Lukman kembali
melanjutkan langkah kakinya menuju
sungai untuk mengambil air. (6) Usai
mengambil air Lukman pun kembali
ke rumah.
c (1) Setelah beberapa saat beristirahat Transisi di kalimat Kronologi.

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diteras rumahnya tiba-tiba hujanpun (1) : Setelah


turun dengan derasnya, yang disertai beberapa saat
angin kencang. (2) Hujan langsung Kalimat (1) =
sangat lama, air sungaipun mulai kalimat utama.
menguap. (3) Rumah Lukman yang Kalimat (2), (3),
terletak tidak jauh dari pinggir (4), dan (5) =
sungai, lama-kelamaan tenggelam kalimat penjelas.
oleh luapan air sungai. (4) Lukman
sangat sedih dengan musibah yang
menimpanya dan warga yang ada di
desanya. (5) Dalam sekejap saja
desanya desanya tergenang oleh
Luapan air sungai, bak pulau
ditengah malam.
d (1) Lukman duduk termenung diatas Tidak ada transisi. Kronologi.
atap rumahnya. (2) Melepaskan Kalimat (1) =
pandangannya ke sekeliling, hatinya kalimat utama.
sedih. (3) Dalam hatinya Kalimat (2), (3),
menggerutu, kapankah manusia dan (4) = kalimat
mempunyai kesadaran agar tidak penjelas.

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuang sampah lagi ke sungai.


(4) Inilah salah satu akibat yang
sering terjadi jika kita sering
membuang sampah ke sungai, yang
mengakibatkan tersumbatnya aliran
sungai sehingga menyebabkan banjir.
e (1) Setelah beberapa lama terdiam Transisi di kalimat Kronologi.
diatas atap rumahnya, Lukman pun (1) = Setelah
kembali ke tempat pengungsian beberapa lama
dengan menggunakan sampannya. Kalimat (1), (2),
(2) Disana ada banyak warga yang (3), dan (4) =
telah mengungsi menyelamatkan diri kalimat penjelas.
dari luapan air sungai itu. (3) Tiba-
tiba tubuh Lukman menjadi dangat
dingin dan lemas, matanya
berkunang-kunang dan tak lama
setelah itu ia pun tak sadarkan diri.
(4) Warga yang melihat kejadian ini
segera berlarian kea rah Lukman dan
segera membawanya ke Rumah Sakit

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdekat.
K.N a (1) Di Indonesia sering kita Tidak ada transisi. Khusus-Umum.
13 mendengar dari televisi, koran dan Kalimat (2) =
radio. (2) Tentang bencana banjir kalimat utama.
yang melanda di perkampungan
bahkan di perkotaan yang struktur
daratan lendah.
b (1) Banjir terjadi diakibatkan oleh Tidak ada transisi. Sebab-Akibat
sampah-sampah warga yang Kalimat (1) = dan Contoh.
tertampung di sungai atau pun di kalimat utama.
kali-kali perkotaan. (2) Banyaknya Kalimat (2) =
sampah yang tertampung hingga kalimat penjelas.
musim hujan air sulit mengalir
dengan sempurna, hingga air dalam
pahit pun meluas/meluap hingga
terjadi bencana banjir yang banyak
membuat warga harus menanggung
resiko yait rumah tergenang,
penyakit diare pun bermunculan.
c (1) Jadi pemerintahan kota memberi Tidak ada transisi. Contoh.

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

himbauan kepada masyarakat agar Kalimat (1) =


berpartisipasi dalam menjaga kalimat utama.
lingkungan dan membersihan parit- Kalimat (2) =
parit di lingkungan perumahan. (2) kalimat penjelas.
Membuang sampah pada tempatnya,
mengangkat sampah dari sungai dan
pemerintah member dan mengajak
masyarakat mengolah limbah
sampah menjadi keasi yang dapat di
manfaatkan.
K.N a (1) Dahulu hutan kami sangat lestari Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
14 dan indah. (2) Di sanalah terdapat Kalimat (1) =
ribuan jenis tumbuhan dan binatang kalimat utama.
yang saling hidup berdampingan. (3) Kalimat (2), (3),
Selain menjadi tempat tinggal para (4), dan (5) =
tumbuhan dan binatang, hutan juga kalimat penjelas.
merupakan sumber utama bagi
kehidupan manusia. (4) Hutanlah
yang menyediakan sumber makanan
bagi kita. (5) Binatang dan tumbuhan

