Anda di halaman 1dari 22

Mabasan, Vol. 10, No.

2, Juli--Desember 2016:63--84

PROBLEMATIKA BAHASA INDONESIA KEKINIAN: SEBUAH ANALISIS


KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULISAN

(NOWADAYS PROBLEMS OF BAHASA INDONESIA: AN ANALYSIS OF


MISTAKES IN WRITTEN FORMS)

Akmaluddin
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
Jalan Pendidikan Nomor 35 Mataram
akmalwiya@gmail.com

Diterima: 17 Oktober 2016; Direvisi: 17 Oktober 2016; Disetujui: 9 November 2016

Abstract

Indonesian language has special functions among the Indonesian nation and national life that
are Bahasa Indonesia as a national and nation language. On the basis of that functions,
Indonesia language is used in official documents in some countries. The language forms shall be
used in making official documents are the standardized Indonesia language. As a national
language, Indonesian language is used by any levels of community in Indonesia. However, the
both functions are not well applied, therefore it creates some Indonesia language problems.
Some problems meant are the mistakes in using Indonesian language, either spoken or written.
The problems discussed in this research are (1) some of nowadays Indonesian language
problems and their solutions, (2) Factors causing the use of Indonesian language in a variety of
life usages. The data are collected through observation and documentation. The data are then
analyzed by using inductive data analysis. The results of the analysis show that (1) Indonesia
language nowadays has some problems in some linguistics features. (2) The mistakes in using
Indonesian language are caused by some factors.

Key words: Indonesia Indonesian language problems, language mistakes, written forms

Abstrak

Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang istimewa di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia yang ditandai dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa
nasional. Atas dasar fungsi tersebut, bahasa Indonesia digunakan dalam penyusunan naskah-
naskah kedinasan di berbagai lembaga negara. Ragam bahasa Indonesia yang seharusnya
digunakan dalam penyusunan naskah dinas adalah bahasa Indonesia standar. Sebagai bahasa
nasional bahasa Indonesia digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Namun,
kedua fungsi ini belum sepenuhnya terlaksana sehingga menimbulkan problematika bagi bahasa
Indonesia. Problematika yang terjadi pada bahasa Indonesia ditandai dengan adanya kesalahan
berbahasa khususnya bahasa tulisan. Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah (1)
berbagai problematika bahasa Indonesia kekinian dan solusinya, (2) faktor penyebab kesalahan
berbahasa Indonesia pada berbagai bidang kehidupan. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik
analisis data induktif (inductive data analysis). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) bahasa
Indonesia khususnya ragam tulisan setakat ini mengalami berbagai problematika pada beberapa
tataran linguistik, (2) kesalahan berbahasa Indonesia ragam tulisan disebabkan oleh berbagai
faktor.

Kata kunci: problematika bahasa Indonesia, kesalahan berbahasa, ragam tulisan

63
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

1. Pendahuluan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah


Bahasa Indonesia memiliki posisi maupun lembaga negara lainnya.
yang strategis dalam kehidupan Sementara itu, peran bahasa
berbangsa dan bernegara Indonesia. Indonesia sebagai bahasa nasional
Bahasa Indonesia yang sekaligus ditandai dengan fungsi bahasa Indonesia
menjadi identitas kebangsaan Indonesia sebagai identitas nasional dan sebagai
mengemban dua fungsi istimewa, yaitu lambang kebanggaan kebangsaan di
sebagai bahasa negara dan bahasa samping sebagai alat pemersatu dan
nasional. Fungsi sebagai bahasa negara perhubungan antardaerah yang memiliki
ini dibuktikan dengan masuknya bahasa latar belakang yang beragam. Oleh
Indonesia pada salah satu bab dan pasal karena bahasa Indonesia sebagai
dalam konstitusi Negara Republik lambang identitas nasional, seharusnya
Indonesia yaitu pasal XV ayat 36 UUD muncul kebanggaan tersendiri pada
1945. Dalam pasal tersebut, dinyatakan masyarakat Indonesia untuk terus tetap
bahwa bahasa negara adalah bahasa melestarikan keberlangsungan bahasa
Indonesia. Ayat dalam pasal ini Indonesia. Namun, dua fungsi besar
menunjukkan bahwa pada dasarnya bahasa Indonesia ini tidak serta-merta
bahasa Indonesia memiliki posisi yang membuat lembaga negara menerapkan
sama strategisnya dengan aspek kaidah bahasa Indonesia tersebut. Begitu
kehidupan lain misalnya ekonomi, juga halnya dengan sebagian besar
agama, dan budaya sehingga perlu warga negara Indonesia yang seolah
dimasukkan dalam konstitusi tertinggi di tidak acuh terhadap bahasa Indonesia.
republik ini. Adanya pasal ini tentunya Atas sikap ini, kemudian muncullah
bukanlah sekadar menjadi pelengkap problematika dalam bahasa Indonesia
pasal dalam UUD 1945, namun pasal ini yang ditandai dengan berbagai bentuk
memiliki konsekuensi yang berkaitan kesalahan berbahasa Indonesia terutama
dengan kedudukan bahasa Indonesia. dalam ragam tulisan.
Dalam kaitannya dengan fungsi ini, Dalam penggunaannya,
bahasa Indonesia seharusnya kesalahan-kesalahan berbahasa
dipergunakan dalam administrasi Indonesia ragam tulisan dalam dokumen
kenegaraan. Misalnya, dokumen- atau naskah dinas masih dijumpai.
dokumen, keputusan, surat-menyurat, Begitu juga pada tulisan-tulisan lain

