PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Theory of Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai
hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu
keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu
pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang
meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.(Alligood, 2017,
hal: 189).
B. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Menganalisis teori keperawatan yang sudah dipilih : Middle Range
Theory: Katharina Kolcaba menggunakan pendekatan proses
keperawatan sebagai pendekatan aplikatif asuhan keperawatan
1.2 Tujuan Khusus
1.2.1 Mendeskripsikan teori keperawatan Katharina Kolcaba
1.2.2 Mengeksplorasi teori keperawatan Katharina Kolcaba
1.2.3 Mengaplikasikan teori keperawatan Katharina Kolcaba
dalam proses keperawatan
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini adalah:
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan dan sistematika
penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis keperawatan mencakup Konsep Middle Range
Theory dan Konsep Theory Comfort Katharine Colcaba
BAB III : Aplikasi kasus mengunakan teori Komfort.
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan dan saran
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
3
k. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang
abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik
l. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
m. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
n. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik
Middle range theory merupakan fenomena yang relatif
spesifik dan konkrit dengan menyatakan apa itu fenomena ,
mengapa terjadi dan bagaimana teori terjadi. Dapat
menginterpretasikan perilaku, situasi dan peristiwa dan mendukung
pemahaman hubungan antara diagnosis dan hasil serta intervensi.
middle range theory memiliki ruang lingkup yang terbatas,
memiliki sedikit abstrak serta merupakan cerminan praktik dalam
administrasi, klinik, pengajaran. (Fawcett & De Santo-Madeya,
2013 : Meleis, 2012), dalam buku MCEwen & Wills, 2014, hal:
215).
3. Perbandingan Middle range theory
Perbandinagn Middle range theory dengan teori lain
menurut MCEwen; Wills. (2014 hal. 215) adalah.
Karaketristik Grand theory Middle range Practice
theory theory
4
diidentifikasi
5
kesehatan yang stressfull. Kolkaba juga menjelaskan kebutuhan
klien timbul akibat stimulus situasi dan dapat disebabkan akibat
adanya tekanan negative. Peningkatan rasa nyaman dapat
dilakukan dengan mengurangi tekanan negative dan menggunakan
tekanan positif. “ Comfort digambarkan sebagai hasil dari
perawatan yang dapat meningkatkan upaya untuk mencari
pelayanan kesehatan (Health- seeking behaviors = HSBs)
Kolkaba (2003), dalam buku Alligood, (2014, hal: 187)
mengemukakan tiga bentuk logika dalam pengembangan teori
kenyamanan yaitu :
a. Induksi
Induksi terjadi ketika generalisasi dibangun pada
beberapa momen spesifik pada objek yang diobservasi.
Ketika perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan menerapkan keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung
praktek mereka.
b. Deduksi
Deduksi terjadi ketika kondisi spesifik didapatkan
dari prinsip atau dasar yang umum. Deduksi bergerak dari
umum ke khusus. Langkah mengurangi pengembangan
teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan
dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja
dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk
mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih
dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama
untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan,
ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan,
dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual
umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam
jumlah banyak yang bersifat abstrak.
6
c. Retroduksi
Retroduksi berguna untuk memilih fenomena yang
dapat dikembangkan lebih jauh dan diuji. Dengan
menggunakan retroduksi, Kolcaba menambahkan konsep
integritas institusional kedalam teori kenyamanan pada
level teori Middle Range. Penambahan istilah ini
memperluas teori untuk mempertimbangkan hubungan
antara perilaku untuk mencari bantuan dan integritas
institusional.
2. Asumsi & konsep utama
2.1 Asumsi teori comfort
Asumsi utama teori comfort Katharine Kolkaba
menurut Alligood, 2017, hal 192:., Mc Ewen & Wills
( 2014, hal 244) adalah:
2.1.1 Keperawatan
Keperawatan adalah salah satu pengkajian,
kebutuhan kenyamanan yang intensif, intervensi
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan dan evaluasi tingkat kenyamanan
setelah implementasi diberikan, kemudian
dibandingkan dengan tujuan hasil yang diinginkan.
Pengkajian dan evaluasi dapat berupa intuisi atau
subjek atau keduanya seperti ketika perawat
menanyakan perasaan nyaman pasien. Pengkajian
diperoleh melalui skala tingkatan verbal atau klinis
atau kuesioner mengenai tingkat kenyamanan.
2.1.2 Pasien
Pasien adalah individu, keluarga, institusi
atau komunitas, yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
2.1.3 Lingkungan
7
Lingkungan adalah segala aspek pasien,
keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat, orang yang dicintai, atau institusi untuk
meningkatkan kenyamanan.
2.1.4 Kesehatan.
Kesehatan adalah status fungsi optimal
seorang pasien, keluarga, pemberi asuhan kesehatan
atau komunitas dalam konteks individua tau
kelompok.
2.1.5 Asumsi – asumsi lain
a. Manusia mempunya respon holistic terhadap
respon stimuli
b. Manusia berusaha untuk mendapatkan
kebutuhan dasar rasa nyaman. Hal ini
merupakan usaha yang aktif untuk
meningkatkan kesehatan dirinya
c. Comfort merupakan hasil akhir holistik yang
diinginkan yang berhubungan erat dengan
disiplin ilmu keperawatan
d. Comfort lebih bebas dari rasa saki, cemas
dan ketidak nyamanan fisik lainya.
e. Pencapaian kenyamanan bagi individu
memberikan kekuatan bagi pasien dalam
bentuk sikap serta kesadaran kesehatan
dirinya.
8
Kebutuhan pelayanan kesehatan adalah kebutuhan
kenyamanan yang berkembang dari situasi stress
dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai
dengan system tradisional. Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan fisik, psikospiritual, social, dan
lingkungan yang membutuhkan monitoring,
laporan, verbal, maupun non verbal serta
kebutuhan yang berhubungan dengan parameter
patofisiologi, membutuhkan edukasi serta
dukungan kebutuhan akan konseling finansial serta
intervensi. (Alligood, 2017, hal 190,. Smith &
Parker, 2015, hal;384).
2.2.2 Comfort
2.2.2.1 Status yang dialami oleh resipien tehadap
Comfort Measure, terkait pengalaman
secara holistic yang mendorong untuk
memenuhi kebutuhan segera. (Smith &
Parker, 2015)
2.2.2.2 Tipe comfort menurut (Alligood, 2017,
hal 190,. Smith & Parker, 2015, hal;384.,
Sitzman & Eichhelberger, 2011) adalah:
a. Dorongan (relief)
Kondisi klien yang memiliki
kebutuhan spesifik yang telah
terpenuhi
b. Ketentraman (ease) adalah
gambaran keseluruhan yang
tentram dan kepuasan hati.
c. Transcendence adalah kondisi
individu yang mengatasi masalah
dan rasa nyeri.
9
2.2.2.3 Kolkaba memperoleh konteks comfort
dari literature kenyamanan fisik,
psikospiritual, lingkungan, serta sosial.
Menurut (Kolcaba, 1991) tiga teori
keperawatan digunakan untuk
menggambarkan tiga jenis yang berbeda
dari kenyamanan: bantuan berasal dari
karya Orlando yang mengemukakan
bahwa perawat meringankan kebutuhan
yang diperlukan oleh klien, kemudahan
dari Henderson yang mendeskripsikan
fungsi dasar manusia yang harus
dipertahankan selama pemberian asuhan
sementara Transendensi diadopsi dari
Paterson dan Zderad yang menjelaskan
bahwa perawat membantu pasien dalam
mengatasi kesulitanya. (Parker & smith,
2015, hal: 382). Kolcaba lanjut
menguraikan tiga bentuk yang ada
kenyamanan dalam konteks untuk fisik,
Psikospiritual, lingkungan dan lingkungan
sosial budaya (March & McCormack,
2009., Alligood, 2017, hal 189)
Tipe kenyamanan
Kelegaan Ketentraman Transendensi
Fisik
Psikospiritual
Lingkungan
10
Sosial
11
Pada system rumah sakit, definisi institusi diartikan
sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi, home
care, dan lainya.Ketika institusi menunjukkan
integritas kelembagaan maka hal ini dapat
menciptakan praktik dan kebijakan yang tepat,
2.2.8 Tipe Intervensi Comfort
Alligood, 2017, hal 190,. Smith & Parker, 2015,
hal;384, Mc Ewen & Wills, 2014, hal 245
menjelaskan bahwa perawatan untuk kenyamanan
memerlukan tiga tipe intervensi comfort yaitu:
2.2.8.1 Teknis tindakan keperawatan merupakan
intervensi yang didesain untuk
mempertahankan homeostatis.
