Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah :

PENGANTAR PWK
(Kelas B-K20/ kode MK PWK1031 )

Tugas 1 :

MENCARI PARA AHLI PWK TINGAT NASIONAL DAN


INTERNASIONAL SERTA MEMBUAT RINGKASAN TENTAG
PENGERTIAN PWK DAN KESIMPULAN
TGL. 14 SEPTEMBER 2020

Mahasiswa / Nim :
YULFIYANTI MANGKASA/20021105067

Dosen Pengampu :
ESLI DEVIS TAKUMANSANG ST.MT
FELA WAROUW ST,M.Eng,Ph.D

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Manado 14 September 2020
A.Biografi Para Ahli PWK

1.Biografi Prof.Drs.H.R.Bintarto

Nama : Prof.Drs.H.R.Bintarto
Tempat lahir : Purworejo
Tanggal lahir : 10/11/29
Status : Almarhum (18 Mei 2006 diusia 76 Tahun )
Pendidikan : S1 Fak. Geografi, Universitas Gadjah Mada, 1957
Bidang ilmu : Geografi Sosial (Social Geography), Ekologi Manusia (Human Ecology)
Penghargaan dan Publikasi :
a. Penghargaan

• Man of the year, dari American Biographical Institute dan memperoleh Gold Medal (Medali
Emas), 1996
• Bintang Kelas I dari Presiden RI, 1987
• Certificate from Organizing Comittee ESCAP, 1985
• Penghargaan Kesetiaan 25 tahun dari UGM, 1984
• Penghargaan dari Panitia Seminar Nasional Mengenai Pembangunan Sosial dan Politik Menuju
ke Arah Peningkatan Ketahanan Nasional
b. Publikasi
• Bintarto, 1971. A Glimpse of West Irian, A Geographical Viewpoint, Journal P&K Jakarta
• Bintarto, 1981. Geographycal Relevance to the Study of Development, International Congress,
Japan
• Bintarto, 1982. The Problem of Growth of Yogyakarta, A Sultanate Town in Indonesia, Asian
Geographic Journal
• Bintarto, 1992/1993. Urban Expansion and Social Change in Indonesia,Indonesian Journal of
Geography
• Bintarto, 1998. Geografi Penduduk dan Demografi, Penerbit Fak. Geografi UGM
( Sumber data : http://mgb.ugm.ac.id/user-menu/profile-saya/userprofile/bintarto )

2. Biografi Max Weber

Weber pada tahun 1894

Lahir Karl Emil Maximilian Weber

21 April 1864

Erfurt, Saxony, Prussia
Meninggal 14 Juni 1920 (umur 56)

München, Bavaria, Republik Weimar (sekarang Jerman)

Kebangsaan Kerajaan Prussia (1864-1871)

Kekaisaran Jerman (1871-1918)

Republik Weimar (1918-1920)

Universitas Berlin
Almamater
Universias Heidelberg

Karier ilmiah

Bidang Ekonomi

Sosiologi

Sejarah

Hukum

Politik

Filsafat

Institusi Universitas Berlin

Freiburg

Heidelberg

Wina

München

Pembimbing Levin Goldschmidt

doktoral

Terinspirasi Hermann Baumgarten[1]

Immanuel Kant · Friedrich Nietzsche

 · Wilhelm Dilthey

Heinrich Rickert · Georg Simmel

Werner Sombart[2]

Menginspirasi Karl Jaspers · Georg Simmel

Talcott Parsons · Ludwig von Mises

György Lukács · Theodor W. Adorno

Carl Schmitt · Jürgen Habermas

Joseph Schumpeter · C. Wright Mills

Cornelius Castoriadis · Ludwig Lachmann · Karl Polanyi


( Sumber Data: https://id.wikipedia.org/wiki/Maximilian_Weber#:~:text=Maximilian%20Weber
%20(lahir%20di%20Erfurt,Sosiologi%20dan%20Administrasi%20negara%20modern )

3.Amos Rapoport
Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Amos Rapoport adalah seorang arsitek dan salah satu pendiri
Studi Perilaku-Lingkungan. Ia adalah penulis lebih dari 200 publikasi akademis di bidang ini,
termasuk buku-buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, termasuk Prancis, Spanyol,
Jerman, Persia, Jepang, Korea, dan Cina. Wikipedia (Inggris)

Lahir: 1929 (usia 91 tahun), Warsawa, Polandia


Pendidikan: Rice University, Universitas Melbourne
Karya yang diedit: The Mutual Interaction of People and Their Built Environment: A Cross-cultural
Perspective, LAINNYA

