Anda di halaman 1dari 2

REVIEW ARTIKEL JOURNAL

PERBANDINGAN EPISTEMOLOGI SEBAGAI SUMBER ILMU


PENGETAHUAN MENURUT ISLAM DAN BARAT

Muchlis Arifandy

Nama : Nabila Firliya Zahra

NIM : 221310005

MK : Islam Dan Sains

Artikel ini membahas mengenai perbandingan epistemologi sebagai sumber ilmu


pengetahuan menurut islam dan barat. Dalam Islam Al-Qur’an dianggap sebagai sumber
pengetahuan utama yang didukung oleh ijtihad. Dalam perspektif barat, pengetahuan
terutama berasal dari akal, yang menjuru pada tiga aliran pemikiran utama yakni,
rasionalisme, emipiris, dan kritik. Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mendorong
peerapannya di segala bidang. Juga artikel ini menyinggung masalah perbedaan kemajuan
ilmu pengetahuan dalam peradaban islam dan stagnasi yang dialami barat selama abad
kegelapan.

Epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. epistemologi juga dapat di


definisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur,
metode, dan syahnya (validitas) suatu pengetahuan. Namun, dalam pemahaman mengenai
sumber dan cara memperoleh ilmu ini terdapat perbedaan, sehingga nantinya menimbulkan
ilmu yang bersifat agama dan ilmu yang sifatnya duniawi.

Menanggapi persoalan mengenai sumber epistimologi ilmu pengetahuan (sains),


antara islam dan barat terjadi perbedaan yang sanga amat signifikan, hal ini dapat kita ketahui
melalui berbagai macam sumber-sumber yang menjadi ciri khas.Baik sumber epistimologi
menurut islam yang meliputi: Al-Qur’an sebagai sumber utama dan didukung dengan ijtihad
sebagai sebagai dasar pelengkapnya.
Dalam hal ini yang menjadi sorotan penting atau pembahasan dalam tema artikel ini
adalah mengenai salah satu cabang dari ilmu filsafat itu sendiri yakni epistimologi. Perbedaan
ini disebabkan oleh substansi dari ilmu pengetahuan duniawi, yang di identikkan kepada ilmu
pengetahuan barat-modern, meskipun peradaban barat ini menghasilkan ilmu yang
bermanfaat, namun disadari atau tidak ilmu ini juga menyebabkan kerusakan dalam
kehidupan manusia khususnya terhadap keyakinan umat Islam. Agama Islam merupakan
agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Seluruh bidang keilmuan boleh dijamah
dan dieksplorasi, kecuali Zat Tuhan sendiri yang memang tidak mungkin dijangkau oleh
kemampuan manusia, dalam pandangan Islam semua ciptaan Tuhan patut diteliti dan dikaji
secara seksama karena semua ciptaan Tuhan adalah tanda-tanda (ayat) Tuhan sendiri. Inilah
hal yang membedakan antara ilmu Islam dan ilmu barat-sekuler.

Kemajuan yang dialami mencakup seluruh bidang keilmuan, baik yang sifatnya
agama seperti ilmu fiqih, ilmu tafsir, ilmu hadist dan ilmu qalam, serta berkembang pula
keilmuan yang bersifat duniawai seperti ilmu filsafat, ilmu kedokteran, matematika, geografi,
sejarah dan lainnya. Kemajuan ilmu yang dialami oleh umat Islam pada saat itu, justru
berbanding terbalik dengan kondisi yang dialami oleh bangsa barat.

Dimana kondisi keilmuan mereka cenderung tertinggal jauh dibandingkan dengan


umat Islam, hal ini dikarenakan segala aspek kehidupan manusia diatur oleh pihak gereja atau
kaum keagamaan, sehingga penemuan-penemuan dalam ilmu pengetahuan yang bertolak
belakang dengan doktrin gereja dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang. Kondisi di atas,
dalam sejarah, disebut sebagai masa the dark ages of Europe, setelah masa ini berakhir para
ilmuwan kemudian memperkenalkan filsafat ilmu sekuler, yang menolak keberadaan dan
kehadiran Tuhan, Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan dipandang sebagai sesuatu yang
menganggu kebebasan manusia untuk berfikir.

Anda mungkin juga menyukai