2.2.8.2 Coaching; meliputi intervensi yang
didesain untuk menurunkan kecemasan,
memberikan informasi, mendengarkan,
membantu perencanaan recofery secara
realistis.
2.2.8.3 Comfort food untuk jiwa, terapi pada food
komplit imi meliputi: pemijatan, adaptasi
lingkungan yang meningkatkan
kedamaian, ketenangan, guiden imagery,
terapi musink, dan lain – lain.
12
Skema 2.1 Kerangka Konsep teori kenyamanan Kolkaba 2007 dalam
buku Smith & Parker, 2015, hal;384)
13
3.1 Perawat mengidentifikasi kebutuhan rasa nyaman klien
dengan anggota keluarga, terutama kebutuhan yang belum
terpenuhi dari sisitem pendukung yang ada.
3.2 Perawat membuat intervensi untuk kebutuhan tersebut
3.3 Variabel yang terlibat diperhitungkan dalam merancang
intervensi dan menentukan keberhasilannya.
3.4 Ketika intervensi menjadi efektif, dan terlibat dalam
perawatan, hasil dari peningkatan rasa nyaman akan
tercapai dan intervensi tersebut disebut pengukuran rasa
nyaman.
3.5 Klien dan perawat menyetujui prilaku mencari kesehatan
HSBs.
3.6 Jika peningkatan comfort terpenuhi, klien dan keluarga
akan meningkatkan HSBs. Perilaku ini dapat internal dari
klien (penyembuhan luka, peningkatan oksigenasi),
eksternal dari klien (partisipasi dari klien dalam latihan
rehabilitasi) maupun kematian dengan damai.
3.7 Ketika klien dan keluarga tterlibat dalam HSBs sebagai
hasil dari penguatan comfort care, perawat, klien dan
keluarga akana merasa puas terhadap perawatan kesehatan.
3.8 Ketika klien, keluarga puas terhadap perawatan kesehatan
dalam institusi tertentu, maka pengakuan public tentang
kontribusi institusi terhadap kesehatan akan membantu
institusi tersebut berkembang.
Sebagian atau semua dari teori comfort dapat digunakan dan
diuji dalam praktik, pendidikan maupun dalam penelitian (Smith &
Parker, 2015, hal;383, Mc Ewen & Wills, 2014, hal 245).
Proposisi 1-4 merupakan proposisi yang pali sering
diaplikasikan. Efektifitas intervensi holistik sesuai toksonomi
Kolkaba dapat meningkatkan kenyamanan (comfort). Beberapa
intervensi holistic sesuai dengan teori dan toksonomi adalah:
14
guided imagery, relaksasi otot, meditasi, terapi musik, seni
pemijatan dan terapi sentuhan.
Proposisi 5-6 menghubungkan kenyamanan (comfort)
dengan HSBs. Bagian ini menghhubungkan rasionalisasi mengapa
perawat dan profesi kesehatan lainya harus berfokus pada
kenyamanan klien.
Proposisi 7-8 menghubungkan kenyamanan klien terkait
HSBs terhadap integritas institusional. Institusi didorong oleh
kompetisi pasar untuk menghasilkan kepuasan bagi klien, maka
institusi harus memahami kenyamanan klien sebagai outcome
positif seperti: mempersingkat durasi rawat, respon yang lebih baik
terhadap rehabilitasi, mengurangi readmission rumah sakit.
