Anda di halaman 1dari 3

Penanganan terhadap hasil pengamatan, keluhan, dan laporan kosmetik yang beredar.

Jadi, dalam produksi dan distribusi suatu produk kosmetika, pasti ada yang namanya keluhan
mengenai produk kosmetika tertentu, entah itu berupa kualitasnya yang tidak memenuhi
standar ataupun karena setelah diteliti kembali ternyata kosmetik tersebut menghasilkan efek
yang tidak diinginkan bagi kesehatan.
1. Yang pertama adalah penarikan kembali produk jadi. Nah, penarikan kembali ini
dilakukan pada suatu produk kosmetika tertentu yang tidak memenuhi persyaratan
mutu yang ada di CPKB atau produk kosmetik yang menimbulkan efek yang
merugikan bagi kesehatan. Misalnya itu seperti kosmetik yang digunakan untuk
membersihkan muka, tapi setelah digunakan malah mengakibatkan iritasi kulit atau
malah menimbulkan jerawat. Itu pemisalan. Untuk tahapannya itu:
1) Yang pertama adalah keputusan penarikan kembali produk jadi. Pada tahap ini,
dibuat dulu keputusan untuk menarik suatu produk kosmetik yang sudah beredar.
Keputusan ini bisa diinstruksikan langsung dari produsen atau bisa dari
pemerintah karena laporan yang beredar.
2) Yang kedua adalah pelaksanaan penarikan kembali. Nah, setelah keputusan untuk
penarikan kembali dikeluarkan, maka pelaksanaan penarikan kembali suatu
produk kosmetika yang tidak memenuhi standar persyaratan mutu sesuai CPKB
harus segera dilaksanakan.
3) Yang ketiga adalah dokumentasi. Dokumentasi ini adalah salah satu hal penting
yang harus dilakukan untuk semua tindakan yang berkaitan mengenai suatu
produk kosmetika tertentu, termasuk saat produk tersebut ditarik dari pasaran.
Dari dokumentasi ini, dapat dibuatkan berita acara mengenai penarikan kosmetik
tersebut dari pasaran sehingga memberitahu pada seluruh konsumen bahwa
kosmetik tersebut tidak dipasarkan lagi.
4) Yang keempat adalah pedoman dan prosedur penarikan kembali. Prosedur
penarikan produk jadi harus dengan rinci dan tepat untuk mengefektifkan
penarikan kembali suatu produk kosmetika dari semua mata rantai
pendistribusian.
5) Yang terakhir adalah pembuatan catatan dan laporan mengenai penarikan produk
jadi kosmetika dari edaran. Catatan dan laporan ini berisi mengenai pelaksanaan
dan hasil penarikan kembali produk jadi kosmetika.
2. Yang selanjutnya ada keluhan dan laporan. Sebagai produsen dari kosmetika tertentu,
pasti sering menerima keluhan dan laporan yang menyangkut tentang kualitas, efek
tidak diinginkan yang merugikan, ataupun masalah lainnya mengenai produk yang
diedarkan dari konsumen. Oleh karena itu, keluhan dan laporan yang diterima
haruslah diselidiki dan dievaluasi terkait produk kosmetik yang dikeluhkan oleh
konsumen untuk selanjutnya mengambil tindak lanjut yang tepat mengenai produk
tersebut.
3. Selanjutnya ada penanganan mengenai kosmetik kembalian. Sesuai dengan point satu
tadi, kosmetik kembalian merupakan produk kosmetik yang telah beredar, namun
ditarik kembali oleh produsen karena adanya keluhan dan laporan mengenai mutu
kosmetik yang tidak memenuhi standar maupun efek merugikan yang dihasilkan oleh
produk tersebut. Untuk hasil evaluasinya, kosmetik kembalian dapat digolongkan
menjadi 3:
1) Yang pertama ada kosmetik kembalian yang masih memenuhi spesifikasi yang
dapat digunakan.
2) Yang kedua ada kosmetik kembalian yang dapat diolah ulang.
3) Yang ketiga ada kosmetik kembalian yang tidak dapat diolah ulang. Untuk
kosmetik kembalian pada golongan ini, maka tindak lanjut yang dapat dilakukan
oleh produsen adalah pemusnahan kosmetik tersebut.
4. Selanjutnya ada prosedur penanganan kosmetik kembalian, yaitu:
1) Mencatat jumlah dan identitas kosmetik kembalian.
2) Melakukan karantina terhadap kosmetik kembalian.
3) Melakukan pemeriksaan, penelitian, dan pengujian yang dilakukan oleh Bagian
Pengawasan Mutu terhadap kosmetik kembalian untuk menentukan tindak
lanjutnya.
4) Mengambil keputusan secara seksama mengenai tindak lanut kosmetik kembalian
yang dapat diolah kembali.
5) Melakukan pengujian mutu yang lebih seksama terhadap produk hasil pengolahan
kembali kosmetik kembalian.
5. Selanjutnya ada kosmetik kembalian yang tidak dapat diolah ulang. Untuk kosmetik
kembalian golongan ini, tindak lanjut yang diambil oleh produsen adalah pemusnahan
produk kosmetik tersebut sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Pemusnahan
kosmetik ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan kosmetik jatuh pada tangan
orang yang tidak berwenang.
6. Yang terakhir ada pencatatan. Untuk produk kosmetik kembalian yang diolah ulang,
semua tahapannya harus dicatat dan dilaporkan. Sementara untuk kosmetik kembalian
yang dimusnahkan, hendaknya dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh
pelaku pemusnahan dan saksi.

Anda mungkin juga menyukai