Sutami

Menteri Pekerjaan Umum Indonesia Ke-16

Masa jabatan

22 Februari 1966 – 17 Oktober 1967

Presiden Soekarno

Pendahulu Soeprajogi
Masa jabatan

17 Oktober 1967 – 29 Maret 1978

Presiden Soeharto

Pengganti Purnomosidi Hadjisarosa

Informasi pribadi

Lahir 19 Oktober 1928


 Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda

Meninggal dunia 13 November 1980 (umur 52)


 Jakarta, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Karier[sunting | sunting sumber]
 Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk
urusan penilaian konstruksi pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
 Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II (22
Februari 1966 - 28 Maret 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Energi pada Kabinet Dwikora III (28 Maret 1966 - 25 Juli 1966)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera I (25 Juli 1966 - 17 Oktober 1967)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera II (17 Oktober 1967 - 6 Juni 1968)
 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada Kabinet Pembangunan I (6 Juni 1968 - 28
Maret 1973)
 Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Pembangunan II (28 Maret 1973 - 29 Maret 1978)

Catatan[sunting | sunting sumber]
1. ^ Bukan sebagai "orang pertama" melainkan di bawah Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan
Tenaga pada Kabinet Dwikora I yaitu Mayjen TNI Soeprajogi.
2. ^ Disusul kemudian oleh Ir. Radinal Mochtar dan Dr.(HC) Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.HE masing-masing
dengan masa jabatan 10 tahun.
3. ^ Disusul kemudian oleh Ir. Herling Laoh - Menteri PU pada 5 kabinet.
( Sumber data : https://id.wikipedia.org/wiki/Sutami#:~:text=Ir.%20Sutami%20atau%20Soetami
%20(lahir,menjabat%20Menteri%20Pekerjaan%20Umum%20Indonesia )
4.J. B. Jackson
Diterjemahkan dari bahasa Inggris-John Brinckerhoff "Brinck" Jackson, J. B. Jackson, adalah
seorang penulis, penerbit, instruktur, dan seniman sketsa dalam desain lansekap. Herbert
Muschamp, kritikus arsitektur New York Times, menyatakan bahwa J. B. Wikipedia (Inggris)

Lahir: 25 September 1909, Dinard, Perancis


Meninggal: 28 Agustus 1996, Santa Fe, New Meksiko, Amerika
Kediaman: El Rancho de las Golondrinas, La Cienega, New Meksiko, Amerika
Penghargaan: PEN/Diamonstein-Spielvogel Award for the Art of the Essay
Pendidikan: Universitas Harvard, Institut Le Rosey

5. Prof.Dr.Ir.Djoko Sujarto
Prof. Dr. Ir. Djoko Sujarto., Msc guru besar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB yang
dikenal sebagai maestro perencanaan kota di Indonesia merupakan mahasiswa angkatan pertama
Jurusan Tata Pembangunan Wilayah dan Kota ITB. Melanjutkan pendidikan Master dari Edinburg
University dalam bidang Urban Design dan Doktoral ITB tentang Filosofi Perkembangan Kota Baru, Prof.
Djoko merupakan pengajar yang produktif. Publikasinya tersebar dari Jurnal, Media massa dan buku-
buku, salah satu bukunya Ia susun bersama Prof. Eko Budiharjo (Mantan Rektor UNDIP) berjudul
Perencanaan Kota Baru. Beliau juga terlibat penulisan buku editorial berbahasa Inggris yang diterbitkan
di Belanda. Rencananya, bulan Desember ini bukunya yang berjudul “Perencanaan Kota Baru” segera
terbit.

Prof. Djoko Sujarto dilantik menjadi Guru Besar ITB tahun 1995, selain sebagai pengajar beliau juga
menjadi Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FTSP periode 1985-1990. Tahun 1995-2000 menjadi
Dekan FTSP. “Sayangnya, saya belum sempat jadi rektor”, candanya.

“Sewaktu saya masuk jurusan tahun 1959 mahasiswa Planologi ada 20 orang. Fresh dari SMA 7 orang,
sisanya pindahan. Tren di ITB dulu, banyak mahasiswa yang ngga lulus-lulus di progam studinya, kalo ada
jurusan baru mereka masuk di jurusan itu. Saya langsung dari SMA. Walau saya ikut tes jurusan
Arsitektur, tapi karena minat saya di Perencanaan Kota, saya masuk Planologi”.