64
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

yang dibuat oleh masyarakat tutur kepada siswa bentuk-bentuk bahasa


bahasa Indonesia secara pribadi. Bentuk Indonesia yang baik dan benar. Dengan
kesalahan berbahasa yang dapat demikian, hasil analisis kesalahan
ditemukan sangat bervariasi. Misalnya, berbahasa Indonesia ragam tulisan dapat
kesalahan dalam bidang morfologi, dijadikan sebagai referensi dalam
kesalahan dalam bidang sintaksis, baik pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil
berupa kesalahan pada frasa maupun analisis tersebut dapat dijadikan sebagai
kesalahan pada klausa, kesalahan dalam pengembangan bahan ajar pada lembaga
bidang semantik, dan kesalahan dalam pendidikan menengah.
hal penggunaan ejaan. Semua bentuk
kesalahan tersebut harus diperbaiki agar 2. Kerangka Teori
sesuai dengan situasi dan kondisi 2.1 Problematika Bahasa Indonesia
sebagai wujud pelaksanaan aturan fungsi Peroblematika merupakan kata
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara turunan yang terbentuk dari kata
dan sebagai bahasa nasional. problem. Kata problem sendiri diartikan
Kesalahan berbahasa Indonesia sebagai (1) persoalan, (2) masalah.
ragam tulisan tidak sepatutnya Problematika merupakan sebuah istilah
diabaikan. Hal ini berarti perlu dilakukan yang digunakan untuk menunjukkan
perbaikan terhadap kesalahan berbahasa suatu permasalahan yang harus
ragam tulisan yang ada untuk dipecahkan (KBBI, 2008:1215).
menghindari sikap negatif penutur Berdasarkan definisi kedua istilah di
bahasa Indonesia terhadap bahasa atas, dapat ditarik benang merah bahwa
Indonesia. Hal lain yang sesuatu yang tengah mendapatkan
melatarbelakangi penelitian ini adalah problem atau masalah berarti sesuatu
asumsi bahwa analisis kesalahan tersebut memerlukan pemecahan. Dalam
berbahasa ragam tulisan sangat relevan hal ini, permasalahan tersebut sedang
dengan keperluan akademik. Relevansi menggejala pada bahasa Indonesia.
ini ditandai dengan muatan kurikulum Dengan demikian, permasalahan yang
yang ada pada satuan pendidikan terdapat dalam bahasa Indonesia tersebut
menengah. Kurikulum mata pelajaran perlu mendapatkan pemecahan atau
bahasa Indonesia pada jenjang solusi.
pendidikan menengah mengajarkan

65
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Problematika atau permasalahan bentuk asal, luluh dan tidaknya suatu


yang terdapat pada bahasa Indonesia fonem, penentuan variasi atau alomorf
terjadi pada berbagai level kebahasaan suatu morfem, dan penulisan morfem.
misalnya: problematika dalam tataran Reduplikasi berkaitan adalah
fonologi, tataran morfologi, tataran pengulangan bentuk dasar sehingga
sintaksis, tataran semantik, dan tataran menghasilkan bentuk gramatik yang
penerapan EYD. Dalam penelitian ini, baru. Reduplikasi berkaitan dengan cara
problematika yang diamati terjadi pada penulisan dan penentuan bentuk dasar
ragam bahasa tulisan baik dalam konteks yang diulang. Gabungan kata atau kata
formal maupun nonformal. majemuk adalah gabungan dua buah
Problematika berbahasa morfem dasar atau lebih yang
Indonesia dalam tataran fonologi dapat mengandung satu pengertian baru. Kata
terjadi baik penggunaan bahasa secara majemuk berkaitan dengan cara
lisan maupun tulisan. Problematika penulisan kata majemuk. Berdasarkan
bahasa Indonesia dalam tataran fonologi proses perpaduannya, kata majemuk ada
meliputi: (a) perubahan fonem, (b) yang ditulis serangkai dan ada pula yang
penghilangan fonem, dan (c) ditulis terpisah.
penambahan fonem (Setyawati, 2010: Sintaksis atau yang sering
23). disebut kalimat adalah satuan bahasa
Morfologi adalah bagian dari terkecil dalam wujud lisan atau tulisan,
ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mengungkapkan pikiran yang utuh
yang mempelajari seluk-beluk bentuk (Alwi dkk, 2003). Kesalahan berbahasa
kata serta pengaruh perubahan- dalam bidang sintaksis juga sering
perubahan bentuk kata terhadap terjadi dalam kegiatan berbahasa sehari-
golongan dan arti kata (Ramlan, 2001). hari sebagaimana kesalahan berbahasa
Problematika dalam tataran morfologi pada bidang-bidang yang lain. Penyebab
sebagian besar berkaitan dengan bahasa kesalahan dalam bidang sintaksis pun
tulis. Problematika dalam tataran beragam. Adapun penyebab kesalahan
morfologi dapat dikelompokkan menjadi berbahasa dalam bidang sintaksis
kelompok afiksasi, reduplikasi, dan dijelaskan oleh Tarigan dan
gabungan kata atau kata majemuk. Sulistyaningsih, (1998) yaitu: pengaruh
Afiksasi berkaitan dengan penentuan bahasa ibu, lingkungan, kebiasaan, dan

