Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

SUMBER-SUMBER DANA

Tujuan Pembelajaran:
• Merencanakan kebutuhan keuangan
• Mengenalkan sumber-sumber modal sendiri
• Mengenalkan sumber-sumber modal hutang
• Membedakan antara modal sendiri dan modal hutang

PENDAHULUAN

Keturangan ekurangan modal dan kurangnya pemahaman manajemen keuangan adalah beberapa
masalah ulama yang menyebabkan
kegagalan perusahaan kecil. Banyak pengusaha-pengusaha dari
perusahaan yang berskala kecil mengalami kekurangan dana untuk
membayar beban-beban mereka setelah beberapa bulan menjalankan
usaha. Selanjutnya, banyak perusahaan kecil yang mengalami
kegagalan karena kurang memahami manajemen keuangan dan
pembelanjaan.

1.1 PERENCANAAN KEBUTUHAN KEUANGAN

Sebelum memulai usaha beberapa pertanyaan dibawah ini harus


diajukan oleh para pengusaha kecil:

• Berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha?


• Darimana dana yang dibutuhkan itu berasal?
• Kapan dan bagaimana caranya mengembalikan dana tersebut?
• Darimana memperoleh dana tambahan dalam kondisi mendesak?
Jika para pengusaha dapat menjawab semua pertanyaan di atas, mereka dipastikan dalam
posisi yang lebih baik untuk memperoleh
dan yang dibutuhkan dan menggunakannya dengan efektif.

1.2 HAKEKAT KEBUTUHAN MODAL


Syarat-syarat keuangan untuk suatu usaha adalah sebagai berikut:
a) Modal mendirikan usaha:
• Perlengkapan kantor
• Sediaan awal
• Ijin usaha, biaya konsultan
• Peralatan kantor
• Mengubah bentuk bangunan kantor
• Beban-beban dibayar dimuka

b) Modal memulai usaha:


• Sediaan
• Asuransi
• Tenaga kerja
• Utilitas
1.3 SUMBER-SUMBER MODAL
Anda dapat mencari berbagai sumber-sumber modal untuk membiayai bisnis anda. Sumber-
sumber modal tersebut akan tergantung terutama pada cara anda menggunakan wang untuk bisnis
dan derajat kepemilikan yang harus dipertahankan. Sumber-sumber modal akan dibahas dibawah
ini.

- KUK- Kredit Modal Kerja Kontraktor adalah kredit yang. berikan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja khusus buy, usaha jasa kontraktor yang habis dalam satu siklus usaha
- KUK- Channeling adalah kredit modal kerja atau kreg, investasi yang diberikan melalui
kerjasama dengan lembay, pembiayaan atau Bank mum lainnya.

1.3.1 Modal Sendiri (ownership)

Modal sendiri dapat berasal dari tabungan pribadi, teman-teman, dan saudara bahkan rekan.
Sumber dana yang paling baik untuk
memulai suatu bisnis adalah berasal dari tabungan pribadi.

1.3.2 Modal Hutang (debt capital)


Anda dapat memulai bisnis anda dengan modal pinjaman yang mungkin dapat anda peroleh
dari sumber-sumber berikut ini:
- Bank-bank komersial
- Pemasok (vendors)
- Anjak piutang (factors)
- Lain-lain (contoh, perusahaan asuransi, perusahaan pembiayaan, pemerintah)

Bank-bank komersial
Bank-bank komersial memberikan kredit dengan beberapa jenis kredit
seperti:

1. Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah kredit atau pembiayaan dari


Bank untuk investasi dan atau modal kerja, yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan
plafond kredit keseluruhan maksimal
Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk membiayai usaha yang produktif. Kredit Usaha
Kecil ini diberikan sesuai kebutuhan usaha nasabah yang dapat dalam bentuk:

- KUK-Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah dan atau panjang yang diberikan kepada
calon debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi modernisasi,
perluasan ataupun pendirian proyek baru, dengan jangka waktu maksimal 10 tahun.
- KUK-Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
yang habis dalam satu siklus usaha.

2. Kredit Modal Kerja (KMK) adalah fasilitas kredit modal kerja yang
diberikan untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam sal)
siklus usaha dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Kredit Modal Kerja in dapat dalam bentuk:

- KMK-Revolving adalah fasilitas kredit modal kerja Yang diberikan untuk memenuhi modal kerja
yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal satu tahun namun dapat
diperpanjang.
- KMK-Aflopend adalah fasilitas kredit modal kerja yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha.
- KMK-Kontraktor adalah fasilitas kredit modal kerja yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja khusus bagi usaha jasa kontraktor yang habis dalam satu siklus usaha.

3. Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada calon debitur
untuk membiayai barang-barang
modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya
untuk pembelian mesin-mesin,
bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal
yang dibiayai.

4. Kredit dengan Agunan Tuna (Cash Collateral) adalah kredit yans diberikan dengan jaminan
setoran tunai, deposito berjangka, dan! tau tabungan yang diterbitkan oleh Bank yang bersangkutan.

5. Kredit dengan Agunan Piutang (Receivable Collateral) adalah kredit yang diberikan dengan
jaminan piutang.

6. Kredit Tapa Agunan adalah kredit yang diberikan kepada per- orangan yang memenuhi
persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh Bank yang bersangkutan.

Pemasok (vendors)
Sekarang ini, pemasok merupakan sumber kredit jangka pendek yang penting bagi bisnis
anda. Pemasok yang menjual barang dagangannya kepada Usaha Kecil akan memberikan kredit
jangka pendek yang biasanya mulai 30 sampai 90 hari. Ada kalanya pemasok menetapkan syarat
kredit "3/10, net 30" artinya apabila anda dapat membayar lebih cepat dari masa kredit yang
diberikan, misalnya
dalam 10 hari setelah tanggal faktur penjualan anda akan mendapatkan diskon sebesar 3 %.

Anjak piutang (factors)


Apabila anda membutuhkan dana cepat, anda dapat menjual sebagian atau seluruh piutang
anda kepada perusahaan jasa keuangan yang akan membelinya dari anda dengan diskon. Kemudian
perusahaan
jasa keuangan in akan melakukan penagihan atas piutang tersebut kepada pelanggan anda.

Lain-lain
Kebutuhan modal juga dapat diperoleh dari sumber-sumber lainnya misalnya, perusahaan
asuransi, perusahaan pembiayaan dan pemerintah dalam bentuk kredit program seperti kredit
ketahanan
pangan untuk petani dalam rangka intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar; peternak
dalam rangka peternakan sapi potong, ayam buras, dan itik; petani ikan dalam rangka usaha
penangkapan ikan, penunjang perikanan dan budidaya ikan; koperasi dalam rangka pengadaan
pangan berupa gabah, jagung, dan kedelai serta usaha perikanan.

Latihan soal
1. Apa saja yang harus dipikirkan oleh pengusaha kecil untuk memulai usahanya?

2. Darimana sebuah usaha kecil memperoleh modal usaha?

3. Pengeluaran modal apa saja yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha?

4. Buatkan daftar sumber-sumber pembiayaan hutang yang mungkin dapat diperoleh!


BAB 2

CATATAN AKUNTANSI DAN


KEUANGAN

Tujuan Pembelajaran:
• Memahami pentingnya menyelenggarakan catatan-catatan yang tepat
• Mengetahui unsur-unsur laporan keuangan
• Memahami teknik-teknik sederhana pembukuan

PENDAHULUAN
Akuntansi adalah bahasa bisnis yang merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasi dan
mengkomunikasi data keuangan seperti penjualan, beban-beban, dan informasi keuangan penting
lainnya kepada manajemen. Ada sedikit perbedaan antara akuntansi dan pembukuan. Pembukuan
merupakan bagian dari akuntansi yaitu proses pencatatannya saja, sedangkan akuntansi mencakup
juga identifikasi dan komunikasi. Catatan-Catatan akuntansi yang baik dalam
bisnis kecil diperlukan untuk tujuan internal maupun eksternal.

2.1 TUJUAN PENYELENGGARAAN CATATAN


Penyelenggaraan catatan atas penghasilan dan beban-beban mem-bantu manajemen dalam
mengendalikan operasional perusahaan dan
mengambil keputusan-keputusan bisnis yang tepat. Catatan-catatan akuntansi in juga untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan pemerintah
sebagai regulator, pelanggan, kreditur dan lembaga keuangan.