4. Penerapan teori
Alligood 2017 hal: 195 menjelaskan penerimaan teori
Kolkaba dalam komunitas keperawatan yaitu:
4.1 Praktik
Ketika perawat bertanya kepada pasien dan anggota
keluarga untuk mengukur kenyamanan mereka dari skala 0
– 10 sebelum dan sesudah intervensi atau secara periodik.
Skala penilaian verbal bersifat sensitive terhadap perubahan
pada kenyamanan dari waktu ke waktu.
Perawat perianastesi yang mengintegrasikan teori
kenyamanan kedalam panduan praktik mereka untuk
manajemen kenyamanan pasien. Pada latar belakang
tersebut, manajemen kenyamanan meliputi: (1) Mengkaji
kebutuhan kenyamanan pasien sehubungan dengan
pembedahan, masalah nyeri kronis, dan komorbiditas. (2)
Membuat kontrak kenyamanan dengan pasien sebelum
pembedahan yang menyebutkan intervensi kenyamanan
yang efektif, pengukuran kenyamanan dapat dipahami dan
efisien. (3) Memfasilitasi posisi, membuat suhu yang
15
nyaman, serta factor – factor yang berhubungan dengan
kenyamanan. (4) Melanjutkan manajemen dan pengukuran
kenyamanan dalam periode pasca operasi
4.2 Pendidikan
Dalam pendidikan teori kenyamanan dapat
dipahami dengan mudah oleh dosen maupun mahasiswa.
Teori kenyamanan dimasukkan kedalam Core concept in
Advanced Nursing. Teori ini dapat digunakan dalam situasi
klinis apapun.
4.3 Penelitian
Kolkaba (2006) mendiskusikan pentingnya
mengukur kenyamanan dan menghasilkan hasil yang
sensitive bagi keperawatan. Dengan mengukur struktur
toksonomi kenyamanan sebagai panduan, Kolkaba
menegmbangkan General Comfort untuk mengukur
kenyamanan secara holistic baik responden di rumah sakit
maupun di komunitas.
16
terhadap kesehatan seperti: bau, warna, cahaya, kebisingan,
suhu pemandangan dan lain – lain), serta sosiokultural
( berkaitan dengan interpersonal keluarga serta hubungan
social termasuk keuangan , pendidikan, serta dukungan, dan
termasuk tradisi keluarga).
Dalam pengkajian perawat meminta klien menilai
kenyamanan sebelum dan setelah implementasi dengan
menggunakan skala 0-10, dimana skala 10 merupakan skala
tertinggi dari kenyamanan. (Alliggod, 2017, hal:199).
Struktur toksonomi Kolkaba dapat dilihat pada tabel 2.1
(Alliggod, 2017, hal:199; Smith & Parker, 2015, hal;383)
Konteks Kelegaan (relief) Ketentraman (ease) Transcendence
kenyamanan
Fisik kondisi pasien yang Ketentraman dan Pernyataan
membutuhkan kepuasan hati bagaimana
tindakan perawatan pasien yang pasien berpikir,
fisik segera terkait berkaitan dengan apa yang terjadi
dengan kenyamanan kenyamanan fisik pada dirinya,
pasien seperti sakit seperti gelisah, keluarganya,
punggung. ansietas bagaimana
Hasil pemeriksaan Data objektif: memenuhi
fisik berhubungan gelisah, ekspresi kebutuhan
dengan oksigenasi, wajah menahan kenyamanan
nutrisi , cairan & nyeri fisik.