66
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

kesadaran penutur bahasa itu sendiri. penggunaan tanda baca (KBBI, 2008).
Kesalahan berbahasa dalam berbagai Berdasarkan makna kamus di atas, dapat
bidang dan dalam berbagai situasi ditarik simpulan bahwa ejaan bahasa
sepatutnya tidak dibiarkan berlarut-larut. Indonesia yang disempurnakan adalah
Artinya, kesalahan berbahasa tersebut seperangkat kaidah yang mengatur
perlu diperbaiki. Problematika bahasa penggunaan bahasa Indonesia yang baku
Indonesia dalam tataran sintaksis dapat dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan.
berupa frasa, klausa, dan kalimat. Bahasa Indonesia memiliki sejarah
Semantik adalah suatu istilah pembakuan ejaan selama dua kali
yang digunakan untuk bidang linguistik sehingga ditetapkannya penggunaan
yang mempelajari hubungan antara Ejaan Bahasa Indonesia Yang
tanda-tanda linguistik dengan hal-hal Disempurnakan (Chaer, 2007).
yang ditandainya (Chaer, 2002). Problematika bahasa Indonesia dalam
Kesalahan berbahasa dalam bidang tataran penerapan EYD pada ragam
semantik ditandai oleh beberapa hal tulisan terdiri atas beberapa hal yaitu:
sebagaimana yang disebutkan (Tarigan pemakaian huruf, penulisan kata,
dan Sulistyaningsih, 1998). Indikator- pemakaian tanda baca, dan penulisan
indikator tersebut yaitu: tidak dapat unsur serapan (Haimun, 2014).
menjelaskan makna yang dimaksud 2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa
pembicara atau penulis, tidak dapat Analisis dapat didefinisikan
menggunakan kata-kata dalam kalimat sebagai penyelidikan terhadap suatu
sesuai dengan makna dan fungsinya, peristiwa yang dapat berupa karangan
tidak dapat menyebutkan sinonim dan atau perbuatan untuk mengetahui
antonim kata yang memang pasangannya keadaan yang sebenarnya (KBBI, 2008).
(Tarigan dan Sulistyaningsih, 1998). Definisi di atas mengandung makna
Selain dalam beberapa aspek bahwa dalam proses melakukan analisis
kebahasaan di atas, problematika terdapat aktivitas penyelidikan dengan
berbahasa juga berpotensi terjadi dalam maksud mengetahui keadaan
hal penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia sebenarnya. Aktivitas penyelidikan ini
Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tentunya dilengkapi dengan tahapan-
adalah kaidah cara menggambarkan tahapan kerja yang prosedural yaitu:
bunyi dalam bentuk tulisan (huruf) serta pertama, mengklasifikasikan kesalahan

67
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

berbahasa berdasarkan tataran meliputi kegiatan mengumpulkan


kebahasaan misalnya bidang fonologi, sampel kesalahan, mengidentifikasi
morfologi, sintaksis, wacana, atau kesalahan yang terdapat pada sampel,
semantik. Kedua, mengurutkan menjelaskan kesalahan tersebut,
kesalahan berbahasa tersebut mengklasifikasikan kesalahan tersebut,
berdasarkan frekuensi kemunculannya dan mengevaluasi taraf keseriusan
dalam suatu karya. Ketiga, kesalahan itu. Rumusan yang
menggambarkan letak kesalahan dan dikemukakan kedua ahli ini secara
memperkirakan penyebab kesalahan langsung menyebutkan tahapan yang
tersebut. Keempat, mengoreksi perlu dilakukan dalam melakukan
kesalahan tersebut serta analisis kesalahan berbahasa. Tahapan
merekomendasikan solusi perbaikan atas yang dimaksud yaitu: (1) mengumpulkan
keslahan tersebut (Tarigan dan sampel kesalahan, (2) mengidentifikasi
Sulistyaningsih, 1998). kesalahan yang terdapat pada sampel, (3)
Berdasarkan definisi di atas, menjelaskan kesalahan tersebut, (4)
dapat dibuat rumusan tentang analisis mengklasifikasikan kesalahan tersebut,
kesalahan berbahasa. Dengan demikian, dan (5) mengevaluasi taraf keseriusan
analisis kesalahan berbahasa adalah kesalahan berbahasa yang telah
suatu kegiatan penelaahan terhadap diklasifikasikan. Tahapan-tahapan kerja
bahasa untuk mengetahui keadaan yang ini dapat dijadikan sebagai panduan
sebenarnya pada bahasa yang dianalisis. dalam melakukan kegiatan analisis
Berdasarkan pengertian ini dapat kesalahan berbahasa.
diketahui tujuan analisis kesalahan
berbahasa adalah mencari dan 3. Metode Penelitian
menentukan landasan perbaikan 3.1 Pendekatan Penelitian
terhadap kesalahan berbahasa pada Pendekatan yang digunakan
aspek-aspek kebahasaan. dalam penelitian ini adalah pendekatan
Tarigan dan Sulistyaningsih kualitatif deskriptif karena penelitian ini
(1998) menjelaskan bahwa analisis bertujuan untuk memberikan gambaran
kesalahan berbahasa adalah suatu atau deskripsi tentang suatu keadaan
prosedur kerja yang biasa digunakan secara objektif. Sumber data dalam
oleh peneliti atau guru bahasa yang penelitian ini adalah peristiwa

68
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

penggunaan bahasa Indonesia ragam peneliti mengambil sepuluh penggunaan


tulisan pada berbagai hal. Data dalam bahasa Indonesia ragam tulisan pada
penelitian ini berupa penggunaan bahasa berbagai media.
Indonesia ragam tulisan pada papan 3.4 Pengumpulan Data
pengumuman dan papan nama di Pengumpulan data dalam
berbagai tempat, dan jadwal perkuliahan penelitian ini dilakukan dengan metode
yang di dalamnya terdapat kesalahan observasi dan dokumentasi. Setelah
berbahasa tulisan. Data dalam penelitian semua data yang direncanakan
ini dikumpulkan dengan metode terkumpul, peneliti melakukan jejak
observasi dan dokumentasi. audit. Arikunto (2013: 26) menjelaskan
3.2 Populasi Penelitian bahwa jejak audit berarti peneliti
Populasi adalah keseluruhan melakukan penelusuran dengan maksud
subjek penelitian (Arikunto, 2013:173). memeriksa kembali data yang telah
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, diperoleh.
penggunaan bahasa Indonesia ragam 3.5 Analisis Data
tulisan pada berbagai media secara Analisis data penelitian ini
keseluruhan adalah populasi. Namun, dilakukan dengan menggunakan metode
karena penelitian ini adalah penelitian agih. Metode agih adalah metode
sampel, peneliti akan memfokuskan analisis data dengan alat penentunya
pada sebagian dari populasi tersebut justru bagian dari bahasa yang
untk dibuat sebuah generalisasi. bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto,
3.3 Sampel Penelitian 2015). Metode agih memiliki beberapa
Sampel penelitian ini ditentukan teknik antara lain:
berdasarkan random sampling karena a. Teknik Urai Unsur Terkecil 'Ultimate
dalam pengambilan sampelnya, peneliti Constituent Analysis' (UCA)
memberi hak yang sama kepada setiap Teknik Urai Unsur Terkecil
subjek untuk memperoleh kesempatan dimaksudkan mengurai suatu satuan
dipilih menjadi sampel. Mengenai lingual tertentu atas unsur-unsur
jumlah sampel yang diambil, peneliti terkecilnya. Unsur terkecil yang
mempertimbangkan berbagai aspek mempunyai makna biasanya disebut
misalnya kemampuan dilihat dari waktu, "morfem". Contoh: dijuan, unsur
tenaga, dan dana. Oleh karena itu, terkecilnya adalah “di-” dan “jual”.

69
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

b. Teknik Pilah Unsur Langsung atau mengurai suatu konstruksi tertentu


'Immediate Constituent Analysis' (morfologis atau sintaksis) atas unsur-
(ICA) unsur langsungnya. Contoh: Ia pergi ke
Teknik ini berdekatan dengan Jogja ("ia", 'pergi", dan "ke Jogja").
teknik urai unsur terkecil, yaitu memilah

4. Pembahasan
4.1 Problematika Bahasa Indonesia
dalam Berbagai Tataran
4.1.1 Problematika Bahasa fonem, (b) penghilangan fonem, dan (c)
Indonesia dalam Tataran penambahan fonem (Setyawati, 2010).
Fonologi Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan
Sebagaimana telah dijelaskan adanya kesalahan fonologi dalam ragam
pada bagian sebelumnya, bahwa tulisan yang ditulis dalam bentuk
problematika bahasa Indonesia dalam spanduk pengumuman jual beli tanah di
tataran fonologi meliputi: (a) perubahan sebuah lokasi.

Gambar 1. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran fonologi

70
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Kesalahan berbahasa yang dalam KBBI karena kata tersebut


tampak pada gambar di atas adalah memang bukan termasuk kosakata
perubahan fonem pada kata tampa. bahasa Indonesia. Dengan demikian,
Seharusnya fonem [m] pada kata tampa bahasa ragam tulisan pada spanduk di
pada spanduk pengumuman di atas atas dapat diperbaiki dengan kalimat
ditulis menggunakan fonem [n] sehingga dijual tanpa perantara.
menjadi kata tanpa. Dalam KBBI, kata Kesalahan lain dalam tataran
tanpa merupakan kelas kata keterangan fonologi penulis temukan pada berkas
(adverbia) yang berarti tidak dengan; administrasi jadwal perkuliahan sebuah
tidak ber-. Contoh pemakaian dalam perguruan tinggi. Kesalahan yang
kalimat menghilang tanpa bekas. dimaksud tampak pada gambar 2 di
Sedangkan kata tampa tidak ditemukan bawah ini.
.

Gambar 2. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran fonologi

Kesalahan bahasa ragam tulisan perbankkan karena kata tersebut


yang terdapat pada gambar 2 di atas merupakan bentuk turunan dari proses
adalah penghilangan fonem [k] pada morfologis afiksasi yang terdiri atas kata
kata perbankan. Seharusnya, kata dasar dan imbuhan konfiks. Kata dasar
tersebut ditulis dengan bentuk yang dimaksud adalah bank bukan ban

71
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

dan imbuhan yang dimaksud adalah per- Indonesia ragam tulisan pada tataran
kan. Kata bank dalam KBBI berarti fonologi, kata-kata tersebut dapat
lembaga keuangan yang usaha pokoknya diperbaiki menjadi bentuk berikut:
memberikan pinjaman (kredit) dan jasa masjid, moral, nasihat, khotbah, teknik,
dalam pembayaran dan peredaran uang. subjektif, produktivitas, zaman, kualitas,
Sedangkan kata perbankkan berarti hal utang, silakan, Jumat, doa, dan sah.
atau segala sesuatu mengenai bank. 4.1.2 Problematika Bahasa
Sementara itu, kata ban dalam KBBI Indonesia dalam Tataran
berarti lingkar dari karet yang dipasang Morfologi
melingkar pada roda (sepeda, mobil, Kesalahan berbahasa ragam
dsb) sedangkan kata perbankan berarti tulisan dalam tataran morfologi yang
hal atau segala sesuatu mengenai ban. penulis temukan adalah kesalahan dalam
Tentunya maksud yang ingin penempatan afiks yang tidak tepat pada
disampaikan oleh pengelola pendidikan gabungan kata. Sebagaimana dijelaskan
dalam jadwal di atas adalah perbankkan oleh Setyawati (2010:) kesalahan
berarti hal atau segala sesuatu mengenai berbahasa pada tataran morfologi
bank. Dengan demikian, kesalahan meliputi: (a) penghilangan afiks, (b)
ragam bahasa tulisan pada jadwal di atas bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak
dapat diperbaiki menjadi JADWAL diluluhkan, (c) penggantian morf, (d)
KULIAH PERBANKKAN SYARIAH. pemakaian afiks yang tidak tepat, (e)
Beberapa contoh lain kesalahan penempatan afiks yang tidak tepat pada
dalam tataran fonologi yang dicontohkan gabungan kata, (f) pengulangan kata
Setyawati dan sering dijumpai dalam majemuk yang tidak tepat. Gambar 3 di
penggunaan bahasa Indonesia ragam bawah ini merupakan salah satu bentuk
lisan misalnya: mesjid, moril, nasehat, kesalahan berbahasa ragam tulisan pada
khutbah, tehnik, subyektif, produktifitas, tataran morfologi karena pemakaian
jaman, kwalitas, hutang, silahkan, afiks yang tidak tepat, (e) penempatan
Jum’at, do’a, syah dan lain-lain. Untuk afiks yang tidak tepat pada gabungan
menghindari kesalahan berbahasa kata.

