BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Geografi
peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang
sosok atau struktur ilmu. Dari sepuluh konsep dasar yang dikemukanan
Suharyono dan Moch. Amien (1994), ada 4 konsep dasar yang digunakan
11
12
antara lain:
a. Konsep Lokasi
b. Konsep Morfologi
c. Konsep Pola
yang bersifat relatif, tidak memiliki kegunaan yang sama bagi semua
yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia
kelingkungan.
2. Kajian Budaya
merupakan bentuk jamak dari “budhi” (budi atau akal) diartikan sebagai
dengan belajar.
yaitu (1) sistem religi dan upacara keagamaan; (2) sistem dan organisasi
(6) sistem mata pencaharian hidup; (7) sistem teknologi dan peralatan.
dengan penelitian ini adalah unsur sistem mata pencaharian, sistem dan
dan upacara keagamaan. Kemudian dari unsur ini akan dijelaskan lebih
bandara.
(Way of life) pada sebuah kondisi geografi suatu wilayah. Konsep Genre
dilihat dari bentuk fisik, kondisi sosial, dan ikatan psikologi. Dengan
4. Kajian Persepsi
stimulus oleh alat indera individu dan stimulus diteruskan ke otak lalu
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, namun juga dapat
datang dari dalam diri individu sendiri. Menurut Bimo Walgito (1994:
tetapi juga datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang
perhatian seseorang.
3) Perubahan objek
stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
c. Perhatian
terhadap objek, faktor ini merupakan faktor dari dalam diri yang
lain yaitu :
1) Pengalaman/pendidikan
2) Motivasi/minat
3) Kepribadian
tempat serta kenyataan yang tidak sesuai harapan (Fellmann, 2008: 78).
mempunyai rentang waktu 10-25 tahun dan pada hakikatnya berupa cetak
biru yang harus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. (2)
rentang waktu kurang dari 1 tahun dan hasilnya akan lebih akurat.
terdiri dari barang dan manusia) dari suatu tempat ke tempat lain, dari
suatu kajian yang bersifat sektoral dan bersifat pula multi sektoral, yang
ekonomi; (3) alasan prosedural; (4) alasan hukum; (5) alasan tata ruang;
(6) dan alasan teknis pelaksanaan pembangunan. Selain itu persepsi juga
dialog; (2) jalur opini; (3) jalur hukum; (4) dan jalur demonstrasi. Kaitan
dibagi menjadi setuju dan tidak setuju. Dengan adanya TPA Banyuroto
sama, yaitu deskriptif kualitatif. Selain itu juga memimiliki kesamaan pada
pembangunan pemerintah.
C. Kerangka Berfikir
pada saat ini merupakan salah satu alasan utama merencanakan pembangunan
bandara baru sebagai pengganti Bandara Adisucipto saat ini. Kondisi tersebut
Progo), wilayah Bulak Kayangan (Kulon Progo), dan Wilayah Temon (Kulon
Progo). Dari beberapa lokasi yang diusulkan, lokasi yang memiliki potensi
paling baik adalah wilayah Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, dan Glagah,
Berdasarkan kabar yang ada pada media maka penduduk yang tinggal di
wilayah yang terdampak. Walaupun ada beberapa orang yang setuju dengan
faktor tersebut antara lain (1) penduduk masih memegang teguh budaya yang
ada karena masih adanya beberapa situs peninggalan yang dipercaya kramat
yang sudah digeluti saat ini dan mengkhawatirkan kehidupan mereka pada
masa mendatang; dan (3) penduduk juga merasa adanya keterikatan dengan
baru di Kulon Progo dapat memajukan daerah dan akan menjadi sumber
26
Rencana Pembangunan
Bandara
Persepsi Penduduk
Keinginan