Anda di halaman 1dari 7

1

KONSEP AL-QUR’AN TENTANG SERUAN


AQIDAH, TAUHID, DAN KEIMANAN

Nabila Firliya Zahra - 221310005*1


Aqidah Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin Dan Adab
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Jl. Raya Syeikh Nawawi Bantaniy No. 30 Curug Kota Serang, Kemanisan, Curug
nfirliyazahra@gmail.com

Abstrak
Kehancuran dan kesesatan diakibatkan oleh penyimpangan dari akidah yang benar. Sebaliknya,
aqidah adalah pendorong utama perbuatan baik. Seseorang yang tidak memiliki bimbingan aqidah
yang benar akan menyerah pada dugaan dan keraguan yang seiring berjalannya waktu, dapat
terakumulasi dan menghalanginya untuk melihat jalan yang benar menuju kebahagiaan. Oleh karena
itu, kekuatan aqidah dan kekuatan madiyah (materi) tidak boleh dipisahkan. Mereka membantu umat
Muslim untuk memahami keyakinan-keyakinan dasar ini secara lebih mendalam dan bagaimana
mereka mempengaruhi praktik keagamaan dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Tafsir Al-
Quran adalah sumber utama untuk memahami konsep-konsep aqidah dalam konteks Al-
QuranKonsep tauhid adalah dasar dalam agama Islam dan merupakan aspek utama dalam
kepercayaan umat Islam. Umat Islam diberi tahu untuk menjalani kehidupan mereka dengan
mengikuti tauhid ini, yaitu mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan, menjalankan ibadah hanya
kepada-Nya, dan mengenal dan memahami sifat-sifat-Nya yang maha sempurna.

Kata kunci: Al-quran; Aqidah; Iman; Tafsir; Tauhid

Abstract
Destruction and misguidance result from deviation from the correct belief. On the contrary, aqeedah
is the main driver of good deeds. A person who does not have the guidance of the correct aqeedah
will succumb to conjecture and doubt which, over time, can accumulate and prevent him from seeing
the right path to happiness. Hence, the power of aqeedah and the power of madiyah (material)
should not be separated. They help Muslims to understand these basic beliefs in greater depth and
how they affect religious practice and morality in daily life. Tafsir of the Quran is the primary source
for understanding the concepts of aqidah in the context of the Quran.The concept of tawhid is
foundational in Islam and is a major aspect of Muslim belief. Muslims are told to live their lives
following this monotheism, which is recognizing Allah as the only God, worshiping only Him, and
knowing and understanding His perfect attributes.

Keywords: Qur’an; Aqidah; Iman; Tafsir; Tawheed


A. PENDAHULUAN
Kehancuran dan kesesatan diakibatkan oleh penyimpangan dari akidah yang benar.
Sebaliknya, aqidah adalah pendorong utama perbuatan baik. Seseorang yang tidak
memiliki bimbingan aqidah yang benar akan menyerah pada dugaan dan keraguan yang
seiring berjalannya waktu, dapat terakumulasi dan menghalanginya untuk melihat jalan
yang benar menuju kebahagiaan. Akibatnya, hidupnya akan terasa sempit, dan ia ingin
melepaskan diri dari kesempitan tersebut dengan mengakhiri hidupnya, bahkan bunuh diri,
sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang yang kehilangan bimbingan aqidah yang
benar.
Masyarakat bahimi (kebinatangan) tidak memiliki prinsip-prinsip kehidupan yang
bahagia dan dipimpin oleh aqidah yang salah. Meskipun memiliki banyak harta benda,
namun sering kali menyeret mereka ke dalam kebinasaan, sebagaimana masyarakat
jahiliyah.
Oleh karena itu, kekuatan aqidah dan kekuatan madiyah (materi) tidak boleh
dipisahkan. Jika hal ini dilakukan dengan meninggalkan aqidah yang batil, maka kekuatan
materi akan berubah menjadi senjata dan alat pemusnah, sebagaimana yang terjadi pada
bangsa-bangsa kafir yang memiliki materi namun tidak memiliki aqidah yang shahih.
Di antara penyimpangan aqidah yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti: 1) kurangnya minat atau keengganan untuk mempelajari aqidah,
ketidaktahuan akan hal itu. 2) menolak apa yang salah dari apa yang diwarisi dari ayah dan
nenek moyang, meskipun faktanya itu salah, dan bersungguh-sungguh dengan apa yang
diwarisi. 3) Taqlid buta adalah ketika seseorang mengambil pendapat orang lain dalam
masalah aqidah tanpa melihat dalil atau memastikan keakuratannya.
Penulis menemukan beberapa penelitian mengenai konsep al-quran tentang seruan
aqidah, tauhid, dan iman, khususnya hasil penelitian terdahulu. Sebagai pemaparan yaitu
untuk memperkuat i'tiqad, menjadikan Allah SWT yang menciptakan alam semesta beserta
isinya sebagai tempat bergantung, maka alternatifnya adalah memperdalam ilmu agama,
khususnya ilmu tauhid yang merupakan ilmu utama (ashliyyah) dalam ajaran Islam, dan
ilmu-ilmu furu'iyyah, seperti ilmu fiqih dan tasawuf. Manusia boleh saja merancang atau
merencanakan tujuan hidup, namun jika sesuatu yang direncanakan tidak sesuai dengan
harapan, hendaknya kembali kepada Allah SWT. Pilihlah tayangan televisi yang
bermanfaat, nasyid, risalah kenabian, dan kisah-kisah motivasi islami serta gunakanlah
produk ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagai alat bantu untuk menjalankan
tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.