elektrolit, eliminasi,
integument, aktivitas
istirahat, endokrin,
panca indra,
neorologi
Psikosipritual kondisi pasien yang Bagaimana Pernyataan
membutuhkan ketentraman dan tentang
tindakan perawatan kepuasan pasien bagaimana
17
Psikospiritual segera seperti ketika kebutuhan akan
terkait dengan ketidakpastian dukungan
kenyamanan pasien prognosis, emosional dan
seperti : ketakutan,kehilanga spiritual
Cemas (ringan, n
sedang, berat)
Stress
Gangguan konsep
diri: harga diri,
gambaran diri,
peran, ideal diri
Kepuasan
seksualitas, praktik
keagamaan serta
keimanan
Lingkungan Pasien yang Bagaimana kondisi Pernyataan
membutuhkan ketentraman dan tentang
tindakan perawatan kepuasan pasien bagaimana
lingkungan segera yang berkaitan kondisi pasien
terkait dengan dengan kenyamanan dalam mengatasi
kenyamanan pasien berdasarkan masalah yang
seperi : kondisi lingkungan seperti terkait dengan
ruangan kecil, bersih kurangnya privasi, kenyamanan
dan menyenangkan, merasa terkungkung lingkungan
ventilasi udara, suhu, dengan bedrest, seperti
pemandangan, ketidaknyamanan kebutuhan
fasilitas pada lingkungan elemen
lingkungan yang
familier, nyaman
dan menjaga
privasi.
Sosiokultural kondisi pasien yang Bagaimana kondisi Pernyataan
18
membutuhkan ketentraman dan tentang
tindakan perawatan kepuasan pasien bagaimana
sosial kultural seperti yang berkaitan kondisi pasien
tidak adanya dengan kenyamanan dalam mengatasi
perawatan yang berdasarkan masalah
sensitive terhadap sosiokultural seperti sosiokultural
budaya, ketidak keluarga tidak hadir seperti:
hadiran keluarga, menemani pasien, kebutuhan
tidak didapat adanya kendala dukungan dari
informasi yang bahasa, kesempatan keluarga atau
dibutuhkan, berbicara terbatas, orang yang
pertentangan antara keterbatasan disayang,
kesehatan dengan keuangan. konsultasi
kebiasaan budaya
5.2 Diagnosa
Penegakan diagnosa nyeri pada klien secara akurat
dilakukan berdasarkan pengkajian nyeri sesuai struktur
toksonomi kenyamanan ( fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosiokultural). Diagnosa keperawatan mencakup
masalah, penyebab, serta tanda dan gejala. Diagnosa nyeri
ditentukan apakah skala kenyamanan ringan, sedang , dan
berat (Muttaqin, 2008)
5.3 Intervensi dan Implementasi
Intervensi dan implementasi kenyamanan bertujuan
untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Intervensi yang
dilakukan mulai dari intervensi kenyamanan standar,
edukasi serta kenyamanan jiwa. (Alligood, 2017,hal: 199).
No Jenis Tindakan dan Contoh tindakan
intervensi comfort
1 Intervensi Monitor tanda tanda vital
kenyamanan Pemeriksaan laboratorium
19
standart Terapi dan pengobatan
2 Pembinaaning Memberikan dukungan
emosional dan spiritual
Menumbuhkan keyakinan
klien
Memberikan edukasi
Mendengarkan keluhan klien
Melibatkan pemuka agama
3 Makanan Memberikan terapi energy
Kenyamanan bagi seperti sentuhan penyembuhan
jiwa (comfort food) Mengajarkan teknik relaksasi
Terapi musik
Menurunkan stimulus
lingkungan
Meningkatkan kedekatan
personal
5.4 Evaluasi
Menilai atau mengevaluasi kenyamanan yang
diberikan, perawa dapat bertanya pada klien tentang
kenyamanan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
dengan mengunakan skala 0-10. Nilai 10 menggambarkan
ketidak nyamanan, dan nilai 0 menggambarkan adanya
kenyamanan. (Alligood, 2017,hal: 199, Smith & Parker,
2015, hal:385).