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang ada di sana menjadi sumber


makanan yang tidak terbatas bagi
kita.
b (1) Namun, kini hutan telah Transisi di kalimat Akibat-Sebab.
kehilangan kelestariannya, mereka (1) = Namun.
telah hancur bahkan hilang dengan Kalimat (1) =
beralih fungsi menjadi perkebunan kalimat utama.
dan pemukiman penduduk. (2) Hal Kalimat (2) dan
ini disebabkan oleh manusia-manusia (3) = kalimat
yang rakus. (3) Mereka dengan penjelas.
keinginan yang tidak bisa di bending,
menebang pohon dan membunuh
binatang-binatang demi kepentingan
pribadi-pribadi dan kantong-kantong
mereka sendiri.
c (1) Akibat dari itu, saat ini hutan Transisi di kalimat Sebab-Akibat.
telah kehilangan fungsinya, hutan (1) = Akibat dari
tidak lagi menjadi tempat hidup para itu,
tumbuhan dan binatang. (2) Bahkan Kalimat (1) =
sebagian dari mereka ikut punah kalimat utama.

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akibat kehilangan tempat tinggal. (3) Kalimat (2), (3),


Hutan juga kini tidak bisa lagi dan (4) = kalimat
menyediakan sumber makanan bagi penjelas.
manusia. (4) Habislah sumber daya di
dalam hutan sehingga kini manusia
tidak bisa di manfaatkan lagi.
d (1) kini hutan bahkan seakan marah Tidak ada transisi. Sebab-Akibat.
kepada manusia. (2) Mereka tidak Kalimat (1) =
mau lagi bersahabat, akibatkan kalimat utama.
terjadilah bencana-bencana alam Kalimat (2), (3),
yang mengerikan seperti tanah dan (4) = kalimat
longsor dan kekeringan di mana- penjelas.
mana. (3) Tidakkah kita kita
mendengar jeritan mereka. (4)
Marilah kita bersahabat kembali
dengan mereka demi
keberlangsungan hidup kita dan anak
cucu kita kelak.
K.N a (1) Lingkungan merupakan istana Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
15 pertama tempat manusia menaruh Kalimat (1) =

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehidupannya. (2) Namun banyak kalimat utama.


manusia yang belum menyadari Kalimat (2) =
tentang lingkungannya, sehingga kalimat penjelas.
perbuatan manusia sering merusak
lingkungan, yang tidak ia sadari akan
kejadian yang timbul atas
tindakannya terhadap lingkungan.
K.N a (1) Di larang membuang sampah Tidak ada transisi. Umum-Khusus.
16 sembarangan, anda tentunya. (2) Kalimat (1) =
Sering membaca tanda larangan kalimat utama.
tersebut bukan.! (3) Mengapa ada Kalimat (2), (3),
kata-kata larangan tersebut.! dan apa (4), dan (5) =
tujuannya? (4) Jawabannya adalah kalimat penjelas.
mengapa terdapat tanda larang
tersebut, karena kita di ajak untuk
bersama-sama menjaga kebersihan
bersama. (5) dan agar lingkungan
kita selalu bersih dan enak
dipandang, dan sehat untuk
kehidupan kita.

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c (1) ada pun dampak yang sering Tidak ada transisi. Khusus-Umum.
terjadi, setelah kurang perhatian kita Kalimat (2) =
tentang kebersihan lingkungan kalimat utama.
adalah timbulnya berbagai macam
jenis penyakit seperti diare, gatal-
gatal, demam, dan berbagai macam
penyakit lainnya. (2) Maka
hendaklah kita bersama-sama
menjaga kebersihan lingkungan
dengan membuang sampah pada
tempatnya serta sampah yang dapat
di daur ulang dapat kita gunakan
untuk keperluan dan penghasilan
hidup.