B. KAJIAN TEORI
Pengertian Aqidah
Aqidah berasal dari bahasa Arab, yang berarti membatasi atau mengikat, menutup,
menetapkan, menjanjikan. Di sisi lain, kata aqidah dalam bahasa Arab berarti "diikat" di
buhul, yang berarti "selesai", "didirikan dengan kokoh", atau "dijanjikan". Konsep aqidah,
di sisi lain, mengacu pada sesuatu yang harus benar di dalam hati, diterima dengan
kepuasan, dan tertanam kuat di dalam hati yang tidak dapat digoyahkan oleh keraguan.
Menurut sudut pandang yang berbeda, aqidah adalah keyakinan mendasar, atau fondasi,
yang harus dipegang oleh mereka yang mempercayainya.(Masalah, n.d.)
Dengan berpegang teguh pada kewajiban-kewajiban tauhid kepada Allah SWT,
beriman kepada para Malaikat-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Taqdir yang baik
maupun yang buruk, maka Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang pasti kepada Allah
SWT. Juga, mengimani segala sesuatu yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama
(ushuluddin).
Dapat disimpulkan dari definisi sebelumnya baik definisi etimologis maupun definisi
terminologis bahwa aqidah haruslah bersifat mengikat, pasti, teguh, kuat, kokoh, dan pasti.
Aqidah juga melarang adanya keraguan dan prasangka. Bukanlah aqidah namanya jika
tidak pasti sampai pada titik keyakinan yang teguh. Dinamakan aqidah dengan alasan
bahwa seseorang mengikatkan hatinya dengannya. Oleh karena itu, sudah selayaknya
seorang muslim mengetahui mana aqidah yang shahih dan mana yang tidak. Karena jika
keyakinan tersebut dilandasi dengan keyakinan atau aqidah yang salah, maka akan
menimbulkan kerugian di dunia dan akhirat.(Ansori 2015)
Pengertian Tauhid
Ilmu Aqaid adalah nama lain dari ilmu tauhid. Karena tujuan utama dari
pembahasannya adalah untuk memungkinkan kita untuk mengikat semua pikiran,
perasaan, dan aktivitas kehidupan hanya kepada Allah semata dan bukan kepada yang lain,
maka ilmu ini disebut sebagai ilmu Aqa'id (Aqidah).
Mengenai makna ilmu Tauhid, para ahli telah menawarkan berbagai sudut pandang,
termasuk:
Syekh Muhammad Abduh, menurutnya (1926: 4), menjelaskan bahwa: "Ilmu tauhid
adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib disandarkan
kepada-Nya, sifat-sifat yang wajib dijauhkan sama sekali dari-Nya, serta kerasulan para
rasul-Nya, sifat-sifat yang boleh disandarkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang dilarang
disandarkan kepada mereka".
Menurut Husain Affandi al-Jist (t:6), Ilmu tauhid adalah ilmu yang menggunakan dalil-
dalil yang meyakinkan untuk membahas topik-topik yang menegakkan akidah agama.
Menurut Ibnu Khaldun (halaman 458): "Ilmu Tauhid berisi penjelasan-penjelasan di
balik doktrin keyakinan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan
bantahan terhadap para penghujat yang dalam bidang aqidah telah menyimpang dari
mazhab salaf dan ahlus sunnah."(Samanuddin 2016)
Pengertian Iman
Kata Arab "amanun" yang berarti aman, tenteram, dan damai, adalah akar dari kata
Iman. Dalam arti lain, kata ini berarti keyakinan atau kepercayaan. Menurut kitab Mu'jam
Mufahros, ada 387,2 ayat dalam Al-Qur'an yang kata-katanya berakar dari huruf a-m-n,
sedangkan kata iman sendiri berarti membenarkan atau percaya. Kata iman terdiri dari tiga
huruf, yaitu hamzah-mim-nun. Berbeda dengan Al-Kufr dan At-Taqdzib, kata iman sendiri
berarti "membenarkan" atau "percaya" (at-tasdiq). sedangkan para ulama tafsir memiliki
beragam pendapat terminologis atau syar'i mengenai makna iman, antara lain sebagai
berikut:
Iman, menurut Syeikh Muhammad Nawawi Al-Jawi, adalah "mereka yang percaya dengan
sepenuh hati." Bukan seperti orang yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka yakini.
Menurut Imam al-Baidhawi bahwa Iman secara etimologis adalah artikulasi tentang
melegitimasi sesuatu. Kata "iman" berasal dari bahasa Arab "al-amn," yang berarti
seseorang yang membenarkan sesuatu akan melindunginya dari kebohongan dan
ketidaksesuaian/perbedaan.
M. Quraish Shihab mengatakan bahwa iman yang benar akan melahirkan aktivitas nyata
dan kekuatan untuk menghadapi tantangan. Bukan kelemahan, yang mengarah pada angan-
angan dan keinginan akan sesuatu yang tidak sejalan dengan hukum-hukum Allah yang
berlaku di alam atau bertentangan dengan akal sehat dan realitas ilmiah, itulah iman yang
benar. Iman, menurut Ibnu Katsir, meliputi mengucapkan kata-kata dengan perbuatan,
melaksanakan shalat, membayar zakat, dan mengikuti ajaran Rosulullah SAW, para rosul
terdahulu, serta keyakinan akan adanya kehidupan akhirat.(Ii and Iman 2010)