Di kalangan civitas akademik Planologi, Pak Djoko dikenal sederhana dan berdisiplin tinggi. Salah satu
gaya hidup sederhana Prof. Djoko yang terkenal bahkan dikalangan Guru Besar ITB adalah hobinya jalan
kaki. Kebiasaan jalan kaki Pak Djoko punya sejarah sendiri.

B.Definisi Kota Menurut Ahli


1. Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa kota adalah tempat dimana konsentrasi
penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena terjadinya pemusatan kegiatan
fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya.
2. Menurut Permendagri 2 tahun 1987 kota merupakan pusat permukiman dan
kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam
peraturan perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan.

3. Menurut Permendagri No.4 Tahun 1980 kota adalah suatu wadah yang memiliki


batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarti
suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris.

4. Menurut Bintarto, kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang


ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan
strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis. Masyarakat kota terdiri atas
penduduk asli daerah tersebut dan pendatang.

5. Menurut UU No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kota adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

6. Menurut Louis Wirth, kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar


dengan kepadatan tinggi, memiliki luas area terbatas, serta pada umumnya bersifat
non-agraris.

7. Menurut Jorge E. Hardoy, suatu pemukiman dapat disebut kota jika

 Ukuran dan Jumlah penduduk besar terhadap masa dan tempat


 Bersifat permanen
 Memiliki fungsi perkotaan minimum yaitu sebuah pasar, pusat administrasi, pusat
militer, pusat keagamaan, dan pusat intelektualitas.
 Heterogenitas masyarakat
 Pusat pelayanan bagi lingkungan setempat (hinterland)
 Tempat dimana masyarakat tinggal dan atau bekerja
 Pusat kegiatan dan interaksi ekonomi

8. Menurut Max Weber, kota adalah tempat yang penghuninya dapat memenuhi


sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar
sebagai benteng serta memiliki sistem hukum tersendiri

9. Ir Sutami menyatakan bahwa kota adalah tempat koldip (Koleksi, distribusi, dan
produksi)

10. Amos Rappoport membagi definisi kota menjadi dua, yaitu klasik dan modern.

 Klasik Kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen,
terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial
 Modern Kota adalah suatu permukiman yang dirumuskan bukan dari ciri
morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang efektif
melalui pengorganisasian ruang dan hierarki tertentu
11. Menurut Alan S. Burger, kota adalah suatu permukiman yang permanen dengan
penduduk heterogen. Kota juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi
membentuk suatu sistem sosial.

12. National Urban Development Strategy mendefinisikan kota sebagai pusat


pelayanan, kegiatan produksi, distribusi, dan jasa yang mendukung pertumbuhan
ekonomi di wilayah sekitarnya.

13. Menurut John Brickerhoff Jackson, kota adalah suatu tempat tinggal manusia
yang merupakan manifestasi dari perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh
berbagai unsur seperti bangunan, jalan, dan ruang terbuka hijau.

14. Djoko Sujarto mengartikan kota sebagai pemukiman yang memiliki karakteristik


berikut

 Demografis: Pemusatan penduduk tinggi dengan kepadatan yang lebih tinggi


dibandingkan dengan daerah sekitarnya
 Sosiologis: Adanya sifat heterogen yang melingkupi kehidupan sosial
masyarakat
 Ekonomi: Adanya proporsi lapangan pekerjaan yang dominan di sektor non
pertanian seperti industri, perdagangan, pelayanan, dan transportasi
 Fisik: Didominasi wilayah terbangun dan struktur binaan
 Administrasi: Memiliki wilayah wewenang yang dibatasi dan ditetapkan oleh
peraturan yang berlaku

 Kesimpulan

“Sebuah wilayah yang menjadi pusat aktivitas wilayah, memiliki banyak penduduk
dengan kepadatan tinggi, memiliki sifat penduduk yang heterogen dan memiliki
wilayah wewenang yang terbatas oleh suatu peraturan atau konvensi”

Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa di definisi kota sering kali tercantum


pernyataan “Mayoritas aktivitas ekonomi non-agraris”, padahal sebenarnya banyak kota
yang cukup menggantungkan dirinya pada aktivitas-aktivitas yang dianggap agraris,
contohnya Malang.

Ternyata agraris yang dimaksud disini adalah pertanian tanpa diolah.

Ketika hasil pertanian sudah diolah menjadi setengah jadi atau bahkan menjadi barang
jadi seperti makanan kaleng dan susu kemasan, ia sudah berubah menjadi sektor
manufaktur, yaitu industri pertanian.

(Sumber data : https://insanpelajar.com/14-definisi-kota-menurut-para-ahli/ )

Anda mungkin juga menyukai