Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ELA SAFITRI

NIM : 081191018
PRODI : D3 KEPERAWATAN

ANGKA KEMATIAN BALITA KARNA DIARE DI NEGARA


BERKEMBANG
LATAR BELAKANG
Angka kematian balita di dunia di bawah umur 5 tahun yang disebabkan oleh diare,
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut World Health Organization
(WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan
muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita,
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode
diare berat (Simatupang, 2004).
Diare dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
oleh bakteri . Bakteri yang biasa ditemukan adalah Salmonella, Escherichia coli, Shigella,
dan Campylobacter. Parasit oleh Gardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan
Cryptosporidium. Infeksi virus dari rotavirus, dan norovirus menjadi penyebab utama diare
pada anak dan balita (Widdowson et al, 2005). Dampak diare pada balita yaitu menyebakan
kehilangannya cairan elektrolit yang berlebihan mengakibatkan dehidrasi pada anak.
Kemudian diare juga dapat menyebakan kekurangan gizi pada anak karena pada saat anak
mengeluarkan semua isi perutnya melalui muntah atau buang air besar , anak tidak diberikan
asupan makan atau cairan untuk mengembalikan metabolisme tubuh pada anak tersebut.
Menurut data United Nation Children’s (UNICEF) dan World Health Organization
(WHO), diare merupakan penyebab kedua dengan kematian anak dibawah 5 tahun di dunia
dengan presentase 16% kematian akibat diare pada balita. Sebanyak 1,7 miliar kasus diare
terjadi setiap tahunnya dan menyebabkan sekitar 760.000 anak meninggal dunia setiap
tahunnya. The Integrated Global Action Plan for the Prevention and Control of Pneumonia
and Diarrhoea (GAPPD) oleh WHO dan UNICEF menargetkan untuk mengurangi angka
kematian akibat diare menjadi kurang dari 1 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan imformasi tersebut dilakuan penletian dengan mengumpulakn data dari
beberapa rumah sakit secara observative dan dilakukan surve ke beberapa ibu dari pasien
untuk mendapatkan data dengan tujuan mengetahui hubungan antara tingkat kematian balita
dengan penangan yang dilakukan oleh ibu kepada anaknya. Metode penelitian akan mengarah
pada metode kuantitatif.
Dengan menggunakan metode kuantitatif kita dapat mengumpulkan data dan
menganalisis dengan mudah karena tujuan penelitian adalah mengukur tingkat kepahaman
ibu tentang cara penanganan anaknya yang terkena diare, dengan metode ini hasil dapat
berupa angka sehingga dapat mudah dalam menarik kesimpulan. Tetapi karena hasil data dan
analisis berupa angka maka analisis kurang detail dari segi pamaparan.
Tingkat pemahaman ibu dari pasien balita yang menderita diare dengan tingkat
kematian merupakan focus dari penelitian ini. Bedasarakan angka dan data dari paparan
diatas diare merupakan salah satu penyakit yang lazim diderita oleh warga Indonesia atau
negara bekembang lainnya. Metode pengumpulan kuantitatif sangatlah tepat, karena dapat
menganalisis dari data yang banyak dengan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/elasa/Downloads/31-Article%20Text-239-1-10-20200101.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2224/2/CHAPTER%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai