Anda di halaman 1dari 2

Catatan 4 Mengenai Hukum Mempelajari Filsafat Dalam Islam

Nama : Nabila Firliya Zahra


NIM : 221310005
Kelas : AFI 3A
Mata Kuliah : Filsafat Islam Klasik
Dosen Pengampu : Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum.

Hukum mempelajari filsafat dalam islam, mmenurut beberapa para ulama terdapat
beberapa pendapat yang berbeda diantaranya yakni menurut Abu Zakariya Yahya bin Syarof
An-Nawawi, Ibn Sholeh, As-Suyuthi, dan Ibnu Taimiyyah mereka berpendapat bahwa
hukum mempelajari filsafat adalah haram secara mutlak. Sedangkan menurut Al-Ghazali, Al-
Farabi dan Ibnu Sina hukum mempelajari filsafat adalah dianjurkan. Dan terakhir yakni
diperbolehkan bagi orang yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.

Selanjutnya ada juga pendapat yang dikemukakan oleh Imam An-Nawawi, Ibnu
Sholah, As-Suyuthi, dan Ibnu Timiyyah mereka berpendapat bahwa hukum mempelejari
filsafat yakni Qoul (Haram Secara Mutlak). Mengapa pendapat ini disampaikan, karena
menurutnya filsafat dapat membuat untuk meninggalkan hal-hal wajib, membuat keimanan
menjadi rusak dan syari’at pun mengikuti juga menjadi rusak dan juga khawatir untuk
membenarkan kesesatan yang dilakukan oleh para filsuf.

Secara umum, ulamat menyepakati bahwasanya mempelajari filsafat ini hukumnya


boleh, selama tidak bertentangan dengan ajaran & syari’at islam, begitu menurutnya. Dan ada
juga beberapa manfaat mempelajari filsafat menurut islam yakni, a) Meningkatkan
pemahaman terhadap ajaran islam. b) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan rasional.
c) Meningkatkan toleransi dan pemahaman terhadap perbedaan. d) Meningkatkan kreativitas
dan inovasi. Mungkin itu sekilas beberapa manfaat dari mempelajari filsafat menurut islam
ini sendiri. Dari yang disampaikan tidak ada penyimpangan seperti apa yang ditakutkan para
ulama, dan aksinya pun sejauh ini memang 50:50. Ada yang tetap pada rel dan ada juga yang
keluar rel itu sendiri.

Pendapat ini dikemukakan olehantara lain: Al-Ghazali, Al-Farabi,Ibnu Sina, dan Ibnu
Rusyd. Dasar dari pendapat ini adalah bahwa filsafat dapat menjadi alat untuk
menyembuhkan keragu-raguan dalam hati seseorang atas keimanannya. Serta menjadi sebuah
perlawanan terhadap kesesatan-kesesatan yang terdapat padapara filosof itu sendiri Pendapat
ini juga didasari dengan luasnya objek kajian filsafat, dan diantaranya adalah kajian-kajian
mengenai alam semesta, logika, antropologi, sosial, politik, dan lain-lain yang tidak
berhubungan sama sekali dengan agama.

Anda mungkin juga menyukai