2.2 LAPORAN KEUANGAN


Melalui pencatatan transaksi bisnis yang tepat dan hati-hati, laporan keuangan dapat disiapkan.
Umumnya, terdapat dua laporan keuangan utama yang disiapkan oleh suatu usaha kecil, yaitu:

• Laporan laba-rugi
• Neraca

Laporan laba-rugi
Laporan laba-rugi memperlihatkan semua penghasilan yang diperoleh dikurangi dengan
semua beban-beban operasional yang
dikeluarkan selama satu periode tertentu (satu bulan, triwulan, semesteran atau tahunan), yang
menjelaskan kepada manajemen
tentang kemampuan perusahaan memperoleh laba selama periode tersebut.

Suatu laporan laba-rugi sederhana UD. Karya Sentosa dapat dilihat pada gambar 2.1.
Marilah kita membahas bagian-bagian utama dari laporan laba-rugi tersebut.

Pada gambar 2.1, semua penghasilan yang mengalir masuk ke perusahaan disajikan dibawah
istilah penghasilan. Beban-beban dalam laporan laba-rugi dirinci ke dalam beban pokok penjualan
(untuk perusahaan dagang) atau beban pokok produksi (untuk perusahaan
industri), beban-beban operasional, beban beban umum, dan beban-bean lain-lain.

UD Karya Sentosa
Laporan Laba-rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010

Penghasilan:
Penghasilan jasa 117.000
Beban-beban:
Beban gaji 27.000
Beban iklan 10.500
Beban lain-lain 4.500
Beban kantor 13.800
Beban administrasi 7.500
Beban asuransi 600
Beban perlengkapan 9.000
Beban piutang ragu-ragu 2.400
Beban penyusutan
300 75.600

Laba bersih 41.400

Gambar 2.1

Suatu perusahaan kecil yang menyusun dan menyajikan laporan laba-rugi adalah
dimaksudkan untuk beberapa tujuan:
• Menganalisis keberhasilan operasional perusahaan selama peri-
ode tertentu.
• Memperoleh pembiayaan dari bank.
• Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai Undang-Undang Perpa- jakan.

Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada sat tertentu dan akan berubah
mengikuti aktivitas perusahaan setiap
harinya. Posisi keuangan perusahaan meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas usaha. Neraca selalu
menunjukkan keseimbangan keadaan
suatu bisnis antara jumlah aset dan jumlah kewajiban dan ekuitas. Hal
ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan:

Aset - liabilitas + Ekuitas pemilik

Bagian-bagian dari neraca sebagai berikut:

Aset. Aset adalah semua harta yang dimiliki ole individu atau bisnis seperti uang tunai, kendaraan,
piutang usaha dan sediaan. Aset
biasanya dibagi dalam tiga kategori dalam neraca yaitu aset lancar, aset tetap, dan aset nirwujud.

Aset Lancar. set lancar adalah aset-aset yang dapat dengan mudah dan cepat diubahkan
menjadi kas. Contoh aset lancar adalah
kas, piutang usaha, wesel tagih, sediaan, dan perlengkapan kantor.

Aset Tetap. Aset tetap adalah aset-aset yang tidak digunakan untuk jangka pendek dan tidak
mudah diubahkan menjadi kas, dan selalu
mengalami penyusutan untuk periode waktu yang lama. Aset tetap termasuk tanah, bangunan,
mesin-mesin, dan peralatan.

Aset Nirwujud. set nirwujud adalah aset-aset yang memiliki nilai bisnis tetapi tidak
berwujud seperti goodwill, paten, hak cipta, dan biaya pendirian.

Liabilitas. Liabilitas adalah hutang-hutang oleh individu atau bisnis seperti wesel bayar, hutang
usaha, pinjaman bank, beban yang masih
harus dibayar. Dalam neraca liabilitas dibagi menjadi liabilitas lancar dan liabilitas jangka panjang.

Liabilitas Lancar. Liabilitas lancar adalah hutang yang akan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Contoh liabilitas lancar adalah hutang
usaha, wesel bayar, dan hutang pajak yang belum dibayar.

Liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka panjang adalah hutang hutang yang akan jatuh
tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca Contoh liabilitas jangka panjang seperti obligasi,
hutang hipotik.

