“BIOCHAR PERTANIAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar
Disusun Oleh :
Nama : Akhmad Ardiansyah
NIM : 4442190109
Kelas : I B Agroekoteknologi
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
0
BAB 1
PENDAHULUAN
1
8. Apa saja yang menjadi syarat tumbuh tanaman jagung ?
2
BAB II
ISI
3
oleh penambahan biochar secara tidak langsung berdampak positif pula
terhadap pertumbuhan tanaman yang tumbuh di atasnya.
Nigussie dkk. (2012) melaporkan bahwa aplikasi biochar yang
berasal dari bonggol jagung dengan dosis 10 ton ha -1 secara signifikan
meningkatkan pH, electrical conductivity (EC), C-organik, P-tersedia, N-
total, dan KTK tanah yang tercemar maupun yang tidak tercemar
Kromium (Cr). Peningkatan ini terjadi disebabkan biochar yang berasal
dari bonggol jagung ini diketahui mengandung senyawa-senyawa yang
dibutuhkan tanaman, memiliki luas permukaan yang tinggi, porositas
yang tinggi, serta kandungan abu dalam biochar yang secara tidak
langsung dapat melarutkan senyawa-senyawa yang terjerap seperti Ca, K,
dan N yang dibutuhkan oleh tanaman. Novak dkk. (2009) juga
melaporkan bahwa setelah 67 hari biochar pada tanah berpasir
menyebabkan pH, C-organik, Ca, K, Mn, dan P meningkat. Namun,
penambahan biochar tidak meningkatkan KTK tanah.
4
Ini sesuai dengan penelitian Rondon dkk. (2007), yang menunjukkan
peningkatan yang signifikan dalam memperbaiki fiksasi N secara biologi
(BNF) pada tanaman kacang-kacangan. Ini ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya koloni bakteri pada akar tanaman.
5
2.4 Fungsi Biochar dalam Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Penyerapan karbon pada dasarnya adalah proses transformasi CO2 atmosfer
menjadi biomassa melalui fotosintesis dan penggabungan biomassa ke dalam
tanah sebagai humus. Secara global, tanah memiliki kapasitas untuk menarik
CO 2 secara substansial dari atmosfer oleh fotosintesis di tanaman (Izaurralde,
et al., 2001).
Aplikasi biochar ke dalam tanah merupakan pendekatan baru dan untuk
menjadikan suatu penampung (sink) bagi CO2 atmosfir jangka panjang dalam
ekosistem darat. Dalam proses pembuatannya, sekitar 50% dari karbon yang ada
dalam bahan dasar akan terkandung dalam biochar, dekomposisi biologi
biasanya kurang dari 20% setelah 5-10 tahun, sedangkan pada pembakaran hanya
3% karbon yang tertinggal (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009).
International Biochar Initiative (2011a), melaporkan biochar dapat
menyimpan karbon dalam tanah selama ratusan bahkan ribuan tahun. Biochar
juga meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan tanaman, yang
kemudian mengkonsumsi CO2 lebih dalam efek umpan balik. Energi yang
dihasilkan sebagai bagian dari produksi biochar dapat menggantikan energi karbon
positif dari bahan bakar fosil. Efek tambahan dari penambahan biochar
ketanahakan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penyimpanan
karbon dalam tanah. Adapun prosesnya sebagai berikut:
• Biochar mengurangi kebutuhan pupuk sehingga mengurangi emisi dari
produksi pupuk. Biochar meningkatkan kehidupan makintanah, sehingga
penyimpanan lebih banyak karbon di tanah.
• Biochar mengurangi emisi gas rumah kaca (NO 2 ) melalui peningkatan
efisiensi pemupukan khususnya pupuk N.
•Mengubah limbah pertanian menjadi biochar dapat mengurangi metana
yang dihasilkan oleh dekomposisi alami dari limbah.
6
pemupukan maka emisi yang dihasilkan dari proses pembuatan pupuk
tersebut akan berkurang.
• Peningkatan hasil - hasil pertanian, dengan meningkatnya hasil pertanian
maka transformasi CO2 dari atmosfer menjadi biomassa meningkat.
7
diubah menjadi biochar dalam berbagai tingkat teknologi produksi. Sebagai
gambaran sederhana, dari 50 juta ton produksi gabah tiap tahunnya ikut dihasilkan
sekitar 60 juta ton merupakan "limbah" (jerami dan sekam padi) yang dapat
diproses menjadi biochar (Gani, 2010).
8
abad ke-16, yang dibawa oleh orang Portugal. Orang Belanda menamakannya
mais, sedangkan orang Inggris menamakannya corn (Kartikawati, 2011).
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Separuh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan separuh berikutnya untuk tahap pertumbuhan
generatif. Jagung merupakan tanaman berbiji tunggal (monokotil), berakar
serabut, dan memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah dalam satu
tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, sedangkan bunga
betina tersusun dalam tongkol (Izaurralde, 2001).
Izaurralde (2001). menyatakan jenis jagung dapat dikelompokkan
menurut umur dan bentuk biji.
2. Flint Corn
Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap, dan keras
karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas biji. Pada waktu masak,
bagian atas dari biji mengerut bersama-sama, sehingga menyebabkan
permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Tipe biji ini biasanya disukai oleh
petani, karena tahan hama gudang.
3. Sweet Corn
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji
jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi daripada
pati.
9
4. Pop Corn
Pada tipe jagung Pop, proporsi pati lunak dibandingkan dengan pati keras
jauh lebih kecil daripada jagung tipe Flint. Biji jagung akan meletus jika
dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji. Hasil biji jagung tipe
Pop pada umumnya lebih rendah daripada jagung Flint atau Dent.
5. Flour Corn
Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati
lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Pada umumnya
tipe jagung tepung ini berumur panjang.
6. Pod Corn
Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot, dan seluruh tongkolnya
juga terbungkus dalam kelobot. Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop,
sweet atau waxy.
7. Waxy Corn
Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amilopektin,
sedangkan jagung biasa mengandung ± 70 % amylopectine dan 30 % amilosa.
Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat selain sebagai bahan makanan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peningkatan emisi gas rumah kaca sudah menjadi perhatian dunia dan
upaya meminimalisir dampaknya telah banyak dilakukan namun belum mampu
memberikan hasil yang nyata sehingga perlu lebih banyak lagi alternatif lain
dalam menangani masalah tersebut.
Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa biochar merupakan
salah satu alternatif dalam peningkatan produktivitas lahan-lahan pertanian serta
mendukung terwujudnya pertanian yang berkelanjutan. Peran biochar dalam
menurunkan emisi gas rumah kaca sangat besar melalui mekanisme-mekanisme,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perkebunan karet berpotensi besar dalam menyediakan bahan baku pembuatan
biochar
3.2 Saran
Untuk usaha pembuatan biochar, perlu adanya perhatian dan kerja sama
dengan lembaga pemerintah seperti koperasi dan perindustrian, pertanian,
kehutanan berkembang ke arah industri. Penelitian lanjutan juga perlu dilakukan
untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi biochar melalui willingness to adopt
atau studi willingness to pay untuk menduga potensi permintaan biochar.
Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan biochar juga perlu terus dilakukan
melalui demplot/ demfarm untuk lebih menarik minat petani dalam menggunakan
biochar sehingga permintaan biochar akan meningkatkan dan mampu
menumbuhkan industri rumah tangga.
11
DAFTAR PUSTAKA
12