72
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Gambar 3. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran morfologi


Gambar 3 di atas berisi papan Perlu dijelaskan lebih detail
informasi mengenai pemiliki rumah mengenai penggunaan bentuk di karena
yang mau menjual rumahnya. Pada sering kali terjadi penggunaan yang
papan tersebut terdapat kesalahan dalam tumpang tindih antara penggunaan
penempatan afiks. Sejalan dengan bentuk di sebagai afiks (imbuhan) dan
kaidah yang dijelaskan Setyawati (2010) penggunaan bentuk di sebagai preposisi
bahwa suatu kata yang mendapatkan atau kata depan. Hal yang perlu
prefiks harus ditulis serangkai dengan dijelaskan dalam hal ini adalah bahwa
prefiks yang melekatinya, begitu juga bentuk di yang berfungsi sebagai
dengan suatu kata yang mendapatkan imbuhan biasanya diikuti oleh kata kerja
sufiks harus ditulis serangkai dengan dan kata sifat. Kaidah penulisan bentuk
sufiks yang mengikutinya. Bahkan di yang berfungsi sebagai imbuhan
gabungan kata yang mendapat prefiks adalah ditulis serangkai dengan kata
dan sufiks sekaligus maka prefiks yang mengikutinya. Sementara itu,
dilekatkan di depan (sebelum) kata bentuk di yang berfungsi sebagai
pertama dan sufiks dilekatkan di akhir preposisi atau kata depan biasanya
(setelah) kata kedua dengan penulisan diikuti oleh kata keterangan tempat dan
serangkai. Oleh karena itu, perbaikan penulisannya harus dipisah dengan kata
kesalahan berbahasa ragam tulisan pada yang mengikutinya. Untuk lebih jelasnya
papan informasi di atas dapat dilakukan perhatikan tabel berikut.
dengan mengubah bentuk tulisan
menjadi dijual tanpa perantara.

73
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Tabel 1. Fungsi dan kaidah penulisan bentuk di


Fungsi di Kata yang Kaidah Contoh penggunaan
mengikuti penulisan
sebagai imbuhan kata kerja, kata Serangkai dijual, dibaca, ditulis,
sifat dll
sebagai kata tempat Dipisah di dalam, di sekolah,
preposisi dll

Penggunaan bentuk di yang tampak pada gambar papan informasi


tumpang tindih tersebut terbukti dengan berikut.
penggunaan bahasa ragam tulisan seperti

Gambar 4. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran morfologi


Pada gambar 4 di atas, terdapat Selain kesalahan dalam
kesalahan penggunaan bentuk di yang penggunaan bentuk di, kesalahan lain
seharusnya dipisah, namun dalam yang terdapat pada gambar 3 di atas
penggunaannya ditulis serangkai dengan adalah penghilangan afiks di yang
kata yang mengikutinya. Sementara itu, seharusnya digunakan di depan kata
pada gambar 3 di atas, penggunaan dasar jual. Penghilangan afiks di ini
bentuk di ditulis terpisah dengan kata menyebabkan kalimat tesebut rancu dari
yang mengikutinya yang seharusnya aspek struktur kalimat yaitu tidak adanya
ditulis serangkai. subjek dan predikat pada kalimat

74
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

tersebut. Untuk menghindari kesalahan berbahasa dalam bidang klausa sudah


berbahasa ragam tulisan pada papan melekat pada kesalahan bidang kalimat.
informasi di atas, kalimatnya dapat Hal ini sejalan dengan konsep yang
diubah menjadi di sini dijual aspal ditawarkan Setyawati (2013). Kesalahan
pertamina. berbahasa ragam tulisan yang
4.1.3 Problematika Bahasa menyangkut frasa meliputi: (a) pengaruh
Indonesia dalam Tataran bahasa daerah, (b) penggunaan preposisi
Sintaksis yang tidak tepat, (c) susunan kata atau
Problematika dalam tataran pola kalimat yang tidak tepat, dan (d)
sintaksis dalam penelitian ini terfokus penggunaan unsur yang berlebihan
pada dua unsur sintaksis yaitu bidang (Akmaluddin, 2014: 89).
frasa dan kalimat. Klausa tidak dibahas Adapun kesalahan dalam bidang
secara tersendiri karena klausa sangat sintaksis yang penulis temukan dalam
memungkinkan menjadi sebuah kalimat kehidupan sehari-hari tampak pada
jika intonasinya final sehingga kesalahan gambar berikut.

Gambar 5. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran sintaksis


Sebagaimana dijelaskan pada yaitu penulisan bentuk di dengan kata
bagian sebelumnya, bahwa pada gambar yang mengikutinya. Secara kaidah tata
di atas terdapat kesalahan berbahasa tulisan jika preposisi di melekat pada
ragam tulisan dalam hal penggunaan kata tempat maka penulisannya harus
bentuk di. Kesalahan berbahasa ini dipisah dengan kata yang dilekatinya.
termasuk dalam tataran sintaksis karena Sementara itu, pada gambar di atas dapat
penulisan preposisi yang tidak tepat

75
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

dilihat penulisan preposisi di yang tidak predikat pada kalimat tersebut harus
tepat. ditambahkan afiks di di depan kata jual.
Kesalahan lain yang termasuk Singkatnya, agar kalimat pada papan
dalam tataran sintaksis yang terdapat informasi pada gambar 5 tersebut
pada gambar 5 di atas adalah tidak menjadi kalimat efektif, harus diubah
adanya fungsi subjek dan predikat dalam menjadi di sini dijual aspal pertamina.
kalimat yang tertulis pada papan Selain berkaitan dengan
informasi di atas. Sejalan dengan teori ketidaklengkapan unsur kalimat,
bahwa kalimat yang efektif itu kesalahan dalam tataran sintaksis lainnya
seharusnya paling sedikit terdiri atas berkaitan dengan susunan kata yang
subjek dan predikat kecuali kalimat tidak tepat. Gambar di bawah ini
perintah atau ujaran yang merupakan menunjukkan adanya kesalahan
jawaban pertanyaan. Biasanya kalimat berbahasa ragam tulisan dalam tataran
yang subjeknya tidak jelas kalimat sintaksis karena ketidaktepatan susunan
tersebut adalah kalimat yang rancu. kata sebagai komposisi kalimat yang
Untuk memunculkan fungsi subjek dan dibuat.

Gambar 6. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran sintaksis


Gambar 6 di atas menunjukkan Pembentukan nama usaha tersebut masih
adanya ketidaktepatan dalam terpengaruh dengan struktur bahasa
pembentukan nama lembaga usaha. asing khususnya bahasa Inggris

76
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

sedangkan kosakata yang digunakan atraksi, (b) Seminar itu akan


adalah kosakata bahasa Indonesia. Hal diselenggarakan di Hotel Anjani
ini memunculkan sikap tidak konsisten Kembar.
dalam berbahasa selain adanya 4.1.4 Problematika Bahasa
pemaksaan struktur bahasa asing yang Indonesia dalam Tataran
diterapkan dalam ke dalam bahasa Semantik
Indonesia. Hal ini tentunya Problematika atau kesalahan
menimbulkan kesalahan dalam berbahasa ragam tulisan pada tataran
berbahasa Indonesia khususnya ragam semantik terdiri atas: (a) kesalahan
bahasa tulisan. Untuk memperbaiki penggunaan kata-kata yang mirip, (b)
kesalahan tersebut, susunan yang penggunaan kata-kata yang saling
seharusnya digunakan adalah MEBEL menggantikan yang dipaksakan sehingga
ZAKIA. Dalam kasus ini, tentu masih menimbulkan perubahan makna kalimat
banyak dijumpai kesalahan serupa bahkan saling merusak struktur kalimat
sebagaimana yang dicontohkan (Setyawati, 2010). Selain itu Chaer
Setyawati (2010:71) misalnya: (a) ini (2002) menjelaskan bahwa salah satu
hari kita akan menyaksikan berbagai peristiwa semantik yang perlu dihindari
atraksi, (b) Seminar itu akan karena bermakna bias adalah ambiguitas.
diselenggarakan di Anjani Kembar Ambiguitas disebabkan karena struktur
Hotel. Dengan demikian, perbaikan kalimat yang menimbulkan penafsiran
kalimat-kalimat tersebut dapat dilakukan ganda. Kesalahan berbahasa ragam
dengan mengubah susunan kata pada tulisan pada tataran semantik tampak
kalimat tersebut sehingga menjadi (a.1) pada gambar di bawah ini
hari ini kita akan menyaksikan berbagai
.

Gambar 7. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran semantik

77
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Gambar 7 di atas adalah salah struktur sehingga menimbulkan


satu dari sekian banyak bentuk kalimat ambiguitas. Kegandaan makna pada
yang muncul menjelang peringatan Hari kalimat di atas yaitu keterangan jumlah
Kemerdekaan Republik Indonesia. pada kalimat tersebut bisa jadi
Bentuk kalimat seperti tertera pada menerangkan peristiwa dirgahayu itu
gambar di atas tidak begitu banyak sendiri dan bisa jadi menerangkan
ditulis dalam kain spanduk berbagai jumlah negara RI. Makna yang ingin
ukuran baik oleh lembaga resmi dimunculkan oleh pembuat ucapan
kenegaraan maupun swasta. Kalimat tersebut tentunya dirgahayunya yang ke-
tersebut bagus, semoga menunjukkan 71, bukan Republik Indonesianya,
rasa nasionalisme yang begitu tinggi dari namun makna ini tidak menjadi jelas
segenap rakyat Indonesia. Namun, karena struktur kalimat yang digunakan
sebagai bangsa yang memiliki rasa tidak tepat. Begitu juga dengan ucapan
nasionalisme yang tinggi, permasalahan hari ulang tahun untuk kota Mataram
bahasa pun seharusnya menjadi pada ucapan tersebut, makna yang ingin
perhatian sebab bahasa adalah salah satu dimunculkan adalah jumlah atau
identitas bangsa yang harus dijaga. tingkatan peristiwa hari ulang tahunnya
Dalam berbahasa tentu tidak cukup yang ke-23 bukan jumlah kota Mataram.
dengan pemahaman makna terhadap Jika bentuk ucapan seperti pada gambar
bentuk-bentuk bahasa yang diproduksi. 7 di atas dibiarkan, orang lain bisa jadi
Permasalahan penting lain terkait dengan menafsirkan bahwa ada Republik
bahasa adalah ketepatan penerapan Indonesia ke-68, ke-69, dan ke-70.
kaidah yang berlaku. Penggunaan bahasa Selain itu ada juga, Kota Mataram ke-20,
yang taat asas terhadap kaidah-kaidah ke-21, dan ke-22, padahal baik Republik
bahasa Indonesia merupakan salah satu Indonesia maupun Kota Mataram hanya
hal yang dapat memunculkan kewibaan satu. Untuk mendapatkan bentuk ucapan
sebagai pengguna bahasa terlebih lagi yang tepat, ragam tulisan pada gamabr 7
pengguna bahasa tersebut adalah di atas dapat diganti menjadi
lembaga resmi kenegaraan. DIRGAHAYU KE-71 REPUBLIK
Kembali ke gambar 7 di atas, INDONESIA
bahwa kalimat yang tertera pada ucapan DAN KE-23 KOTA MATARAM
dirgahayu RI tersebut tidak tepat secara