Modal. Modal atau ekuitas pemilik adalah jumlah sisa aset setelah
semua liabilitas dibayar. Suatu neraca sederhana UD Karya Sentosa
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

UD Karya Sentosa
NERACA
Per 31 Desember 2010

ASET

Kas 148.700
Piutang Usaha 35.000
-/- Penyisihan piutang 2.400 32.400

Uang Panjar Dinas 1.300


Perlengkapan Toko 1.200
Asuransi Dibayar Dimuka 4.400
Aset Tetap 23.800
-/- Ak Penyusutan 2.000 21.800
Jumlah Aset 209.800

LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas
Hutang Usaha 51.000
Beban Gaji Terhutang 1.200 52.200

Ekuitas
Modal 157.600

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 209.800


Gambar 2.2
Perusahaan berskala kecil menyiapkan neraca bertujuan untuk:
• Melihat apakah posisi keuangan mengalami peningkatan atau sebaliknya.
• Memperoleh fasilitas pinjaman tau kredit lainnya dari institusi keuangan.
• Menganalisa unsur-unsur neraca agar kelemahan atau kekuatan perusahaan dapat diketahui,

2.3. SISTEM PENCATATAN


Perusahaan wajib menyelenggarakan pencatatan alas semua tran saksi yang terjadi setiap
sat. Pencatatan yang baik dapat memberikan dasar informasi yang dibutuhkan pemilik dalam
pengambilan keputusan yang tepat dan menyelesaikan masalah-masalah manajemen.

Suatu sistem pencatatan yang baik membantu para pengusaha dan


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
• Mudah dipahami.
• Fleksibel dan dapat menyesuaikan sesuai perubahan kebutuhan.
• Dapat dipercaya.
• Akurat.
• Konsisten
• Efisiensi

2.4. NILAI DARI CATATAN YANG BAIK


Sebuah catatan yang baik dapat membantu para pengusaha untuk:
• Membuat keputusan manajemen. Mampu bersaing.
• Mengetahui berapa banyak laba usaha yang dapat dihasilkan.
• Mengetahui berapa banyak hutang kepada pihak kreditur dan tagihan kepada pelanggan.
• Menjaga beban-beban operasional yang tidak perlu.
• Meningkatkan perolehan laba dari barang-barang dan jasa, Menyiapkan laporan keuangan.

2.5. CATATAN-CATATAN PA SAJA YANG DISELENGGARAKAN?


Bagaimana anda menetapkan catatan-catatan apa saja yang dibu-tuhkan untuk
diselenggarakan? Bagaimana kompleksitas catatan-catatan anda yang dibutuhkan? Jawabannya
tergantung pada kebu-tuhan bisnis anda, tipe dan ukuran bisnis, jumlah karyawan yang
dipekerjakan, dan seberapa rinci yang anda mau. Beberapa catatan- catatan utama yang biasanya
dibutuhkan adalah:

• Penjualan.
• Beban-beban Operasional.
• Piutang Usaha.
• Daftar Gaji.
• Dana Kas Kecil.
• Daftar Aset Tetap.
• Daftar Asuransi.

Penjualan. Para pengusaha bukan hanya mengetahui jumlah penjualan per-hari, minggu, bulan dan
tahun, tetapi juga ingin mengetahui jumlah penjualan per-produk, outlets, dan jenis-jenis barang
dagangan.
Beban-beban Operasional. Informasi seperti beban-beban operasional untuk setiap departemen,
produk, beban penjualan, beban administrasi dan umum, dan jumlah beban keseluruhan juga
dibutuhkan. Piutang Usaha. Jika terjadi transaksi penjualan kredit anda harus mencatat jumlah
tagihan kepada setiap pelanggan dalam suatu kartu piutang usaha. Kartu piutang usaha in dapat
membantu anda
mengetahui mutasi penjualan kredit dan penerimaan pembayaran dari
setiap pelanggan anda.
Daftar Gaji. Daftar gaji ini harus dibuat untuk memberikan informasi tentang biaya gaji karyawan.
Daftar gaji menunjukkan jumlah jam
kerja, upah yang diperoleh dan pajak penghasilan karyawan.
Dana Kas Kecil. Jumlah dana kas kecil harus ditentukan untuk kebutuhan pengeluaran-pengeluaran
kecil yang sifatnya rutin.
Daftar Aset Tetap. Daftar aset tetap memuat tanggal pembelian, nama aset tetap, harga perolehan,
masa manfaat, beban depresiasi dan akumulasi depresiasi, nilai buku dari semua bangunan, mesin-
mesin, peralatan kantor dan pabrik, kendaraan, dan aset lainnya yang dapat disusutkan.
Daltar Asuransi. lenis asuransi, nama perusahaan asuransi, tangeal efektit, dan jumlah premi
asuransi harus dicatat dalam daftar asuran ini.