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dan merupakan penelitian kepustakaan
atau library research (Somantri, 2010, p. 122). Studi literatur atau kepustakaan dapat
didefinisikan sebagai serangkaian tugas yang melibatkan pengumpulan data perpustakaan,
membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian. Adapun literatur tersebut
diambil dari buku-buku dan kitab-kitab yang beredar di Indonesia, termasuk artikel-artikel
jurnal.
2

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Al-Kitab al-Karim adalah wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah. Jibril, malaikat
yang diutus ke seluruh dunia sebagai mukjizat untuk menjelaskan bukti-bukti kenabian dan
kerasulan Nabi Muhammad SAW, mewahyukan Al-Kitab kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain sebagai mukjizat, Al-Qur'an juga merupakan petunjuk bagi setiap Muslim dalam
menjalani kehidupan. Semua permasalahan umat Islam dapat diselesaikan secara efektif
dengan ayat-ayat yang bersifat universal. Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang
dapat melakukan keajaiban ini.(Annova 2019)
Konsep tauhid dalam Al-Quran adalah konsep dasar dalam agama Islam yang
menggambarkan keyakinan tentang keesaan Allah (Tuhan) dan pengakuan bahwa Allah
adalah satu-satunya yang layak disembah. Tauhid berasal dari kata Arab "tawhid," yang
berarti "mengesakan" atau "menyatukan."
Dalam Al-Quran, konsep tauhid dapat ditemukan dalam berbagai ayat yang
menekankan beberapa aspek penting, termasuk:
Tauhid Rububiyyah: Ini adalah konsep bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta,
pemelihara, dan pengatur alam semesta. Ayat-ayat dalam Al-Quran sering
menggambarkan kekuasaan dan otoritas Allah dalam menciptakan dan mengendalikan
segala sesuatu dalam alam semesta. Contoh ayat: "Allah adalah Pencipta langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas Arsy.
Tidak ada seorang penolong pun bagi kamu selain dari pada Dia. Maka tidakkah kamu
mengambil pelajaran?" (Q.S. Al-Qashash [28]: 7)
Tauhid Uluhiyyah: Konsep ini mengacu pada keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak
disembah dan diibadahi. Manusia harus mengarahkan semua bentuk ibadah, seperti doa,
sujud, dan pengorbanan, hanya kepada Allah. Contoh ayat: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan
yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang."
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 163)
Tauhid Asma' wa Sifat: Ini adalah konsep bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna
dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Sifat-sifat ini dijelaskan dalam Al-Quran, seperti
sifat-sifat kebijaksanaan, kekuasaan, keadilan, dan kasih sayang Allah. Contoh ayat:
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat." (Q.S. Asy-Syura [42]: 11)
Konsep tauhid adalah dasar dalam agama Islam dan merupakan aspek utama dalam
kepercayaan umat Islam. Umat Islam diberi tahu untuk menjalani kehidupan mereka
dengan mengikuti tauhid ini, yaitu mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan,
menjalankan ibadah hanya kepada-Nya, dan mengenal dan memahami sifat-sifat-Nya yang
maha sempurna.(“Tafsir Ayat-Ayat Aqidah.Pdf,” n.d.)
Konsep iman dalam Al-Quran mencakup keyakinan pada berbagai aspek yang penting