78
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Ambiguitas kalimat akibat penulisan huruf menjadi satuan yang


ketidaktepatan penempatan unsur lebih besar, misalnya kata, kelompok
kalimat seperti gambar di atas juga kata atau kalimat dalam bahasa
disebutkan Arifin dan Hadi (2009:208). Indonesia. Selan itu, EYD berkatian pula
Kedua pakar ini menjelaskan bahwa dengan penggunaan tada baca pada
demi menghindari salah tafsir, bagian satuan-satuan huruf tersebut (Setyawati,
yang menyatakan keterangan, termasuk 2010:140). Lebih lanjut, Setyawati
keterangan tentang jumlah kejadian atau menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa
peristiwa harus diletakkan dengan apa pada tataran penerapan EYD meliputi:
yang diterangkan. Misalnya, Dies (a) kesalahan penulisan huruf kapital, (b)
Natalis ke-8 Universitas Sanjaya, bukan kesalahan penulisan huruf miring, (c)
Dies Natalis Universitas Sanjaya ke-8 kesalahan penulisan kata, (d) kesalahan
sehingga orang tidak akan menafsirkan memenggal kata, (e) kesalahan penulisan
ada Universitas Sanjaya ke-5, ke-6, ke-7 lambang bilangan, (f) kesalahan
karena, Universitas Sanjaya hanya ada penulisan unsur serapan, dan (g)
satu. kesalahan penulisan tanda baca.
4.1.6 Problematika Bahasa Indonesia Kesalahan berbahasa ragam
dalam Tataran Penerapan tulisan pada tataran penerapan EYD
EYD yang penulis temukan sebagian besar
Ejaan Bahasa Indonesia yang berupa kesalahan penulisan unsur
Disempurnakan (EYD) merupakan serapan sebagaimana tampak pada
seperangkat kaidah atau aturan tentang gambar 8a dan 8b di bawah ini.

Gambar 8a. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran penerapan EYD

79
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Gambar 8b. Problematika bahasa Indonesia dalam tataran penerapan EYD

Gambar 8a dan 8b di atas yang terkandung dalam bahasa asing.


memperlihatkan adanya kesalahan Adapun cara kreasi dilakukan dengan
berbahasa ragam tulisan dalam hal mengambil konsep dasar yang ada pada
penggunaan unsur serapan. Penyerapan bahasa asing tanpa mempertimbangkan
bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia komposisi atau unsur-unsur bahasa asing
dilakukan dengan empat cara yaitu yang diserap. Dalam artikel ini di bahas
adopsi, adaptasi, penerjemahan, dan cara adopsi dan adaptasi. Gambar 8a dan
kreasi (Shalima dkk, 2013:34). Adopsi 8b di atas menunjukkan penerapan EYD
yaitu penyerapan bahasa asing dengan dalam hal penggunaan unsur serapan
mengambil sepenuhnya suatu kosakata yang tidak tepat.
bahasa asing tanpa adanya perubahan Gambar 8a terdapat nama sebuah
atau penyesuaian dengan kaidah bahasa pusat perbelanjaan yaitu mal. (Shalima
Indonesia. Sedangkan adaptasi dilakukan dkk, 2013:34) menyebutkan bahwa
dengan adanya perubahan atau beberapa contoh kosakata yang diserap
penyesuaian bentuk kosakata yang dengan cara adopsi adalah kata
diserap dengan kaidah bahasa Indonesia. supermarket, palza, mal, dan hotdog.
Sementara itu, cara penerjemahan Sebagaiman dilihat pada gambar 8a di
dilakukan dengan mengambil konsep atas, unsur serapan mal ditulis dengan

80
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

bentuk mall. Sejalan dengan teori yang bhakti, elit, filem, gubenur, hirarki,
dikemukakan pakar di atas bahwa ihlas, Jum’at, khutbah, lokalisir, madia,
seharusnya, kosakata yang diserap non aktif, oase, paskasarjana/pasca
dengan cara adopsi kosakata tersebut sarjana, Qur’an, Ramadhan/Romadlon,
tidak perlu mengalami perubahan apa varitas, waqaf, juridis, jaman. Untuk
pun. Dengan demikian, bentuk Mataram memperbaiki bentuk-bentuk serapan
Mall pada gambar 8a di atas tidak sesuai tersebut harus diganti dengan bentuk
dengan kaidah penulisan unsur serapan. sebagai berikut: aktivitas, analisis, bus,
Perbaikan kesalahan penulisan unsur cenderamata, darmabakti, elite, film,
serapan pada gambar 8a dapat dilakukan gubernur, hierarki, ikhlas, Jumat,
dengan mengubah bentuk menjadi Mal khotbah, lokalisasi, madya, nonaktif,
Mataram. oasis, pascasarjana,, Quran, Ramadan,
Berbeda halnya dengan gambar varietas, wakaf, yuridis, zaman.
8a, pada gambar 8b terdapat papan nama 4.2 Faktor-Faktor Penyebab
usaha fotokopi yang bertuliskan Kesalahan Berbahasa Ragam
fotocopy. Bentuk fotokopi merupakan Tulisan
unsur serapan bahasa asing yang diserap Berdasarkan penjelasan di atas,
dengan cara adaptasi dari kata pada penelitian ini dapat diidentifikasi
photocopy. Dengan demikian, bentuk beberapa faktor penyebab kesalahan
serapan yang tertulis pada papan nama berbahasa khususnya ragam tulisan pada
usaha tersebut tidak sesuai dengan berbagai tataran linguistik. Hal ini
kaidah penulisan unsur serapan. Untuk sebagaimana disebutkan pula oleh
memperbaiki bentuk serapan tersebut, Akmaluddin (2014) dalam penelitian
harus diganti dengan bentuk yang telah sebelumnya. Faktor-faktor yang
diadaptasikan dengan kaidah bahasa dimaksud sebagai berikut.
Indonesia yaitu fotokopi. Beberapa 1) Minimnya Pengetahuan Mayarakat
bentuk penulisan unsur serapan yang tentang tata bahasa Indonesia yang
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Sesuai dengan EYD
Indonesia namun sering kita jumpai Kesalahan berbahasa ragam
sebagaimana disebutkan Sabariyanto terjadi karena kurangnya pengetahuan
(2001) adalah: aktifitas, analisa, masyarakat tentang kaidah bahasa
bis/bas/bes, cendera mata, dharma Indonesia yang baik dan benar.