2.6. BASIS PENCATATAN


Ada dua sistem pencatatan penghasilan dan beban yang dinamakan:
• Basis Kas.
• Basis Akrual.

Basis Kas. Basis kas ini hanya menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh sebab it sangat
cocok untuk bisnis kecil dan kelompok profesional seperti dokter, pengacara, dan akuntan.
Maksudnya, penghasilan dan beban akan dicatat pada saat kas diterima atau dibayarkan.
Basis Akrual. Basis akrual mengakui pendapatan ketika terjadi penjualan atau jasa telah diserahkan
walaupun kas belum diterima.
Beban diakui ketika sudah terjadi tapa melihat apakah sudah terjadi pembayaran atau belum.
Berdasarkan basis akrual, jurnal penyesuaian
diperlukan sebelum menyiapkan laporan keuangan.

Basis kas biasanya basis yang paling mudah di dalam pencatatan akuntansi. Tetapi harus diingat
bahwa basis kas dapat menyebabkan
distorsi laporan keuangan karena tidak mencerminkan keadaan perusahaansebenarnya. Oleh karena
mudah menerapkan dan memahaminya, maka basis kas adalah basis yang paling baik untuk bisnis
kecil pada umumnya.

2.7. PEMBUKUAN BERPASANGAN


Pembukuan adalah suatu pencatatan yang sisteratis atas semua
transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan,. Pengaruh transaksi
bisnis in pada perusahaan dapat ditunjukkan melalui suatu persamaan
akuntansi sebagai berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas


atau
Aset - Liabilitas - Ekuitas

llustrasi sederhana dari persamaan akuntansi ini, misalnya anda mempunyai mobil seharga
Rp 260.000.000,-, bangunan ruko seharga Rp 500.000.000,- dan saldo giro di bank sebesar Rp
100.000.000 - maka anda mempunyai jumlah asset seluruhnya sebesar Rp 860.000.000,-. Kemudian
anda mempunyai kredit pemilikan mobil sebesar Rp 120.000.000,-. Menggunakan persamaan
akuntansi di atas anda mempunyai ekuitas bersih sebesar Rp 740.000.000,- seperti
dilustrasikan dibawah ini:
Aset = Liabilitas + Ekuitas

Rp860.000.000 - Rp 120.000.000 + Rp 740.000.000

Jika anda kemudian memperolehpenghasilan sebesar Rp 50.000.000,-, maka persamaan


akuntansi in akan berubah menjadi:

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Rp 860.000.000 Rp120.000.000 Rp 740.000.000

+ 50.000.000 + 50.000.000

Rp 910.000.000 Rp120.000.000 Rp790.000.000

Jika anda melakukan pembayaran kredit pemilikan mobil Rp


30.000.000,- maka persamaan akuntansinya akan berubah sebagai
Berikut :

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Rp 910.000.000 Rp120.000.000 Rp790.000.000

-30.000.000 -30.000.000

Rp 880.000.000 Rp 90.000.000 Rp 790.000.000

Jika anda kemudian membayar beban perjalanan dinas Rp 2.000.000,


persamaan akuntansi and menjadi sebagai berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Rp 880.000.000 Rp 90.000.000 Rp 790.000.000
-2.000.000 -2.000.000
Rp 878.000.000 Rp 90.000.000 Rp 788.000.000

Pencatatan pengaruh setiap perubahan yang terjadi di dalam persamaan


akuntansi adalah menjadi dasar tatabuku berpasangan (double entry
bookkeeping).

Setiap transaksi keuangan yang terjadi harus menjadikan


persamaan akuntansi dalam keadaan seimbang. Oleh karena itu setiap
sat ada transaksi, maka jumlah kedua sisi haruslah sama (jumlah aset
haruslah sama dengan jumlah liabilitas dan jumlah ekuitas).

Sebagai contoh, anda membeli sebuah laptop Rp 4.200.000,-


maka aset akan bertambah Rp 4.200.000,- sebagai aset pribadi dan
kas akan berkurang dengan jumlah yang sama. Dengan cara yang
sama jika anda menerima sejumlah uang tunai artinya aset anda akan
bertambah di satu sisi dan di sisi lain modal anda bertambah juga.

Konsep persamaan akuntansi ini menjadi dasar pencatatan transaksi


yang terjadi selama periode tertentu tapa melihat kompleksitas suatu
sistem akuntansi.

Dalam upaya memelihara catatan penghasilan yang diperoleh


dari suatu bisnis dan pengeluaran-pengeluaran atas beban-beban
yang terjadi, kategori penghasilan dan beban digunakan daripada
melakukan penyesuaian terhadap ekuitas untuk setiap transaksi.
Contoh, misalnya anda membeli barang dagangan seharga Rp
2.000.000,- dan menjualnya kembali kepada pelanggan anda seharga
Rp 3.000.000, - perbedaan antara penghasilan dan beban kemudian
disesuaikan ke akun ekuitas. Perbedaan ini juga akan sama dengan
perbedaan kas seperti ilustrasi berikut :

Keterangan Penghasilan Beban Kas


Penjulan barang 3.000.000 0 3.000.000
dagangan
Pembelian barang (2.000.000) (2.000.000)
dagangan
Jumlah 3.000.000 (2.000.000) 1.000.000

Jumlah kas yang bertambah sebesar Rp 1.000.000,- akan sama


dengan jumlah ekuitas yang juga bertambah sebesar Rp 1.000.000,-
apabila disesuaikan keakun ekuitas. Kemudian persamaan akuntansinya
akan menjadi sebagai berikut :

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Rp 878.000.000 Rp 90.000.000 Rp 788.000.000
+ 1.000.000 + 1.000.000
Rp 879.000.000 Rp 90.000.000 Rp 789.000.000

Bahasa akuntansi menggunakan istilah "debet" dan "kredit"


untuk menerangkan penambahan atau pengurangan dalam kategori
persamaan akuntansi (aset, liabilitas, dan ekuitas) dan penghasilan dan
beban. Gambar 2.3 memperlihatkan debet dan kredit relatif terhadap
penambahan dan pengurangan dalam kategori ini. Gambar 2.3 juga
memperlihatkan jenis saldo akun untuk periode tertentu. Harus
diperhatikan bahwa penambahan penghasilan memiliki pengaruh
yang sama sebagai penambahan ekuitas dan penambahan beban
memiliki pengaruh yang sama sebagai pengurangan ekuitas.

Dalam tatabuku berpasangan (double entry bookkeeping), setiap


pendebetan harus dikuti dengan pengkreditan dalam jumlah sama
dan sebaliknya.

Kategori akuntansi dan jurnal debet dan kredit

Kategori Transaksi yang Transaksi yang Saldo


menambah jumlah mengurangi jumlah sesuai
kategori
Aset Debet Kredit Debet
Liabilitas Kredit Debet Kredit
Ekuitas Kredit Debet Kredit
Penghasilan Kredit Debet Kredit
Beban-beban Debet Kredit Debet

Gambar 2.3

Sebagai contoh, bayangkan anda menjual mobil anda secara tunai


seharga Rp 270.000.000,- dan membayar hutang anda sebesar Rp
90.000.000,-. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut :

Debet Kredit
Kas (aset) 270.000.000
Mobil (aset) 260.000.000
Penghasilan 10.000.000
Hutang (liabilitas) 90.000.000
Kas (aset) 90.000.000

Penghasilan anda kemudian akan dipindahkan ke akun ekuitas anda


di akhir periode dengan jurnal sebagai berikut :

Debet Kredit
Penghasilan 10.000.000
Ekuitas 10.000.000

Saldo akun penghasilan akan menjadi nol dengan melakukan


jurnal di atas. Kemudian persamaan akuntansi anda akan menjadi
sebagai berikut :

Aset = Liabilitas + Ekuitas


879.000.000 90.000.000 789.000.000
Penjualan mobil -260.000.000
Penerimaan kas +270.000.000
Bayar hutang -90.000.000
Kas yang -90.000.000
dikeluarkan
Laba atas 10.000.000
penjualan
799.000.000 0 799.000.000

2.8. BUKU BESAR

Untuk memelihara jejak transaksi dan perubahan yang terjadi,


digunakan suatu sistim akuntansi. Suatu formulir digunakan untuk
mencatat perubahan yang terjadi yang menghasilkan penambahan
dan pengurangan. Formulir itu disebut Buku Besar, Buku Besar, atau
biasanya disebut kun "T" memiliki dua sisi. Sisi kiri disebut sisi debet
dan sisi kana disebut kredit. Gambar 2.4 memperlihatkan bentuk
Akun "T" sebagai berikut :

Buku Besar (Akun-T)

Debet Kredit
Gambar 2.4

Beban Bahan Bakar Minyak

Tanggal Keterangan Ref Debet Tanggal Keterangan Ref Kredit

2.9. JURNAL UMUM DUA KOLOM


Transaksi-transaksi bisnis yang terjadi dapat dicatat langsung ke buku
besar, tetapi suatu prosedur yang sulit dan rumit. Oleh sebab itu
digunakan jurnal sebagai suatu sistim sederhana. Jurnal adalah media
yang digunakan untuk mencatat semua transaksi bisnis untuk pertama
kalinya (lihat gambar 2.5).

Jurnal Umum

Tanggal Nama akun Ref Debet Kredit

Gambar 2.5
2.9.1 MEMINDAH BUKUKAN JURNAL UMUM

Sistim pencatatan transaksi- transaksi bisnis di dalam jurnal tidak


menggantikan pernakaian buku besar. Setiap jumlah debet atau
kredit di daliam jurnal harus dipindah bukukan ke buku besar sesuai
nama akun pada jurnal umum. Langkah in disebut pemindahbukuan
(posting). Pemindahbukuan harus dilakukan secara teratur, harian,
mingguan atau bulanan.
Setiap akun buku bear harus diberi nomor akun untuk me-
mudahkan identifikasi bila diperlukan. Setiap akun memperlihatkan
lembar terpisah atau dapat juga dibuat dalam bentuk kartu dengan
nomor akun sesuai klasifikasi akun sebagai berikut :

Klasifikasi Nomor Akun

Aset 11-19
Liabilitas 21-29
Ekuitas 31-39
Penghasilan 41-49
Beban-beban 51-59
Prosedur pemindahbukuan (posting) dari jurnal umm ke buku besar
dapat dilihat pada gambar 2.6.

Jurnal Umum

Tanggal Nama akun Ref Debet Kredit


Jan 15 Beban sewa 52 30.000
Kas 11 30.000
Membayar beban sewa
untuk januari

Kas

Tanggal Keterangan Ref Debet Tanggal Keterangan Ref Kredit


Jan 1 Saldo 80.000 Jan 15 Sewa J-12 30.000

Beban Sewa

Tanggal Keterangan Ref Debet Tanggal Keterangan Ref Kredit


Jan 15 Kas J-12 30.000

Gambar 2.6

2.10 NERACA SALDO

Pada setiap akhir bulan, setiap buku besar akan memperlihatkan


saldo akhir bulan. Sebagaimana telah disebutkan bahwa setiap
akun atau buku besar memiliki satu sisi bertambah dan di sisi lain
berkurang. Apabila jumlah debet yang lebih besar dari jumlah kredit
maka akan diperoleh saldo debet. Gambar 2.6 memberikan gambaran
yang jelas yaitu akun kas bersaldo debet, sementara untuk akun beban
sewa sisi kreditnya nol sehingga untuk akun beban sewa juga bersaldo
debet. Demikian juga dengan akun-akun lain di dalam buku besar
juga memiliki saldonya masing-masing. Gambar 2.7 dibawah ini
memperlihatkan contoh sebuah Neraca Saldo (Trial Balance).

UD Karya Sentosa
Neraca Saldo
Per 31 Januari 2010

Nama akun N/A Debet Kredit


Penjualan 60.000
Kas 11 45.000
Peralatan 12 100.000
Perlengkapan kantor 13 13.000
Hutang usaha 21 12.000
Modal 31 130.000
Beban sewa 51 16.000
Beban iklan 52 13.500
Beban gaji 53 14.500
202.000 202.000

Gambar 2.7

2.11 KERTAS KERJA


Kertas kerja adalah media yang digunakan akuntan untuk me-
mudahkan penyiapan laporan keuangan, tetapi tidak menggantikan
laporan keuangan. Kertas kerja enam kolom dilustrasikan dalam

gambar 2.8. Dari kertas kerja ini, laporan laba-rugi dan neraca UD
Karya Sentosa dapat disiapkan (lihat gambar 2.9 dan gambar 2.10).