BAB III
APLIKASI KOLKABA TEORI KOMFORT
20
Pada Bab ini kelompok mengambil jurnal aplikasi teori Kolkaba yang
dilakukan oleh Khan (2017). Kasus pada jurnal ini pasien Tn X berusia 18 tahun
terluka karena ledakan bom. Pasien didampingi oleh saudara dan ibunya ketika
hendak dioperasi. Salah satu anggota tubuhnya akan dilakukan amputasi demi
untuk menyelamatkan hidupnya. Kondisi Tn X: kesadaran baik, hemodinamik
stabil, wound dressing kering, tidak ada demam, mengeluh nyeri 5/10, tampak
cemas, tidak mampu mengatasi peristiwa yang dialami, Tn X juga menyangkal
kondisinya.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus Tn X adalah
ketidaknyamanan fisiologis, kecemasan, nyeri, takut, gangguan image, dan
trauma. Setelah dilakukan pengkajian kebutuhan kenyaman Tn X maka intervensi
keperawatan yang akan dilakukan adalah:
1. Mengurangi nyeri (kenyamanan fisik)
Untuk mengurangi nyeri selain farmakologi, intervensi keperawatan non
farmakologi adalah mengatur posisi tubuh untuk mengurangi tekanan
yang menonjol pada tulang, kantong pasir ringan ditempatkan pada
anggota tubuh untuk meminimalkan kejang otot dan meningkatkan
kenyamanan klien.
2. Care terhadap penerimaan perubahan klien atau penguatan kepada klien
dan menghilangkan kecemasan (kenyamanan psikososial).
a. Observasi mekanisme koping yang dilakukan Tn X
b. Amati selama proses stress terjadi karena perubahan yang dialami
klien, dan perubahan yang terjadi selama berjalanya waktu.
Penolakan dan depresi diakui sebagai hal yang normal selama proses
penyesuaian. Gangguan citra tubuh menyebabkan kecemasan dan
orang akan menggunakan mekanisme pertahanan untuk
menghadapinya secara efektif.
c. Dorong klien untuk mengungkapkan konflik interpersonal social
yang mungkin timbul pada tn X
d. Anjurkan klien untuk mengambil keputusan berpartisipasi dalam
proses perawatan
21
e. Pastikan klien secara bertahap menirima perubahan yang ada serta
yakinkan tentang kekuatan dan sumber daya yang tersedia,
f. Dorong klien untuk menggambarkan ideal diri dan penerimaan diri.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, dilakukan evaluasi
keperawatan. Hasil evaluasi pada Tn X adalah:
1. Pemulihan klien meningkat dilihat dari keaktifan klien berpartisipasi
dalam kegiatan keperawatan.
2. Secara verbal klien mengatakan nyeri berkurang, mobilisasi dilakukan
dengan bantuan.
3. Klien terbiasa menyentuh anggota tubuhnya dengan percaya diri, dan
tampak santai (sesuai dengan teori Kolkaba, 1991). Khan (2017)
menjelaskan pemulihan yang cepat akan mengurangi lama klien dirawat di
rumah sakit seperti yang dikatakan pada teori Kolkaba peningkatan
kenyaman klien akan meningkatkan prilaku klien mencari kesehatan dan
meningkatkan integritas kelembagaan.
Perawatan Tn X sesuai dengan model Kolkaba pada artikel Jurnal Khan (2017)
dapat dilihat pada skema dibawah ini:
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pengkajian dengan teori Kolkaba dapat digunakan pada kasus
medikal surgikal, pada pasien anak, dewasa seperti kasus operasi, luka
karena bom dan lain – lain dengan memperhatikan kenyamanan: fisik,
spikologis, lingkungan dan sosial. Tahap diagnosa keperawatan
menyimpulkan masalah kenyamanan klien serta tujuan dari intervensi
adalah penegakan hasil akhir rasa nyaman yang diharapkan dapat dicapai
oleh klien. Penerapan teori Kolkaba diterapkan dalam bentuk pengaturan
klinis, mengintegrasikan kenyamanan dalam perawayan pasien yang
berorientasi pada hasil.
Penerapan teori Kolkaba dalam aplikasi asuhan keperawatan sangat
membantu perawat dalam mengkaji hingga evaluasi masalah kenyamanan
yang kompleks. Teori ini cukup sederhana dengan adanya struktur
taksonomi dan mudah diterapkan diberbagai ruang pelayanan
keperawatan.
2. Saran
Untuk mengaplikasikan proses asuhan keperawatan teori Kolkaba
dibutuhkan pemahaman untuk melakukan keterampilan mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi
24
DAFTAR PUSTAKA
25