Anda di halaman 1dari 10

COVER

KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam pekerjaan ini baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sumbawa, 17 Februari 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Bab II Pembahasan

Bab III Penutup


1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka

Lampiran

BAB I :
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang
pernah menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan. Hal ini
didukung oleh posisinya yang strategis, yaitu di ujung barat Pulau Jawa,
lebih tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Kerajaan Banten
didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada abad ke-
16. Kendati demikian, Sunan Gunung Jati tidak pernah bertindak
sebagai raja. Raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultan Maulana
Hasanuddin, yang berkuasa antara 1552-1570 M. Sedangkan masa
kejayaan Kerajaan Banten berlangsung ketika pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1683 M). Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
memajukan kekuatan politik dan angkatan perang Banten untuk
melawan VOC. Hal itu pula yang kemudian mendorong Belanda
melakukan politik adu domba hingga menjadi salah satu penyebab
runtuhnya Kerajaan Banten.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sultan Ageng Tirtayasa bisa menjadi raja?
2. Bagaimana bisa Sultan Ageng Tirtayasa berjaya di kerajaan banten?
3. Apa yang menyebabkan kemunduran kerajaan banten?
4. Apa saja peninggalan kerajaan banten?
3. Tujuan
Menggambarkan perkembangan kerajaan banten pada masa yang
paling berjaya yaitu pada masa Sultan Ageng Tirtayasa,serta masa
setelah kemunduran kerajaan banten,dan lebih mengenal apa saja
penginggalan kerajaan banten

BAB II :
PEMBAHASAN

Sejarah berdirinya Kesultanan Banten, berawal pada tahun 1525-


1526, saat itu Sunan Gunung Jati berhasil menguasai wilayah Banten.
Sejak saat itulah, Kesultanan Banten tumbuh menjadi kerajaan Islam
yang pusat pemerintahannya terletak di ujung barat Pulau Jawa. Pada
tahun 1552, Kesultanan Banten diserahkan kepada Sultan Maulana
Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin
kemudian dianggap sebagai peletak dasar dan Sultan pertama
Kesultanan Banten.

Masa keemasan Kesultanan Banten terjadi saat Kesultanan Banten


dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
memajukan kekuatan politik dan angkatan perang Banten untuk
melawan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Hal itulah yang
mendorong kolonial Belanda melakukan politik adu domba hingga
akhirnya Kesultanan Banten harus menyerahkan kedaulatannya kepada
VOC.

Berikut silsilah keturunan Sultan Banten yang Kabar Banten:

1. Syarif Hidayahtullah Susuhunan Gunung Jati

2. Maulana Hasanuddin Panembahan Surosowan (1552-1570)


3. Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan Gede (1570-1580)

4. Maulana Muhammad Pangeran Ratu Ing Banten (1525-1552)

5. Sultan Abul Mafachir Mahmud Abdul Kadir Kenari (1580-1596)

6. Sultan Abul Ma’ali Ahmad (1596-1651)

7. Sultan Ageng Tirtayasa-Abul Fath Abdul Fattah (1651-1672)

8. Sultan Abun Nasr Abdul Kahhar-Sultan Haji (1672-1687)

9. Sultan Abdulfadhl (1687-1690)

10. Sultan Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)

11. Sultan Muhammad Syifa Zainul Arifin (1733-1750)

12. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil (1750-1752)

13. Sultan Muhammad Wasi Zainul Alimin (1752-1753)

14. Sultan Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)

15. Sultan Abul Mafakih Muhammad Aliyuddin (1773-1799)

16. Sultan Muhyiddin Zainussholihin (1799-1801)

17. Sultan Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)

18. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)

19. Sultan Agilludin (Aliyuddin II) (1803-1808)

20. Sultan Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)

21. Sultan Muhammad Syafiuddin (1809-1813)

22. Sultan Muhammad Rafi’uddin (1813-1820)


Masa Kejayaan Kerajaan Banten

Puncak kejayaan ini terjadi pada era Sultan Ageng Tirtayasa. Puncak
kejayaan tersebut dapat terlihat dari meluasnya wilayah perdagangan
Banten, yaitu sampai ke wilayah selatan Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Pada masa itu, Kerajaan Banten adalah kerajaan Islam
terbesar di Indonesia dan Sultan Ageng Tirtayasa menjadi tokoh yang
gencar melawan dominasi dan pengaruh VOC, yaitu kongsi dagang
Belanda. Selain itu, era pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
menjadikan Banten sebagai wilayah perdagangan internasional, yaitu
bertemunya pedagang lokal dan pedagang Eropa. Tidak hanya itu, masa
kejayaan ini mencakup berdirinya armada laut yang tujuannya
melindungi aktivitas perdagangan dari ancaman kerajaan-kerajaan
lainnya, termasuk kerajaan di Eropa. Singkatnya, masa kejayaan ini
mencakup majunya kekuatan politik dan angkatan perang Kerajaan
Banten.

Masa Kemunduran Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mengalami kemunduran setelah Sultan Ageng


Tirtayasa turun takhta dan digantikan dengan putranya, Sultan Haji
(1671-1686). Berbeda dengan ayahnya yang anti VOC, Sultan Haji
cenderung ingin menjalin hubungan baik dengan VOC. Hal ini
menyebabkan perselisihan di antara keduanya. VOC memanfaatkan
situasi ini dengan memberi dukungan terhadap Sultan Haji dan pada
akhirnya berhasil meraih kemenangan atas konflik terhadap Sultan
Ageng Tirtayasa. Pada tahun 1813, Kerajaan Banten menyerahkan
kekuasaannya kepada pasukan Inggris, di bawah kepemimpinan Sir
Thomas Stamford Raffles.

Peninggalan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten, yang merupakan kerajaan Islam, memberikan jejak


peninggalan berupa bangunan keagamaan, contohnya Masjid Agung
Banten. Selain itu, beberapa peninggalan lainnya, yaitu Istana Keraton
Kaibon, Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, dan lain sebagainya.

BAB III:
PENUTUP

1.KESIMPULAN
Masa keemasan Kesultanan Banten terjadi saat Kesultanan Banten
dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
memajukan kekuatan politik dan angkatan perang Banten untuk
melawan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Hal itulah yang
mendorong kolonial Belanda melakukan politik adu domba hingga
akhirnya Kesultanan Banten harus menyerahkan kedaulatannya kepada
VOC,dan penginggalan sejarah kerajaan banten antara lain Masjid
Agung Banten.
2.SARAN
Kami ucapkan terima kasih bagi yang telah membaca Makalah
Kerajaan Banten ini. Kami merasa bahwa dalam Makalah Kerajaan
Banten ini masih banyak kekurangan dan kami mengharap Kritik
dan Saran dari pembaca, demi kesempurnaan Makalah Kerajaan
Banten ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sc:kabarbanten.pikiran.rakyat.com

SC:https://www.zenius.net/blog/kerajaan-banten#:~:text=Nah%2C
%20Kerajaan%20Banten%20mencapai%20puncak,Tirtayasa
%20(1651%2D1692)
LAMPIRAN

SULTAN AGENG TIRTAYASA


MASJID AGUNG BANTEN

Anda mungkin juga menyukai