Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Aswaja


Universitas/Fak/Jurusan : Yudharta/FAI/IAT
Semester : I
Dosen Pengampu : Amir Mahmud, M.Th.I
Nama : Najwa Fibi Khamidiyah
NIM : 202186340015

.
1 Bid'ah adalah bentuknya mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya
dalam Islam, dibentuk sendiri oleh manusia atau budaya di sekitarnya.

Contoh bid'ah dalam pokok ibadah adalah mengadakan shalat yang tidak ada
dalilnya, atau merayakan ulang tahun atau hari besar seakan bernilai pahala.

jika para ulama mujtahid berbeda pendapat tentang suatu permasalahan, ada yang

mengatakan wajib, sunnah atau makruh, haram, atau boleh dan tidak boleh, maka tidak

dilarang seseorang untuk mengikuti salah satu pendapat mereka. Tetapi jika hukum suatu

permasalahan telah mereka sepakati, mereka memiliki pendapat yang sama dan satu

tentang masalah tersebut maka tidak diperbolehkan orang menyalahi kesepakatan mereka

tersebut dan mengikuti pendapat lain atau memunculkan pendapat pribadi yang berbeda.

Wallahu a'lam.

2. Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, yang menentang paham Khawarij dan
Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan paham Qadariyah dan Mu’tazilah (yang cenderung
liberal).

3. Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhyiddin Chotib,
menjelaskan, sesajen itu berangkat dari suatu keyakinan yang dinilai sakral. Dalam hal ini, kata
dia, sesajen berarti masuk dalam kategori akidah, yang hukumnya dilarang oleh Islam.

“Jadi, apa pun bentuk sesajen itu, yang ada di Indonesia, itu secara akidah itu tidak boleh atau
terlarang. Karena, ada harapan atau tawasul yang salah, yang tidak sejalan dengan hukum Islam,”
ujar Kiai Muhyiddin

4. Dalam bidang hukum islam NU mengikuti madzhab empat

Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham Sunni yaitu
merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang berbeda
dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.
5. Dengan demikian dapat dikatakan  bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah menurut  NU (ASWAJA 
AN-NAHDHIYYAH) adalah mengikuti pola pikir Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-
Maturidi dalam bidang akidah, mengikuti pola pikir Imam Syafi’i dalam fikih (beribadah dan
bermuamalah), dan mengikuti al-Junaidi dan al-Ghazali dalam bertashawwuf, yang kesemuanya

,
pola pikirnya adalah moderat, tawasut   tawazun , atau   ta’adul,   dan menjaga amaliyah para
sahabat Nabi .

Anda mungkin juga menyukai