K.N a (1) Suatu sore Anto disuruh ibu nya Tidak ada transisi. Pertentangan.
17 membuang sampah ditempat Kalimat (1) =
pembuangan sampah, tapi Anto kalimat utama.
ternyata membuang sampah itu di Kalimat (2) =

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tempat yang bukan tempat kalimat penjelas.


pembuangan sampah, Anto
membuang sampah dipinggir jalan.
(2) padahal disitu ada tulisan yang
berupa larangan yaitu ‘’dilarang
membuang sampah sembarangan’’,
akan tetapi Anto malah melanggar
aturan itu.
b (1) Akibat dari membuang sampah Transisi di kalimat Sebab-Akibat
tidak pada tempat nya lingkungan (1) = Akibat. dan Kronologi.
akan menjadi kotor. (2) akibat dari Kalimat (1) =
itu terjadilah hujan, hujan itu kalimat utama.
mengakibatkan banjir, banjir terjadi Kalimat (2) =
akibat dari pembuangan sampah- kalimat penjelas.
sampah atau limbah-limbah yang
dibuang tidak pada tempat nya.
c (1) Akibat dari Lingkungan yang Transisi di Sebab-Akibat.
kotor kena pembuangan sampah kalimat (1) =
yang tidak pada tempatnya. (2) cuaca Akibat.
pun menjadi kotor, cuaca yang kotor Kalimat (1) =

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

itu mengakibatkan banyak penduduk kalimat utama.


yang sakit. Kalimat (2) =
kalimat penjelas.
K.N a (1) Pada suatu hari Andi Tidak ada transisi. Kronologi dan
18 diperintahkan Ibunya untuk pergi Kalimat (1) = Pertentangan.
membuang sampah di tempat kalimat utama.
pembuangan sampah. (2) Andi pun Kalimat (2), (3),
bergegas mengambil sampah itu, dan (4) = kalimat
namun pada saat Andi ingin pergi penjelas.
membuang sampah, Andi Melihat
ada sungai, Andi berhenti sejenak
lalu berfikir ‘’dari pada saya jauh-
jauh membuang sampah lebih baik
buang disini saja.’’ (3) Andi pun
Menuangkan sampah yang
dibawanya itu di sungai tersebut,
padahal di pinggiran sungai itu ada
sebuah papan yang bertuliskan
larangan bahwa tidak boleh
membuang sampah di sungai

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut. (4) Karena sudah menjadi


kebiasaan warga di sana tidak
mempunyai rasa prihatin terhadap
lingkungan akhirnya berdampak
buruk bagi semua warga.
b (1) Warga sangat sering tertimpa Tidak ada transisi. Kronologi dan
banjir, karena itulah dampak dari Kalimat (1) = Sebab-Akibat.
sikap warga yang tidak ingin kalimat utama.
menjaga lingkungannya. (2) rumah Kalimat (2) dan
dan segalanya terlelap oleh banjir. (3) = kalimat
(3) pada saat itu warga hanya bisa penjelas.
merenungkan dan meratapi nasib di
daerah mereka yang sellau tertimpa
banjir.
c (1) Akibat yang sangat fatal banyak Transisi di kalimat Sebab-Akibat.
warga yang diserang penyakit, baik (1): Akibat.
anak-anak maupun orang dewasa. (2) Kalimat (1) =
Namun hingga sekarang ini masih kalimat utama.
banyak masyarakat yang belum Kalimat (2) dan
memahami betapa pentingnya (3) = kalimat

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjaga kebersihan lingkungan. (3) penjelas.


Walaupun mereka sudah mengetahui
akibat dari perbuatan yang tidak
menjaga kebersihan lingkungan
tersebut.
K.N a (1) Lingkungan sehat, bersih dan Tidak ada transisi. Umum- Khusus.
19 asoi adalah idaman setiap manusia. Kalimat (1) =
(2) Karena lingkungan yang sehat kalimat utama.
dan bersih akan memberikan hal Kalimat (2) =
yang sehat dan positif pula bagi kita. kalimat penjelas.
b (1) Pertanyaan dan renungan bagi Tidak ada transisi. Tidak berpola.
kita ‘’Apakah kita semua sudah Kalimat (1) dan
sadar dengan kearipan lingkungan (2) = kalimat
yang bersih dan sehat?? (2) Apakah penjelas.
kita sudah bertanggung jawab
dengan diri kita sendiri dan dengan
orang lain?

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c (1) Kebersihan Tidak ada transisi. Tidak berpola.


lingkungan/lingkungan sehat adalah Kalimat (1) =
idaman setiap manusia. (2) Tetapi kalimat utama.
sudah kita berjuang melawan Kalimat (2) =
kebersihan lingkungan itu? kalimat penjelas.