UD Karya Sentosa
Kertas Kerja
Untuk bulan yang berakhir 31 Januari 2010

Nama akun Neraca saldo Laba Rugi Neraca

Kas 45.000 45.000


Peralatan 100.000 100.000
Perlengkapan 13.000 13.000
Hutang usaha 12.000 12.000
Modal 130.000 130.000
Penjualan 60.000 60.000
Beban sewa 16.000 16.000
Beban iklan 13.500 13.500
Beban gaji 14.500 14.500
202.000 202.000
Laba 16.000 16.000
60.000 60.000 158.000 158.000

Gambar 2.8
UD Karya Sentosa
Laporan Laba Rugi
Untuk bulan yang berakhir 31 Januari 2010

Penghasilan
Penjualan 60.000
Beban – beban :
Beban sewa 16.000
Beban iklan 13.500
Beban gaji 14.500 44.000
Laba 16.000

Gambar 2.9

UD Karya Sentosa
Neraca
Per 31 Januari 2010
Aset
Kas 45.000
Peralatan 100.000
Perlengkapan kantor 13.000
Jumlah aset 158.000
Liabilitas
Hutang usaha 12.000
Ekuitas
Modal 130.000
Di tambah: Laba bersih 16.000 146.000
Jumlah liabilitas dan ekuitas 158.000

Gambar 2.10

Soal Latihan
1. Definisikan aset, liabilitas dan ekuitas.
2. Anda klasifikasikan masing-masing akun dibawah in sebagai aset,
liabilitas dan ekuitas dalam kolom sebelah kanan.

Nama-nama akun Klasifikasi


Contoh : Kas Aset
Kendaraan
Piutang usaha
Modal Tn Herry Suseno
Perlengkapan
Barang dagangan
Hutang bank
Hutang usaha
Tanah dan bangunan
Hutang biaya
Hutang pajak

3. Selesaikan setiap persamaan akuntansi dibawah ini sehingga


menjadi suatu pernyataan yang benar.

Aset = Liabilitas = Ekuitas


Contoh : 105.000 40.000 65.000
1 157.000 42.500 ?
2 249.000 ? 212.000
3 ? 50.000 125.000
4 247.425 86.554 ?
5 310.709 ? 225.019
6 1.758.824 689.514 ?
7 ? 580.428 1.527.756
8 2.299.531 ? 1.896.386
9 6.680.205 1.143.627 ?
10 ? 3.301.724 7.865.709
11 ? 2.400 213.800
12 222.650 75.450 ?

4. (1) Buatlah buku besar bentuk "T" untuk Riau Taksi yang dimiliki
oleh Erry Makmur.

Aset Kas 56.200


Taksi 2.800.000
Spare parts 15.000
Liabilitas : Menara bank 640.000
Hutang sewa 15.000
Modal Erry Makmur ?

Buatlah juga buku besar "T" untuk masing-masing akun dibawah


ini:
Pengambilan prive Erry Makmur
Penghasilan tarif taksi
Beban premium
Beban reparasi dan pemeliharaan
Beban gaji

(2) Catatlah transaksi berikut ini, yang menunjukkan debet atau


kredit:
a. Penerimaan kas Rp 2.500.000
b. Membayar hutang bank Rp 10.000.000
c. Membayar gaji sopir Rp 200.000
d. Pengambilan prive Rp 300.000
e. Menerima tagihan ongkos taksi Rp 3.250.000
f. Membeli bensin Rp 45.000
g. Membayar sewa Rp 75.000
h. Membayar ongkos reparasi taksi Rp 40.000

5. Saldo akun-akun dibawah in diambil dari buku bear Sombat


Travel Service pada tanggal 30 September 2009. Tahun buku
perusahaan in adalah Januari-Desember. Semua akun mempunyai
saldo yang normal.
Beban asuransi 50.000
Perlengkapan 1.900.000
Beban penyusutan 250.000
Modal sombat 8.200.000
Kas 2.800.000
Hutang usaha 3.000.000
Akumulasi penyusutan 1.700.000
Beban sewa 1.500.000
Beban perlengkapan 600.000
Beban utilitas 300.000
Peralatan 9.000.000
Penghasilan 10.500.000
Piutang usaha 5.100.000
Beban gaji 1.200.000
Prive sombat 700.000

Diminta:
a. Siapkan neraca saldo yang baik dari data di atas.
b. Siapkan kertas kerja enam kolom.
c. Siapkan laporan laba-rugi untuk bulan yang berakhir September.
d. Siapkan neraca per 30 September 2009.

Anda mungkin juga menyukai