81
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Terutama dalam hal penulisan atau 2) Asumsi yang Keliru terhadap Bahasa
penggunaan unsur-unsur serapan. Data Indonesia
yang didapatkan peneliti dalam artikel Selain karena minimnya teori
ini adalah sebagian kecil dari gambaran ketatabahasaan, faktor penyebab
penggunaa bahasa Indonesia ragam kesalahan berbahasa Indonesia ragam
tulisan oleh pengguna bahasa Indonesia. tulisan adalah asumsi yang keliru
Jika mengacu pada hasil penelitian terhadap bahasa Indonesia. Asumsi yang
Akmaluddin (2014) akan ditemukan keliru ini menyebabkan sikap bahasa
simpulan bahwa kesalahan bahasa yang negatif pada pengguna bahasa
tulisan yang ditemukan pada dokumen Indonesia. Sikap negatif ini ditandai
dinas tersebut sebanyak 185 yang terdiri dengan lebih memilih menggunakan
atas kesalahan dalam bidang EYD kosakata dan struktur bahasa asing
sebanyak 145, kesalahan dalam bidang daripada bahasa Indonesia. Beberapa
morfologi sebanyak 7, kesalahan dalam contoh di atas seperti: zakia mebel,
bidang sintaksis sebanyak 14, dan fotocopy, Mataram Mall adalah
kesalahan dalam bidang semantik penggunaan struktur bahasa asing. Data
sebanyak 19. Kesalahan berbahasa ini pun adalah sebagian kecil dari
dalam bidang EYD terdiri atas penggunaan bahasa Indonesia karena
penggunaan huruf kapital sebanyak 26 tidak semua data bisa terdokumentasi
kesalahan, penggunaan tanda titik peneliti.
sebanyak 34 kesalahan, penggunaan
tanda titik koma sebanyak 12 kesalahan, 5 Penutup
penggunaan cetak miring sebanyak 10 Problematika bahasa Indonesia
kesalahan, dan penulisan kata sebanyak yang ditandai dengan kesalahan
82 kesalahan. Selain adanya kesalahan berbahasa khususnya ragam tulisan
berbahasa tulisan dalam dokumen dinas terjadi pada berbagai tataran linguistik
tersebut, juga terdapat kesilapan yang sebagaimana simpulan berikut.
terdiri atas 4 kata. Semua kesalahan ini 1) Kesalahan berbahasa ragam tulisan
hanya di lingkup Sekda Pemkot pada tataran fonologi, misalnya
Mataram belum lagi kesalahan penggunaan bentuk tampa dan
berbahasa ragam tulisan di lembaga lain. perbankan.

82
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

2) Kesalahan berbahasa ragam tulisan Daftar Pustaka


pada tataran morfologi, misalnya Akmaluddin. (2014). “Analisis
Kesalahan Bahasa Tulisan pada
kesalahan dalam penulisan kata
Naskah Dinas di Sekretariat
berimbuhan yaitu seperti terlihat Daerah Pemkot Mataram dan
Relevansinya terhadap
pada penggunaan bentuk di jual.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
3) Kesalahan berbahasa ragam tulisan pada Jenjang Pendidikan
Menengah”. Tesis Magister
pada tataran sintaksis, seperti terlihat
Pendidikan Bahasa Indonesia pada
pada penggunaan bentuk disini, dan Program Pascasarjana Universitas
Mataram: tidak diterbitkan.
zakia mebel.
4) Kesalahan berbahasa ragam tulisan Alwi, Hasan dkk.. (2003). Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
pada tataran semantik, seperti terlihat
Balai Pustaka.
pada penggunaan bentuk Dirgahayu
Arifin, E. Zainal dan Farid Hadi. (2009).
RI ke-71 dan Kota Mataram ke-23.
1001 Kesalahan Berbahasa.
5) Kesalahan berbahasa ragam tulisan Jakarta: Akademika Pressindo.
pada tataran penerapan EYD, seperti
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur
terlihat pada penggunaan bentuk Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Mataram Mall, fotocopy, aktifitas,
analisa, bis/bas/bes, cendera mata, Chaer, Abdul. (2002). Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia.
dharma bhakti, elit, filem, gubenur,
Jakarta: Reineka Cipta.
hirarki, ihlas, Jum’at, khutbah,
Tarigan, Djago dan Lilis Siti
lokalisir, madia, non aktif, oase,
Sulistyaningsih. (1998). Analisis
paskasarjana/pasca sarjana, Qur’an, Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Ramadhan/Romadlon, varitas,
Kebudayaan Direktorat Jenderal
waqaf, juridis, dan jaman. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kesalahan-kesalahan berbahasa
Haimun. (2014). “Penggunaan Bahasa
Indonesia ragam tulisan disebabkan oleh Indonesia dalam Karya Tulis
Ilmiah Guru Pembina Golongan
dua faktor yaitu minimnya pengetahuan
IV/a dan Pembelajarannya di
mayarakat tentang tata bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas di Kota
Mataram Tahun 2013”. Tesis
yang sesuai dengan EYD dan adanya
Magister Pendidikan Bahasa
asumsi yang keliru terhadap bahasa Indonesia pada Program
Pascasarjana Universitas Mataram:
Indonesia.
tidak diterbitkan.

83
Mabasan, Vol. 10, No. 2, Juli--Desember 2016:63--84

Ramlan, M.. (2001). Morfologi Suatu


Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta:
CV. Karyono.

Sabariyanto, Dirgo. (2001). Mengapa


Disebut Kata Baku dan Tidak
Baku. Jakarta: Mitra Gama Media.

Setyawati, Nanik. (2010). Analisis


Kesalahan Berbahasa Indonesia
Teori dan Praktik. Surakarta:
Yuma Pustaka.

Shalima, Irsyadi dkk.. (2013). Detik-


Detik Ujian Nasional Bahasa
Indonesia. Klaten: PT Intan
Pariwara.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka


Teknik Analisis Bahasa; Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan
secara Linguistik. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.


(2008). Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.

84

Anda mungkin juga menyukai