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e (1) Meningkatnya kebutuhan Tidak ada transisi. Umum-Khusus.


manusia terhadap hal-hal yang Kalimat (1) =
praktis, ternyata tanpa disadari kalimat utama.
dampak dari kebutuhan itu pula yang Kalimat (2) dan
pelan tapi pasti menambah beban (3) = kalimat
sampah itu sendiri. (2) Tempat penjelas.
minuman, makanan bahkan sandang
dan papan juga berkontrusi untuk
menambah lengkapnya pembuangan
sampah sembarangan. (3) Yang lebih
eronisnya lagi karena kita tidak
memiliki rasa kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan masing-
masing, sehingga parit (got),
bantaran sungai, pinggir jalan
bahkan sungai menjadi tong sampah
terindah bagi kita.

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f (1) Banyak orang yang mengklaim Tidak ada transisi. Umum-Khusus.


dirinya Pecinta Lingkungan hidup, Kalimat (1) =
tetapi bila berhadapan dengan kalimat utama.
sampah, nyalinya tak dapat berbuat Kalimat (2) =
banyak. (2) Kita semua sudah kalimat penjelas.
membela diri bahwa kita hidup sehat,
hidup bersih, tetapi malas
mengusahakan kebersihan itu
sendiri.

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i (1) Sebaiknya masalah sampah atau Tidak ada transisi. Tidak berpola.
kebersihan lingkungan itu menjadi Kalimat (1) dan
tanggung jawab pribadi untuk mau (2) = kalimat
bersahabat dengan lingkungan, penjelas.
dengan bersahabat maka kita kitapun
saling menghargai maka antara
manusia dengan lingkungannya juga
saling berkontribusi positif. (2)
Masing-masing pribadi memiliki
kesadaran untuk bersikap bijak
dengan kebersihan lingkungan.
K.N a (1) Hari Jumat yang lalu, ketika saya Tidak ada transisi. Kronologi.
20 pulang dari sekolah dan melewati Kalimat (1) =
jembatan keci yang membatasi kalimat utama.
desaku dengan desa tetangga, tiba- Kalimat (2), (3),
tiba langkah kakiku terhenti karena dan (4) = kalimat
melihat Deni, teman sekelasku penjelas.
membuang sampah di sungai
Belawan yang merupakan sumber air

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersih bagi kami. (2) Padahal, ketika


kami di sekolah selalu dinasihat oleh
guru kami agar tidak membuang
sampah di sembarangan tempat. (3)
Seketika saya berteriak
menghentikan tindakan Deni
tersebut, tetapi Deni malah
menjawab, ‘’Biarkan saja nanti juga
akan hanyut terbawa arus sungai’’.
(4) Saya kemudian hanya bisa
menghela napas panjang melihat
kejadian tersebut, melihat sampah-
sampah itu pelan tapi pasti hanyut
dan mulai tenggelam ke dasar
sungai.
b (1) Ternyata apa yang saya takutkan Transisi berupa Kronologi.
benar-benar terjadi. (2) Musim kalimat berada
kemarau telah berlalu dan mulai pada kalimat (1).
musim hujan pun menghadang di Kalimat (2) =
hadapan mata. (3) Semenjak pulang kalimat utama.

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari sekolah dan sampai di rumah, Kalimat (3) dan


hujanpun turun membahasi bumi (4) = kalimat
dengan deras disertai kilat yang penjelas.
menyambar-nyambar. (4) Kira-kira
dua jam sudah berlalu, terlihat jelas
sungai Belawan mulai tinggi
menggenangi halaman rumah para
warga dan tampaklah sampah-
sampah yang mengapung di
permukaan air, menyumbat aliran
parit yang berada di depan rumahku.
c (1) Dua hari desa kami terendam Tidak ada transisi. Kronologi.
banjir yang sangat mengerikan. (2) Kalimat (1) =
Setelah sungainya surut, kami mulai kalimat utama.
membersihkan rumah dan Kalimat (2), (3),
lingkungan sekitar. (3) Tetapi (4), (5) dan (6) =
sungguh menyedihkan karena ketika kalimat penjelas.
saya sedang membantu orang tua
saya membersihkan rumah, tiba-tiba
Boni datang berlari-lari mendekati

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

BIODATA PENULIS

Dewi Wulansari lahir di Yogyakarta pada tanggal 19

April 1993. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD

Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada tahun 2000. Pada

tahun 2006 ia melanjutkan pendidikan menengah di SMP

Maria Immaculata Yogyakarta. Setelah itu, ia

melanjutkan pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2009 dan

dinyatakan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 ia tercatat menjadi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Masa

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan menulis skirpsi

sebagai tugas akhir dengan judul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan

Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur.

Anda mungkin juga menyukai