dalam Islam. Iman dalam Al-Quran seringkali digambarkan sebagai keyakinan yang kuat
dan tulus terhadap Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab suci, hari akhir, dan takdir Allah.
Dalam kajian tafsir (penafsiran Al-Quran), konsep aqidah merujuk pada keyakinan
fundamental dalam agama Islam yang melibatkan iman kepada Allah, malaikat-malaikat,
kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir Allah. Konsep aqidah sangat penting
dalam memahami pesan-pesan Al-Quran. Berikut beberapa referensi dalam Al-Quran yang
mencerminkan konsep aqidah:
Iman kepada Allah: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan yang mematikan. Maka sembahlah Dia dan berserahlah hanya kepada-
Nya." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 255)
Iman kepada Malaikat-malaikat: "Orang-orang yang beriman itu, adalah mereka yang
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar." (Q.S. Al-Hujurat [49]: 15)
Iman kepada Kitab-kitab Suci: "Aku beriman kepada kitab yang telah diturunkan Allah;
dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah adalah Tuhan kami dan
Tuhan kamu. Kami mempunyai amal kami dan kamu mempunyai amal kamu. Tidak ada
pertikaian antara kami dan kamu. Allah akan mengumpulkan kita bersama, dan kepada-
Nya-lah tempat kembali." (Q.S. Ash-Shura [42]: 15)
Iman kepada Rasul-rasul: "Sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum kamu
dan Kami jadikan bagi mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak seorang rasul pun yang
dapat datang dengan suatu ayat melainkan dengan izin Allah." (Q.S. Ar-Ra'd [13]: 38)
Iman kepada Hari Akhir: "Kemudian setelah itu kamu akan mati. Kemudian sesungguhnya
pada hari kiamat kamu akan dibangkitkan." (Q.S. Al-Mu'minun [23]: 15-16)
Iman kepada Takdir Allah: "Tidak ada bencana yang menimpa bumi dan diri kamu,
melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakan dia. Sesungguhnya, yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah." (Q.S. Al-Hadid [57]: 22)
Dalam tafsir Al-Quran, para ulama sering membahas dan menjelaskan konsep aqidah ini
dalam konteks ayat-ayat tertentu. Mereka membantu umat Muslim untuk memahami
keyakinan-keyakinan dasar ini secara lebih mendalam dan bagaimana mereka
mempengaruhi praktik keagamaan dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Tafsir Al-
Quran adalah sumber utama untuk memahami konsep-konsep aqidah dalam konteks Al-
Quran.(Mukrimaa et al. 2016)

E. KESIMPULAN
Konsep tauhid dalam Al-Quran adalah konsep dasar dalam agama Islam yang
menggambarkan keyakinan tentang keesaan Allah (Tuhan) dan pengakuan bahwa Allah
adalah satu-satunya yang layak disembah. Tauhid berasal dari kata Arab "tawhid," yang
berarti "mengesakan" atau "menyatukan."
Konsep iman dalam Al-Quran mencakup keyakinan pada berbagai aspek yang penting
dalam Islam. Iman dalam Al-Quran seringkali digambarkan sebagai keyakinan yang kuat
dan tulus terhadap Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab suci, hari akhir, dan takdir Allah.
DAFTAR PUSTAKA

(“Tafsir Ayat-Ayat Aqidah.Pdf,” n.d.)


(Annova 2019)
(Ansori 2015)
(Gudiño León., Acuña López., and Terán Torres. 2021)
(Ii and Iman 2010)
(Jeklin 2016)
(Masalah, n.d.)
(Mukrimaa et al. 2016)
(Samanuddin 2016)

Anda mungkin juga menyukai